Anda di halaman 1dari 19

Makalah

Pengetahuan Bahan Teknik

Proses Pemasakan Aluminium

Diajukan untuk memenuhi tugas kuliah pengetahuan bahan teknik

Dosen pembimbing : Boy

Disusun oleh :

1. Aris Ardiansyah (171020700005)


2. Dwi Rochmasari (171020700093)
3. Muhammad Hadad A.L (171020700115)
4. Siti Masrikha D.H (171020700125)
5. Wiji Pranoto (171020700122)
6. Arya Dwi Sulistyo (171020700073)
7. Dwi Arifianto (171020700096)

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDY TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO 2017


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. yang maha pengasih lagi maha penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah tentang Proses Pemasakan Aluminium.

Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan harapan kami semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,untuk ke depannya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik.

Terlepas dari semua itu,kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun kata bahasanya.oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segalah saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Proses Pemasakan Aluminium
ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Sidoarjo, 1 Desember 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................

Kata Pengantar .......................................................................................................

Daftar Isi.................................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aluminium ................................................................

2.2 Proses Pemasakan Aluminium ....................................................

2.3 Proses Peleburan Aluminium ......................................................

2.4 Aluminium Dan Paduan/Alloy ....................................................

2.5 Daur Ulang Aluminium...............................................................

2.6 Berbagai Penggunaan Aluminium ..............................................

BAB III : PENUTUP

3.1 Kesimpulan .................................................................................

3.2 Saran ............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada abad ke-19, sebelum ditemukannya proses elektrolisis, aluminium hanya


bisa didapatkan dari bauksit dengan proses kimia Whler. Dibandingkan dengan
elektrolisis, proses ini sangat tidak ekonomis, dan harga aluminium dulunya jauh
melebihi harga emas. Karena dulu dianggap sebagai logam berharga, Napoleon III dari
Perancis (1808-1873) pernah melayani tamunya yang pertama dengan piring aluminium
dan tamunya yang kedua dengan piring emas dan perak. Pada tahun 1886, Charles Martin
Hall dari Amerika Serikat (1863-1914) dan Paul L.T. Hroult dari Perancis (1863-1914)
menemukan proses elektrolisis yang sampai sekarang membuat produksi aluminium
ekonomis

1.2 Rumusan Masalah


- Memahami tentang Aluminium
- Mengetahui proses pemasakan dan peleburan Aluminium
1.3 Tujuan
- Untuk memahami tentang Aluminium.
- Untuk mengetahui proses pemasakan dan peleburan Aluminium.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Aluminium

Aluminium ialah unsur kimia. Lambang aluminium ialah Al, dan nomor
atomnya 13. Aluminium ialah logam paling berlimpah. Aluminium bukan merupakan
jenis logam berat, namun merupakan elemen yang berjumlah sekitar 8% dari
permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga. Aluminium terdapat dalam penggunaan
aditif makanan, antasida, buffered aspirin, astringents, semprotan
hidung, antiperspirant, air minum, knalpot mobil, asap tembakau, penggunaan aluminium
foil, peralatan masak, kaleng, keramik , dan kembang api.

Aluminium merupakan konduktor listrik yang baik. Ringan dan kuat. Merupakan
konduktor yang baik juga buat panas. Dapat ditempa menjadi lembaran, ditarik menjadi
kawat dan diekstrusi menjadi batangan dengan bermacam-macam penampang.
Tahan korosi.

Aluminium digunakan dalam banyak hal. Kebanyakan darinya digunakan dalam


kabel bertegangan tinggi. Juga secara luas digunakan dalam bingkai jendela dan
badan pesawat terbang. Ditemukan di rumah sebagai panci, botol minuman ringan,
tutup botol susu dsb. Aluminium juga digunakan untuk melapisi lampu mobil
dan compact disks.
2.2 Proses Pemasakan Aluminium

Orang pertama yang berhasil memisahkan aluminium dari senyawanya adalah


Orsted pada tahun 1825 dengan cara mereduksi aluminium klorida, namun belum dalam
keadaan murni. Aluminium murni ditemukan oleh Wohler dalam bentuk serbuk berwarna
abu-abu pada tahun 1827 dengan memodifikasi proses Orsted.

