Anda di halaman 1dari 14

MASA KEMUNDURAN PENDIDIKAN ISLAM

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Sejarah Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Dr. H. Fatah Syukur NC, M.Ag

Disusun oleh :
Kelompok IV
1. Muh. Chaeroddin (093111137)
2. Siti Istikharoh (093111139)

FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
MASA KEMUNDURAN PENDIDIKAN ISLAM

I. PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan tidak penah lepas dari aspek
kesejarahan yang melingkupinya. Sejarah masa lampau menjadi tolok ukur
dan masa depan menjadi kerangka perspektif dan prediktif yang
mengkondisikan bangunan dan fakta masa kini.1
Pendidikan dalam Islam merupakan hal yang penting untuk
diperhatikan. Karena dengan ilmu pengetahuan, Islam dapat membawa
umatnya kepada sesuatu yang lebih baik. Dengan perhatian yang baik
terhadap bidang pendidikan maka Islam tidak akan mengalami pasang dan
surut. Agar pendidikan dalam Islam mengalami kemajuan yang pesat, harus
mengadakan inovasi dan perubahan dan sanggup mempertahankannya.
Sehingga seberapa kuatnya pihak lain ingin merusaknya maka mereka tidak
akan sanggup.
Namun, sekuat apapun kejayaan dan kemajuan itu dipertahankan,
suatu saat juga tidak akan terlepas dari kemunduran. Demikian juga dalam
pendidikan Islam, ada mengalami kemajuan dan kemunduran. Islam yang
pernah menguasai ilmu pengetahuan dan memiliki banyak para ahli ilmu
pengetahuan dalam berbagai bidang, akhirnya terpuruk juga dikarenakan
berbagai hal yang terjadi di dalam tubuh Islam itu sendiri. Berikut akan
dibahas pendidikan Islam pada era kemunduran.2

II. PERMASALAHAN
Pada makalah Masa Kemunduran Pendidikan Islam ada beberapa hal
yang akan dibahas, yaitu sebagai berikut :
1. Awal Kemunduran Pendidikan Islam
2. Sistem Pendidikan Islam Masa Kemunduran Pendidikan Islam
1
http://jamiludin.wordpress.com/2010/06/29/klise-sains-islam-kebangkitan-dan-
kemunduran/ diakses tanggal 24 Maret 2011.
2
http://khalik0589.wordpress.com/2008/10/30/sejarah-pendidikan-islam-periode-
pertengahan-kemunduran/ diakses tanggal 24 Maret 2011.

1
3. Munculnya Tokoh-Tokoh Pembaharu
4. Masa Pembinaan Kembali

III. PEMBAHASAN
1. Awal Kemunduran Pendidikan Islam
Pada umumnya para sejarawan menetapkan bahwa kejatuhan
Baghdad di Timur (1258 M) dan Cordoba di Barat (1236) sebagai awal
periode kemunduran itu. Masa kemunduran di sini dengan konotasi
kemunduran pendidikan yang ditandai kemunduran intelektual, se-
mentara pada aspek lain ada yang mengalami kemajuan pesat, seperti
kemajuan di bidang militer pada masa kekuasaan Turki Usmani. Amir
Syakib Arselan, penulis asal Syiria menulis sebuah buku yang
menganalisis sebab-sebab kemunduran dunia Islam. Buku ini berjudul
Limdza Taakkhar Al-muslimun wa Taqadda ghiruhum, sebuah
diagnosis bagi dunia Islam. Sekalipun ia bukan pemikir dan aktivis
setingkat Jamalludin Al-Afgani dan Muhammad Abduh, tetapi jawaban
kunci yang dikemukakannya cukup menarik, yaitu "tarakal muslimun
dinabiin fa taakharu" (John J. Donahue and Jhon L) dengan nada yang
sama Muhammad Abduh mengatakan bahwa Islam sangat baik tetapi
menjadi tertutup oleh umatnya, Al-Islam Mahjubun bi Al-Muslimin.3
Faktor lain yang sering disebut ikut bertanggung jawab atas
kemunduran ini adalah dominasi unsur Turki di dunia Islam yang cukup
lama. Bukan karena bangsa Turki tidak memiliki potensi-potensi
intelektual. selain mereka merupakan basis umat Islam terbesar, akan
tetapi karena keterputusan rangkaian kegiatan intelektual berlanjut terus
di masa-masa mereka berkuasa akibat dari kebutaan mereka terhadap
bahasa Arab. Padahal bahasa Arab merupakan bahasa ilmiah yang
menjadi kunci kemajuan intelektual. Sementara itu, penguasa Turki

