Anda di halaman 1dari 13

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seng merupakan unsur paling melimpah ke-24 di kerak Bumi dan
memiliki lima isotop stabil. Bijih seng yang paling banyak ditambang adalah
sfalerit (seng sulfida). Kuningan, yang merupakan campuran aloi tembaga dan
seng, telah lama digunakan paling tidak sejak abad ke-10 SM. Logam seng tak
murni mulai diproduksi secara besar-besaran pada abad ke-13 di India, manakala
logam ini masih belum di kenal oleh bangsa Eropa sampai dengan akhir abad ke-
16. Para ahli kimia membakar seng untuk menghasilkan apa yang mereka sebut
sebagai "salju putih" ataupun "wol filsuf". Kimiawan Jerman Andreas Sigismund
Margraf umumnya dianggap sebagai penemu logam seng murni pada tahun 1746.
Karya Luigi Galvani dan Alessandro Volta berhasil menyingkap sifat-sifat
elektrokimia seng pada tahun 1800. Pelapisan seng pada baja untuk mencegah
perkaratan merupakan aplikasi utama seng. Aplikasi-aplikasi lainnya meliputi
penggunaannya pada baterai dan aloi. Terdapat berbagai jenis senyawa seng yang
dapat ditemukan, seperti seng karbonat dan seng glukonat (suplemen makanan),
seng klorida (pada deodoran), seng pirition (pada sampo anti ketombe), seng
sulfida (pada cat berpendar), dan seng metil ataupun seng dietil di laboratorium
organik.
Logam aluminium adalah logam yang mempunyai sifat ringan yang
pemanfaatannya sangat luas. Selain ringan juga memiliki kelebihan lain seperti
pengantar panas yang baik. Aluminium ditemukan pertama kali oleh Sir
Humprey Davy dalam tahun 1809 sebagai suatu unsur,d an pertama kali
direduksi oleh HC Oersted tahun 1825. Alumunium didapat dalam keadaan cair
melalui proses elektrolisa, yang umumnya mencapai kemurnian 99,85% berat.
Namun, bila dilakukan proses elektrolisa lebih lanjut, maka akan didapatkan
alumunium dengan kemurnian 99,99% yaitu dicapai bahan dengan angka
sembilannya empat.
Ketahanan korosi berubah menurut kemurnian, pada umumnya untuk
kemurnian 99,0% atau diatasnya dapat dipergunakan di udara tahan dalam waktu
bertahun-tahun. Hantaran listrik Al, kira-kira 65% dari hantaran listrik tembaga,
tetapi massa jenisnya kurang lebih sepertiga dari tembaga sehingga
memungkinkan untuk memperluas penampangnya. Oleh karena itu, dapat
dipergunakan untuk kabel dan dalam berbagai bentuk. Misalnya sebagai
lembaran tipis (foil). Dalam hal ini dapat dipergunakan Al dengan kemurnian
99,0%. Untuk reflector yang memerlukan reflektifitas yang tinggi juga untuk
kodensor elektrolitik dipergunakan Al dengan angka Sembilan empat.

1.2 Rumusan Masalah


2

1.2.1 Bagaimana sifat fisika, sifat kimia dan sifat atomik dari logam Zn dan
Al?
1.2.2 Di mana logam Zn dan Al dapat ditemukan?
1.2.3 Bagaimana proses untuk memperoleh logam Zn dan Al?
1.2.4 Apa manfaat dari logam Zn dan Al bagi kehidupan
1.2.5 Apa efek negatif dari logam Zn dan Al?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui sifat fisika, sifat kimia dan sifat atomik dari logam Zn dan
Al.
1.3.2 Mengetahui keberadaan logam Zn dan Al di alam.
1.3.3 Mengetahui proses memperoleh logam Zn dan Al.
1.3.4 Mengetahui manfaat logam Zn dan Al bagi kehidupan.
1.3.5 Mengetahui efek negatif dari logam Zn da Al.

