Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Logam merupakan sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh manusia, baik itu
logam murni ataupun logam yang berbentuk campuran. ¾ unsur di muka bumi ini
adalah logam. Logam memiliki karakter khas yang membedakan nya dengan
unsur-unsur lain yang berada di tabel perodik. Dalam pengolahan untuk
pemanfaatan logam dikenal dengan metalurgi. Metalurgi adalah proses sains dan
teknologi proses dari pemisahan logam dari sumbernya. Metalurgi memiliki
beberapa proses. Logam juga bertindak sebagai pereduksi jika bereaksi dengan
beberapa senyawanya. Hal-hal diatas akan dibahas pada makalah kali ini.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa itu logam?

2. Apa sumber utama logam?

3. Bagaimana sebaran logam di alam?

4. Apa saja dan bagaimana proses-proses metalurgi atau ekstraksi logam?

5. Bagaimana proses logam sebagai zat pereduksi?

1.3. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apa itu
logam, ciri khas logam, proses metalurgi atau ekstraksi logam serta bagaimana
proses logam bertindak sebagai zat pereduksi secara jelas.

1
1.4. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah mengetahui ciri khas logam,
proses-proses pemurnian logam serta mengetahui proses reduksi logam

2
BAB II

ISI

A. Pengertian dan Sifat-Sifat Umum Logam

Kata logam yang dalam bahasa inggrisnya disebut metal berasal dari
bahasa Yunani metallon yaitu suatu unsur kimia yang membentuk ion dan
memiliki ikatan yang disebut ikatan logam. Dalam tabel periodik, terdapat unsur-
unsur yang termasuk dalam golongan logam. Suatu unsur dikatakan golongan
logam jika memiliki karakteristik dari luar berkilau, keras dan tidak dapat
ditembus oleh cahaya serta logam memiliki konduktivitas listrik dan termal yang
baik . Logam juga dikatakan bersifat daktilitas ( kemampuan untuk menahan
kelenturan logam, sehingga ketika di regangkan dan ditekuk logam tidak mudah
retak) 1. Hal ini disebabkan oleh lem elektron dan juga disebabkan karena antara
satu bidang kristal dengan bidang kristal yang lainnya sangat mudah untuk saling
menggeser, dimana bidang-bidang yang bisa digeser tersebut disebut dengan
bidang geser yang merupakan rintangan berenergi nibi rendah.2Logam merupakan
elemen yang keberadaanya berjumlah ¾ dari total semua elemen yang ada di
muka bumi.

Logam adalah unsur yang jumlah elektron di kulit terluar atomnya lebih
kecil atau sama dengan nomor periodanya.3 Sebagian besar struktur logam stabil
hanya pada suhu yang normal saja.4 Ketika kita melihat tabel periodik, bisa
dikatakan teratur, dimana untuk titik leleh dan tingkat kekerasan logam meningkat
dari periode 1( 1A) ke periode tengah dari logam transisi periode 12 (II B) 5. Batas

1
William L. Jolly, Modern Inorganic Chemistry Second Edition (Amerika:McGraw-Hill, 1976),
hlm 309
2
Audrey L. Companion, Ikatan Kimia, Terjemahan Dr. Ir Suminar Achmadi. ( Bandung:ITB, 1991),
HLM 95-96
3
Drs. Hiskia Achmad, Kimia Unsur dan Radiokimia ( Bandung: Citra Aditya Bakti, 1992), hlm
95
4
Alan G. Sharpe, Inorganic Chemistry Third Edition (Inggris:Logman, 1981), hlm 154
5
Bodie Douglas, Darl McDaniel dan John Alexander, Concepts and Models of Inorganic
Chemistry third edition( Canada: John Wiley & Sons, 1924), hlm 705

3
reaktivitas kimia logam-logam sangatlah besar, contohnya adalah Natrium,
dimana unsur ini memiliki reaktivitas yang sangat ekstrem. Dan unsur yang
memiliki kereaktivan yang berbanding terbalik dengan natrium adalah emas, hal
tersebut menjadi salah satu alasan mengapa emas dijadikan sebagai perhiasan.6

Logam memiliki sifat menyumbangkan elektron dan membentuk kation


dalam reaksi kimia non-logam, logam memiliki keelektronegatifan yang rendah
yaitu kurang dari 2,0. Diperkirakan ada 80 unsur dikelompokkan sebagai logam,
yang terdiri dari setiap golongan kecuali golongan VIA, VIIA, dan VIIIA. Unsur
logam ini terletak berada di sebelah kiri dan tengah pada sistem periodik unsur. 7
Berdasarkan massa jenisnya, logam digolongkan menjadi dua yaitu, logam berat
(memiliki massa jenis diatas 5) dan logam ringan (massa jenis kurang dari 5).

