Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1) PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA DINASTI BUWAIHI
sekitar tahun 900-an M, pusat pemerintahan Daulah Abbasiyah di ibu kota Baghdad,
mengalami kemunduran. Kekuatan-kekuatan baru seperti al Baridi, Ibn Raiq, Saif, Al
daulat dan Tuzun, telah mencoba untuk menguasainya.Namun, semuanya mengalami
kegagalan.
Sebagai kekuatan baru, dinasti buwaihi dalam perjalanan sejarahnya, mengalami
masa kemajuan dan kemunduran.Masa kemajuan mereka ditandai dengan
dikembangkannya ilmu pengetahuan dan filsafat serta didirikannya bangunan-bangunan
baru, dalam rangka memakmurkan dan mensejahterahkan rakyatnya.Atas kemajuan ini,
tidaklah mengherankan, bila rakyat pada masa kekuasaan dinasti buawaihi yang
berlangsung sekitar 100 tahun ini cukup aman dan tentram.
Kata buawaihi diambil dari kata “Buwaih i” adalah nama dari seorang yang sudah tua
yang sebelumnya bernama Abu Syuja’, ia seorang rakyat kecil, pekerjaan sehari-harinya
sebagai nelayan yang berasal dari daerah dailam. Buwaihi adalah keluarga miskin. Untuk
menumpang hidupnya yaitu sejak istri buwaihi meninggal buwaihi mengizinkan tiga
anaknya, ali, hasan, dan ahmad dijadikan anak oleh sahabat karibnya. Syahrin ibn Rustam
al-Dailami, supaya mereka di pelihara dan dididik.Setelah dewasa, mereka masuk dalam
ketentaraan atas jasa Makan ibn Kali, seorang panglima angkatan perang didaerah
Dailam.
Makan ibn Kali digantikan oleh Mardawij sebagai panglima baru, mardawij memberi
kepercayaan kepada Ali untuk menjabat sebagai gubernur al-Karaj.Dalam memimpin
daerah baru, Ali beserta saudara-saudaranya dapat menunjukkan kemampuannya dan
dapat pula memimpin rakyat dengan baik.Kesempatan dan kepercayaan ini mereka
pergunakan sebagai konsolidasi kekuatan dalam rangka ekspansi wilayah.
Ketika dinasti buwaihi menguasai al-Karaj di ibu kota bagdad, terjadi kemelut antara
khalifah muttaqi billah dengan Amir al Umara’, Tuzun. Dalam peristiwa ini khalifah
mengalami kekalahan, ia meminta bantuan kepada dinasti Buwaihi untuk memasuki ibu
kota Baghdad. Mereka berhasil menyelamatkan khalifah dari kemelut ini.Atas jasa dinasti

1
buwaihi Ali mendapat kepercayaan dari khalifah untuk memegang kekuasaan di Ahwaz.
Hasan dipercaya untuk memegang kekuasaan di Asfahan, Hamadan dan sebagian kota
Irak yang berpenduduk ‘azam dan Ahmad dipercaya untk memegang kekuasaan di
Kirman dan Nakram.
Berselang 4 tahun kemudian, Khalifah Muttaqi Billah digantikan oleh Khalifah
Mustakfi Billah.Mereka berhasil menyelesaikan perebutan jabatan Amir Al Umara’
antara para mentri dan para pemimpin militer.Keberhasilan ini menyebabkan mereka
semakin kokoh, dan akhirnya mereka bisa menguasai pemerintahan pusat di ibukota
Baghdad.Pada mulanya khalifah Almustakfi dengan Amir Al Umara’ adalah baik dan
wajar.Akan tetapi khalifah merencanakan pembunuhan terhadap Mu’izz Al Dawlah,
maka Mu’izz Al Daulah mengambil tindakan tegas dengan melepas semua kekuasaan Al
Mustakfi.Dengan demikian Baghdad sebagai pusat pemerintahan Daulah Abbasiyah jatuh
dan dikuasai oleh dinasti Buwaihi.

2) PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA DINASTI SALAJIQAH(SALJUQ)


Pada periode kedua pemerintah Daulah Abbasiyah mengalami kemunduran dan
disintegrasi, dimulai sejak masa pemerintahan Khalifah Al-Mutawakkil sampai
berakhirnya massa pemerintahan Daulah Abbasiyah dengan jatuhnya kota Baghdad ke
tangan Hulagu khan pada tahun 656H. masa kemunduran ini ditandai dengan beralihnya
pemerintahan dari sentralisasi menjadi desentralisasi, dan munculnya bangsa-bangsa baru
dalam kancah pemerintahan Daulah Abbasiyah di Baghdad.
Dinasti-dinasti baru yang sempat berkuasa pada waktu itu adalah dinasti
Salajiqah(Saljuq) yang menggantikan kedudukan dinasti Buwaihi didalam istana para
Khalifah Abbasiyah. Dalam waktu yang relative singkat, lebih kurang 20th, dinasti ini
berhasil merubah negaranya, yang semula hanya suatu Negara kecil didaerah, menjadi
suatu kekuatan islam yang besar, yang menguasai dunia islam dibagian timur dan bahkan
berusaha melebarkan kekuasaannya kedunia islam bagian barat.

3) PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA GHAZNAWIYAH


Wilayah dinasti Ghaznawiyah meliputi Iran bagian timur, Afganistan, Pakistan
dan beberapa wilayah bagian India. Pusat pemerintahannya di kota Ghazna Afganistan.
Dinasti inilah yang mampu menembus sampai ke India menyebarkan agama Islam,

2
menghancurkan berhala menggantikan kuil dengan masjid dan mampu berjaya sampai
kurang lebih 220 tahun.
Dan menunjukkan eksistensinya pada pasca dinasti Saljuk ada beberapa riwayat
tentang asal usul dinasti Buwaihi.Pertama, Buwaihi berasal dari keturunan seorang
pembesar yaitu Menteri Mahr Nursi. Kedua, Buwaihi adalah keturunan Dinasti Dibbat,
suatu dinasti di Arab. Ketiga, Buwaihi adalah keturunan raja Persia. Keempat, Buwaihi
berasal dari nama seorang laki-laki miskin yang bernama Abu Syuja’ yang hidup di
negeri Dailam.
Dari Pembentukan Dinasti Saljuk Bangsa Turki Saljuk merupakan kelompok
bangsa Turki yang berasal dari suku Ghuzz. Dinasti Saljuk dinisbatkan kepada nenek
moyang mereka yang bernama Saljuk ibn Tukak (Dukak). Ia merupakan salah seorang
anggota suku Ghuzz yang berada di Klinik, dan akhirnya menjadi kepala suku Ghuzz
yang dihormati dan dipatuhi perintahnya.
Kehancuran Bani Saljuq merupakan tonggak kehancuran Daulah
Abbasiyah,karena fakta sejarah menyebutkan bahwa setelah kehancuran Bani Saljuk,
munculdinasti-dinasti kecil tetapi tidak lagi terikat dengan Daulah Abbasiyah.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Pendidikan Islam Pada Masa Dinasti Buwaihi
A. Apa kemajuan yang dicapai dinasti Buwaihi?
B. Bagaimana perkembangan pendidikan islam pada masa dinasti Buwaihi?
2. Pendidikan Islam Pada Masa Dinasti Salajiqah(Saljuq)
A. Bagaimana Perkembangan Dinasti Salajiqah?
B. Jelaskan perkembangan pendidikan islam masa dinasti Salajiqah.
3. Pendidikan Islam Pada Masa Dinasti Ghaznawiyah
Bagaimana perkembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan pada masa dinasti
Ghaznawiyah?