3
Abd. Halim Soebahar, MA, Wawasan Baru Pendidikan Islam, hlm. 101.

2
Usmani menjadikan kota Konstatinopel (sekarang Istambul) menjadi
pusat pemerintahan, suatu negeri yang jauh dari pusat peradaban Islam.4
Faktor-faktor lain yang menyebabkan kemunduran pendidikan
Islam yaitu Umat Islam, terutama para pemerintahnya (khalifah, sultan,
amir-amir) melalaikan ilmu pengetahuan dan kebudayaan, dan tidak
memberi kesempatan untuk berkembang.5
Terjadinya pemberontakan-pemberontakan yang dibarengi
dengan serangan dari luar, sehingga menimbulkan kehancuran-
kehancuran yang mengakibatkan berhentinya kegiatan pengembangan
ilmu pengetahuan dan kebudayaan di dunia Islam.
Penutupan pintu ijtihad (yakni pemikiran yang orisinildan
bebas) seiama abad ke 4 H/10 M dan 5 H/13 M telah membawa kepada
kemacetan umum dalam ilmu hukum dan ilmu intelektual, khususnya
yang pertama. Ilmu-ilmu intelektual, yakni teologi dan pemikiran
keagamaan, sangat mengalami kemunduran dan menjadi miskin karena
pengucilan mereka yang disengaja dari intelektualisme sekuler dan
karena kemunduran yang disebut terakhir ini, khususnya filsafat, dan
juga pengucilannya dari bentuk-bentuk pemikiran keagamaan seperti
yang dibawa oleh sufisme.6
Umat Islam secara serius kemudian terkejut ketika tiba-tiba
melihat bahwa mereka tertinggal oleh dunia Barat. Mereka seolah tidak
percaya bahwa masyarakat yang secara teologis dipandang salah
ternyata mampu mencapai suatu tingkat perkembangan yang memukau,
yang untuk selanjutnya mengondisikan umat Islam pada suatu bentuk
kesadaran untuk mencari terapi-terapi yang berupa, bagaimana upaya
mengejar ketinggalannya dari bagian dunia lain. Hal ini dilakukan

4
Prof. Dr. Suwito, MA, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, Kencana Prenada Group, Jakarta,
2005, hlm. 237.
5
Dra. Zuhairini,dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, cet. 9, 2008, hal.
110.
6
Fazlur Rahman, Islam (Terj), Pustaka, Bandung, 1984, hlm. 270.

3
dengan jalan mengenali watak ajaran Islam dan mencari rahasia
kemajuan dalam kekuatan masyarakat maju.7

2. Sistem Pendidikan Islam Masa Kemunduran Pendidikan Islam


Kemunduran pendidikan Islam terletak pada merosotnya mutu
pendidikan dan pengajaran di lembaga-lembaga pendidikan Islam.
Materi pelajarannya seperti dijelaskan Zuhairini yang dikutip oleh
Syamsul Nizar, sangat sederhana.8 Materi yang diajarkan hanyalah
materi-materi dan ilmu-ilmu keagamaan. Lembaga-lembaga pendidikan
tidak lagi mengajarkan ilmu-ilmu filosofis, termasuk ilmu pengetahuan.
Rasionalisme pun kehilangan peranannya, dalam arti semakin dijauhi.
Kedudukan akal semakin surut. Dengan dicurigainya pemikiran
rasional, daya penalaran umat Islam mengalami kebekuan sehingga
pemikiran kritis, penelitian dan ijtihad tidak lagi dikembangkan.
Akibatnya, tidak ada lagi ulama-ulama yang menghasilkan
karya-karya intelektualisme yang mengagumkan. Mereka lebih senang
mengikuti pemikiran-pemikiran ulama terdahulu daripada berusaha
melakukan temuan-temuan baru. Keterpesonaan terhadap buah fikiran
masa lampau membuat umat Islam merasa cukup dengan pa yang sudah
ada. Mereka tidak mau berusaha lebih keras lagi untuk memunculkan
gagasan keagamaan yang cemerlang. Usaha yang mereka tempuh
hanyalah sebatas pemberian syarah atau ta’liqah pada kritik-kritik
ulama terdahulu yang bertujuan memudahkan pembaca untuk
memahami kitab-kitab rujukan dengan menjelaskan kalimat-kalimatnya
secara semantik atau menambah penjelasan dengan mengutip ucapan-
ucapan para ulama lain.
Diantara sebab-sebab kemacetan pemikiran dan kemunduran
umat Islam adalah lenyapnya metode berfikir rasional, yang pernah
dikembangkan oleh mu’tazilah. Pemikiran rasional mu’tazilah yang
7
Prof. Dr. Suwito, MA, op.cit., hlm. 238.
8
Hanun Asrohah, M.Ag, Sejarah Pendidikan Islam, PT. Logos Wacana Ilmu, Jakarta,
1999, hlm. 121.