Ditinjau dari sifat kimianya, logam-logam memiliki oksida-oksida


pembentuk basa dan berdasarkan sifat logam terhadap oksida, logam-logam dapat
diklasifikasikan menjadi:

 Logam mulia, merupakan logam yang tidak dapat teroksidasi (Au, Pt, Ag dan
Hg).
 Logam setengah mulia, yaitu logam yang sedikit sukar teroksidasi, seperti Cu.
 Logam tidak mulia, yaitu logam-logam dalam keadaan biasa dan pada
perubahan suhu mudah mengalami oksidasi, misalnya K, Na, Mg, Ca, Al, Zn,
Fe, Sn, Pb, dsb.

Logam Besi

Logam besi yang terdapat di alam atau pertambangan yaitu ada tiga
bentuk:

- Berbentuk batu, seperti batu besi merah (Fe2O3)


- Berbentuk pasir, sepertu pasir besi hitam (TiO2)

6
James E. Brady, Kimia Universitas Asas & Struktur Jilid Satu, Terjemahan Dra. Sukmariah Maun,
Dra. Kamianti Anas dan Dra. Tilda S. Sally(Tangerang : Binarupa Aksara), hlm 144
7
Keenan, Kleinfelter dan Wood, Kimia Untuk Universitas Jilid 2. Terjemahan A. Hadyana
Pudjaatmaka, Ph.D (Jakarta: Erlangga, 1984), hlm 149

4
- Berbentuk halus, seperti pasir besi spat (Fe2CO3).8

Logam-logam yang Bukan Besi

a. Tembaga

Tembaga memiliki warna yang agak gelap seperti coklat keabu-abuan dan
memiliki struktur kristal FCC. Tembaga bersifat menghantarkan listrik dan kalor
yang baik, mampu tempa, duktil dan mudah dibentuk menjadi kawat atau plat-
plat.

Sifat-sifatTembaga

Tembaga murni bersifat lunak, kuat dan malkabel, mampu menghantarkan


listrik dan panas yang baik yang biasanya digunakan untuk konduktor listrik,
kerajinan tangan, alat solder, pipa spiral pendingin dan sebagai bahan dasar
pembuatan kuningan dan perunggu. Tembaga memiliki titik lebur1070-1093°C
yang tergantung pada kadar kemurniannya.

b. Aluminium

Aluminium bersifat tahan korosi pada media yang berubah-ubah dan


memilikiduktilitas yang tinggi. Aluminium memiliki struktur FCC. Logam
aluminium bermassa jenis rendah dan mampu menghantarkan listrik dan panas
yang baik.

Bijih-bijih logam aluminium ini dapat diklasifikasikan menjadi beberapa


kelompok, yaitu:

- Bauksit, berbentuk batu-batuan berwarna coklat atau merah. Bauksit yang


telah dipisahkan dari zat pengotor diperoleh kaolin (Al2O3.2 SiO2.H2O),
gibbsite (Al2O3 3H2O), dan bochmite (Al2O3H2O).
- Nepheline
- Alunite

8
Suparni Setyowati, Kimia Industi untuk SMK, (Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan, 2008), hal. 33-34

5
- Cynite, diproduksi langsung untuk peleburan langsung paduan aluminium-
silikon.

Sifat-sifat Aluminium

Titiklebur : 660°C

Kerapatan massa : 2,7 gr/cm3

Sifat-sifat : - mampu menghantarkan listrik dan kalor dengan baik.

- lebih ringan dari logam yang sering digunakan

- lunak, dan tahan terhadap korosi

Kegunaan : digunakan untuk peralatan masak karena ringan dan mampu


Menghantarkan kalor dengan baik

- banyak digunakan dalam pembuatan kendaraan dan bangunan


industry,Pembuatan kapal terbang, dan kapal laut.