Kini proses yang digunakan untuk memperoleh aluminum secara besar-besaran


digunakan proses Hall-Heroult. Cara ini ditemukan oleh dua orang yang umurnya sama
(23 tahun) namun ditempat yang berbeda yakni Charles Martin Hall di Amerika dan
Heroult di Paris pada tahun 1886. Proses ini menjadikan kedua orang ini kaya dalam
waktu singkat dan meninggal dunia pada tahun yang sama pula (1914). Setelah
ditemukan cara ini harga aluminium yang awalnya sangat mahal turun secara drastis.

Pembuatan Aluminium terjadi dalam dua tahap:

1. Proses Bayer merupakan proses pemurnian bijih bauksit untuk memperoleh


aluminium oksida (alumina), dan
2. Proses Hall-Heroult merupakan proses peleburan aluminium oksida untuk
menghasilkan aluminium murni.

Alumina refining. Proses ektrasi alumina.

Peleburan alumina menjadi ingot cetakan aluminium.


Proses produksi aluminium dimulai dari pengambilan bahan tambang yang
mengandung aluminium (bauksit, corrundum, gibbsite, boehmite, diaspore, dan
sebagainya). Selanjutnya, bahan tambang dibawa menuju proses Bayer.

Proses Bayer menghasilkan alumina (Al2O3) dengan membasuh bahan tambang


yang mengandung aluminium dengan larutan natrium hidroksida Al(OH)3. Aluminium
hidroksida lalu dipanaskan pada suhu sedikit di atas 1000 oC sehingga terbentuk alumina
dan H2O yang menjadi uap air.

Setelah Alumina dihasilkan, alumina dibawa ke proses Hall-Heroult. Proses Hall-


Heroult dimulai dengan melarutkan alumina dengan lelehan Na3AlF6, atau yang biasa
disebut cryolite. Larutan lalu dielektrolisis dan akan mengakibatkan aluminium cair
menempel pada anoda, sementara oksigen dari alumina akan teroksidasi
bersama anoda yang terbuat dari karbon, membentuk karbon dioksida. Aluminium cair
memiliki massa jenis yang lebih ringan dari pada larutan alumina, sehingga pemisahan
dapat dilakukan dengan mudah.

Elektrolisis aluminium dalam proses Hall-Heroult menghabiskan energi yang


cukup banyak. Rata-rata konsumsi energi listrik dunia dalam mengelektrolisis alumina
adalah 15 kWh per kilogram aluminium yang dihasilkan. Energi listrik menghabiskan
sekitar 20-40% biaya produksi aluminium di seluruh dunia.

1. Proses Bayer

Al2O3
Bauksit

Bijih bauksit mengandung 50-60% Al2O3 yang bercampur dengan zat-zat


pengotor terutama Fe2O3 dan SiO2. Untuk memisahkan Al2O3 dari zat-zat yang tidak
dikehendaki, kita memanfaatkan sifat amfoter dari Al2O3.

Tahap pemurnian bauksit dilakukan untuk menghilangkan pengotor utama dalam


bauksit. Pengotor utama bauksit biasanya terdiri dari SiO2, Fe2O3, dan TiO2. Caranya
adalah dengan melarutkan bauksit dalam larutan natrium hidroksida (NaOH),

Al2O3 (s) + 2NaOH (aq) + 3H2O(l) ---> 2NaAl(OH)4(aq)

Aluminium oksida larut dalam NaOH sedangkan pengotornya tidak larut.


Pengotor-pengotor dapat dipisahkan melalui proses penyaringan. Selanjutnya aluminium
diendapkan dari filtratnya dengan cara mengalirkan gas CO2 dan pengenceran.

2NaAl(OH)4(aq) + CO2(g) ---> 2Al(OH)3(s) + Na2CO3(aq) + H2O(l)

Endapan aluminium hidroksida disaring,dikeringkan lalu dipanaskan sehingga


diperoleh aluminium oksida murni (Al2O3)

2Al(OH)3(s) ---> Al2O3(s) + 3H2O(g)

2. Proses Hall-Heroult
Selanjutnya adalah tahap peleburan alumina dengan cara reduksi melalui proses
elektrolisis menurut proses Hall-Heroult. Dalam proses Hall-Heroult, aluminum oksida
dilarutkan dalam lelehan kriolit (Na3AlF6) dalam bejana baja berlapis grafit yang
sekaligus berfungsi sebagai katode. Selanjutnya elektrolisis dilakukan pada suhu 950 C.
Sebagai anode digunakan batang grafit.