4
telah menimbulkan peristiwa ” mihnah ”, telah mengundang antipati
umat Islam bukan saja terhadap aliran mu’tazilah tetapi juga terhadap
metode berfikir rasional. Sejak saat itu, masyarakat tidak mau
mendalami ilmu-ilmu sains dan filosofis. Pemikiran logis dan ilmiah
tidak lagi menjadi budaya fikir masyarakat Muslim sampai akhirnya
pola berfikir mereka didominasi oleh supertisi, tahayul dan kejumudan.
Antipati terhadap mu’tazilah menyebabkan pengawasan yang
ketat terhadap kurikulum. Jatuhnya paham mu’tazilah mengangkat
posisi kaum konservatif menjadi kuat. Untuk mengembalikan paham
Ahlussunnah sekaligus memperkokohkannya, ulama-ulama melakukan
kontrol terhadap kurikulum di lembaga-lembaga pendikan. Karena
ulama dianggap sebagai kaum terpelajar dan memiliki otoritas
keagamaan dan masalah hukum Islam. Ulama-ulama ini menganut
paham konservatif dan fundamental bahwa wahyu merupakan inti
segala macam pengetahuan. Oleh karena itu mereka hanya
mengedepankan ilmu-ilmu keagamaan di lembaga pendidikan Islam.9
Ketauhidan yang diajarkan Muhammad SAW telah diselubungi
khurafat dan paham kesufian. Masjid-masjid ditinggalkan khurafat oleh
golongan besar dan awam. Mereka menghias diri dengan azimat
penangkal penyakit dan tasbih. Mereka belajar pada fakir dan darwis
serta menziarahi kuburan orang-orang keramat.mereka memuja orang-
orang itu sebagai orang suci dan perantara dengan Allah, karena
menganggap Dia begitu jauh bagi manusia biasa untuk pengabdian
langsung.

3. Munculnya Tokoh-Tokoh Pembaharu


Pada abad ke-18 muncul tokoh-tokoh gerakan pembaharu, di
antaranya:

9
Ibid., hlm. 123.

5
1) Gerakan Perbaikan Pendidikan Salafiyah
Negara-negara Arab pada pertengahan kedua abad ke-18
menyaksikan suatu gerakan yang berusaha menentang kebekuan,
kelemahan, dan keterbelakangan yang menimpa dunia Islam di
bawah pemeintahan Turki Usmani. Gerakan ini kemudian tersebar
juga di luar negara-negara Arab.
Gerakan ini bersifat pendidikan, pembaruan, dan
konservatif. Ia konservatif sebab mengajak kembali kepada
sumber-sumber pokok Islam, yaitu Al-Qur'an dan Assunnah. Ia
bersifat pembaharu (tajdid) sebab mengajak membaharui
pemahaman terhadap Islam dan membetulkan akidah dan
memurnikannya dari segala paham dan kebatilan yang
menghalangi pemahaman yang dibentuk terhadap Islam.10
Juga ia mengajak ke arah pembukaan ijtihad dan
menghidupkan Islam berdasar pada persaudaraan Islam,
menyatukan arah orang-orang Islam, dan menjadikan bahasa Arab
sebagai lingua franca dunia Islam.11
Gerakan ini juga dikenal dengan nama Salafiyah, sebab
berasal dari salaf saleh seperti Ibn Hanbal, Ibn Tamiyah, dan Ibn
al-Qaiyyim al-Jauziyah.12
Gerakan pertama seperti ini di abad modern muncul di
tengah-tengah padang pasir semenanjung Arabia yang di pimpin
oleh Muhammad bin Abd, Wahhab. dan Hijaz pada tahun 1758. la
merupakan pernyataan yang betul terhadap keaslian Islam. Dari
padang pasir inilah ia mulai, dari situ pulalah gerakan pembaru itu
bergerak. la merupakan gerakan pelopor yang diikuti oleh gerakan-
gerakan reformasi Islam di dunia Islam, seperti gerakan Sanusiyah
di Libiya, gerakan Mahdiyah Sudan, gerakan Pan, Islamisme yang
dipimpin oleh Jamaluddi al-Afgani dan murid-muridnya
10
J Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan Islam, hlm. 83.
11
Prof. Dr. Suwito, MA, op.cit., hlm. 238-239.
12
Ibid.

