Disusun oleh :
FAKULTAS TEKNIK
Dengan menyebut nama Allah SWT. yang maha pengasih lagi maha penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Proses Pemasakan Aluminium.
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan harapan kami semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,untuk ke depannya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik.
Terlepas dari semua itu,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun kata bahasanya.oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segalah saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Proses Pemasakan Aluminium
ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
Daftar Isi.................................................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Aluminium ialah unsur kimia. Lambang aluminium ialah Al, dan nomor
atomnya 13. Aluminium ialah logam paling berlimpah. Aluminium bukan merupakan
jenis logam berat, namun merupakan elemen yang berjumlah sekitar 8% dari
permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga. Aluminium terdapat dalam penggunaan
aditif makanan, antasida, buffered aspirin, astringents, semprotan
hidung, antiperspirant, air minum, knalpot mobil, asap tembakau, penggunaan aluminium
foil, peralatan masak, kaleng, keramik , dan kembang api.
Aluminium merupakan konduktor listrik yang baik. Ringan dan kuat. Merupakan
konduktor yang baik juga buat panas. Dapat ditempa menjadi lembaran, ditarik menjadi
kawat dan diekstrusi menjadi batangan dengan bermacam-macam penampang.
Tahan korosi.
1. Proses Bayer
Al2O3
Bauksit
2. Proses Hall-Heroult
Selanjutnya adalah tahap peleburan alumina dengan cara reduksi melalui proses
elektrolisis menurut proses Hall-Heroult. Dalam proses Hall-Heroult, aluminum oksida
dilarutkan dalam lelehan kriolit (Na3AlF6) dalam bejana baja berlapis grafit yang
sekaligus berfungsi sebagai katode. Selanjutnya elektrolisis dilakukan pada suhu 950 C.
Sebagai anode digunakan batang grafit.
Reaksi sel: 2Al3+ (l) + 3O2- (l) 2Al (l) + 3/2 O2 (g)
Peleburan alumina menjadi aluminium logam terjadi dalam tong baja yang
disebut pot reduksi atau sel elektrolisis. Bagian bawah pot dilapisi dengan karbon, yang
bertindak sebagai suatu elektroda (konduktor arus listrik) dari sistem. Secara umum pada
proses ini, leburan alumina dielektrolisis, di mana lelehan tersebut dicampur dengan
lelehan elektrolit kriolit dan CaF2 di dalam pot di mana pada pot tersebut terikat
serangkaian batang karbon dibagian atas pot sebagai katoda. Karbon anoda berada
dibagian bawah pot sebagai lapisan pot, dengan aliran arus kuat 5-10 V antara anoda dan
katodanya proses elektrolisis terjadi. Tetapi, arus listrik dapat diperbesar sesuai
keperluan, seperti dalam keperluan industri. Alumina mengalami pemutusan ikatan
akibat elektrolisis, lelehan aluminium akan menuju kebawah pot, yang secara berkala
akan ditampung menuju cetakan berbentuk silinder atau lempengan. Masing masing
pot dapat menghasilkan 66.000-110.000 ton aluminium per tahun(Anonymous,2009).
Secara umum, 4 ton bauksit akan menghasilkan 2 ton alumina, yang nantinya akan
menghasilkan 1 ton aluminium.
2.3 Proses Peleburan Aluminium
Peleburan ini menggunakan sel elektrolisis yang terdiri atas wadah dari besi
berlapis grafit yang sekaligus berfungsi sebagai katode (-) sedang anode (+) adalah
grafit. Campuran Al2O3 dengan kriolit dan AlF3 dipanaskan hingga mencair dan pada
suhu 950 C kemudian dielektrolisis . Al yang terbentuk berupa zat cair dan terkumpul
di dasar wadah lalu dikeluarkan secara periodik ke dalam cetakan untuk
mendapat aluminium batangan (ingot). Anode grafit terus menerus dihabiskan karena
bereaksi dengan O2 sehingga harus diganti dari waktu ke waktu. Untuk mendapat 1 Kg
Aldihabiskan 0,44 anode grafit. 2Al2O3 +3C 4Al + 3CO2
2. Mika (K-Mg-Al-Slilkat)
Aluminium ada di alam dalam bentuk silikat maupun oksida, yaitu antara lain :
Pada praktikum ini penguatan alloying tidak dilakukan. Jika dilakukan dan
kemudian sampel dilakukan pengujian (tarik, keras) maka dihasilkan nilai yang lebih
besar dibanding tanpa alloying.
