Anda di halaman 1dari 13

Model-Model Islamisasi Ilmu beserta Aplikasi dan Implikasinya

Renafa Pinky Santoso, Zahrotul Alaniyah


UIN Maulana Malik Ibrahim
renavanava@gmail.com, zaralani005@gmail.com

Abstrak
Islamisasi ilmu bisa dikatakan sebagai usaha dalam memasukkan atau membawa suatu
ilmu ke dalam Islam serta menjadikannya Islam. Hal tersebut mengikutsertakan
pemulihan ontologis, epistemologis, dan aksiologis ilmu pengetahuan supaya selaras
dengan nilai dan dasar-dasar Islam. Konsep ini timbul untuk menanggapi dampak
negatif atas ilmu-ilmu modern yang bersifat sekuler. Islamisasi ilmu ini menyertakan
pemaduan nilai-nilai Islam dengan ilmu modern dan juga pengarahan aliran pemikiran
Islam ke jalan-jalan untuk menggapai ridha Allah. Usaha islamisasi ilmu melibatkan
rekontruksi sistem pendidikan Islam supaya berorientasi kepada islamisasi ilu
pengetahuan serta terwujudnya paradigma tauhid pada pendidikan. Pada penelitian ini
mencakup sebab, sejarah, tokoh pelopor gagasan islamisasi Ilmu, model serta aplikasi
dan implikasi islamisasi ilmu.
Kata kunci: islamisasi ilmu, ilmu modern,

PENDAHULUAN
Seperti yang kita ketahui saat ini, bahwa manusia berada pada masa puncak
kejayaan dimana teknologi serta ilmu pengetahuan yang berkembang dengan cepat dan
pesat. Namun puncak kejayaan dari peradaban manusia saat ini dominan dipengaruhi
dan dikuasai oleh Barat, yang berdampak pada pandangan hidup islam tergeser oleh
pandangan orang barat. Pengaruh islam yang dulu sempat menguasai dunia, kini telah
pudar dan tertutupi oleh pengaruh yang dibawa oleh Barat. Pada sisi lain, pada beberapa
abad yang lalu saat Islam mendominasi dunia kini telah mengalami kemunduran dan
keterbelakangan.
Dengan melihat kondisi ini, para ulama islam mencari akar masalah atau penyebab
yang menjadikan kemunduran dan keterbelakangan peradaban islam. Syeikh
Muhammad Abdul mengutarakan dan menjelaskan jika kemunduran islam disebabakan
oleh masyarakat muslim itu sendiri. “Al Islaamu makhjuubun bil muslimin”).
Perpecahan yang terjadi antara umat Islam karena perebutan kekuasaan dan juga

1
meninggalkan ajaran-ajaran yang telah diajarkan inilah yang menjadi sebab
ketebelakangan peradaban Islam lalu berimpllikasi pada kemunduran dalam bidang
teknologi dan ilmu pengetahuan.
Perpecahan yang terjadi pada umat Islam ini menjadi ruang dan kesempatan bagi
Barat untuk menguasahi peradaban dan ilmu pengetahuan. Sedangkan ilmu yang
mereka dapat merupakan hasil dari pemikiran ulama ulama islam terdahulu, lalu mereka
ubah ke dalam bahasa meraka dan dikembangakan sehingga dunia saat ini menganggap
bahwa ilmu tersebut hasil dari peradaban barat.
Pada sisi lain, munculah kesadaran pada kalangan umat muslim saaat ini bahwa
peradaban barat membawa dampak negatif yang berimplikasi pada ilmu pengetahuan
dan teknologi. Salah satunya yaitu membawa kebahagiaan yang bersifat semu, krisis
kemanusiaan, dan ilmu yang menyimpang dari aqidah agama islam. Sehingga terjadinya
proyek islamisasi ilmu dengan menjadikan dan menyesuaikannya ilmu serta teknologi
yang berkembang sesuai dengan konsep islam.