-dibandingkan dengan tembaga, aluminium relatif lebih murah


sehingga banyak digunakan untuk kabel listrik karena memiliki
konduktivitas listrik yang tinggi

c. Nikel

Nikel memiliki bentuk struktur FCC, bersifat keras dan magnetis. Untuk
memperbaiki sifat tahan korosi dan tahan panas, nikel cocok dibuat paduan binary
dan ternary. Bijih-bijih nikel dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: bijih
sulfida dan bijih silikat.

d. Magnesium

Logam magnesium tahan korosi karena lapisan oksida magnesium.


Magnesium tergolong dalam logam ringan. Bijih magnesium yang banyak kita
ketahui yaitu magnesium karbonat (MgCO3), carolite (MgCl2KCl6 H2O) dan
dolomite (CaCO3).

6
Sifat-sifat magnesium

Logam magnesium bersifat lunak, berkekuatan tarik yang rendah dan


tahan korosi. Magnesium memiliki rapat massa 1,74 gr/cm3 dan titik lebur 657°C.
Magnesium digunakan untuk roda pesawat terbang dan panel-panel pesawat yang
umumnya dipadu dengan unsur lain untuk memperoleh bahan struktural.

e. Seng

Logam seng mempunyai susunan kristal hcp, tergolong rapuh, namun pada
temperatur 100°-150°C memiliki sifat yang mudah ditarik menjadi kawat. Bijih
seng tersedia dalam bentuk bermacam mineral seperti hemomorphite (Zn2 SiO4
H2O), smith souite (ZnCO3). Seng dapat digunakan untuk pelapisan agar tahan
terhadap karat (galvanisasi) dari produksi seng 45% dan dapat juga digunakan
untuk bronze, brass, dll.

Sifat-sifat seng

Seng bersifat lunak, ulet dan tahan terhadap korasi. Seng banyak
digunakan untuk melapisi baja, sebagai dasar paduan penuangan cetak dan
sebagai unsur pembuatan kuningan. Seng memiliki titik lebur -4200°C dan rapat
massa -7,2 gr/cm2.

f. Timbal

Logam timbal memiliki struktur kristal FCC, berwarna abu-abu kebiru-


biruan. Timbal bersifat lunak dan mampu tempa. Timbal memiliki sifat konduksi
kalor/listrik yang baik. Timbal dapat diperoleh dari bijih timbal atau hasil
sampingan dari bijih logam lain. Terkadang bijih timah hitam mengandung lebih
banyak seng daripada timbal sehingga disebut bijih seng timbal. Bijih timbal
dapat diperoleh dalam bermacam bentuk mineral diantaranya anglisite (PbSO4-),
galena (PbS) dan cerusoite (PbCO3).

Sifat-sifat timbal

7
Timbal memiliki kekuatan tarik yang sangat rendah, tahan korosi dan
bersifat lunak. Timbal dapat digunakan sebagai pelindung kabel listrik, dasar
paduan solder, dan kisi-kisi pelat aki.9

B. Sumber Utama Logam

Tidak bisa dipungkiri, logam merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh


manusia. Contohnya adalah untuk memasak kita memerlukan pisau, logam
merupakan bahan utama dari pembuatan pisau itu sendiri. Contoh lain dari
kegunaan logam adalah untuk perhiasan yang digunakan kebanyakan kaum
wanita. Lalu timbul pertanyaan, darimana logam berasal?

Logam sendiri berasal dari lapisan kerak bumi yang merupakan bahan-
bahan murni baik organik maupun anorganik. Alat-alat yang pertama kali dikenal
dan berperan penting dalam sejarah peradaban kehidupan manusia adalah alat-alat
yang berbahan logam.

Proses pengambilan logam yang pertama kali dimulai dengan


pengambilan logam dari pertambangan di bawah tanah atau kerak bumi,
kemudian logam tersebut dicairkan dan dimurnikan dalam pakbrik sehingga
menjadi logam-logam murni. Logam kemudian dibentuk sesuai dengan yang
dibutuhkan atau diperlukan misalnya, sebagai perhiasan seperti emas dan perak,
untuk peralatan pertanian atau besi dan pada logam jenis tertentu dalam ukuran
yang sangat kecil dapat digunakan sebagai bahan pengganti energy minyak.

Sebagian logam dapat terbuang kedalam lingkungan yaitupada proses


pemurnian logam dari pencairan sampai menjadi logam. Siklus alami dalam
perputaran logam yaitu dari kerakbumi kemudian kelapisan tanah, kemudian ke
makhluk hidup yaitu pada tanaman, hewan dan manusia, lalu logam tersebut
masuk kedalam air sehingga logam tersebut menggendap dan pada akhir dari
siklusnya yaitu logam tersebut kembali kekerak bumi. Di dalam kerak bumi
logam terbagi menjadi logam makro dan logam mikro, dimana logam makro

9
Ibid, hal. 44-57

8
ditemukan lebih banyak daripada logam mikro yaitu logam makro sebanyak 1.000
mg/ kg danlogammikrosebanyak 500 mg/ kg.

Logam pada kandungan alamiah akan berubah-ubah yakni tergantung pada


kadar pencemaran yang dilakukan oleh ulah manusia, atau juga bisa terjadi dari
perubahan alam, seperti erosi. Walau terus berubah-ubah, akan tetapi kandungan
logam dalam lingkungan yang dipengaruhi pertambangan masih lebih besar
daripada yang diakibatkan oleh erosi alamiah.10

Sumber logam lainnya adalah bijih-bijih logam yang dihasilkan dari


penambangan yang biasanya masih tercampur dengan zat pengotornya.
Kedalaman lapisan tanah dalam memperoleh bijih mempengaruhi presentasi berat
dari unsur-unsur yang terkandung dalam bijihnya. Misalnya pada kedalaman
tanah 16 km akan diperoleh bijih dengan 46,59% oksigen, 27,72% silikon dan
selebihnya unsur lain termasuk logam-logam. Logam-logam yang terdapat pada
bijih-bijih yang diperoleh biasanya masih mengandung unsur-unsur lain
didalamnya. Misalnya:

- Berupa oksida-oksida (untuk bijih Fe, Mn, Cr, Sn, dll.)


- Berupa karbonat-karbonat (untuk bijih Zn, Cu, Fe, dll.)
- Berupa sulfida (bijih Pb, Zn, Cu, dll.)

C. Sebaran Logam di Alam

Logam merupakan salah satu unsur penyusun bumi dan kerak bumi,
dimana kelimpahannya mencapai 346.300 ppm (Fe). Hal tersebut lantas
menjadikan besi (Fe) sebagai unsur terbesar dalam struktur penyusun bumi
maupun kerak bumi. Untuk sebaran unsur-unsur logam secara vertikal secara
umum adalah sebagai berikut:

 Inti dalam bumi, terdapat padatan Fe dan Ni


 Inti luar bumi, terdapat cairan S
10
Darmono, Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup ( Jakarta: UI-Press, 1995), hlm 1

9
 Mantel bumi, terdapat padatan Magnesium Silikat

Sebaran Logam di Indonesia

Kita sebagai masyarakat Indonesia patut berbangga dengan berbagai macam


kekayaan alam yang dimiliki oleh indonesia. Salah satu bukti kekayaanya adalah
dengan banyaknya logam yang ada di Indonesia. Bahkan logam-logam tersebut
tersebut tersebar diseluruh daerah-daerah Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

1. Daerah penghasil Alumunium terdapat di Papua


2. Daerah penghasil Bauksit terdapat di Kalimantan Barat
3. Daerah penghasil bijih besi terdapat di Cilacap, Cilegon, Gunung tegak,
Lengkabana dan masih banyak lagi

D. Prinsip-Prinsip Ekstraksi

Dizaman sekarang, tingkat kebutuhan logam dengan tingkat kemurnian


yang tinggi serta pengambilan unsur-unsur logam yang bersifat toksik dari limbah
merupakan dua hal yang menjadi perhatian khusus dalam dunia kimia industri
logam. Dibutuhkan cara pemisahan yang efektif, ekonomis serta ramah
lingkungan. Metode ekstraksi bisa menjadi jawaban dari kekhawatiran tersebut.
Dimana dengan metode ekstraksi tingkat kemurnian lebih tinggi dibandingkan
dengan proses pemisahan lainnya.11

Metalurgi atau ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat yang


sebelumnya berbentuk campuran dari dua zat yang berbeda. Maka ekstraksi logam
adalah proses pemisahan logam dari sumbernya. Namun tidak semua pemisahan
metalurgi ini cocok untuk semua logam. 12 Ada beberapa prinsip dalam metalurgi,
yaitu pemekatan bijih,ekstraksi logam dari bijih yang sudah pekat dan pemurnian
logam