ii. Degassing
Pada temperatur tinggi gas hidrogen akan cenderung berdifusi kedalam logam
cair. Gas-gas hidrogen ini harus dikeluarkan dari Aluminium cair karena akan
menyebabkan terjadinya cacat pada benda cor. Proses pengeluaran gas ini disebut proses
degasser. Umumnya degasser yang digunakan adalah dalam bentuk tablet atau gas (gas
argon dan gas nitrogen). Mekanisme pengeluaran gas pada logam Aluminium cair adalah
sebagai berikut :
Tablet yang dimasukkan ke dalam Aluminium cair akan menghasilkan gas dalam
bentuk gelembung yang hampir hampa udara (< 1 atm). Gas hidrogen yang terlarut
dalam Aluminium tidak dapat keluar karena tekanan didalam Aluminium cair << 1 atm
sedangkan tekanan diluar sebesar 1 atm. Akibatnya gelembung udara yang dihasilkan
tablet masuk ke dalam gas hidrogen dan gelembung udara tersebut terbawa keatas
bersaman dengan kotoran lain yang terlarut didalam Aluminium cair. Gas-gas atau
gelembung udara tersebut sebagian akan menjadi dross dan akan dibuang melalui proses
pembuangan dross. Pada praktikum ini degasser tidak digunakan.
Setelah proses degasser selesai dilanjutkan dengan proses pemberian flux. Proses
pemberian flux bertujuan untuk menutupi atau covering permukaan logam Aluminium
cair agar terhindar dari masuknya gas hidrogen kedalam logam aluminium. Pemberian
flux dilakukan pada saat mulai pencairan aluiminium dengan cara menaburkan flux pada
permukaan Aluminium cair. Covering flux berfungsi untuk covering permukaan logam
cair agar terhindar dari masuknya gas hidrogen . Pemberian flux jenis ini dilakukan tanpa
pengadukan. Pada saat praktikum digunakan flux covering.
Paduan Aluminium-Silikon
Paduan aluminium dengan silikon hingga 15% akan memberikan kekerasan dan
kekuatan tensil yang cukup besar, hingga mencapai 525 Mpa pada aluminium paduan
yang dihasilkan pada perlakuan panas. Jika konsentrasi silikon lebih tinggi dari 15%,
tingkat kerapuhan logam akanmeningkat secara drastis akibat terbentuknya kristal
granula silika.
Paduan Aluminium-Magnesium
Paduan Aluminium-Tembaga
Paduan aluminium-tembaga juga menghasilkan sifat yang keras dan kuat, namun
rapuh. Umumnya, untuk kepentingan penempaan, paduan tidak boleh memiliki
konsentrasi tembaga di atas 5,6% karena akan membentuk senyawa CuAl2 dalam logam
yang menjadikan logam rapuh.
Paduan Aluminium-Mangan
Paduan Aluminium-Seng
Paduan aluminium dengan seng merupakan paduan yang paling terkenal karena
merupakan bahan pembuat badan dan sayap pesawat terbang. Paduan ini memiliki
kekuatan tertinggi dibandingkan paduan lainnya, Aluminium dengan 5,5% seng dapat
memiliki kekuatan tensil sebesar 580 MPa dengan elongasi sebesar 11% dalam setiap
50mm bahan. Bandingkan dengan aluminium dengan 1% magnesium yang memiliki
kekuatan tensil sebesar 410 MPa namun memiliki elongasi sebesar 6% setiap 50 mm
bahan.