METODE
Metode yang dipakai pada penelitian ini merupakan kualitatif yaitu berupa bentuk
penelitian kepustakaan. Sumber yang dijadikan data pada penelitian ini ialah literatur
yang diperoleh dari segala sumber judul jurnal pada bidang filsafat pendidikan serta
jurnal tentang islamisasi ilmu. Penghimpunan data diperoleh dengan menjelajahi
sumber yang terkait secara digital.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Sebab Islamisasi Ilmu


Agama Islam adalah agama yang sempurna dan di dalamnya telah diatur
urusan kehidupan dalam semua bidang(QS Al-Maidah: 3). Dalam kutipan ayat
tersebut telah dijelaskan jika di dalam agama islam semua yang ada di
kehidupan dunia sudah diatur. Hal yang telah diatur di dalam islam seperti
negara dan tanah air, cinta, kasih, sayang,bentuk keadilan, perintah, larangan,
aturan, akhlak dan kekuatan, ilmu dan peradilan, rezeki, , jihad dan dakwah,

2
pemikiran dan pasukan, dan lainya. Dimana semua hal itu adalah syariat yang
benar dan bentuk ketaatan kepada tuhan1.
Islam adalah sebaik-baiknya agama serta dijunjung tinggi dan tidak ada
agama yang lebih tinggi dari agama islam. Dan umat muslim pun menjadi
sebaik-baiknya manusia yang ada di dunia, hal ini telah dibuktikan dengan
dikuasainya mayoritas wilayah di dunia ini dan membawa pengaruh besar
dengan budaya yang maju pada masanya disaat bangsa bagian barat berada pada
keadaan budaya serta pola pikir yang gelap dan tebelakang,. Sedang islam sudah
menjadi pusat peradaban yang terang gemilang.
Kemajuan jaman ini pun dapat dilihat dengan perkembangan besar-
besaran pada bidang ilmu pengetahuan. Banyak munculnya cendekiawan-
cendekiawan muslim yang ahli pada hal agama maupun non agama.
Berkembangya ilmu bukan hanya fiqih, aqidah maupun tauhid, tetapi
berkembang juga ilmu filsafat, matematika, astronomi dan juga kedokteran. Di
dalam bidang hukum munculnya ulama yang terkenal hingga saat ini seperti,
Imam Malik, Imam Abu Hanifah, Imam Syafi’i, dan Imam Hanbal. Dan dalam
bidang ilmu pengetahuan non agama yang lain munculah nama-nama Geber
(Jabir Ibnu Hayyan) yang menjadi bapak dalam ilmu kimia, Hunayn Ibnu Ishaq,
Al-Kindi, Ibnu Sina, Al-Farabi, Ibnu Washiyah, Ibnu Rusyd, Al-Khawarizmi,
Al-Razi, dan Ibnu Khaldun.
Ilmu dan pemikiran para cendekiawan islam ini diterima oleh dunia
dengan baik dan simpatik. Ilmu dan pemikiran mereka sampaikan merupakan
dorongan agama yang menyatu padukan ilmu, iman, dan amal. Dorongan agama
ini merelalisasikan keimanan mereka dengan mengimplementasikan melalui
amalan shaleh, sehingga tradisi masyarakat dahulu sangat islamis karena
pengaruh yang kuat dari Al-Quran.
Namun kejayaan peradaban islam itu sekarang menjadi cerita historis
yang hanya bisa dikenang. Perlahan-lahan masyarakat islam megalami
keruntuhan dan keterbelakangan di dalam berbagai hal. Keterbelakangan ini
mulai terjadi karena ada perpecahan didalam umat muslim itu sendiri, dimulai
dari merosotnya kekuasaan pada masa kekuasaan khalifah yang sekarang