C. TUJUAN
Untuk mengetahui bagaimana perkembangan pendidikan islam pada masa dinasti
Buwaihi, Salajiqah dan Ghaznawiyah.

3
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENDIDIKAN ISLAM BUWAIHI
A. Kemajuan yang Dicapai Dinasti Buwaihi
Pada masa dinasti buwaihi setelah Baghdad jatuh ke dalam kekuasaan dinasti
buwaihi,Mu’izz al Dawlat,sebagai Amir al Umara’,memantapkan kekuasannya dengan
mengadakan pembenahan dan pembaruan dalam berbagai bidang dalam rangka
membangun Negara yang adil dan makmur.
Prioritas utama yang dilakukan dinasti Buwaihi adalah masalah keamanan
Negara.Masalah keamanan mendapat peerhatian khusus. Dinasti-dinasti kecil di wilayah
Bashrah yang dikuasai Al-Baridi,wilayah Syam dan Irak Utara yang dikuasai Bani
Hamadan,serta dinasti Samaniyah dan Ikhsyidiyah,yang sebelumnay tidak mau tunduk
terhadap pemerintahan di Baghdad,seluruhnya dapat dikuasai oleh Mu’izz al Dawlah.
Dengan demikian batas-batas wilayah kekuasaan dinasti Buwaihidapat diketahui dengan
jelas. Dari sebelah timur ke selatanmembentang dari daerah Ray,Isfahan,Karman
kemudian menyeberang dari Parsi masuk ke daerah Oman sampai ke Bahrain,kemudian
menuju Bashrah sampai ke hulu sungai al-Furat terus ke Mawsul dan akhirnya sampai ke
hulu sungai Al-Dajlah dan sebelah Utara membentang dari Tiflis sampai ke Jurjan
melintasi laut Kaspia sampai teluk Persia.
Adapun hasil kemajuan dinasti Buwaihi dapat diketahui dalam beberapa segi:
1. Sebagai sumber keuangan Negara, bidang pertanian,perdagangan dan
industry, mendapat perhatian khusus dari pemerintahan. Untuk meningkatkan
pertanian rakyat, dibangun berbagai proyek irigasi. Kegiatan industry Textil,
permadani, gelas dan barang-barang lainnya diperdagangkan untuk kebutuhan
konsumsi rakyat, dalam dan luar Baghdad.
2. Dalam rangka mempelancar dunia usaha dan perdagangan,pembangunan
sarana jalan dan jembatan mendapat prioritas dari Negara. Untuk
memperlancar arus lalu lintas di sungai,dibangun sebuah bendungan,yang
terkenal dengan sebutan Band Amir.
3. Untuk menampung anak-anak terlantar, dibangun bebrapa rumah yatim piatu.

4
4. Untuk melayani kesehatan masyarakat, di kta Baghdad, didirikan sebuah
rumah sakit umum terbesar, yang terkenal dengan sebutan Al Bimaristan al
Padudi. Rumah skit ini juga berfungsi sebagai tempat praktek mahasiswa
Sekolah Tinggi Kedokteran.dan didirikan pula sebuah rumah sakit di
Jindisabur.
5. Memperindah kota Baghdad dengan cara memugar jalan, dan selokan;
membangun dan memugar masjid dan gedung pertemuan.
6. Membangun sebuah gedung baru, Dar al Mamlakah. Gedung ini sebagai pusat
pemerintahan yang terletak di hadapan istana khalifah. Dibangun pula makam
imam terpandang, seperti makan Musa al Khazim.
7. Khusus bagi kaum syi’ah,d Najef dan Karbala,dibangun sebuah gedung
Masoleum yang disebut Mashhad. Maksud pembangunan gedung ini adalah
untuk mengagungkan Ali bin Abi Thalibdan putranya Husaen
8. Membangun sebuah geudng peneropong bintang, Dar al Rasyad. Menurut
sejarah, gedung ini telah menemukan tujuh buah bintang, yang sebelumnya
tidak diketahui orang.
Ilmu pengetahuan pada masa pemerintahan dinasti Buwaihi terus berkembang
seperti masa sebelumnya, walaupun situasi politik tidak stabil.Seolah-olah ilmu
pengetahuan dan politik berbanding terbalik (Amin, 1962: 2-3).Ketika politik tidak
stabil, ilmu pengetahuan malah lebih maju dan matang dari waktu sebelumnya.Oleh
sebab itu pendapat yang mengkategorisasikan sejarah Islam dalam berbagai
periodesasi tidak dapat diterapkan dalam bidang perkembangan ilmu pengetahuan.
Walaupun kekuasaan politik berakhir dengan munculnya kekuasaan dinasti lain,
namun perkembangan ilmu pengetahuan tidak akan berhenti dengan hilangnya
kekuasaan politik. Pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan akan terus
berlanjut seiring dengan aktifitas pengkajian dan penelitian yang dilakukan para
ulama. Para ulama, sastrawan dan filosof yang muncul di masa dinasti Buwaihi
merupakan kebanggaan umat, sehingga pada masa ini tumbuh berbagai kota pusat
ilmu pengetahuan seperti Bagdad, Basrah dan Kufah di Irak, Rayy dan Ishfahan di
Persia.