Setelah diperoleh Al2O3 murni, maka proses selanjutnya adalah elektrolisis


leburan Al2O3. Pada elektrolisis ini Al2O3 dicampur dengan CaF2 dan 2-8% kriolit
(Na3AlF6) yang berfungsi untuk menurunkan titik lebur Al2O3 (titik lebur Al2O3 murni
mencapai 2000 C), campuran tersebut akan melebur pada suhu antara 850-950 C.
Anode dan katodenya terbuat dari grafit. Reaksi yang terjadi sebagai berikut:

Al2O3 (l) 2Al3+ (l) + 3O2- (l)

Anode (+): 3O2- (l) 3/2 O2 (g) + 6e

Katode (-): 2Al3+ (l) + 6e- 2Al (l)

Reaksi sel: 2Al3+ (l) + 3O2- (l) 2Al (l) + 3/2 O2 (g)

Peleburan alumina menjadi aluminium logam terjadi dalam tong baja yang
disebut pot reduksi atau sel elektrolisis. Bagian bawah pot dilapisi dengan karbon, yang
bertindak sebagai suatu elektroda (konduktor arus listrik) dari sistem. Secara umum pada
proses ini, leburan alumina dielektrolisis, di mana lelehan tersebut dicampur dengan
lelehan elektrolit kriolit dan CaF2 di dalam pot di mana pada pot tersebut terikat
serangkaian batang karbon dibagian atas pot sebagai katoda. Karbon anoda berada
dibagian bawah pot sebagai lapisan pot, dengan aliran arus kuat 5-10 V antara anoda dan
katodanya proses elektrolisis terjadi. Tetapi, arus listrik dapat diperbesar sesuai
keperluan, seperti dalam keperluan industri. Alumina mengalami pemutusan ikatan
akibat elektrolisis, lelehan aluminium akan menuju kebawah pot, yang secara berkala
akan ditampung menuju cetakan berbentuk silinder atau lempengan. Masing masing
pot dapat menghasilkan 66.000-110.000 ton aluminium per tahun(Anonymous,2009).
Secara umum, 4 ton bauksit akan menghasilkan 2 ton alumina, yang nantinya akan
menghasilkan 1 ton aluminium.
2.3 Proses Peleburan Aluminium

Peleburan ini menggunakan sel elektrolisis yang terdiri atas wadah dari besi
berlapis grafit yang sekaligus berfungsi sebagai katode (-) sedang anode (+) adalah
grafit. Campuran Al2O3 dengan kriolit dan AlF3 dipanaskan hingga mencair dan pada
suhu 950 C kemudian dielektrolisis . Al yang terbentuk berupa zat cair dan terkumpul
di dasar wadah lalu dikeluarkan secara periodik ke dalam cetakan untuk
mendapat aluminium batangan (ingot). Anode grafit terus menerus dihabiskan karena
bereaksi dengan O2 sehingga harus diganti dari waktu ke waktu. Untuk mendapat 1 Kg
Aldihabiskan 0,44 anode grafit. 2Al2O3 +3C 4Al + 3CO2

Beberapa nijih Al yang utama :

1. Bauksit (Al2O3. 2H2O)

2. Mika (K-Mg-Al-Slilkat)

3. Tanah liat (Al2Si2O7.2H2O)

Aluminium ada di alam dalam bentuk silikat maupun oksida, yaitu antara lain :

- sebagai silikat misal feldspar, tanah liat, mika


- sebagai oksida anhidrat misal kurondum (untuk amril)
- sebagai hidrat misal bauksit
- sebagai florida misal kriolit.

Selama proses peleburan, material Al yang digunakan dilakukan proses pre-


heating. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan moisture pada permukaan material untuk
menghindari pembentukan gas dan melarut dalam logam cair yang dapat menyebabkan
cacat gas. Setelah proses pre-heating maka material logam dimasukkan kedalam tungku
dan dibiarkan melebur. Selama peleburan briket batubara terus ditambahkan untuk
menjaga kestabilan suplai kalor untuk melebur logam.
i. Alloying

Pada proses pengecoran dimana selain bertujuan menghasilkan produk yang


sesuai dengan dimensi juga dibutuhkan nilai sifat mekanis material yang sesuai.
Pemberian material tambahan (alloying) bertujuan untuk meningkatkan harga sifat
mekanis dari material. Untuk material Al pemberian alloying menggunakan material Cu,
Zn, Mg, P, Si, Sr, dan Na.