6
Muhammad Abduh, dan seterusnya Mohd. Rasyid Rida, dan jangan
dilupakan Perang Paderi yang langsung mengambil dari gerakan
Mob. Abd. Wahab di semenanjung Arabia.13
Di antara metode-metode terpenting pergerakan Salafiyah
untuk mencapai tujuannya adalah pendidikan dan pengajaran. Moh.
Abd. Wahab memerangi buta huruf untuk menyiarkan dakwah dan
meng-haruskan pengikut-pengikutnya mempelajari mernbawa dan
menulis walaupun bagaimana tuanya, dan walaupun apa
pangkatnya. Malah amir-amir sendiri harus membaca seperti orang
biasa. Jadi, di antara mereka ulama-ulama dan guru-guru, seperti
Amir Saud al-Kabir yang mengajarkan tauhid di samping tugas-
tugas pemerintahan. Metode pengajarannya adalah seperti
disebutkan dalam salah satu suratnya.14
Ketahuilah wajib kita pelajari empat persoalan : yang
pertama ialah ilmu, yaitu mengetahui Allah, Nabi-Nya, dan agama
Islam dengan dalil-dalil; kedua, mengamalkannya; ketiga,
mendakwahkannya; Keempat, bersabar mengalami siksaan karena
berbuat begitu''.15
2) Gerakan Sanusiyah
Di Libia gerakan Sanusiyah aktivitas pendidikannya
terpusat pada Zawiyah (pesantren-pesantren) yang telah
didirikannya terutama di Barqah. Zawiyah dianggap institut ilmu,
pusat refoiTnis, mahkamah untuk menyelesaikan perselisihan,
sekolah menghafal Al-Qur'an dan mendidik murid-murid dan
melatih da'i-da'i mengenai tariqot. dan mengawasi negeri dari
serangan musuh. Semua Zawiyah meliputi masjid untuk
sembahyang, sekolah Al-Qur'an, sebagaimana di situ juga terdapat

13
Ibid.
14
Ibid.
15
Ibid.

7
ruang tetamu untuk menerima tamu-tamu selama tiga hari, sebagai
mana kebiasaan orang-orang Arab di negeri itu.16
3) Jamaluddin Al Afgani
Jamaluddin Al Afgani adalah pelopor Pan-Islamic, ialah
jiwanya yang menyala ia merupakan sekolah sendiri dari mana
keluar pemimpin-pemimpin reformasi. Pidato-pidatonya
mempunyai pengaruh besar kepada masyarakat banyak, sebab
beliau menyeru kepada kebebasan dari aniaya dan kediktatoran
orang Mesir dengan mengatakan "hai orang-orang Mesir, kamu
hidup dalam pendambaan, kamu dididik di dalam kediktatoran,
kamu telali diperkosa oleh orang-orang Persia, Yunani, dan
Romawi. Pemerintahanmu telah membawa aniaya, kezaliman, dan
kehinaan sedangkan kamu sabar dan diam. Lihatlah kepada
piramida-piramida mesir, pemandangan sawah, benteng-benteng
Dumiyat, semua menunjukkan keteguhan dan harga diri nenek
moyangmu. Bangunlah dari tidurmu, dan sadarlah dari
kemabukanmu seperti bangsa lain sebagai bangsa-bangsa merdeka
dan bebas.17
4) Muhammadiyah
Sesudah Jamaluddin ajarannya diteruskan oleh Imam
Muhammad Abduh diperjuangkannya di Mesir, Syiria, Libanon,
Tunis, Al-Jazair, dan ke mana saja ia pergi. Menurut pendapatnya
jalan satu-satunya bagi kebangkitan dan pembaruan di dunia Islam
adalah pendidikan.18
Jalan yang ditempuh Muhammad Abduh ini diikuti oleh
orang-orang Islam di Magribi, seperti Abd. Hamid bin Badis di Al-
Jazair. Didirikannya, melalui suatu persatuan ulama Islam yang
diketuainya. 300 buah sekolah yang memelihara bahasa Arab, dan
Islamal Jazair. Pengaruhnya tersebar di tempat-tempat yang jauh
16
Ibid., hlm. 239-240.
17
Ibid.
18
Ibid.

8
dari India, di mana Akhmad Khan mendirikan Univesitas Aligargh,
Syilbli al-Nu'mani yang mendirikan per-satuan ulama di Lucknow,
termasuk juga pelopor-pelopor terkenal adalah alim besar Abu al-
Hasan Al-Nadawi. Persatuan ulama-ulama melalui jalan yang sama
dengan mendirikan sekolah yang terbesar di kota Lucknow yang
pekerjaan pokoknya adalah menyiarkan pengetahuan dan
mengembalikan keagungan bahasa Arab di India. Universitas
Aligargh, Syeed Amir Ali, Syiblial al-Nu'mani, dan Muhmmad
Iqbal adalah orang-orang yang percaya bahwa pendidikan dan
kebudayaan adalah jalan satu-satunya untuk menghilangkan bekas-
bekas keterbelakangan kaum muslimin.19
Yang Sunnah dan mana yang bid'ah, dan yang ketiga, ihya
atau menghidupkan kembali bagian-bagian dari ajaran Islam yang
penga-lamannya terbengkalai atau terhenti. Dengan fungsi-fungsi
tersebut, tajdid akan berhasil menjadikan agama Islam selalu
kembali bersih, jemih dan lurus, tiap kali terjadi kekeruhan dan
penyimpangan dengan kembali kefitriannya yang jernih, Islam
dapat diterapkan menghadapi perkembangan zaman yang selalu
berubah.20

4. Masa Pembinaan Kembali


Sejarah umat Islam abad-abad terakhir khususnya abad ke-19
dan 20 Masehi, boleh dikatakan merupakan sejarah pergulatan Islam
menghadapi peradaban Barat dalam berbagai manifestasinya. Dominasi
dunia Barat takkan dapat dihindari. Mereka menguasai setiap sektor
kehidupan baik politik, sosial, budaya, ekonomi, tidak ketinggalan
dalam aspek pendidikan. Dalam kaitannya dengan masalah pendidikan,
pemerintah-pemerintah Islam dan umat muslim pada umumnya
menyadari akan keterbatasan-keterbatasan yang dimilikinya, sehingga

19
Ibid.
20
Ibid., hlm. 240-241.

9
mempertimbangkan umat mengadopsi sistem pendidikan Barat. Hasan
Asari menggambarkan :21
Keruntuhan peradaban Islam yang mengalami prosesnya secara
serius sejak abad ke-12/18, berarti runtuhnya sistem pendidikan dan
lembaga-lembaganya. Ketika abad ke-13/19 keruntuhan sistem ini
mulai disadari persoalan serius, peradaban Islam telah kehilangan
model dan hampir tidak mempunyai alternatif, kecuali mengadopsi
sistem dan lembaga pendidikan dari peradaban Barat yang pada masa
tersebut jelas superior atas sistem pendidikan Islam.22
Akan tetapi, untuk menghindari terjadinya benturan-benturan
dengan orang-orang yang memiliki otoritas di bidang agama, maka
ditampilkan sistem pendidikan modern yang sebenarnva merupakan
pengambilalihan dalam wujudnya yang utuh dari sistem Barat vang
sekuler karena itu, maka terdapat kecenderungan adanya dualisme
dalam sistem pendidikan umat Islam.23
Usaha pembaruan pendidikan Islam vang mengambil pola
pemikiran (Islam murni Barat dan nasionalisme) sebagaimana diuraikan
sebelumnva, mengambil bentuk sistem-sistem pendidikan Barat dengan
penyesuaian-penyesuaian dengan Islam dan kepentingan nasional.
Tetapi, di lain pihak sistem pendidikan tradisional yang telah ada di
kalangan umat Islam sebelumnya tetap dipertahankan. Dengan
demikian, sistem pendidikan tersebut pada mulanya tidak disadari
bahaya adalah pilahnya ilmu agama di satu pihak dan ilmu sekuler di
pihak lain. Dikotomi ini jelas merupakan akibat dari epistemologi ilmu
pengetahuan modern Barat yang positivistik dan mempunyai akar jauh
pada pertentangan otoritas ilmu pengetahuan dengan otoritas gereja.
Persoalan dikotomi ilmu ini merupakan pokok dari sistem pendidikan
Islam. Dalam Islam kebenaran itu satu adanya yang bersumber dari
yang Maha Haq, yaitu Allah SWT. Karena itu, menurut Syed
21
Ibid.
22
Ibid.
23
Ibid.

10
Muhammad Naquid Al-Attas tantangan terbesar yang secara diam-diam
dihadapi umat Islam pada zaman ini adalah tantangan pengetahuan,
bukan dalam bentuk sebagai tantangan kebodohan, tetapi pengetahuan
yang dipahamkan dan disebarkan ke seluruh dunia oleh peradaban
Barat.24

IV. KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam
mengalami kemunduran karena dua faktor, yaitu faktor internal umat Islam
yaitu berupa hilangnya pemikiran rasional dan ketauhidan yang diajarkan
Nabi Muhammad SAW telah diselubungi khurafat dan paham kesufian.
Sedangkan faktor eksternal yaitu munculnya Barat sebagai kekuatan
peradaban baru yang mengambil hikmah dan pelajaran dari dunia Islam.
Materi pendidikan yang disampaikan pada masa kemunduran
pendidikan Islam yaitu hanyalah materi-materi dan ilmu-ilmu keagamaan.
Lembaga-lembaga pendidikan tidak lagi mengajarkan ilmu-ilmu filosofis,
termasuk ilmu pengetahuan. Oleh karena itu perlu adanya upaya memberi
materi Islam secara kaffah, kamil dan mutakamil. Sehingga pemahaman dan
sikapnya terhadap Islam pun bersifat komprehensif, dan tidak sepenggal-
penggal.
Kemudian muncullah tokoh-tokoh pembaharu Islam yang mengajak
untuk berijtihad kembali dan memurnikan ajaran-ajaran Islam dan
menggabungkan pemerintahan dan pendidikan untuk memajukan umat
Islam yang telah lama dalam kebekuan dan kejumudan, seperti Salafiyah
dipimpin Muhammad bin Abdul Wahhab, Sanusiah di Libia, Pan Islamisme
yang dipimpin oleh Jamaluddin Al-Afghani dan muridnya Muhammad
Abduh.
Sedangkan prospek pendidikan Islam sekarang. pemerintah-
pemerintah Islam dan umat muslim pada umumnya menyadari akan
keterbatasan-keterbatasan yang dimilikinya sehingga mempertimbangkan

24
Ibid., hlm. 241-242.

11
umat mengadopsi sistem pendidikan Barat hingga lahirnya cendekiawan
muslim. Wallahu’alam.

V. PENUTUP
Kehidupan dunia terus berputar, dan sejarah terus berulang dengan
sarana prasarana yang berbeda akan tetapi hakekatnya sama. Demikian pula
dengan pendidikan Islam pernah mengalami kejayaan dan kemunduran,
faktor-faktornya hampir selalu sama yaitu ditinggalkannya ketauhidan yang
murni seperti diajarkan Nabi Muhammad SAW, dan tinggalkannya akal
pikiran dalam memahami agama sehingga kehilangan sifat kritis ketika
menghadapi hal-hal yang menyimpang.
Dengan pemaparan kami tentang masa kemunduran pendidikan Islam
semoga kita dapat mengambil hikmah yang terkandung didalamnya demi
perbaikan mutu pendidikan yang kita lakukan. Amiin.

12
DAFTAR PUSTAKA

Asrohah, Hanun, Sejarah Pendidikan Islam, PT. Logos Wacana Ilmu, Jakarta,
1999.

Langgulung, J. Hasan, Asas-Asas Pendidikan Islam.

Rahman, Fazlur, Islam (Terj), Pustaka, Bandung, 1984.

Soebahar, Abd. Halim, Wawasan Baru Pendidikan Islam.

Suwito, Sejarah Sosial Pendidikan Islam, Kencana Prenada Group, Jakarta,


2005.

Zuhairini,dkk, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, cet. 9, 2008.

Internet :

http://jamiludin.wordpress.com/2010/06/29/klise-sains-islam-kebangkitan-dan-
kemunduran/ diakses tanggal 24 Maret 2011.

http://khalik0589.wordpress.com/2008/10/30/sejarah-pendidikan-islam-periode-
pertengahan-kemunduran/ diakses tanggal 24 Maret 2011.

13

Anda mungkin juga menyukai