BAB II

PEMBAHASAN
3

2.1 Logam Zn
2.1.1 Sifat fisika logam Zn
Seng merupakan logam yang berwarna putih kebiruan, berkilau, dan
bersifat diamagnetik. Walaupun demikian kebanyakan seng mutu komersial
tidak berkilau. Seng sedikit kurang padat dari pada besi dan berstruktur kristal
heksagonal. Lehto 1968.
Logam ini keras dan rapuh pada kebanyakan suhu, namun menjadi
dapat ditempa antara 100 sampai 150 oC. Diatas 210 oC logam ini menjadi
rapuh dan dapat dihancurkan menjadi bubuk dengan memukul mukulnya.
Seng juga mampu menghantarkan listrik. Dibandingkan dengan yang lainya
seng memiliki titik lebur sekitar 420 oC dan titik didih 900 oC yang relatif
rendah.
Terdapat banyak sekali aloi yang mengandung seng. Salah satu
contohnya adalah kuningan (aloi seng dan tembaga). Logam logam lainnya
yang diketahui dapat membentuk aloi dengan seng adalah aluminium, antimon,
bismut, emas, besi, timbal, raksa, perak, timah, magnesium, kobalt, nikel,
terulium, dan natrium.

2.1.2 Sifat kimiawi logam Zn


Seng memiliki onfigurasi elektron [Ar] 3d 10 4s2 dan merupakan unsur
golongan 12 dalam tabel periodik unsur. Seng merupakan unsur reaktif dan
merupakan reduktor kuat.
Permukaan logam seng akan dengan cepat mengusam seketika
berkontak dengan karbon dioksida. Seng secara umum memiliki keadaan
oksidasi +2. Ketika senyawa dengan keadaan oksidasi +2 terbentuk, elektron
pada kelopak elektron terluar s akan terlepas, dan ion seng yang terbentuk akan
memiliki konfigurasi [Ar]3d10. Hal ini mengizinkan pembentukan empat ikatan
kovalen dengan menerima empat pasangan elektron dan mematuhi kaidah
oktet. Stereokimia senyawa yang dibentuk ini adalah tetrahedral dan ikatan
yang terbentuk dapat dikatakan sebagai sp3. Penguapan seng yang
dikombinasikan dengan seng klorida pada temperatur di atas 285 C
mengindikasikan adanya Zn2Cl2 yang terbentuk, yakni senyawa seng yang
berkeadaan oksidasi +1. Sifat kimiawi seng mirip dengan logam-logam transisi
periode pertama seperti nikel dan tembaga. Ia bersifat diamagnetik dan hampir
tak berwarna.

2.1.3 Keberadaan Zn sebagai senyawa di alam


Kebanyakan metaloid dan non logam dapat membentuk senyawa biner
dengan seng, terkecuali gas mulia. Oksida ZnO merupakan bubuk berwarna
putih yang hampir tidak larut dalam larutan netral. Ia bersifat amfoter dan
4

dapat larut dalam larutan asam dan basa kuat. Dalam larutan basa lemah yang
mengandung ion Zn2+ , hidroksida dari seng Zn(OH)2 terbentuk sebagai endapat
putih. Dalam larutan yang lebih alkalin, hidroksida ini akan terlarut dalam
bentuk [Zn(OH)4]2.Senyawa nitrat Zn(NO3)2, klorat Zn(ClO3)2, sulfat ZnSO4,
fosfat Zn3(PO4)2, molibdat ZnMoO4, sianida Zn(CN)2, arsenit Zn(AsO2)2,
arsenat Zn(AsO4)28H2O dan kromat ZnCrO4 merupakan beberapa contoh
senyawa anorganik seng.

2.2 Logam Al
2.2.1 Sifat fisika logam Al
Aluminium ialah unsur kimia. Lambang aluminium ialah Al,
dan nomor atomnya 13. Aluminium ialah logam paling berlimpah. Aluminium
bukan merupakan jenis logam berat, namun merupakan elemen yang berjumlah
sekitar 8% dari permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga.
Aluminium terdapat dalam penggunaan aditif makanan, antasida, buffered
aspirin, astringents,semprotanhidung, antiperspirant, air minum, knalpot mobil,
asap tembakau, penggunaan aluminium foil, peralatan masak, kaleng, keramik ,
dan kembang api. Aluminium merupakan konduktor listrik yang baik. Ringan
dan kuat. Merupakan konduktor yang baik juga buat panas. Dapat ditempa
menjadi lembaran, ditarik menjadi kawat dan diekstrusi menjadi batangan
dengan bermacam-macam penampang. Tahan korosi.
Aluminium digunakan dalam banyak hal. Kebanyakan darinya
digunakan dalam kabel bertegangan tinggi. Juga secara luas digunakan dalam
bingkai jendela dan badan pesawat terbang. Ditemukan di rumah
sebagai panci, botol minuman ringan, tutup botol susu dsb. Aluminium juga
digunakan untuk melapisi lampu mobil dan compact disks.

Fase solid

Titik lebur 933.47 K (660.32 C,


1220.58 F)

Titik didih 2792 K (2519 C,


4566 F)

Kepadatanmendekati s.k. 2.70 g/cm3

saat cair, pada t.l. 2.375 g/cm3

Kalor peleburan 10.71 kJ/mol


5

Kalor penguapan 294.0 kJ/mol

Kapasitas kalor molar 24.200 J/(molK)

2.2.2 Sifat Atom Aluminium:

Bilangan oksidasi 3, 2[1], 1[2] oksida amfoter

Elektronegativitas Skala Pauling: 1.61

Energi ionisasi
(artikel)

Jari-jari atom empiris: 143 pm

Jari-jari kovalen 1214 pm

Jari-jari Van der Waals 184 pm

2.3 Keberadaan Zink

Keberadaan logam Zn dapat berasal dari proses alamiah maupun adisi


dari limbah industri dan pertanian. Pada lahan pertanian, sengsangat diperlukan
untuk kesuburan tanah. Seng adalah unsur hara mikro esensial bagi manusia,
hewan, dan tumbuh-tumbuhan tingkat tinggi. seng tidak diperoleh bebas di alam,
melainkan dalam betuk terikat. mineral yang mengandung seng di alam bebas
antara lain kalamin, franklinit, smithsonit ( ZnCO 3 ), wilenit, zinkit (ZnO)
serta dapat dijumpai dalam sfarelit atau zink blende (ZnS) yang bersosiasi
dengan timbal sulfida. dalam pengolahan seng, pertama-tama bijih dibakar
menghasilka oksida, kemudian direduksi dengan karbon (kokas) pada suhu tingg
dan uap zink yang diperoleh diembunkan. atau oksida dilarutkan dalam asam
sulfat, kemudian zink diperoleh lewat elektrolisis

2.4 Pembuatan Zink (seng)

Hampir semua seng diperoleh dari bijih sulfida, yang juga biasanya
mengandung timbal, kadmium dan logam lainnya seperti besi dan perak. bijih
yang paling sering terjadi adalah sfalerit, juga dikenal sebagai seng blende
(ZnS), dan berbagai zat lain seperti sfalerit yang disebut marmatite yaitu mineral
6

yang mengadung sulfida besi dalam jumlah yang cukup besar. Ada dua proses
utama pembuatan seng :

1. Proses elektrolisis
2. Proses termal

Lebih dari 90% dari produksi dunia berasal dari proses elektrolisis

1. Proses Elektrolisis

Proses ini memiliki empat tahap:

1. konsentrasi bijih
2. memanggang bijih di udara
3. konversi seng oksida menjadi seng sulfat
4. elektrolisis larutan seng sulfat
I. Konsentrasi Bijih
Bijih ditambang, dihancurkan, digiling da dipekatkan dengan flotasi
buih. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan komponen yang tidak
diinginkan, termasuk senyawa timbal dan limbah batuan
II. Roastig dari bijih diudara
Pemanggangan bijih biasanya terjadi dalam tungku fluidises bedyag
bersuhu sekitar 1300 K dengan udara yang ditutup di bagian bawah. Reaksi
paling penting adalah konversi seng sulfida untuk zink oksida:

2 ZnS (s) + 3 O 2 (g) 2 ZnO (s) + 2 SO 2 (g)

Namun, setiap besi sulfida yang ada dalam bijih akan dikonversi mejadi besi
(III) oksida, yang bereaksi dengan seng oksida untuk membentuk seng ferit:

Fe2 O3 + ZnO ZnO . Fe 2 O3

Dalam proses pencucian sederhana, seng ini tidak dapat degan mudah
ditemukan dan bijih dengan kandungan zat besi yang rendah lebih disukai.
III. Merubah dari seng oksida menjadi seng sulfat
Oksida seng mentah dicuci denga banyak elektrolit menghabiskan yang
banyak mengandug asam sulfat untuk melarutkan oksida dan mengembalikan
konsentrasi seng sulfat dalam larutan elektrolit
IV. Elektrolisis larutan seng sulfat
Sengg dibebaska khususs dikatoda. Setiap 24 sampai 72 jam seng
menanggalkan elektroda, meleleh dan dibuang kedalam ingot. Logam ini
setidaknya 99,96% murni.

2.5 Ekstraksi unsur Al (Alumunium)

Alumunium diperoleh dari biji bauksit Al 2 O 3 . H 2 O . Langkah awal


memurnikan bijih. pada proses bayer, material buangan (sebagian snyawa besi
7

dan silikon) dipisahkan karena mengotori produk NaOH ditambahkan pada


bijih, dan karena Al atmosfer maka akan melarut, membentuk natrium alumiat
SiO 2 juga larut sebagai ion silikat. Material yang tidak larut, khususnya besi
oksida dipisahkan dengan penyaringan. Kemudian alumunium hidroksida
diendapkan dari larutan basa kuat aluminat. Hal ini dapat dilakukan dengan
menamahkan gas CO2 (suatu oksida asam yang dapat menurunkan pH ), atau
Al 2 O3 kedalam larutan. Endapan Al (OH )3 dikalsinasi (dipanaskan
dengan kuat) yag merubahnya menjadi Al 2 O3 murni.

Alumunium biasanya diekstraksi dengan proses Hall-Herout. Al 2 O3


3+ 2
terdisosiasi menjadi dan yang dielektrolisis dalam tangki yang
Al O
dilapisi grafit, yang brfungsi sebagai katoda. Anodanya juga terbuat dari grafit.
Sel elektrolisis ini dialankan terus menerus dan pada selang waktu tertentu
lelehan alumunium (titik leleh 660C) dikeluarkan dari bagian dasar sel yag
diambil secara berkala dan bauksit ditamahkan lagi kedalam sel.

2.6 Manfaat Logam Zn dan Al

2.6.1 Manfaat Logam Zink (Zn)

Dalam bahasa sehari-hari seng juga dimaksudkan sebaaga pelat seng


yang digunakan sebagai bangunan. Dalam industri zink mempunyai arti
penting:

1. Melapisi besi atau baja.


2. Diguakan untuk bahan baterei.
3. Zink dan alinasenya digunakan untuk cetakan logam, penyepuhan listrik,
dan metalurgi bubuk.
4. Zink dalam bentuk oksida digunakan untuk industri kosmetik.
5. Zink dalam bentuk sufida digunakan sebagai pigmen fosfor serta utuk
industri tabung televisi dan lampu pendar.
6. Zink dalam bentuk klorida digunakan sebagai deodoran dan untuk
pengawet kayu.
7. Zink sulfat utuk mordan (pewarnaan), stiptik (untuk mecegah pendarahan),
sebagai supply seng dalam makanan hewan serta pupuk.

2.6.2 Manfaat Logam Alumunium (Al)

Logam alumunium merupakan logam yang sedang kelunakannya bila


murni, tetap menjadi lebih kuat jika dicampur dengan logam lain. Beberapa
kegunaan Al dan alloynya (capuran logam):
8

1. Sebagai material utuk membuat pesawat terbang, kapal laut, mobil, dan
alat pemindah panas.
2. Sebagai bahan bagunan (pintu, jendea, bingkai).
3. Sebagai bahan pembuat kaleng minuman, tube pasta gigi, dan alumunium
foll.
4. untuk alat-alat masak.
5. Untuk membuat kabel listrik.
6. Bubuk alumunium yang sangat halus digunakan untuk membuat at
alumunium.

2.7 Efek Logam Zn


2.7.1 Efek Defisiensi Zn
Menurut Widowati (2008),defisiensi Zn banyak menyerang orang yang
mengkonsumsi makanan rendah Zn atau tingkat konsumsi Zn rendah atau
kehilangan Zn dari tubuh dalam jumlah besar atau saat kebutuhan tubuh atas
Zn meningkat. Orang yang berisiko tinggi mengalami defisiensi Zn adalah:
1. Bayi dan anak-anak dalam usia pertumbuhan atau remaja.
2. Ibu hamil dan menyusui, khususnya yang berusia belasan tahun
3. Pasien yang mengonsumsi makanan lewat intravena
4. Individu yang mengalami malnutrisi dan anoreksia
5. Individu yang menderita diare persisten
6. Individu yang mengalami sindrom malabsorpsi, celiac disease dan short
bowel syndrome
7. Pecandu alkohol
8. Penderita anemia bulan sabit
9. Usia lanjut lebih dari 65 tahun
10. Penderita gangguan hati, ginjal, dan diabetes melitus.
Kekurangan seng pertama dilaporkan pada tahun 1960-an, yaitu pada
anak dan remaja laki-laki di Mesir, Iran, dan Turki dengan karakteristik tubuh
pendek, dan keterlambatan pematangan seksual.Diduga penyebabnya makanan
penduduk sedikit mengandung daging, ayam dan ikan yang merupakan sumber
utama seng dan tinggi konsumsi serat dan fitat. Mengingat banyaknya enzim
yang mengandung seng, maka pada keadaan defisiensi seng reaksi biokimia
dimana enzim -seng berperan akan terganggu. Defisiensi seng dapat terjadi
pada golongan rentan, yaitu anak-anak, ibu hamil dan menyusui serta orang
tua. Manifestasi klinis defisiensi seng pada manusia, dapat terlihat sebagai
berikut :
1. Kecepatan pertumbuhan menurun,
2. Nafsu makan dan masukan makanan menurun,
3. Lesiepitel lain seperti glositis, kebotakan,
4. Gangguan sistem kekebalan tubuh,
5. Perlambatan pematangan seksual dan impotensi
6. Fotopobia dan penurunan adaptasi dalam gelap,
9

7. Hambatan penyembuhan luka, dekubitus, lukabakar,


8. Perubahan tingkah laku,
9. Gangguan perkembangan fetus

2.7.2 Efek Toksik Zn


Kelebihan seng ( Zn ) hingga dua sampai tiga kali AKG menurunkan
absorbsi tembaga. Kelebihan sampai sepuluh kali AKG mempengaruhi
metabolisme kolesterol, mengubah nilai lipoprotein, dan tampaknya dapat
mempercepat timbulnya aterosklerosis. Dosis konsumsi seng ( Zn ) sebanyak 2
gram atau lebih dapat menyebabkan muntah, diare, demam, kelelahan yang
sangat, anemia, dan gangguan reproduksi. Suplemen seng ( Zn ) bisa
menyebabkan keracunan, begitupun makanan yang asam dan disimpan dalam
kaleng yang dilapisi seng ( Zn ).
Logam Zn sebenarnya tidak toksik, tetapi dalam keadaan sebagai ion,
Zn bebas memiliki toksisitas tinggi. Zinc shakes atau zinc chills disebabkan
oleh inhalasi Zn-oksida selama proses galvanisasi atau penyambungan bahan
yang mengandung Zn. Meskipun Zn merupakan unsur esensial bagi tubuh,
tetapi dalam dosis tinggi Zn dapat berbahaya dan bersifat toksik. Absorpsi Zn
berlebih mampu menekan absorpsi Co dan Fe.Paparan Zn dosis besar sangat
jarang terjadi. Zn tidak diakumulasi sesuai bertambahnya waktu paparan
karena Zn dalam tubuh akan diatur oleh mekanisme homeostatik, sedangkan
kelebihan Zn akan diabsorpsi dan disimpan dalam hati (Widowati 2008).
Zn yang berlebih dan dicampurkan dalm makanan dapat menyebabkan
hidrosefalus pada hewan uji tikus dan juga akan memengaruhi metabolisme
dalam perkembangan mesoderm untuk rangka. Konsumsi Zn berlebih mampu
mengakibatkan defisiensi mineral lain. Toksisitas Zn bisa berifat akut dan
kronis. Intake Zn 150-450 mg/ hari mengakibatkan penurunan kadar Cu,
pengubahan fungsi Fe, pengurangan imunitas tubuh, serta pengurangan kadar
high density lipoprotein (HDL) kolesterol. Satu kasus yang dilaporkan karena
seseorang mengonsumsi 4 g Zn-glukonat (570 mg unsure Zn) yang setelah 30
menit berakibat mual dan muntah.Pemberian dosis tunggal sebesar 225-50 mg
Zn bisa mengakibatkan muntah, sedangkan pemberian suplemen dengan dosis
50-150 mg/ hari mengakibatkan sakit pada alat pencernaan. Konsumsi Zn
berlebih dalam jangka waktu lama bisa mengakibatkan defisiensi Cu. Total
asupan Zn sebesar 60 mg/ hari (50 mg suplemen Zn dan 10 mg Zn dari
makanan) dapat nmengakibatkan defisiensi Cu. Konsumsi Zn lebih dari 50 mg/
hari selama beberapa minggu bisa menggangu ketersediaan biologi Cu,
sedangkan konsumsi Zn yang tinggi bisa mempengaruhi sintesis ikatan Cu
protein atau metalotionin dalam usus. Konsumsi Zn berlebih akan menggangu
metabolisme mineral lain, khususnya Fe dan Cu (Widowati 2008).
Ion Zn bebas dalam larutan bersifat sangat toksik bagi tanaman,
hewan invertebrate, dan ikan. Penggunaan intranasal atau nasal spray Zn bagi
10

penderita sakit tenggorokan bisa mengakibatkan kehilangan indra penciuman


(anosnia). Inhalasi debu Zn-oksida bisa mengakibatkan metal iume fever.
Toksisitas akut Zn terjadi sebagai akibat dari tindakan mengonsumsi makanan
dan minuman yang terkontaminasi Zn dari wadah yang dilapisi Zn. Gejala
toksisitas akut bisa berupa sakit lambung, diare, mual, dan muntah. Pemberian
bersama suplemen Zn dan jenis antibiotik tertentu, yaitu tetracyclines dan
quinolones bisa mengurangi absorpsi antibiotic sehinnga daya sembuh
berkurang.

2.7.3 Dampak Zink Terhadap Lingkungan


Pembuangan limbah rumah tangga yang mengandung logam Zn
seperti korosi pipa-pipa air dan produk-produk konsumer (misalnya, formula
detergen) yang tidak diperhatikan sarana pembuangannya. Selain itu
pemasukan logam ke dalam lingkungan berasal dari buangan limbah rumah
tangga yang mengandung logam Zn seperti korosi pipa-pipaair dan produk-
produk konsumen (misalnya, formula detergen) yang tidakdiperhatikan sarana
pembuangannya (Connel dan Miller, 1991 dalam Al-Harisi, 2008).
2.8 Efek Logam Al
2.8.1 Efek Aluminium Terhadap Kesehatan Manusia
Penyerapan aluminium dapat terjadi melalui makanan, melalui
pernapasan dan kontak dengan kulit. Konsentrasi signifikan aluminium dapat
menyebabkan efek kesehatan yang serius, seperti:

1. Sebagai penyebab fibrosis paru dan kerusakan paru-paru


2. Kerusakan pada sistem saraf pusat
3. Lupa ingatan
4. Kehilangan memori
5. Kelesuan
6. Gemetar parah
7. Masalah bagi pasien ginjal ketika memasuki tubuh selama dialisis ginjal.
8. Penyebab dalam penyakit Alzheimer.
Aluminium memiliki risiko di lingkungan kerja tertentu, seperti tambang,
di mana dapat ditemukan dalam air. Orang-orang yang bekerja di pabrik-pabrik
di mana aluminium diterapkan selama proses produksi dapat bertahan masalah
paru-paru ketika mereka menghirup debu aluminium. Aluminium dapat
menyebabkan masalah bagi pasien ginjal ketika memasuki tubuh selama
dialisis ginjal. Menghirup halus dibagi aluminium dan aluminium oksida bubuk
telah dilaporkan sebagai penyebab fibrosis paru dan kerusakan paru-paru. Efek
ini, dikenal sebagai penyakit Shaver, sedang rumitnya oleh kehadiran di udara
yang dihirup silika dan oksida besi. Mungkin juga terlibat dalam penyakit
Alzheimer.

2.8.2 Dampak Lingkungan dari Aluminium


11

Efek dari aluminium telah menarik perhatian kita, terutama karena


masalah mengasamkan. Aluminium dapat terakumulasi dalam tanaman dan
menyebabkan masalah kesehatan bagi hewan yang mengkonsumsi tanaman ini.
Konsentrasi aluminium tampaknya tertinggi di danau diasamkan. Di danau ini
jumlah ikan dan amfibi menurun karena reaksi ion aluminium dengan protein
dalam insang ikan dan embrio katak. Konsentrasi aluminium tinggi tidak hanya
menimbulkan efek pada ikan, tetapi juga pada burung dan hewan lain yang
mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi dan serangga dan hewan-hewan yang
bernapas dalam aluminium melalui udara. Konsekuensi bagi burung yang
mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi penipisan kulit telur dan anak ayam
dengan kelahiran bobot rendah. Konsekuensi bagi hewan yang bernapas dalam
aluminium melalui udara mungkin masalah paru-paru, penurunan berat badan
dan penurunan aktivitas.

Pengaruh lingkungan lain yang negatif aluminium adalah bahwa ion


yang dapat bereaksi dengan fosfat, yang menyebabkan fosfat menjadi kurang
tersedia bagi organisme air. Konsentrasi tinggi dari aluminium tidak hanya
ditemukan di danau diasamkan dan udara, tetapi juga di tanah tanah
diasamkan. Ada indikasi kuat bahwa aluminium dapat merusak akar pohon
ketika berada di tanah.

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

1. Zink dilambangkan dengan Zn. Bernomor atom 30 dan memiliki beratatom


65,39.Zn melebur pada 410oC dan mendidih pada 906oC.
12

2. Kegunaan Zn antara lain melapisi besi atau baja, bahan tyabung baterai,
pelapisan cat industri automobil, pigmen putih cat air atau cat, sebagai
aktifator pada industri karet, melapisi kulit guna mencegah dehidrasi kulit,
melindungi kulit dari sengatan sinar matahari, untuk bahan diaper pada bayi
dengan bahan insektisida dapur, deodoran dan pengawetah kayu, lampu
pendar, untuk pembuatan berbagai senyawa organik, aditif penghalus plastik,
bahan bakar, suplemen vitamin, serta mineral yang memiliki aktifitas
antioksidan.

3. Sebagian besar pembuatan Zn dilakukan dengan proses elektrolisis.

4. Kelebihan seng ( Zn ) hingga dua sampai tiga kali AKG menurunkan absorbsi
tembaga. Kelebihan sampai sepuluh kali AKG mempengaruhi metabolisme
kolesterol, mengubah nilai lipoprotein, dan tampaknya dapat mempercepat
timbulnya aterosklerosis.

5. Aluminium adalah logam yang paling melimpah di alam.

6. Efek dari logam Al bagi kesehatan adalah dapat menyebabkan kerusakan


pada sistem saraf pusat.

7. Salah satu manfaat Al adalah sebagai material utuk membuat pesawat


terbang, kapal laut, mobil, dan alat pemindah panas.

3.2 Saran

Konsumsilah Zn dengan porsi yang cukup sehingga tidak mengalami


defisiensi dan kelebihan Zn, karena dapat berefek negatif bagi kesehatan.Selain
itu batasi penggunaan Zn dalam industri agar tidak mencemari lingkungan dan
menimbulkan efek toksik bagi tubuh. Lakukan juga cara pencegahan dan
penanggulangannya.

DAFTAR PUSTAKA
13

Holleman, Arnold F.; Wiberg, Egon; Wiberg, Nils; (1985). "Zink". Lehrbuch der
Anorganischen Chemie (dalam German) (91100 ed.). Walter de Gruyter.
pp. 10341041. ISBN 3110075113.

Ingalls, Walter Renton (1902). Production and Properties of Zinc: A Treatise on the
Occurrence and Distribution of Zinc Ore, the Commercial and Technical
Conditions Affecting the Production of the Spelter, Its Chemical and
Physical Properties and Uses in the Arts, Together with a Historical and
Statistical Review of the Industry. The Engineering and Mining Journal.

Manahan, Stanley. 1994. Enviromental Chemistry Sixth Edition. London: Lewis


Publisher CRC Pres. Inc.

Polar, Herya. 1994. Pencemaran dan Toksikologo Logam Berat. Jakarta: Rinika
Cipta.

Schmitz, Christoph, Domagala and Haag. 2006. Handbook of aluminium recycling:


fundamentals, mechanical preparation, metallurgical processing, plant design.
Vulkan-Verlag GmbH.

Widowati, Wahyuet. 2008. Efek Toksik Logam: Pencegahan dan Penanggulangan


Pencemaran. Yogyakarta: Andi Press.

Anda mungkin juga menyukai