Paduan Aluminium-Lithium
Paduan Aluminium-Skandium
Paduan Aluminium-Besi
Besi (Fe) juga kerap kali muncul dalam aluminium paduan sebagai suatu
"kecelakaan". Kehadiran besi umumnya terjadi ketika pengecoran dengan menggunakan
cetakan besi yang tidak dilapisi batuan kapur atau keramik. Efek kehadiran Fe dalam
paduan adalah berkurangnya kekuatan tensil secara signifikan, namun diikuti dengan
penambahan kekerasan dalam jumlah yang sangat kecil. Dalam paduan 10% silikon,
keberadaan Fe sebesar 2,08% mengurangi kekuatan tensil dari 217 hingga 78 MPa, dan
menambah skala Brinnel dari 62 hingga 70. Hal ini terjadi akibat terbentuknya kristal Fe-
Al-X, dengan X adalah paduan utama aluminium selain Fe.
Komposisi utama aluminium paduan cor pada umumnya adalah tembaga, silikon,
dan magnesium. Al-Cu memberikan keuntungan yaitu kemudahan dalam pengecoran dan
memudahkan pengerjaan permesinan. Al- Si memmberikan kemudahan dalam
pengecoran, kekuatan, ketahanan pada temperatur tinggi, dan pemuaian yang rendah.
Sifat pemuaian merupakan sifat yang penting dalam logam cor dan ekstrusi, yang pada
umumnya merupakan bagian dari mesin. Al-Mg juga memberikan kekuatan, dan lebih
baik dibandingkan Al-Si karena memiliki ketahanan yang lebih tinggi hingga logam
mengalami deformasi plastis (elongasi). Namun konsentrasi lebih dari 10% dapat
mengurangi kemudahan dalam pengecoran.
Secara teori 100% aluminium bisa didaur ulang tanpa kehilangan beratnya.
Namun dalam praktek, proses daur-ulang menyebabkan susutnya berat yang signifikan.
Daur ulang melibatkan proses pencairan aluminium, sebuah proses yang membutuhkan
hanya 5% dari energi yang digunakan untuk memproduksi aluminium dari bijih. Dalam
proses ini aluminium mengalami kehilangan berat hingga 15% dari berat bahan baku.
Hilangnya berat disebabkan terjadinya oksidasi oleh udara selama berlangsungnya proses
pelelehan, menjadi oksida aluminium (Al2O3). Persentase penurunan berat juga
disebabkan jenis aluminium yang di daur ulang. Aluminium plat tipis memiliki tingkat
risiko kehilangan berat yang jauh lebih besar dibanding aluminium yang lebih plat tebal.
Meskipun aluminium hasil daur ulang memiliki kadar yang lebih rendah
dibanding aluminium hasil produksi, namun Aluminium hasil daur ulang masih
mempertahankan sifat fisik yang sama dengan aluminium hasil pabrikasi. Hasil
aluminium daur ulang disebut dengan istilah aluminium sekunder. Aluminium sekunder
diproduksi dalam berbagai format dan digunakan di 80% dari suntikan paduan.
Penggunaan lain yang penting adalah ekstrusi.
Sampah putih yang merupakan limbah dari produksi aluminium primer dan dari
daur ulang sekunder masih mengandung sejumlah aluminium yang dapat diekstraksi
industri. Proses ini menghasilkan billet aluminium, bersama-sama dengan bahan limbah
yang sangat kompleks. Limbah proses aluminium sangat sulit dikelola. Limbah yang
terkena air akan melepaskan campuran gas (termasuk, antara lain, hidrogen, asetilena,
dan amonia), yang secara spontan menyatu saat kontak dengan udara; kontak limbah
dengan udara lembab akan melepaskan gas amonia. Meskipun adanya kesulitan-kesulitan
ini, limbah sisa pemrosesan aluminium bisa digunakan sebagai pengisi
dalam aspal, beton, dan sebagai bahan baku pembuatan bata tahan api.