1
Salafudin. (2013). Islamisasi Ilmu Pengetahuan. Forum Tarbiyah, 11(2), h.195.

3
menjadi catatan kelam dalam sejarah umat islam yaitu jatuhnya baghdad ke
tangan Hulagu Khan lalu dilanjut dengan pengerusakan inti dari ilmu
pengetahuan dengan pembakaran perpustakaan terbesar pada masa itu dan
pembantaian para ilmuan. Ditambah runtuhnya kekhalifahan Turki Utsmani
pada Perang Salib III yang menyebabkan kemunduran yang serius dalam bidang
politik, sosial, ekonomi, intelektual,, moral, kultural dan ideologi
Pada abad ke-18 terjadilah revolusi eropa yang menjadi titik awal
peradaban modern yang dibawa oleh Barat, perkembangan ilmu dan semua
bidang kajian dibawa oleh ilmuwan dan cendekiawan dari Eropa. Yang
bermiplikasi pengetahuan tumbuh dengan pola fikir bangsa eropa yang
dipengaruhi oleh sekularisme, humanisme, dan materialisme. Konsep seperti ini
yang dikonsumsi oleh umat muslim mejadikan mereka mengidap penyakit
Westomania, pola pikir dengan pendapat bahwa Barat adalah segala sesutu. Hal
ini berdapak kepada budaya Islam yang semakin pudar dan terus mengalami
kemunduran di tengah kemajuan peradaban Barat.
Lalu pada masa sekarang munculah kepahaman bahwa pengetahuan yang
terpengaruhi oleh sekularisme, humanisme, dan materialisme membuat
pengetahuan modern jauh bahkan terputus akan dasar-dasar Islam dan
ketauhidan. Hal ini berakibat kepada manusia menjadi krisis multidimensi,
merasakan ketidakseimbangan, ketidakharmonisan, dan ketidaktertiban.
Hilangnya aspek pengetahuan islam yang penuh dengan dasar dasar ketauhidan
dan syariah pada ilmu modern ini, menjadikan cendekiawan muslim membuat
gagasan untuk menyatukan kelebihan-kelebihan pada kedua ilmu tersebut
menjadi ilmu yang mengandung nilai reigius dan tauhid tetapi modern. Ide
inilah yang disebut dengan nama “Islamisasi Ilmu Pengetahuan” 2. Islamisasi
Ilmu Pengetahuan ini bertujuan untuk membebaskan ilmu pengetahuan dari
pengaruh atau penafsiran Barat dan menyesuaikan kembali dengan nilai-nilai
islam
2. Sejarah Islamisasi Ilmu Pengerahuan

2
Ibid h.198.

4
Sebenarnya proses islamisasi ilmu telah dilakukan saat awal agama islam
disampaikan, hal ini dijelaskan pada ayat Al-Qur’an yang pertama kali
diwahyukan dengan arti.

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan (1). Dia


telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2). Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha Pemurah (3). Yang mengajar (manusia) dengan
perantaraan kalam (4). Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya (5) (Qs Al Alaq : 1-5)

Pada ayat itu dijelaskan kerena kasih dan sayang-Nya, Allah


membimbing umatnya agar memepelajari ilmunya dari perkataan yang
diturunkan kepada utusanya yaitu Rasul sebagai wahyu dan penuntun
kehidupan manusia. Ide yang disampaikan melalui wahyu di dalam Al-Qur’an
ini memberikan dampak yang besar bagi bangsa Arab sebelum Islam yang masih
beranggapan jika asal ilmu pengetahuan dari tradisi suku yang telah berlangsung
selama berabad abad
Pada abad ke-8 masehi di jaman kekuasaan Daulah Bani Abbasiyah
kegiatan islamisasi ilmu pengetahuan dilakukan secara gencar dengan
melakukan penafsiran dari berbagai hasil karya bangsa Persia dan juga Yunani.
Penafsiran ini disesuaikan ulang sesuai dengan pandangan dan konsep tauhid.
Hasil dari islamisasi ilmu ini yaitu “Tahafut al-Falasifah” ciptaan Imam Al-
Ghazali, yang mengambil ide asing dari falsafah Yunani, karena terdapat
beberapa ide yang bertentangan dengan ajaran agama Islam maka disusun ulang
dan disesuaikan menurut aqidah Islam.
Pada masa modern ini, Syed Hossein Nasr memunculkan kembali
Islamisasi ilmu pengetahuan kerena beliau merasa akan dampak buruk dari
sekularisme pada ilmu modern yang membahayakan budaya islam dengan cara
menaruh kembali dasar islam ke dalam konsep sains islam melalui bidang teori
dan paraktikal. Lalu gagasan itu dikembangkan kembali oleh Syeed M. Naquib

5
al-Attas yang dikenalkan pada Konferensi dunia mengenai Pendidikan Islam
yang pertama di Makkah pada tahun 1977.3
3. Tokoh Islamisasi Ilmu Pengetahuan
1) Sayyed Hossein Nasr
Beliau adalah pelopor yang pertama yang memikirkan tentang islamisasi
ilmu dalam bidang sains. Beliau berpendapat jika ilmu sains paling tinggi
semata-mata bisa didapat melalui wahyu langsung dari Tuhan yang letaknya
di dalam hati. Lalu tingkat dibawahnya adalah ilmu yang didapat dari
pemikiran akal. Dalam merealisasikan sains islami, beliau membuat
perbandingan dengan pencapaian yang didapat umat islam pada masa
kejayaanya. Pada masa itu doktrin agama yang memengaruhi sains,
membawa sains terhadap pencerahan dan melindungi masyarakat muslim
dari sifat negatif sains yaitu sains yang besifat merusak.4
2) Syed M. Naquib al-Attas
Menurut pendapat beliau islamisasi ilmu juga temasuk islamisasi budaya
dimana ilmu dari Barat diterjemahkan menjadi isyarat yang mudah
dimengerti oleh masyarakat muslim sesuai wilayah mereka bertempat.
Pemahaman ini juga disertai dengan pembebasan ilmu dari pemikiran
sekuler, dengan demikian ilmu pengetahuan baru yang setara dengan dasar
dan konsep islam terbentuk.
Beliau menjelaskan jika ini adalah upaya umtuk menumbuhkan kembali
semangat berilmu pengetahuan pada diri masyarakat muslim, dan
perwujudan atas komitmen inti dasar yang dimuat dalam kitab Al-Qur’an
serta syariat.
3) Al-Faruqi
Beliau berpendapat jika islamisasi ilmu pengetahuan menginginkan
terjadinya ikatan yang seimbang antara kenyataan dan hal keilhaman.
Dimana dalam penerapan ilmu pengetahuan pada masa perkembangan umat
manusia tidak meninggalkan nilai religius dengan dasar Al-Qur’an dan as-

3
Daulai, A.F. (2013). Islamisasi Ilmu Pengetahuan: Perspektif Filsafat Pendidikan Islam.
Analytica Islamica, 2(1), h.73.
4
Faishal. (2018). Konsep Islamisasi Ilmu. Ta’dibi: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 6(2),
h.124.

6
Sunnah. Sedangkan dalam memahami konsep-konsep kewahyuan harus
adanya pemanfaatan ilmu pengetahuan.
Al-Faruqi mengemukakan sebagian konsep dalam pandangan islam yang
digunakan untuk bagan berfikir dalam menentukan metode yang akan
digunakan yaitu:
a) Keesaan Allah
b) Kesatuan alam semesta
c) Kesatuan kebenaran dan kesatuan pengetahuan5

Model Islamisasi Ilmu Pengetahuan

Islamisasi ilmu pengetahuan sudah menyeret perubahan yang besar


dalam modernisasi Pendidikan Islam khususnya pada sekolah islam. Pada proses
modernisasi dan perubahan pola dalam Pendidikan Islam ini, digunakan
beberapa model islamisasi ilmu pengetahuan diantaranya
1. Model Purifikasi
Model ini mengandung artian pembersihan atau penyucian. Dengan
artian, berusaha membersihkan dan menyucikan ilmu pengetahuan supaya serasi
dan tidak bertentangan akan dasar, norma, dan konsep di dalam Islam. Model
Purifikasi berasumsi bahwa teologi mengajarkan kepada manusia agar menganut
agama islam dengan kaffah atau menyeluruh, dimana percaya seutuhnya serta
menjalankan syariat-syariat agama. Pandangan ini memiliki arti bahwa para
cendekiawan muslim harus menjadi seorang tokoh yang patuh, perhatian, dan
taat dalam melindungi serta dapat merawat syariat dan aqidah agama Islam pada
seluruh hal di dalam kehidupan.6
Gagasan Al-Faruqi dan Al-Attas mengenai islamisasi ilmu termasuk
kedalam model purifikasi dimana bisa kita ketahui dari program kerja proses
islamisasi ilmu yaitu:
1) Penguasaan khazanah ilmu-ilmu keislaman
2) Penguasaan ilmu-ilmu masa kini
3) Identifikasi ilmu-ilmu umum dalam kaitanya dengan ideal islam

5
Ibid h.130.
6
Iswati. (2017). Upaya Islamisasi Imu Pengetahuan dan Implikasinya Terhadap Pendidikan
Islam. At-Tajdid, 1(1), h.100.

7
4) Rekonstruksi ilmu-ilmu umum sehingga menjadi sepadan dengan
wawasan dan ideal islam
2. Model Modernisasi Islam
Latar belakang dari model ini adalah melihat keterbelakangan umat
muslim pada jaman ini, sesuatu yang diakibatkan oleh kebodohan serta dangkal
dalam berfifkir dan kurangnya mengerti dalam ajaran agama islam. Model ini
bertujuan untuk memperbaiki umat muslim pada banyak aspek, khususnya
dalam cara berfikir dan kegiatan keagamaan. Model ini bermakna bahwa
islamisasi ilmu pengetahuan membangun semangat umat muslim agar selalu
baru, berkembang, menungkat dan selalu mengadakan perubahan pada seluruh
bidang kehidupan supaya terbebas pada kemunduran pada bidang ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Keberhasilan pembaharuan pendidikan islam oleh umat islam secara
garis besar dapat dikategorikan menjadi 3 pola yaitu:
1) Pola pembaharuan yang mengarah pada metode pendidikam barat.
Pola ini menjelaskan jika kejayaan bangsa eropa merupakan
dampaknya pengembangan ilmu pengetahuan. Maka oleh dari itu,
agar mengulang kembali keemasan periode islam, kekuasaan dan
kemakmuran harus didapat kembali memakai sistem pendidikan
dengan melakukan imitasi metode pendidikan barat.
2) Pola pembaharuan pendidikan islam yang mengarah pada dasar
islam murni. Pada pola ini menyatakan jika islam adalah asal dari
pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Dan syariat yang
terkandung dalam islam berpotensi dalam sebuah kemajuan,
sedangkan kemuduran islam sendiri terjadi karena masuknya ajaran
yang tidak semestinya dan bid’ah ke dalam islam.
3) Pola pembaharuan pendidikan yang mengarah pada nasionalisme.
Pada pola ini menerangkan jika kemajuan yang dicapai berasal dari
rasa nasionalisme yang dimiliki, rasa nasionalisme itulah yang
menjadi implikasi ketahanan ketatanegaraan yang berdidri sendiri.
3. Neo-Modernis

