Anda di halaman 1dari 4

LOGAM TRANSISI PERIODE KEEMPAT

Disusun oleh : 1. Adi Putra Ga Ngara


2. Doni M. Olang
3.

A. SKANDIUM
Scandium (Sc). Logam ini ditemukan pada mineral torvetit. Skandium dibuat dengan elektrolisis cairan
ScCl3 yang dicampur kloridaklorida lain. Manfaat unsur ini utamanya ketika dipaukan logam lain.
Misalnya paduan alumunium - skandium dipakai pada industri aeroangkasa dan peralatan sukan.

B. TITANIUM
Titanium (Ti). Ditemukan pada mineral rutil yang di di bijih besi sebagai ilmenit dan ferrotitanate.
Titanium terdapat pula pada karang, silikat, bauksit, batubara, dan tanah liat. Titanium dibuat dengan
Metode Kroll yang banyak menggunakan klor dan karbon.

C. VANADIUM
Vanadium (V). Vanadium terdapat pada senyawa karnotit dan vanadinit. Frevonadium (logam
campuran dengan besi) dihasilkan dari reduksi V2O5 dengan campuran silikon (Si) dan besi (Fe).
Vanadium kerap dipergunakan untuk membuat peralatan dengan kekuatan dan kelenturan tinggi.
Contohnya per mobil dan alat mesin berkecepatan tinggi.

D. KROMONIUM
Kromium (Cr). Unsur ini ditemukan pada krommit dan sejumlah kecil kromoker. Logam krom dibuat
menurut proses goldschmidt dengan jalan mereduksi Cr2O3 dengan logam aluminium. Krom sering
digunakan untuk mengeraskan baja, pembuatan baja tahan karat, hinga membentuk banyak aloi
(logam campuran) yang bermanfaat.

E. MANGAN
Mangan (Mn). Mangan bisa ditemukan pada biji berupa pirulosit dan rodokrosit. Pembuatan
feromangan dilakukan dengan mereduksi MnO2 dengan campuran besi oksida dan karbon. Mangan
dipakai pada produksi baja yang berguna saat pemurnian besi. Selain itu digunakan pula untuk
mengeraskan baja.
F. BESI
Besi (Fe). Besi jarang ditemui secara bebas di bumi, namun berada dalam wujud bijih besi, seperti
hematite, siderite, dan magnetite. Besi dibuat menggunakan bijih besi dengan cara mereduksi bijih
dalam tanur (tungku). Besi digunakan dalam bahan cat seperti cat minyak, cat air, atau cat tembok.
Dapat pula unsur ini untuk bahan tinta atau mengkilapkan kaca.

G. NIKEL
Nikel (Ni). Nikel bisa ditemui sebagai senyawa, seperti sulfida, arsen, dan silikat. Nikel sering
ditemukan pada komponen pemanas listrik sebagai logam campuran. Nikel juga untuk aliase seperti
pada baja stainless, monel, alnico, dan nikrom

H. TEMBAGA
Tembaga (Cu). Unsur ini dapat ditemukan pda Pirit tembaga, bornis, kuprit, melakonit, dan malasit.
Tembaga diperoleh dari bijih kalkopirit CuFeS2 melalui tahapan pengapungan, pemangganggan,
reduksi, dan elektrolisis. Tembaga kerap digunakan sebagai kabel jaringan listrik. Pipa ledeng juga
sebagian memakai bahan dari campuran tembaga.

I. SENG
Seng (Zn). Unsur tersebut ditemukan di alam sebagai senyawa sulfida seperti seng blende, senyawa
karbonat kelamin, dan senyawa silikat seperti hamimorfit. Pembuatan logam seng dilakukan dengan
memanggang seng sulfida (ZnS) lalu oksida seng direduksi dengan karbon pijar. Seng digunakan
dalam pelapisan besi dan baja sebagai pencegah karat.

J. KOBALT
Kobalt (Co). Kobalts di alam ditemuakan sebagai arsenda dari Fe, Co, Ni dan dikenal sebagai smaltit,
kobaltit, dan eritrit. Unsur Kobalt ketika hujan hidroksida hujan, akan timbul (NaOCl). Kobalt dipakai
dalam pembuatan alnico dengan menyampurnya dengan besi, nikel dan logam lain. Paduan kobalt,
kromium, dan wolfram bisa dimanfaatkan dalam peralatan berat, peralatan bersuhu tinggi, peralatan
yang berkecepatan tinggi.
Sifat :
Unsur transisi periode memiliki beberapa sifat fisika yang melekat padanya. Dalam modul Kimia
dari Kemdikbud (2020) berikut jabarannya:

1. BERSIFAT LOGAM
Semua unsur transisi periode 4 adalah logam dengan elektron-elektron berpasangan, kecuali pada
logam seng. Keadaan ini membuat kisi kristal logam dalam unsur ini lebih susah dirusah daripada
kisi kristal logam golongan utama. Logam-logam transisi bersifat keras dan memiliki daya hantar
listrik yang lebih baik dari logam pada golongan utama.

2. MEMILIKI TITIK LELEH DAN DIDIH YANG TINGGI


Keunggulan ini disebabkan ikatan antaratompada logam di unsur tersebut lebih kuat. Dari 9 logam
pada unsur transisi periode 4, hanya seng yang titik leleh dan titik didihnya paling rendah. Hal itu
dipicu keadaan pada seng yang orbital d-nya telah terisi penuh dan menyebabkan antaratom sen
tidak bisa membentuk ikatan kovalen
3. MEMILIKI SIFAT MAGNETIK
Dalam unsur transisi periode 4, logam-logamnya bersifat magnetik. Sifat magnetik ini
dapat berupa paramagnetik, diamagnetik, dan feromagnetik

4. JARI-JARI ATOM LEBIH BESAR DAN TIDAK TERATUR KIRI DAN KANAN
Keadaan ini dipengaruhi banyaknya elektron 3d yang saling tolak-menolak sehingga memperkecil
gaya tarik inti atom terhadap elektron. Elektron pun akan lebih menjauhi inti atom dan jari-jari
atomnya lebih besar

5. ION BAWARNA
Hampir samanya tingkat energi elektron pada unsur transisi, memicu munculnya warna pada ion-
inon logam transisi. Elektron akan bergerak pada tingkat lebih tinggi dengan menyerap sinar
tampak.
Sementara jika dilihat dari sisi kimia, sifat unsur transisi periode 4 yaitu:
1. Memiliki harga potensial di elektroda negatif, kecuali pada Cu.
2. Semua unsur transisi bida membentuk ion kompleks. Ion kompleks adalah struktur yang
menunjukkan kation logam dikelilingi dua atau lebih anion atau molekul netrak yang
dinamakan ligan.

Anda mungkin juga menyukai