2.6 Berbagai Penggunaan Aluminium
1. Sektor industri otomotif, untuk membuat bak truk dan komponen kendaraan
bermotor.
2. untuk membuat badan pesawat terbang.
3. Sektor pembangunan perumahan;untuk kusen pintu dan jendela.
4. Sektor industri makanan ,untuk kemasan berbagai jenis produk.
5. Sektor lain, misal untuk kabel listrik, perabotan rumah tangga dan barang kerajinan.
Reaksi antara aluminium dengan Fe2O3 dikenal dengan reaksi termit yang dihasilkan
panas untuk pengelasan baja.
3.1 kesimpulan
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah tentang ilmu logam ini, penulis menginginkan kritik
dan saran dari sdra(i) pembaca, apabila dalam penulisan makalah ini, terdapat kesalahan-
kesalahan yang dapat mengurangi nilai dari pembuatan makalah ini. Atas kritik dan saran
yang disampaikan pembaca, penulis mengucapakan terima kasih.
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Aluminium
https://www.google.co.id/imgres?imgurl=https://2.bp.blogspot.com/-
EfAKjDCmvr0/VydeSMJlCfI/AAAAAAAACDY/YlwZFaRbgI8tHOuBaXfoZsDL
AMxw1IcewCLcB/s640/pengolahan-bauksit-menjadi-alumina-dan-
aluminium.jpg&imgrefurl=http://www.geologinesia.com/2016/05/proses-
pengolahan-bauksit-menjadi-alumina-dan-
aluminium.html&h=640&w=391&tbnid=kCrV-
kxaG4ITCM:&tbnh=160&tbnw=97&usg=__UgUyD117IK4-
yNtQnVKslFEeg1g%3D&vet=10ahUKEwiT0NawuezXAhUIk5QKHRPaAzsQ9Q
EIKjAA..i&docid=lfNI6vs3qBGPPM&sa=X&ved=0ahUKEwiT0NawuezXAhUIk
5QKHRPaAzsQ9QEIKjAA
https://www.google.co.id/search?q=gambar+bauksit&source=lnms&tbm=isch&sa=
X&ved=0ahUKEwivru3MuezXAhXFlZQKHbtMAaAQ_AUICigB&biw=1366&bi
h=613
https://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://3.bp.blogspot.com/-
KUIApFxPGVY/UfAFaYKjQ5I/AAAAAAAAUr8/ObjlMH5-Iqo/s1600/Sel-Hall-
Heroult-2472013.jpg&imgrefurl=http://www.nafiun.com/2013/08/cara-proses-
pembuatan-aluminium-proses-hall-senyawa-unsur-
kimia.html&h=255&w=474&tbnid=EmicR8BY77GgxM:&tbnh=113&tbnw=211&
usg=__IR8RtdkVrRdSaufUKxGPCDtmsSY%3D&vet=10ahUKEwj53IvsuezXAh
WMJZQKHbBiB8sQ9QEIKjAA..i&docid=AsojH7_MsRsuAM&sa=X&ved=0ah
UKEwj53IvsuezXAhWMJZQKHbBiB8sQ9QEIKjAA
https://cepiar.wordpress.com/2007/12/10/proses-peleburan-alumunium/
https://www.google.co.id/search?q=proses+peleburan+aluminium&source=lnms&t
bm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwipneGXu-zXAhUGlZQKHTu-
ADsQ_AUICigB&biw=1366&bih=613#imgrc=vgwPMS9Md5Po4M:
https://www.google.co.id/search?q=proses+peleburan+aluminium&source=lnms&t
bm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwipneGXu-zXAhUGlZQKHTu-
ADsQ_AUICigB&biw=1366&bih=613#imgdii=gNXH3Av5QJQNZM:&imgrc=E
AfwSymulDZc1M: