Kelompok 1:
Syifah IX B
Widha Putri Wigati IX B
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Aluminium”.
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.
Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
permukaannya. Aluminium memiliki berat sekitar satu pertiga baja, mudah ditekuk,
diperlakukan dengan mesin, dicor, ditarik (drawing), dan diekstrusi. Resistansi terhadap
korosi terjadi akibat fenomena pasivasi, yaitu terbentuknya lapisan Aluminium Oksida
ketika Aluminium terpapar dengan udara bebas. Lapisan Aluminium Oksida ini mencegah
terjadinya oksidasi lebih jauh. Aluminium paduan dengan tembaga kurang tahan terhadap
korosi akibat reaksi galvanik dengan paduan Tembaga. Aluminium juga merupakan
konduktor panas dan elektrik yang baik. Jika dibandingkan dengan massanya, Aluminium
memiliki keunggulan dibandingkan dengan Tembaga, yang saat ini merupakan logam
konduktor panas dan listrik yang cukup baik, namun cukup berat (ASM International,
2015).
Aluminium murni 100% tidak memiliki kandungan unsur apapun selain
Aluminium itu sendiri, namun Aluminium murni yang dijual di pasaran tidak pernah
mengandung 100% Aluminium, melainkan selalu ada pengotor yang terkandung di
dalamnya. Pengotor yang mungkin berada di dalam Aluminium murni biasanya adalah
gelembung gas di dalam yang masuk akibat proses peleburan dan pendinginan/pengecoran
yang tidak sempurna, material cetakan akibat kualitas cetakan yang tidak baik, atau
pengotor lainnya akibat kualitas bahan baku yang tidak baik (misalnya pada proses daur
ulang Aluminium). Umumnya Aluminium murni yang dijual di pasaran adalah Aluminium
murni 99%, misalnya Aluminium Foil. Pada Aluminium paduan, kandungan unsur yang
berada di dalamnya dapat bervariasi tergantung jenis paduannya. Pada paduan 7075, yang
merupakan bahan baku pembuatan pesawat terbang, memiliki kandungan sebesar 5,5% Zn,
2,5% Mg, 1,5% Cu, dan 0,3% Cr (ASM International, 2015).
Aluminium yang umum digunakan dalam penempaan, memiliki kandungan 4,5%
Cu, 0,8% Si, 0,8% Mn, dan 1,5% Mg. Aluminium 5086 yang umum digunakan sebagai
bahan pembuat badan kapal pesiar, memiliki kandungan 4,5% Mg, 0,7% Mn, 0,4% Si,
0,25% Cr, 0,25% Zn, dan 0,1% Cu. Metoda pengolahan logam Aluminium adalah dengan
cara mengelektrolisis Alumina yang terlarut dalam Cryolite. Metoda ini ditemukan oleh
Hall di AS pada tahun 1886 dan pada saat yang bersamaan oleh Heroult di Perancis.
Cryolite, bijih alami yang ditemukan di Greenland sekarang ini tidak lagi digunakan untuk
memproduksi Aluminium secara komersil. Penggantinya adalah cariran buatan yang
merupakan campuran Natrium, Aluminium dan Kalsium Fluorida. Aluminium murni,
3
logam putih keperak-perakan memiliki karakteristik yang diinginkan pada logam. Unsur
ini ringan, tidak magnetik dan tidak mudah terpercik, merupakan logam kedua termudah
dalam soal pembentukan, dan keenam dalam soal ductility. Aluminium banyak digunakan
sebagai peralatan dapur, bahan konstruksi bangunan dan ribuan aplikasi lainnya (Surdia &
Shinroku, 1992).
4
Properti Definisi Contoh Pentingnya
Potensi Suatu reaksi, Aluminium oksida Mudah bereaksi dengan udara dan
oksidasi biasanya dengan dalam bauksit. biasanya ditemukan di alam
udara. sebagai oksida.
Kemampuan Kemudahan Ada ratusan paduan Memungkinkan diperolehnya sifat
untuk membentuk aluminium yang fisik dan mekanik yang diinginkan
membentuk paduan dengan berbeda. yang tidak terdapat pada
paduan aluminium. aluminium murni.
Reaktivitas Kemampuan Aluminium bereaksi Asam aluminium seperti
untuk dengan asam aluminium hidroksida biasanya
membentuk mineral dan basa digunakan sebagai penghambat api
larutan berair dan menghasilkan dan obat-obatan. Basis aluminium
timbal balik larutan berair. biasanya digunakan dalam
dengan bahan pengolahan air dan mempercepat
lain. pengawetan beton.
Tahan Kemampuan Umumnya Ketahanan korosi alaminya
korosi suatu material ditemukan sebagai memungkinkan aluminium dan
untuk menahan aluminium oksida di paduannya digunakan di berbagai
degradasi akibat alam yang lingkungan.
korosi membuatnya tahan
korosi secara alami.
(Kiryanto & Hadi, 2012)
5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Aluminium merupakan unsur kimia golongan IIIA dalam sistem periodik unsur,
dengan nomor atom 13 dan berat atom 26,98 gram per mol. Di dalam udara bebas alumiium
mudah teroksidasi membentuk lapisan tipis oksida (Al2O3) yang tahan terhadap korosi.
Aluminium juga bersifat amfoter yang mampu bereaksi dengan larutan asam maupun basa.
3.2 Saran
Diharapkan pada pembaca dapat menambah pemahaman dan pengetahuan tentang
konsep alumunium.
6
DAFTAR PUSTAKA
Kiryanto, E. S., & Hadi, M. A. (2012). Analisa Sifat Mekanik Paduan Aluminium Sebagai
Rangka Jendela Kapal di Perusahaan Pengecoran Logam CV. Setia Kawan Tegal
dengan Cetakan Tidak Permanen. Semarang: Universitas Diponegoro.
Wibawa Budi Santosa, A. (2017). Analisa Kekuatan Tarik, Kekuatan Tekuk, Komposisi dan Cacat
Pengecoran Paduan Aluminium Flat Bar dan Limbah Kampas Rem dengan Menggunakan
Cetakan Pasir dan Cetakan Hidrolik sebagai Bahan Komponen Jendela Kapal. Jurnal Teknik
Perkapalan, 05(1). http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/naval