Pada praktikum ini penguatan alloying tidak dilakukan. Jika dilakukan dan
kemudian sampel dilakukan pengujian (tarik, keras) maka dihasilkan nilai yang lebih
besar dibanding tanpa alloying.

ii. Degassing

Pada temperatur tinggi gas hidrogen akan cenderung berdifusi kedalam logam
cair. Gas-gas hidrogen ini harus dikeluarkan dari Aluminium cair karena akan
menyebabkan terjadinya cacat pada benda cor. Proses pengeluaran gas ini disebut proses
degasser. Umumnya degasser yang digunakan adalah dalam bentuk tablet atau gas (gas
argon dan gas nitrogen). Mekanisme pengeluaran gas pada logam Aluminium cair adalah
sebagai berikut :

Tablet yang dimasukkan ke dalam Aluminium cair akan menghasilkan gas dalam
bentuk gelembung yang hampir hampa udara (< 1 atm). Gas hidrogen yang terlarut
dalam Aluminium tidak dapat keluar karena tekanan didalam Aluminium cair << 1 atm
sedangkan tekanan diluar sebesar 1 atm. Akibatnya gelembung udara yang dihasilkan
tablet masuk ke dalam gas hidrogen dan gelembung udara tersebut terbawa keatas
bersaman dengan kotoran lain yang terlarut didalam Aluminium cair. Gas-gas atau
gelembung udara tersebut sebagian akan menjadi dross dan akan dibuang melalui proses
pembuangan dross. Pada praktikum ini degasser tidak digunakan.

iii. Cover Flux

Setelah proses degasser selesai dilanjutkan dengan proses pemberian flux. Proses
pemberian flux bertujuan untuk menutupi atau covering permukaan logam Aluminium
cair agar terhindar dari masuknya gas hidrogen kedalam logam aluminium. Pemberian
flux dilakukan pada saat mulai pencairan aluiminium dengan cara menaburkan flux pada
permukaan Aluminium cair. Covering flux berfungsi untuk covering permukaan logam
cair agar terhindar dari masuknya gas hidrogen . Pemberian flux jenis ini dilakukan tanpa
pengadukan. Pada saat praktikum digunakan flux covering.

2.4 Aluminium dan Paduan/Alloy

Paduan Aluminium-Silikon
Paduan aluminium dengan silikon hingga 15% akan memberikan kekerasan dan
kekuatan tensil yang cukup besar, hingga mencapai 525 Mpa pada aluminium paduan
yang dihasilkan pada perlakuan panas. Jika konsentrasi silikon lebih tinggi dari 15%,
tingkat kerapuhan logam akanmeningkat secara drastis akibat terbentuknya kristal
granula silika.
Paduan Aluminium-Magnesium

Keberadaan magnesium hingga 15,35% dapat menurunkan titik lebur logam


paduan yang cukup drastis, dari 660 oC hingga 450 oC. Namun, hal ini tidak menjadikan
aluminium paduan dapat ditempa menggunakan panas dengan mudah karena korosi akan
terjadi pada suhu di atas 60 oC. Keberadaan magnesium juga menjadikan logam paduan
dapat bekerja dengan baik pada temperatur yang sangat rendah, di mana kebanyakan
logam akan mengalami failure pada temperatur tersebut.

Paduan Aluminium-Tembaga

Paduan aluminium-tembaga juga menghasilkan sifat yang keras dan kuat, namun
rapuh. Umumnya, untuk kepentingan penempaan, paduan tidak boleh memiliki
konsentrasi tembaga di atas 5,6% karena akan membentuk senyawa CuAl2 dalam logam
yang menjadikan logam rapuh.

Paduan Aluminium-Mangan

Penambahan mangan memiliki akan berefek pada sifat dapat dilakukan


pengerasan tegangan dengan mudah (work-hardening) sehingga didapatkan logam
paduan dengan kekuatan tensil yang tinggi namun tidak terlalu rapuh. Selain itu,
penambahan mangan akan meningkatkan titik lebur paduan aluminium.

Paduan Aluminium-Seng

Paduan aluminium dengan seng merupakan paduan yang paling terkenal karena
merupakan bahan pembuat badan dan sayap pesawat terbang. Paduan ini memiliki
kekuatan tertinggi dibandingkan paduan lainnya, Aluminium dengan 5,5% seng dapat
memiliki kekuatan tensil sebesar 580 MPa dengan elongasi sebesar 11% dalam setiap
50mm bahan. Bandingkan dengan aluminium dengan 1% magnesium yang memiliki
kekuatan tensil sebesar 410 MPa namun memiliki elongasi sebesar 6% setiap 50 mm
bahan.

Paduan Aluminium-Lithium

Lithium menjadikan paduan aluminium mengalami pengurangan massa jenis dan


peningkatan modulus elastisitas; hingga konsentrasi sebesar 4% lithium, setiap
penambahan 1% lithium akan mengurangi massa jenis paduan sebanyak 3% dan
peningkatan modulus elastisitas sebesar 5%. Namun aluminium-lithium tidak lagi
diproduksi akibat tingkat reaktivitas lithium yang tinggi yang dapat meningkatkan biaya
keselamatan kerja.

Paduan Aluminium-Skandium

Penambahan skandium ke aluminium membatasi pemuaian yang terjadi pada


paduan, baik ketika pengelasan maupun ketika paduan berada di lingkungan yang panas.
Paduan ini semakin jarang diproduksi, karena terdapat paduan lain yang lebih murah dan
lebih mudah diproduksi dengan karakteristik yang sama, yaitu paduan titanium. Paduan
Al-Sc pernah digunakan sebagai bahan pembuat pesawat tempur Rusia, MIG, dengan
konsentrasi Sc antara 0,1-0,5% (Zaki, 2003, dan Schwarz, 2004).

Paduan Aluminium-Besi

Besi (Fe) juga kerap kali muncul dalam aluminium paduan sebagai suatu
"kecelakaan". Kehadiran besi umumnya terjadi ketika pengecoran dengan menggunakan
cetakan besi yang tidak dilapisi batuan kapur atau keramik. Efek kehadiran Fe dalam
paduan adalah berkurangnya kekuatan tensil secara signifikan, namun diikuti dengan
penambahan kekerasan dalam jumlah yang sangat kecil. Dalam paduan 10% silikon,
keberadaan Fe sebesar 2,08% mengurangi kekuatan tensil dari 217 hingga 78 MPa, dan
menambah skala Brinnel dari 62 hingga 70. Hal ini terjadi akibat terbentuknya kristal Fe-
Al-X, dengan X adalah paduan utama aluminium selain Fe.

Aluminium Paduan Cor

Komposisi utama aluminium paduan cor pada umumnya adalah tembaga, silikon,
dan magnesium. Al-Cu memberikan keuntungan yaitu kemudahan dalam pengecoran dan
memudahkan pengerjaan permesinan. Al- Si memmberikan kemudahan dalam
pengecoran, kekuatan, ketahanan pada temperatur tinggi, dan pemuaian yang rendah.
Sifat pemuaian merupakan sifat yang penting dalam logam cor dan ekstrusi, yang pada
umumnya merupakan bagian dari mesin. Al-Mg juga memberikan kekuatan, dan lebih
baik dibandingkan Al-Si karena memiliki ketahanan yang lebih tinggi hingga logam
mengalami deformasi plastis (elongasi). Namun konsentrasi lebih dari 10% dapat
mengurangi kemudahan dalam pengecoran.

2.5 Daur Ulang Aluminium

Secara teori 100% aluminium bisa didaur ulang tanpa kehilangan beratnya.
Namun dalam praktek, proses daur-ulang menyebabkan susutnya berat yang signifikan.
Daur ulang melibatkan proses pencairan aluminium, sebuah proses yang membutuhkan
hanya 5% dari energi yang digunakan untuk memproduksi aluminium dari bijih. Dalam
proses ini aluminium mengalami kehilangan berat hingga 15% dari berat bahan baku.
Hilangnya berat disebabkan terjadinya oksidasi oleh udara selama berlangsungnya proses
pelelehan, menjadi oksida aluminium (Al2O3). Persentase penurunan berat juga
disebabkan jenis aluminium yang di daur ulang. Aluminium plat tipis memiliki tingkat
risiko kehilangan berat yang jauh lebih besar dibanding aluminium yang lebih plat tebal.

Meskipun aluminium hasil daur ulang memiliki kadar yang lebih rendah
dibanding aluminium hasil produksi, namun Aluminium hasil daur ulang masih
mempertahankan sifat fisik yang sama dengan aluminium hasil pabrikasi. Hasil
aluminium daur ulang disebut dengan istilah aluminium sekunder. Aluminium sekunder
diproduksi dalam berbagai format dan digunakan di 80% dari suntikan paduan.
Penggunaan lain yang penting adalah ekstrusi.

Sampah putih yang merupakan limbah dari produksi aluminium primer dan dari
daur ulang sekunder masih mengandung sejumlah aluminium yang dapat diekstraksi
industri. Proses ini menghasilkan billet aluminium, bersama-sama dengan bahan limbah
yang sangat kompleks. Limbah proses aluminium sangat sulit dikelola. Limbah yang
terkena air akan melepaskan campuran gas (termasuk, antara lain, hidrogen, asetilena,
dan amonia), yang secara spontan menyatu saat kontak dengan udara; kontak limbah
dengan udara lembab akan melepaskan gas amonia. Meskipun adanya kesulitan-kesulitan
ini, limbah sisa pemrosesan aluminium bisa digunakan sebagai pengisi
dalam aspal, beton, dan sebagai bahan baku pembuatan bata tahan api.
2.6 Berbagai Penggunaan Aluminium

Beberapa penggunaan aluminium antara lain:

1. Sektor industri otomotif, untuk membuat bak truk dan komponen kendaraan
bermotor.
2. untuk membuat badan pesawat terbang.
3. Sektor pembangunan perumahan;untuk kusen pintu dan jendela.
4. Sektor industri makanan ,untuk kemasan berbagai jenis produk.
5. Sektor lain, misal untuk kabel listrik, perabotan rumah tangga dan barang kerajinan.

Logam aluminium digunakan di hampir semua aspek kehidupan. Logam-logam


aluminium digunakan di dunia fisik dan kimia. Di fisik, aluminium digunakan dalam
struktur pesawat terbang, rangka-rangka etalase, rangka pintu dan jendela, peralatan-
peralatan dapur, sebagai pembungkus (aluminium foil), dan sebagainya.

Di dunia kimia, logam aluminium digunakan sebagai reduktor dalam berbagai


ekstraksi ion logam dari larutannya. Sama halnya dengan zinc, aluminium juga bisa
digunakan sebagai reduktor emas dalam proses sianidasi. Dalam proses ekstraksi emas
thiosulfat, aluminium mampu mereduksi ion emas lebih cepat dibanding zinc.
Aluminium juga bisa digunakan dalam proses reduksi ion tembaga dan merkuri dari
larutannya.

Karena proses produksi aluminium menggunakan panas tinggi, maka pada


dasarnya logam aluminium menyimpan potensi kalor tersembunyi yang sangat besar.
Kalor ini disebut dengan istilah kalor laten, yang sewaktu-waktu bisa dilepaskan pada
kondisi yang tepat. Kalor laten ini bisa dimanfaatkan dalam proses
pengolahan metalurgi mineral yang menggunakan cara pyrometallurgy.

Senyawa aluminium juga digunakan secara luas di berbagai bidang. Aluminium


klorida dan aluminium sulfat digunakan sebagai koagulan dalam
proses penjernihan dan pemurnianair. Aluminium hidroksida digunakan sebagai bagian
dari obat maag. Senyawa-senyawa aluminium lainnya digunakan
sebagai amplas dan batu bata tahan api.

Reaksi antara aluminium dengan Fe2O3 dikenal dengan reaksi termit yang dihasilkan
panas untuk pengelasan baja.

