Anda di halaman 1dari 5

TUGAS RESUME BUKU

“PENGEMBANGAN ILMU AGAMA ISLAM


DALAM PERSPEKTIF ILSAFAT ILMU ”
Tugas ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi nilai mata kuliah Filsafat Pendidikan
yang diampu oleh Dr. Djoko Hartono, S.Ag, M.Ag, M.M.

Disusun oleh :

Nama: Masrur Taufiqur Rohman


Kelas : MPI A

PROGRAM PASCASARJANA
IAI AL-KHOZINY BUDURAN SIDOARJO
2023

i
PENDAHULUAN
Judul Buku : Pengembangan Ilmu Agama Islam Dalam Perspektif Filsafat Ilmu

Nama Penulis : Dr. Djoko Hartono, S.Ag, M.Ag, M.M. dan Dr. KH. Musthofa, M.Pd. I.

Penerbit : Ponpes Jagad ‘Alimussirry’

Tebal Buku : 100 Halaman


Keahlian Bidang Dan Materi Buku: Antara Isi buku dengan keahlian sang penulis sudah
sesuai. Penulis merupakan seseorang yang memiliki keahlian di dalamnya beliau adalah
seorang pengajar tentang Filsafat Pendidikan dan Ilmu Pendidikan di beberapa perguruan
tinggi.

ISI BUKU
BAB I Pendahuluan.
Membahas tentang latar belakang, rumusan masalah dan manfaat yang diperoleh dari
penulisan buku ini.

BAB II Ajaran Agama Islam Dalam Memandang Perkembagan Ilmu Pengetahuan

Tipologi pemikiran Islam pada masa kontenporer sedikitnya ada 5 trend besar yang dominan
yaitu pertama fundamentalis, kedua tradisionalistik, ketiga reformistic, keempat postradisionalistik dan
yang kelima adalah modernistic. Lima model itulah yang meramaikan percaturan pemikiran islam saat
ini. gGsan – gasan para tokoh yang dikaji dalam buku ini tidak lepas dari lima model tersebut.
Paradigma keterpaduan ilmu pengetahuan dan teknilogi ( IPTEK ) dan Islam dalam perspektif
Al qur’an dan Al Sunnah , Ilmu pengetahuan atau Sains ( science) menurut Baiquni, dapat diartikan
sebagai himpunan rasionalitas kolektif insani yang diperoleh melalui suatu penalaran dengan akal sehat
dan penelaahan dengan pikiran yang kritis terhadap data pengukuran yang dihimpun dari serangkaian
pengamatan pada alam nyata (Al–kaun) disekeliling kita yang dibimbing lewat Alquran dan Al-sunnah.
Unsur – unsur penting dalam pengembangan Sains adalah Observavation, Measurement, Explanation,
dan Verification.
Menurut agama Islam, Ruang lingkup ilmu ada 3 (tiga), yaitu aspek metafisika ( dibawa oleh wahyu:
al-ulum, al-a’la, kata sebagian ulama), aspek humaniora dan aspek material (semua ilmu yang dibangun
atas dasar observasi dan eksperimentasi; aspek yang ditekuni orang-orang non islam sekarang). Ajaran –
ajaran Al-quran dan Al-sunnah menyiapkan tempat dalam jiwa dan akal manusia untuk ditumbuhi
ajaran – ajaran tersebut.
Hubungan agama dengan ilmu pengetahuan social sangatlah penting. Dunia saat ini telah
memasuki era globalisasi dengan dampak negative dan positifnya. Diantara dampak negative tersebut
2
misalnya terjadi dislokasi, Dehumanisasi, Sekularisasi dan sebagainya. Sedangkan dampak positifnya
antara lain terbukanya berbagai kemudahan dan kenyamanan baik dalam lingkungan ekonomi
(ekonosfer), informasi (infosfer), teknologi (teknosfer), social (sisosfer), dan psikologi (psikosfer).
Agama diharapkan dapat mengatasi dampak – dampak negative dari adanya globalisasi dan permasalahn
negative yang ditimbulkan dari kemajuan IPTEK.

BAB III Pandangan Kaum FILSOF Terhadap Islam


Untuk memahami Islam secara komprehensif dapat dilakukan dengan beberapa cara
yaitu yang pertama harus dipelajari dari sumber yang asli, yaitu al-quran dan As-sunnah.
Kekeliruan memahami Islam adalah karena orang hanya mengenalnya dari sebagian ulama dan
pemeluknya yang telah jauh dari bimbingan al-quran dan as-Sunnah atau melalui pengenalan
dari kitab – kitab fiqih dan tasawuf yang semangatnya sudah tidak sesuai dengan perkembangan
zaman.

Kedua, islam dipelajari secara integral tidak parsial artinya ia dipelajari secara menyeluruh
sebagai suatu kesatuan yang bulat.

Ketiga, islam per;u dipelajari dari kepustakawanan yang ditulis oleh ulama besar, kaum zu’ama
dan sarjana – sarjana islam. Karena pada umumnya mereka memiliki pemahaman islam yang
baik yaitu pemahaman yang lahir dari perpaduan ilmu yang di dalamnya terdapat Al-quran dan
Sunnah Rasul dengan pengamalan yang dihadapi setiap saat.

Keempat, memahami islam tidak boleh hanya dihampiri dari salah satu pendekatan sebab akan
menimbulkan ketidakutuhan, misalya memandang islam dari segi tasawufnya saja hal ini akan
menimbulkan konsekuensi bahwa segala sesuatu di luar itu kurang dianggap penting.

Dari abad ke abad pemikiran filosofis terus berkembang bahkan hingga saat ini. Hampir
disetiap abad , dunia islam sebenarnya memiliki pemikir atau filsuf. Nama – nama filsuf besar
islam antara lain Al-ghazali, Syihab ad-din, nashir ad-din, quthb ad-din shirazy, Al-Amuli, Ibn
Turkah, Al-farabi dan masih banyak lagi para filsuf islam lainnya yang telah menciptakan karya
tentang islam.

Orang – orang barat yang mengungkapkan pandangannya terhadap islam disebut Orientalis.

Orientalisme merupakan ilmu tentang ketimuran atau ilmu tentang dunia timur orang yang
mengkaji dunia timur disebut juga dengan orientalis baik itu mengkaji tentang budaya, agama
dan lain lain.Bagaimana Islam memandang kaum Orientalis dan sebaliknya bagaimana
pandangan kaum orientalis terhadap islam Pada dasar nya kaum orientalis melakukan studi
ketimuran. Ada beberapa tanggapan kaum Muslim terhadap Orientalis ada sebagian kaum
3
muslim yang menolak para orientalis ada yang menganggap para orientalis sebagai musuh
Islam karena dalam sejarah pemikiran orientalisme terlihat cukup banyak tokoh orientalisme
yang bersifat ekstrem yakni memusuhi islam tercatat sejak tragedi Perang Salib beberapa pihak
telah menyuarakan keburukan Islam dengan mengobarkan semangat perang kaum salib.
Kalangan umat Islam ini karenanya bersikap ekstrem memusuhi dan menolak seluruh karya
orientalis. Sebagaian umat Islam ada yang menerima dan bersikap toleran terhadap kaum
orientalisme. Golongan ini terbagi dalam dua kelompok, satu kelompok bersikap sangat
berlebihan,bisa dikatakan sangat fanatik dengan semua karya tulis orientalis dinilai ilmiah
sehingga bagi mereka seluruh orientalis bersifat objektif yang karya-karyanya dapat dipercaya
dan merepresentasi dunia Timur.Sedangkan kelompok lainnya bersikap pelan-pelan dan kritis
menanggapi orientalisme; mereka berusaha berpegang pada landasan keilmuan dalam
memberikan tanggapan.Adapun pendapat mereka tentang karya orietalis karya orientalis ini
berisi cukup banyak informasi dan referensi terhadap analisis yang objektif terhadap Islam dan
ummatnya, namun ada juga karya-karya orientalisme yang bertolak belakang dari kenyataan
islam

BAB IV Pengembangan Ilmu Agama Islam Dalam Perspektif Filsafat Ilmu


Sesungguhnya ajaran Islam memiliki konsep yang nyata baik konsep al Quran maupun
al Sunnah tentang pengetahuan. Para penganut agama Islam memiliki konsistensi yang cukup
signifikan dalam upaya untuk menggali substansialisme nilai-nilai dalam ajaran itu. Akhirnya,
Islam memiliki konsep besar yang patut diperhitungkan dalam kancah dinamika keilmuan clan
peradaban dunia. Melihat di tengah kehidupan masyarakat dunia, ada sesuatu keharusan yang
perlu dicatat dalam sejarah perjalanan umat manusia, bahwa sesungguhnya Islam diposisikan
pada tempat yang sangat penting clan menjadi referensi perkembangan ilmu pengetahuan clan
peradaban dunia. Pada situasi clan kondisi itulah, periodisasi awal Dinasti Bani Abasyiah,
Islam mengalami kejayaan yang tidak dapat tertandingi oleh siapapun clan negara manapun
termasuk Barat. Penjelasan ini, pada tataran teoritis-praktis dalam Islam sejalan dengan
pedoman yang diyakini kebenaran oleh para pemeluknya. Namun demikian, periode
selanjutnya, respon umat Islam terhadap ilmu pengetahuan sudah tidak diperhitungkan oleh
negara-negara dunia, clan posisi kejayaan Islam itu diambil alih oleh negara-negara barat.

BAB V Kesimpulan
Ilmu pengetahuan islam merupakan kesatuan antara fiksafat (iman), ilmu dan teknologi
(islam) dan tasawuf (ihsan) sebagai manifesti kesatuan religiusitas untuk meneguhkan
kemanusiaan dan menegakkan moralitas serta spiritualitas. Dengan demikian, dalam ilmu
4
pengetahuan islam sesungguhnya tidak dikenal adanya dikotomi ilmu agama dan non agama, ilmu
duniawi dan ukhrawi. Dualisme dikotomi Pendidikan yang masih dikembangkan dalam
masyarakat islam. Dengan memisahkan antara Pendidikan umum dan Pendidikan agama pada
hakikiatnya tidak senafas dengan hakikat ilmu pengetahuan islam.

Anda mungkin juga menyukai