5
B. Perkembangan Pendidikan Islam Pada Masa Dinasti Buwaihi
1) Lahirnya organisasi rahasia Ikhwan Al Syafa’
Tumbuhnya organisasi ini adalah dari kaum filosof. Mereka
menamakannya dengan Ikhwan Al Syafa’. Pemimpin dan anggota organisasi ini
tidak diketahui benar, sebab mereka tidak menampakkan diri. Organisasi ini
membentuk aliran tertentu yang mereka tuangkan ajarannya dalam 50 risalah.
Diantara ajaran yang terpenting adalah dikatakan bahwa syariah itu dikotori
penuh dengan kebodohan yang bercampu kesesatan, tidak ada jalan lain
mensucikannya, kecuali dengan berfilsafat, karena didalam alquran itusendiri
terkandung filsafat, theology dan mashlahat ijtihadiah. Dengan demikian, filsafat
yunani dan syariah arabiah dipadukan menjadi satu, maka tercapailah
kesempurnaan. Risalah-risalah itu meliputi semua objek studi manusia, ilmu pasti,
termasuk astronomi, ilmu bumi, ilmu alam, musik, dan ilmu gaya; fisika termasuk
kimia, meteorology, dan geologi; biologi, zoology, botani, logika, gramatika,
etika, ilmu persiapan hidup diakhirat dan ilmu-ilmu lainnya.
2) Munculnya Para Filosof dan Ilmuan yang terkenal
 Abd al-Rahman sufi, salah seorang ahli fisika yang paling cemerlang pada
zamannya.
 Ad-Dawlah, ia adalah seorang sarjana fisika.
 Al-Kafi dan Abu Al Wafa’, dua tokoh ahli dalam ilmu bintang, ilmu alam,
dan ilmu pasti, mereka mempelajari dan menulis tentang perjalanan planet
diangkasa. Penemuannya mengenai Solstisi musim panas dan Equinox
musim gugur.
 Ibn Sina(980-1037M), merupakan seorang dokter yang mengarang satu
ensiklopedia dalam ilmu kedokteran yang terkenal dengan nama Al-Qanun
fii al-thib. Ibn Sina banyak mengarang dan yang termasyur adalah Al
Syifa’, suatu ensiklopedia tentang fisika, metafisika, dan matematika yang
terdiri atas 18 jilid.

6
 Jabir Ibn Hayyan, merupakan bapak ilmu Kimia. Dan Abu Bakar zakaria
Al-Razi (865-925M) mengarang buku besar tentang Al-kimia yang baru
dijumpai di abad XX .
 Abu Raihan Muhammad Al Baituni, merupakan ahli Fisika, sebelum
Galileo telah mengemukakan teori tentang bumi berputar sekitar asnya.
Kemajuan dalam bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan dalam masa Dinasti
Buwaihi dipengaruhi beberapa faktor :
- Arah pembangunan di perioritaskan pada masalah agama, ilmu, kebudayaan,
ekonomi dan keamanan.
- Para amir memberikan motivasi terhadap perkembangan agama, ilmu
pengetahuan dan filsafat.
- Mereka menganut aliran mu’tazilah sebagai alternative untuk pembaruan
pemikiran dan kemajuan bangsa dan Negara.
- Para amir memberikan kebebasan kepada warganya untuk menganut aliran
Ahl Sunnah, Syiah, atau aliran lainnya.
- Warga Negara diperlakukan sama, baik mereka yang berasal dari bahasa arab,
Persia, atau dari suku bangsa lainnya.

2. PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA DINASTI SALAJIQAH(SALJUQ)


A. Pembentuk Dinasti Salajiqah
Saljuk (juga disebut Seljuq) atau Turki Saljuk (dalam Bahasa
Turki:Selçuklular; dalam bahasa Persia: Saljūqīyān; dalam Bahasa Arab ,Saljūq, atau
al-Salājiqa) adalah sebuah dinasti Islam yang pernah menguasai Asia Tengah dan
Timur Tengah dari abad ke 11 M hingga abad ke 14 M. Kata salajiqah (bentuk jama’
dari saljuq) adalah gabungan dari kabilah-kabilah turki yang dikenal dengan nama Al-
Guz, yang berasal dari Turkestan. Mereka menepati daerah dekat pantai timur laut
kaspia bukit-bukit yang terletak diantara sayhun(jaxartes) dan sungai Jayhun(oxus).
Nama Salajiqah berasal dari nama seorang pemimpin mereka yang bernama Saljuq
Ibn Duqaq. Yang mengumpulkan dan mempersatukan mereka dan kemudia
memimpinnya; sebelum itu mereka tidak mempunyai nama tersendiri pada tahun
956M. Saljuq mulai menjadi pemimpin mereka dan pada masa itu mereka