2Al(s) + Fe2O3(s) Al2O3(s) + Fe(l) H = -852 kJ


Beberapa senyawa aluminium yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan
industri, antara lain:

Tawas, KAl(SO4)2.12H2O digunakan untuk mengendapkan kotoran pada


penjernihan air.
Aluminium sulfat Al2(SO4)3 digunakan dalam industri kertas dan mordan (pengikat
dalam pencelupan).
Zeolit Na2O Al2O3.2SiO2 digunakan untuk melunakkan air sadah.
Aluminium Al2O3 untuk pembuatan aluminium, pasta gigi, industri keramik, dan
industri gelas.
BAB III
PENUTUP

3.1 kesimpulan

Pada abad ke-19, sebelum ditemukannya proses elektrolisis, aluminium hanya


bisa didapatkan dari bauksit dengan proses kimia Whler Aluminium adalah logam yang
berwaarna putih perak dan tergolong ringan yang mempunyai massa jenis 2,7 gr
cm3. Aluminium merupakan elemen yang berjumlah sekitar 8% dari
permukaan bumi dan paling berlimpah ketiga. Aluminium terdapat dalam penggunaan
aditif makanan, antasida, buffered aspirin, astringents, semprotan
hidung, antiperspirant, air minum, knalpot mobil, asap tembakau, penggunaan aluminium
foil, peralatan masak, kaleng, keramik , dan kembang api.

3.2 Saran

Dalam pembuatan makalah tentang ilmu logam ini, penulis menginginkan kritik
dan saran dari sdra(i) pembaca, apabila dalam penulisan makalah ini, terdapat kesalahan-
kesalahan yang dapat mengurangi nilai dari pembuatan makalah ini. Atas kritik dan saran
yang disampaikan pembaca, penulis mengucapakan terima kasih.
Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Aluminium

https://www.google.co.id/imgres?imgurl=https://2.bp.blogspot.com/-
EfAKjDCmvr0/VydeSMJlCfI/AAAAAAAACDY/YlwZFaRbgI8tHOuBaXfoZsDL
AMxw1IcewCLcB/s640/pengolahan-bauksit-menjadi-alumina-dan-
aluminium.jpg&imgrefurl=http://www.geologinesia.com/2016/05/proses-
pengolahan-bauksit-menjadi-alumina-dan-
aluminium.html&h=640&w=391&tbnid=kCrV-
kxaG4ITCM:&tbnh=160&tbnw=97&usg=__UgUyD117IK4-
yNtQnVKslFEeg1g%3D&vet=10ahUKEwiT0NawuezXAhUIk5QKHRPaAzsQ9Q
EIKjAA..i&docid=lfNI6vs3qBGPPM&sa=X&ved=0ahUKEwiT0NawuezXAhUIk
5QKHRPaAzsQ9QEIKjAA

https://www.google.co.id/search?q=gambar+bauksit&source=lnms&tbm=isch&sa=
X&ved=0ahUKEwivru3MuezXAhXFlZQKHbtMAaAQ_AUICigB&biw=1366&bi
h=613

https://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://3.bp.blogspot.com/-
KUIApFxPGVY/UfAFaYKjQ5I/AAAAAAAAUr8/ObjlMH5-Iqo/s1600/Sel-Hall-
Heroult-2472013.jpg&imgrefurl=http://www.nafiun.com/2013/08/cara-proses-
pembuatan-aluminium-proses-hall-senyawa-unsur-
kimia.html&h=255&w=474&tbnid=EmicR8BY77GgxM:&tbnh=113&tbnw=211&
usg=__IR8RtdkVrRdSaufUKxGPCDtmsSY%3D&vet=10ahUKEwj53IvsuezXAh
WMJZQKHbBiB8sQ9QEIKjAA..i&docid=AsojH7_MsRsuAM&sa=X&ved=0ah
UKEwj53IvsuezXAhWMJZQKHbBiB8sQ9QEIKjAA

https://cepiar.wordpress.com/2007/12/10/proses-peleburan-alumunium/

https://www.google.co.id/search?q=proses+peleburan+aluminium&source=lnms&t
bm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwipneGXu-zXAhUGlZQKHTu-
ADsQ_AUICigB&biw=1366&bih=613#imgrc=vgwPMS9Md5Po4M:

https://www.google.co.id/search?q=proses+peleburan+aluminium&source=lnms&t
bm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwipneGXu-zXAhUGlZQKHTu-
ADsQ_AUICigB&biw=1366&bih=613#imgdii=gNXH3Av5QJQNZM:&imgrc=E
AfwSymulDZc1M:

Anda mungkin juga menyukai