11
Ali Kusrijadi, Yaya Sonjaya dan Yayan Sunarya, Kajian Proses Ekstraksi Ion Logam Cu (II)
Dengan Ekstraksi 1- fenil-3-methyl-4-stearoilpirazol-5-on(HPMSP), Jurnal Pengajaran MIPA Vol.
3 No. 1, 2002, hlm 41
12
Ralph H. Petrucci, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat Jilid 3. Terjemahan
Suminar Achmadi, Ph.D (Jakarta: Erlangga, 1985), hlm1177

10
a. Pemekatan bijih
Pada proses ini, mineral dipisahkan dari karang yang tidak diperlukan.
Ada 2 macam cara pemekatan , yaitu dengan cara fisika dan kimia.
Cara fisika
Air disemprotkan ke mineral yang ingin dipisahkan dari
karangnya dan kemudian bijih logam dicampurkan dengan zat aktif pada
Setelah dicampurkan, campuran tersebut diberi udara dengan cara
dihembuskan, sehingga bijih logam yang melekat pada busa akan
mengapung, sedangkan karang tadi turun kedasar wadah sehingga logam
terpisah.13
Cara Kimia
Bauksit (Al2O3)diolah dengan menggunakan larutan NaOH yang pekat.
Kemudian bauksit akan melarut dan menghasilkan ion aluminat, AlO2-
Al2O3+2OH- 2AlO2- + H2O
Kemudian, setelah dipisahkan dari karang lalu diasamkan. Bauksit yang
terbentuk dipijar untuk memperoleh alumina.
2 Al(OH)3 Al2O3 + 3 H2O

b. Ekstraksi

Dalam metode ekstraksi, pemilihan jenis pelarut sangar menentukan


persentase perolehan kembali logam, contoh dari logam yang
menggunakan prinsip ini adalah logam Au.14Ekstraksi logam memiliki 3
prinsip, yaitu Pirometalurgi, hidrometalurgi dan elektrometalurgi

a. Pirometalurgi Prinsip yang digunakan dalam Proses pirometalurgi


adalah dengan menggunakan kalor untuk mereduksi mineral, hal
tersebut sesuai dengan kata pyro yang artinya suhu tinggi.15

13
. Hiskia Achmad, Op. Cit , hlm 95-96
14
Dhita Ariyanti dan Muhammad syaifuddin, Ekstraksi Au Dari Batuan Mineral Dengan
Hidrometalurgi Aerasi-Sianida Serta Kajian Perbandingan Efektivitasnya Pada berbagai Metode
dan Pelarut, Jurnal Kimia dan Pendidikan kimia Vol. 4 No. 2, 2019, hlm 116
15
Ibid , hlm 97

11
Ekstraksi logam dari bijih pekat dapat terjadinya proses reduksi logam dari
tingkat oksidasi positif menjadi logam bebas. Sebelum mereduksi,
diperlukan beberapa perlakuan seperti proses sintering (pelengketan), yaitu
suatu pemanasan bijih lembut tanpa pelelehan untuk memperoleh bijih
yang lebi besar ukirannya, atau calcining (kalsinasi), pemanasan bijih
karbonat atau oksida untuk membebaskan suatu gas karbon dioksida,
misalnya:

4FeCO3 (s) + O2 → 2 Fe2O3 (s) + 4 CO2 (g)

Selain sintering dan calcining dapat juga dilakukan dengan roasting


(pemanggangan), yaitu suatu pemanasan dalam oksigen atau udara di
bawah titik leleh bijih yang bersangkutan yang biasanya dilakukan
dilakukan pada bijih sulfida untuk memperoleh suatu sulfidannya,
misalnya:

2PbS (s) + 3 O2 (g) → 2PbO (S) + 2 SO2 (g)

Pada kedua proses tersebut biasanya dilakukan untuk memperoleh bijih


oksidannya. Untuk proses ekstraksi, reduksi, dan pemurnian logam secara
umum dapat dibagi dalam tiga macam metaluargy yaitu pirometaluargi,
elektrometalurgi, dan hidrometaluargi.

Pirometaluargi melibatkan reaksi kimia yang dilaksanakan pada


temperatur tinggi. Contohnya dalam smelting ( peleburan atau pelelehan),
reduksi mineral dapat menghasilkan lelehan logam yang biusa dipisahkan
dari batuan yang tak diinginkan. Pada proses reduksi ini biasanya
digunakan karbon atau logam lainnya. Oksida-oksida pada hasil
pemangangan bijih sulfida atau hasil kalsinasi bijih karbonat pada
umumnya direduksi dengan peleburan oleh karbon, reaksinya:

ZnO (S) + C (s) → Zn (s) + co (g)

Biasanya, pemekatan tidak sampai memisahkan secara sempurna batu-


batuan pengotor yang tak diinginkan dari mineralnya. Pada batuan

12
pengotor dapat dipisahkan dalam proses peleburan dengan penambahan
pereaksi flux (fluks) untuk menghasilkan slag ( terak atau ampas bijih)
yang berupa cairan dalam proses temperatur pada tungku. Sebagian besar
slag adalah silikat. Misalnya:

SiO2 (s) + CaCO3(s) → CaSiO (I) + CO3 (g)

Pada lelehan logam dan slag dapat membentuk lapisan yang terpisah
dalam tungku sehinga dapat dipisahkan. Pada slag dapat dipadatkan
sebagai massa mirip gelas untuk dibuang dan dipakai pada pembuatan
semen portland. Pada metode pirometaluargi dapat diterapkan untuk
produksi tembaga, zink, dan besi.16

b. Hidrometalurgi

Sesuai dengan namanya hydro yang berarti air, proses ini


menggunakan air untuk mengekstraksi logam dari bijinya dengan reaksi
dalam larutan air. Dalam proses hidrometalurgi yang terpenting adalah
proses leaching dimana proses leaching tersebut menjadikan senyawa
terlarut dalam bentuk ion biasa atau ion kompleks.

Adapun kelebihan dari proses hidrometalurgi adalah lebih ramah


lingkungan karena tidak menyebabkan polusi udara seperti yang
disebabkan pada proses pirometalurgi yang menghasilkan udara SO2.

c. Elektrometalurgi

Proses elektrometalurgi menggunakan listrik sebagai pereduksi


mineral atau memurnikan logam. Contohnya adalah proses ekstraksi
logam dari Alumunium

16
Kristian H. Sugiayarto, Retno D. Suyanti, Kimia Anorganik Logam (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2010), hlm 85-86

13
Gambar 1.1 elektrometalurgi alumunium
Sumber: Drs. Hiskia Achmad (2001, hal 99)

c. Pemurnian Logam

Didalam pemurnian kimia, terdapat istilah zat pengotor. Zat pengotor


tersebut yang dipisahkan dari larutan yang akan dimurnikan. Ada beberapa alasan
mengapa zat pengotor di pisahkan adalah:

1. Zat pengotor bisa menyebabkan logam tidak bisa digunakan


dengan baik
2. Zat pengotor yang ada di dalam logam memiliki nilai ekonomis,
sehingga bisa dijual terpisah dengan larutan yang sudah
dimurnikan. Contoh pemanfaatan dari zat pengotor untuk
ekonomis adalah perak yang merupakan hasil sisa metalurgi timbal
dan tembaga.

Adapun cara untuk memurnikan logam adalah:

a. Elektrolisis
b. Oksidasi zat pengotor
c. Destilasi logam denan titik leleh rendah17
E. Proses Reduksi Senyawa Logam
Unsur-unsur logam memiliki energi ionisasi serta elektronegativitas yang
rendah. Karena logam sangat mudah kehilangan elektorn dan sangat sulit untuk
mendapatkannya kembali, mengakibatkan logam akan berbentuk ion positif jika

17
Hiskia Achmad, Op. Cit, hlm 100

14
bereaksi dengan unsur non logam dan ini berarti logam akan teroksidasi. Logam
merupakan zat yang berperan sebagai pereduksi. Contohnya adalah reaksi logam
natrium dengan klor yang membentuk natrium klorida (NaCl)
2 Na(s) + Cl2(g) 2 NaCl (s)

Kemampuan logam sebagai zat pereduksi tak terbatas hanya dengan unsur-unsur
nonlogam saja, ketika logam bereaksi dengan asam, ciri khas logam sebagai
reduktor terlihat sangat jelas. Contohnya reaksi antara seng(Zn) dengan asam
klorida. Dimana pada reaksi tersebut, seng yang akan di oksidasi dan ion hidrogen
akan tereduksi.18

Zn(s) + 2HCl(aq) ZnCl2(aq) + H2(g)

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

18
. James E. Brady, Loc. Cit, hlm 443-444

15
Logam adalah suatu unsur kimia yang dapat membentuk ion serta
memiliki suatu ikatan yang dinamakan ikatan logam. Ciri khas dari logam adalah
berkilau, keras dan tidak dapat ditembus oleh cahaya. Logam juga memiliki
keistimewaan yaitu mempunyai sifat daktilitas.

Ada beberapa prinsip atau cara untuk memurnikan logam diantaranya ada
proses pemekatan bijih dimana pada proses ini logam akan dipisahkan dari
karangnya, ada pula proses ekstraksi yang memiliki 3 cara yaitu dengan cara
mereduksi mineral(pirometalurgi), dengan cara menggunakan air untuk
mengekstraksi logam(hidrometalurgi) serta dengan cara menggunakan listrik
untuk mereduksi mineral(elektrometalurgi), dan prinsip atau cara yang ketiga
adalah dengan proses pemurnian logam itu sendiri.

3.2. Saran

Pada proses ekstraksi, pada cara pirometalurgi menghasilkan gas SO2


yang dapat menyebabkan polusi udara. Maka kami menyarankan agar proses
metalurgi ini tidak perlu dipakai lagi, dan gunakan cara yang lebih efisien dan
ramah lingkungan salah satu contohnya adalah dengan menggunakan cara atau
prinsip hidrometalurgi

DAFTAR PUSTAKA

Alan G. Sharpe,1981, Inorganic Chemistry Third


Edition,Inggris:Logman

16
Ali Kusrijadi, Yaya Sonjaya dan Yayan Sunarya, 2012, “Kajian
Proses Ekstraksi Ion Logam Cu (II) Dengan
Ekstraksi 1- fenil-3-methyl-4- stearoilpirazol-5-
on(HPMSP)”:Jurnal Pengajaran MIP, Vol. 3 No. 1

Audrey L. Companion,1999 Ikatan Kimia, Terjemahan Dr. Ir


Suminar Achmadi. Bandung:ITB

Bodie Douglas, Darl McDaniel dan John Alexander,1924,


Concepts and Models of Inorganic Chemistry
third edition,Canada: John Wiley & Sons

Darmono, 1995,Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup ,


Jakarta: UI-Press

Dhita Ariyanti dan Muhammad syaifuddin,2019” Ekstraksi Au


Dari Batuan Mineral Dengan Hidrometalurgi Aerasi-
Sianida Serta Kajian Perbandingan
Efektivitasnya Pada berbagai Metode dan Pelarut”:Jurnal Kimia
dan Pendidikan kimia Vol. 4 No. 2

Hiskia Achmad, 1992,Kimia Unsur dan Radiokimia ,Bandung:


Citra Aditya Bakti

Horas.P,1984 “Logam Berat Dalam Lingkungan Laut”:Oseana,


Vol IX, No.1

James E. Brady, Kimia Universitas Asas & Struktur Jilid Satu,


Terjemahan Dra. Sukmariah Maun

Ralph H. Petrucci, 1985,Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern


Edisi Keempat Jilid 3. Terjemahan Suminar Achmadi,
Ph.D ,Jakarta: Erlangga, 1985

Keenan, Kleinfelter dan Wood, Kimia Untuk Universitas Jilid 2.


Terjemahan A.

Hadyana Kristian H. Sugiayarto, Retno D. Suyanti,2010, Kimia


Anorganik Logam,Yogyakarta: Graha Ilmu Pudjaatmaka,
Ph.D,Jakarta: Erlangga

17
Kamianti Anas dan Dra. Tilda S. Sally,Tangerang : Binarupa
Aksara

Kusuma,A.H,dkk,2015”Sebaran Logam Berat Terlarut Dan


Terendapkan Di Perairan Teluk Jakarta Pada Bulan
November 2014”:Jurnal Teknologi Perikanan Dan
Kelautan, ISSN: 2087-4871,Vol. 6,No.

Setiawan.H,2013” Akumulasi Dan Distributor Logam Berat Pada


Vegetasi Mangrove Di Perairan Pesisir Sulawesi
Selatan”: Jurnal Ilmu Kehutanan,Vol. VII,No.1

Suparni Setyowati,2018, Kimia Industi untuk SMK, (Jakarta:


Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan

William L. Jolly, 1976 , Modern Inorganic Chemistry Second Edition ,


Amerika:McGraw-Hill
.

18

Anda mungkin juga menyukai