7
meninggalkan Steppa Khirghiz di Turkestan menuju Bukhara dan akhirnya mereka
memeluk islam dengan mazhab sunni.
Keluarga Salajiqah mengadakan perpindahan besar-besaran ke bagian barat
dunia islam. Perpindahan itu berlangsung selama berabad-abad dan melalui 3 tahap :
1. Perpindahan ini dibawah pimpinan Saljuq Ibn Duqaq, mereka
meninggalkan tempat tinggalnya menuju daerah Transoxania. Mereka
menetap disana dan bersahabat dengan dinasti Samaniyah, mereka
bersama dalam memerangi bangsa turki yang masih kafir. Mereka juga
membantu dinasti Samaniyah dalam perperangan melawan turki khanat
dan dalam menentang dinasti Ghaznawiyah.
2. Dimulai dengan diizinkan mereka menyebrang ke kurasan. Mereka
berhadapan langsung dengan dinasti Ghaznawiyah yang berkedudukan di
Naisabur. Pada tahun 429H Tugril Bk, pemimpin keluarga Salajiqah
setelah ismail ditangkap setelah memasuki Naisabur dan menduduki
Singasana dinasti Ghaznawiyah, yang menamakan dirinya sebagai sultan,
kemudian menguasai wilayah kurasa dan mengumumkan berdirinya
dinasti salajiqah, pada tahun 432H Tugril Bk mengirimkan surat kepada
khalifah meminta pengakuan atas berdirinya dinasti mereka dengan Tugril
Bk sebagai sultan. Pada tahap ini kekuasaan mereka semakin luas,
mencangkup hampir seluruh daerah Iran dan menghapuskan kekuasaan
dinasti Buwaihi atas daerah-daerah itu.
3. Dimulai ketikaa mereka sampai di Irak, Tugril Bk memasuki kota
Baghdad, menangkap dan memenjarakan Sultan Malik Al-Rahim dari
dinasti Buwaihi yang sedang memerintah pada waktu itu. Peristiwa itu
terjadi pada thaun 447H. berhasilnya menduduki kota Baghdad selesailah
perpindahan kota besar keluarga Salajiqah, kekuasaan mereka telah
membentang dari daerah Transoxiana sampai ketepi laut tengah dan
dengan demikian mereka telah berhasil mempersatukan dunia islam
ditimur dibawah kekuasaan mereka.
Keberhasilan dinasti salajiqah mempertahankan kekuasaannya selama lebih
kurang 2 abad tak terlepas dari peran para pejabat/wazir/menteri yand ada di

8
lingkungan pemerintahannya. Diantara wazir-wazir yang terkenal pada masa itu
adalah:
1. Ibn nasr Muhammad ibn Muhammad fakhr Al-Daulah ibn juhair wazir pada
masa al-Qaim
2. Abu syarwan ibn kholid al-qasyani,wazir pada masa mustarsyid
3. Ibn al-attar,wazir pada masa al-nasir
4. Abu nasr Muhammad ibn Mansur al-kundari wazir sultan tughrul beg dan
sultan alp arsalan
5. Taj al-din abu al-ghanayim,wazir sultan sanjar
6. Ali bin al-hasan al-tughra’i,wazir sultan sanjar
7. Sa’ad ibn ali ibn isa,wazir sultan Muhammad di irak
8. Al-ustaz al-tughra’i ,wazir sultan mas’ut ibn Muhammad di irak
9. Nizam al-mulk,wazir sultan alp arsalan dan sultan malik syah
B. Perkembangan Pendidikan Pada Masa Dinasti Salajiqah
Alasan lain pemindahan madrasah dari masjid adalah alasan yang bersifat etis
yang terkait dengan fungsi pelaksanaan ritual ibadah yang menuntut adanya
ketenangan. Maksum berpendapat bahwa dipertimbangkannya kembali masjid
sebagai tempat penyelenggaraan pendidikan ada tiga alasan: Pertama, Kegiatan
pendidikan di masjid dianggap telah mengganggu fungsi utama lembaga itu sebagai
tempat ibadah. Kedua, berkembangnya kebutuhan ilmiah sebagai akibat
perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan, banyak
ilmu yang tidak bisa lagi diajarkan di masjid. Dalam kaitan tersebut Ahmad Salabi
menyatakan bahwa: “ilmu berkembang dengan perkembangan zaman, pengetahuan
pun lebih maju lagi”. Ketiga, timbulnya orientasi baru dalam penyelenggaraan
pendidikan sebagai guru mulai berfikir untuk mendapatkan rizki melalui kegiatan
pendidikan. 23 Makdisi mengajukan teori bahwa asal-muasal pertumbuhan madrasah
merupakan hasil tiga tahap yaitu tahap masjid, tahap masjid khan dan tahap madrasah
Pada pemerintahan sultan malik syah pendidikan berkembang ia
memperhatikan dan mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban pada
masa sultan malik syah ini, wazir nizam al-mulk yang berperan besar dalam
memajukan pendidikan dan ilmu pengetahuan.

9
1. Lembaga pendidikan pada masa Dinasti Salajiqah
Lembaga pendidikan islam yang terkenal pada masa itu adalah
madrasah nizamiyah. Madrasah ini didirikan oleh nizam al-mulk pada masa
pemerintahan sultan alp arsalan.Madrasah ini dapat disamakan dengan
perguruan tinggi masa sekarang.
a. Latar belakang pendirian madrasah nizamiyah
Ada dua faktor yang melatar belakangi didirikannya madrasah
nizamiyah:
1. Faktor pendidikan
Pendirian madrasah pada masa dinasti salajiqah merupakan
konsekuensi logis dari pertambahan jumlah murid pada masa
pertumbuhan dan perkembangan islam. Karena jumlah murid terus
bertambah maka sistem pendidikan pun harus berubah,dari
perhatiannya yang cenderung dan berorientasi individual menjadi
cenderung dan berorientasi massal. Dengan penjelasan di atas,
pendirian Madrasah Nizamiyah oleh Nizam al-mulk bisa dipahami
dan dimengerti dari sisi motivasi untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat terhadap pendidikan yang semakin luas.
2. Faktor politik
Pendirian madrasah nizamiyah, disamping faktor pendidikan juga
dilatar belakangi faktor politik. Seperti kita ketahui bahwa sebelum
dinasti salajiqah, daerah khilafah Abbasiyah dikuasai oleh dinasti
buwaihi. Dinasti ini menganut aliran keagamaan syi’i(syiah) dan
mereka berusaha menanamkan pengaruh aliran itu di tengah-
tengah masyarakatnya melalui propaganda termasuk melalui
aktivitas kependidikan. Dinasti Saljuq menganut aliran keagamaan
sunni. Aliran sunni dan syi’i memiliki doktrin atau ideology politik
yang berbeda.
b. Kurikulum Madrasah Nizamiyah
Tujuan institutional madrasah Nizamiyah adalah dalam rangka
penyebaran aliran sunni ke tengah-tengah ke masyarakat. Oleh karena

10
itu mata pelajaran yang diajarkan di pengaruhi ideology sunni. Bisa
dikatakan bahwa kurikulum Madrasah Nizamiyah pada saat itu
didominasi oleh ilmu-ilmu keagamaan atau ilmu-ilmu syariah. Bukti-
buktinya adalah :
1. Tak ada seorang pun ahli ahli sejarah yang mengatakan bahwa
diantara materi pelajaran yang diajarkan di Madrasah
Nizamiyah adalah ilmu kedokteran, ilmu Falak, Clan ilmu
pasti. Tetapi mereka hanya menyebutkan bahwa diantara
materi pembelajarannya adalah Nahwu, ilmu kalam dan ilmu
Fiqih.
2. Guru-guru yang mengajar di Madrasah Nizamiyah adalah
ulama-ulama syariah seperti : abu ishaq al-Syarazi, Al-Ghazali,
Al-Qazwaini, Ibn Al-Jauzi dan lain-lain. Tidak dikatakan
bahwa disana juga ada guru Filsafat. Maka Madrasah
Nizamiyah itu adalah Madrasah Syariah bukan madrasah
Filsafat.
3. Pendiri Madrasah Nizamiyah itu bukanlah orang yang
membela filsafat dan bukan pula orang yang membantu
pembebasan filsafat.
4. Zaman berdirinya madrasah Nizamiyah bukanlah zaman ke
emasan filsafat melainkan zaman penindasan terhadap filsafat.
Walaupun kurikulum Madrasah Nizamiyah lebih berorientasi kepada
ilmu-ilmu keagamaan, namun yang jelas, Madrasah Nizamiyah telah melahirkan
ahli dan sarjana-sarjana yang terkenal dengan sistem modern.

2. Perkembangan Madrasah Nizamiyah


Apa yang dilakukan Nizam Al-Mulk dengan membangun Madrasah itu
mendapat respon dari masyrakat, khususnya kalangan penguasa, bangsawan dan
hartawan. Mereka kemudian ikut mendirikan madrasah dibeberapa tempat.
Persaingan sehat ini menambah makin banyaknya jumlah lembaga pengetahuan
yang dibangun bagi perkembangan peradaban islam. Ada dua madrasah yang

11
terkenal, yaitu Madrasah Nizamiyah Dinaisapur dan Madrasah Nizamniyah di
Baghdad.
a. Madrasah Nizamiyah Dinaisapur
Madrasah ini dibangun oleh Nizam Al-Mulk. Secara fisik madrasah ini
terdiri dari 3 bagian penting : sebuah gedung madrasah, sebuah masjid
dan sebuah perpustakaan. Dalam mengoperasikan proses pendidikan
dan pengajaran madrasah ini. Nizam Al-Mulk mengangkat beberapa
orang. Mereka adalah mudarris (guru besar),muhaddis (ahli hadist)
yang mengajar di madrasah, seorang pustakawan yg mengurus
perpustakaan yang juga merangkap sebagai guru bahasa arabdan
seorang muqri’ yang mengajarkan Al-qur’an di mesjid
b. Madrasah Nizamniyah di Baghdad
Ini merupakan madrasah yang paling terkenal. Kemansyuran ini
disebabkan kelengkapan informasi tentang madrasah ini bila
dibandingkan dengan yang lain. Di mulainya pembangunan madrasah
Nizamiyah di Baghdad di ujung tahun 457 H. Beberapa bangunan
istana tua di pinggir sungai tigris diruntuhkan lalu bahan bangunannya
digunakan untuk membangun madrasah ini. Menurut Ahmad Syalabi,
madrasah ini menyediakan kitab-kitab di perpustakaan, pemberian
beasiswa, dan asrama mahasiswa, untuk biaya operasional madrasah
ini Nizam al-Mulk menyediakan waqaf terdiri dari pasar yang
dibangun tepat didepan pasar itu, kebun-kebun, beberapa bangunan
tempat tinggal yang diperuntukkan bagi tamu dann kegiatan madrasah
yang besar.

3. PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA GHAZNAWIYAH


A. PEMBENTUKKAN DAN PERKEMBANGAN DINASTI GHAZNAWIYAH
Secara historis ghaznawiyah diawali oleh tokohnya yang bernama alptigin.
Puncak kejayaan dinasti ini dicapai pada masa cucunya Mahmud. Dalam masa
pemerintahan Mahmud bin Sabuk Tigin (999-1030 M) dinasti ghaznawiyah mencapai

12
puncak kemajuannya. Selama memerintah beberapa perubahan dan kebijaksanaan
yang dilakukan Mahmud antara lain :
1. Bidang Keuangan
Yang dikembangkan pada masa pemerintahan sultan Mahmud merupakan
pengaturan pengeluaran uang Negara berupa dana untuk kepentingan tertentu.
Pengawasan terhadap pendanaan ini sangat ketat dan diberikan untuk jangka
waktu tertentu serta kepada pegawai-pegawau yang sudah ditentukan.
2. Memperluas daerah Ghaznawiyah
Kota Ghazna sebagai ibukota Ghaznawiyah terletak pada tempat yang
strategis karena ia terletak pada puncak dataran tinggi. letak ini memudahkan
Mahmud melaksnakan ekspedisi militernya dalam upaya memperluas daerah
kekuasaan Ghaznawiyah.
B. PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN
Kemajuan ilmu pengetahuan ditopang oleh sumber kekayaan Negara yang
mencukupi. Kekayaan Negara diantaranya diperoleh dari rampasan perang yang
terjadi selama perluasan daerah daulat Ghaznawiyah. Sultan Mahmud dikenal sebagai
salah seorang dianatara para penerima pertama gelar al-Gazi. Gelar ini merupakan
kehormatan yang diberikan kepada pasukkan perbatasan yang turut serta dlam perang
suci (jihad) melawan penyembah berhala. Dalam ilmu pengetahuan terdapat beberapa
kemajuan yang hingga sekarang masih mempunyai makna dan
pengaruhnya.Dianataranya adalah di masa Sultan Mas’ut lahirnya penemuan teori-
teori dan karya ilmiah oleh ilmuan bernama Abu al-Rayhan Muhammad Ahmad al-
Biruni.Ia adalah seorang ilmuan arab keturunan Persia
Kemajuan di bidang astronomi juga terjadi pada masa pemerintahan Sultan
Jalal al-Din Malik Syah.Beliau terkenal sebagai pengayom kegiatan penelitian ilmu
perbintangan. Setelah Mahmud meninggal dunia kemegahan dinasti ini berangsur
suram kemajuan-kemajuan yang dicapai Mahmud dalam berbagai bidang tak dapat
dipertahankan oleh penggantinya.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1). Pendidikan Islam Pada Masa Dinasti Buwaihi
Dinasti Buwaihi dalam perjalanan sejarahnya, mengalami masa kemajuan dan
kemunduran. Masa kemajuan mereka ditandai dengan dikembangkannya ilmu
pengetahuan dan filsafat serta didirikannya bangunan-bangunan baru, dalam rangka
memakmurkan dan mensejahterakan rakyatnya. Atas kemajuan ini, tidaklah
mengherankan, bila rakyat pada masa kekuasaan Dinasti Buwaihi, yang berlangsung
sekitar seratus tahun ini, cukup aman dan tenteram. Dalam perjalanan berikutnya, karena
adanya peperangan antara pembesar-pembesar Dinasti Buwaihi antara lain Baha’, Syaraf
dan saudara ketiga mereka, Shamsham Al Dawlah, dan juga pertikaian antar anggota-
anggota kerajaan untuk menentukan penerus mereka, serta fakta bahwa Buwaihi
berkecenderungan Syi’ah sehingga sangat di benci oleh orang-orang Baghdad yang
Sunni, menjadi sebab-sebab penting bagi keruntuhan dinasti Buwaihi. Selain itu dengan
berkuasanya Bani Saljuk dalam Daulah Abbasiyah menggeser kekuasaan Dinasti
Buwaihi. Kehadiran Bani Saljuk ini adalah atas ''undangan'' Khalifah untuk
melumpuhkan kekuatan Bani Buwaihi di baghdad. Dan inilah akhir dari kekuasaan
Dinasti Buwaihi.

2). Pendidikan Islam Pada Masa Dinasti Salajiqah (Saljuq)


Dinasti Salajiqah yang menggantikan kedudukan Dinasti Buwaihi di dalam istana
para Khalifah Abbasiyah. Walaupun Dinasti Salajiqah telah berdiri dan mendapatkan
pengakuan dari Khalifah Abbasiyah pada tahun 432 H. Namun, kekuasaan mereka belum
utuh,karena di Baghdad masih berkuasa Dinasti Buwaihi yang mendapingi Khalifah
Daulah Abbasiyah. Baru pada tahun 447 H. Setelah Dinasti Buwaihi dijatuhkan, dan
Dinasti Salajiqah menguasai Baghdad,mereka mendapat kekuasaan yang utuh dan
menjadi tangan kanan Khalifah Abbasiyah.

3). Pendidikan Pada Masa Dinasti Ghaznawiyah


Secara historis ghaznawiyah diawali oleh tokohnya yang bernama alptigin.Puncak
kejayaan dinasti ini dicapai pada masa cucunya Mahmud. Dalam masa pemerintahan
Mahmud bin Sabuk Tigin (999-1030 M) dinasti ghaznawiyah mencapai puncak
kemajuannya. Kemajuan ilmu pengetahuan ditopang oleh sumber kekayaan Negara yang
mencukupi.Kekayaan Negara diantaranya diperoleh dari rampasan perang yang terjadi
selama perluasasn daerah daulat Ghaznawiyah

14
DAFTAR PUSTAKA
Frady, M.Noor.2015. “Sistem dan Kelembagaan Pendidikan Islam Bani Saljuq”.
Tarbiyah Islamiyah. ISSN 2088-4095. Vol.5 No.2 Hal: 21-27
Nasir, M. 2014. “Perkembangan Intelektual Pada masa Dinasti Buwaihi”.Jurnal
At-Tafkir. Vol.VII No.1 Hal: 182-183
Ramayulis.2011. Sejarah Pendidikan Islam. Kalam Mulia : Jakarta

15

Anda mungkin juga menyukai