8
Model ini adalah upaya untuk memahami ajaran, nilai dasar yang dimuat di
dalam kitab suci Al-Qur’an dan Hadist serta melibatkan khizanah pemikiran
cendekiawan terkemuka lalu menelaah kesukaran dan keluasan yang dihasilkan
oleh pemahaman dan teknologi modern. Model ini berdasar metodologi seperti
berikut:
a) Perkara-perkara masyarakat muslim modern wajib diperiksa
kejelasannya dari buatan usaha ulama islam terlebih dahulu yang
merupakan hasil dari pemahaman tafsir Al-Qur’an.
b) Apabila pada budaya dan usaha ulama dahulu tidak didapatkan
sehingga dicari keadaan sosial kultural maka muncullah usaha ulama-
ulama tersebut
c) Pencarian sosial budaya akan menghasilkan norma sosial Al-Qur’an
d) Norma sosial Al-Qur’an melahirkan jawaban akan peerkara
masyarakat muslim menggunakan pertolongan penghampiran ilmu-
ilmu modern

Aplikasi dan Implikasi Ilmu Pengetahuan

Menurut Al-Faruqi untuk merealisasikan proses islamisasi ilmu


pengetahuan dibutuhkan 12 langkah yang harus diaplikasikan yaitu:7
1. Kompetensi dalam disiplin Ilmu Modern.
2. Peninjauan disiplin ilmu
3. Kompetensi dalam Khasanah Islam
4. Kompetensi dalam Khasanah Islam tahap observasi
5. Penetapan Relevansi Islam yang khas terhadap disiplin-disiplin ilmu
6. Evaluasi kritis terhadap disiplin Ilmu Modern
7. Evaluasi kritis terhadap Khasanah Islam
8. Peninjauan permasalahan terhadap umat islam
9. Peninjauan permasalahan yang dihadapi manusia
10. Observasi kreatif dan sintesa
11. Penyaringan kembali disiplin Ilmu Modern ke dalam kerangka Islam
12. Penyebaran ilmu-ilmu yang telah diislamisasikan

7
Haluddin, Bahri. Islamisasi Ilmu Pengetahuan; Pengertian, Tujuan…………..h.4.

9
Islamisasi ilmu pengetahuan membawa implikasi pada dunia pendidikan
pada 3 aspek yaitu
1. Aspek Kelembagaan
Maksud islamisasi dalam aspek ini yaitu dengan menyatukan antara 2
pendidikan, yaitu pendidikan agama dan pendidikan umum. Yang memiliki arti
melakukan pembaharuan pada pendidikan islam lalu mengislamisasi pendidikan
sekuler. Implikasi dalam lembaga yaitu lahirnya lembaga otonom yang
mengembangkan keilmuaan agama dan umum. Walaupun didalam aturan sistem
organisasi mengapdosi barat, tetapi dalam substansial mengaplikasikan pola
Islam, organisasi ini dibentuk untuk menjadi tandingan untuk lembaga
pendidikan modern.8
2. Aspek Kurikulum
Dalam membuat kurikulum dibutuhkan ahli-ahli dalam setiap bidangnya
bukan hanya diserahkan dalam satu tim saja, serta tidak mengabaikan kurikulum
yang telah dikembangkan di Barat. Hal ini dilakukan bertujuan untuk
membentuk alumni dyang memiliki visi misi dan berwawasan bijaksana, serta
aktif dan peka dengan masa yang akan datang.
3. Aspek Pendidik
Pada aspek ini para pengajar harus diposisikan pada tempat yang layak,
dengan makna keahlian serta profesional yang dimiliki oleh pendidik dinilai
sebagaimana mestinya tidak seperti mendidik dengan dasar keihklasan.
Sehingga honoratium yang diberikan seimbang dengan kompetensi yang
dimiliki oleh seorang pendidik. Pengajar yang memberikan pengajaran harus
benar-benar islam dan juga memiliki dasar keislaman yang sungguh -sungguh
dan memiliki visi keislaman.
Selain itu pengajar juga dituntut multiskill didaktis, yaitu keterampilan
mengaplikasikan pola serta cara mengajar, manajemen, serta pengevaluasian
semua itu harus berdasar kepada nilai tauhid.

KESIMPULAN
Islam adalah sebaik-baiknya agama serta dijunjung tinggi dan
tidak ada agama yang lebih tinggi dari agama islam. Dan umat muslim pun
8
Ibid h.99.

10
menjadi sebaik-baiknya manusia yang ada di dunia, hal ini telah dibuktikan
dengan dikuasainya mayoritas wilayah di dunia ini dan membawa pengaruh
besar dengan budaya yang maju pada masanya disaat bangsa bagian barat berada
pada keadaan budaya serta pola pikir yang gelap dan tebelakang.
Keterbelakangan ini mulai terjadi karena ada perpecahan didalam umat muslim
itu sendiri.
Hilangnya aspek pengetahuan islam yang penuh dengan dasar dasar
ketauhidan dan syariah pada ilmu modern ini, menjadikan cendekiawan muslim
membuat gagasan untuk menyatukan kelebihan-kelebihan pada kedua ilmu
tersebut menjadi ilmu yang mengandung nilai reigius dan tauhid tetapi modern.
Ide inilah yang disebut dengan nama “Islamisasi Ilmu Pengetahuan”. Islamisasi
Ilmu Pengetahuan ini bertujuan untuk membebaskan ilmu pengetahuan dari
pengaruh atau penafsiran Barat dan menyesuaikan kembali dengan nilai-nilai
islam. Islamisasi ilmu pengetahuan sudah menyeret perubahan yang besar dalam
modernisasi Pendidikan Islam khususnya pada sekolah islam. Pada proses
modernisasi dan perubahan pola dalam Pendidikan Islam ini, digunakan
beberapa model islamisasi ilmu pengetahuan diantaranya Model Purifikasi,
Modernisasi Islam dan Neo-Modernis. Dan Islamisasi ilmu pengetahuan juga
berimpikasi pada bidang pendidikan khususnya di madrasah dalam 3 aspek
yaitu, aspek kelembagaan, aspek kurikulum dan terakhir aspek pendidik

DAFTAR PUSTAKA
2020. Islamisasi Sains Menurut Sayyed Hossein Nasr. Edukatif, 6(2), 121-131.
Al-Frauqi, Ismail, Dialog Tiga Agama Besar, Surabaya: Pustaka Progressif, 1994.
Daulai, A.F. (2013). Islamisasi Ilmu Pengetahuan: Perspektif Filsafat Pendidikan
Islam. Analytica Islamica, 2(1), 69-86.
Faishal. (2018). Konsep Islamisasi Ilmu. Ta’dibi: Jurnal Manajemen Pendidikan
Islam, 6(2), 118-140.
Haluddin, Bahri. Islamisasi Ilmu Pengetahuan; Pengertian, Tujuan, Langkah, dan
Pengaruh. dari; http://jurnal.staiddimakassar.ac.id/index.php/aujpsi
http://jurnal.staiddimakassar.ac.id/index.php/aujpsi

11
Iswati. (2017). Upaya Islamisasi Imu Pengetahuan dan Implikasinya Terhadap
Pendidikan Islam. At-Tajdid, 1(1), 90-104.
Mukhibat. (2013). Islamisasi Pengetahuan dan Model Pengembanganya pada
Madrasah. Jurnal Pendidikan Islam, 7(2), 247-266.
Salafudin. (2013). Islamisasi Ilmu Pengetahuan. Forum Tarbiyah, 11(2), 194-216.
Suharto, T, Filsafat Pendidikan Islam, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.
Yusdani. (2007). Islamisasi Model al-Faruqi dan Penerapanya dalam Ilmu Ekonomi
Islam di Indonesia (Suatu Kritik Epistemik). La Riba: Jurnal Ekonomi
Islam, 1(1), 77-94.

12
13

Anda mungkin juga menyukai