Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aluminium merupakan logam yang paling banyak dijumpai pada kulit bumi,
kandungannya sekitar 8,8% pada kulit bumi, tetapi tidak pernah ditemukan secara bebas di
alam. Unsur ini terdapat dalam biji bauksit, Al 2O3.2H2O (kadarnya 35-60%), granit dan tanah
liat.
Logam aluminium mudah bereaksi dengan oksigen. Reaksi logam aluminium dengan
oksigen akan menghasilkan aluminium oksida yang sangat tipis dan bersifat sangat keras,
stabil dan tidak berpori sehingga berperan sebagai pelindung terhadap permukaan logam di
dalamnya.
Akibatnya, reaksi dengan oksigen dari udara akan berhenti setelah semua permukaan
tertutup rapat oleh lapisan oksidanya dan logam tersebut sudah tentu akan terhindar dari
reaksi oksidasi selanjutnya yang mana bila reaksi oksidasi ini terus berlanjut maka akan
mengakibatkan korosi atau proses pengkaratan.
Berdasarkan beberapa keterangan di atas maka percobaan mengenai oksidasi aluminium

ini amat penting untuk dilakukan agar didapatkan aluminium sesuai dengan yang diinginkan.
Aluminium (dalam bentuk bauksit) adalah suatu mineral yang berasal dari magma asam
yang mengalami proses pelapukan dan pengendapan secara residual. Proses pengendapan
residual sendiri merupakan suatu proses pengkonsentrasian mineral bahan galian di tempat.
Aluminium merupakan suatu metal reaktif, dan tidak terjadi secara alami. Oleh karena
itu, aluminium tak dikenal sebagai unsur terpisah sampai tahun 1820-an, walaupun
keberadaannya telah diramalkan oleh beberapa ilmuwan yang telah belajar aluminum
campuran. Aluminium pertama kali diproduksi dengan bebas oleh ahli kimia dan ahli ilmu
fisika yang berasal dari Denmark, Hans Oersted Kristen, dan ahli kimia Jerman, Frederich
Wohler, pada pertengahan tahun1820-an. Nama aluminum diperoleh dari bahasa latin:
alumen, yang berarti tawas tawas ( suatu aluminium sulfate mineral).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, penulis dapat merumuskan rumusan masalah, yaitu
1. Apakah itu aluminium ?
2. Apa saja jenis-jenis aluminium itu ?

1
3. Apa saja sifat-sifat aluminium itu ?
4. Apa saja aplikasi aluminium dalam kehidupan sehari-hari ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui aluminium,
2. Untuk mengetahui jenis-jenis aluminium,
3. Untuk mengetahui sifat-sifat aluminium,
4. Untuk mengetahui aplikasi aluminium dalam kehidupan sehari-hari.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Aluminium

Aluminium adalah logam yang paling banyak terdapat di kerak bumi, dan unsur ketiga
terbanyak setelah oksigen dan silikon. Aluminium terdapat di kerak bumi sebanyak kira-kira
8,07% hingga 8,23% dari seluruh massa padat dari kerak bumi, dengan produksi tahunan
dunia sekitar 30 juta ton pertahun dalam bentuk bauksit dan bebatuan lain (corrundum,
gibbsite, boehmite, diaspore, dan lain-lain). Sulit menemukan aluminium murni di alam
karena aluminium merupakan logam yang cukup reaktif.
Aluminium murni adalah logam yang lunak, tahan lama, ringan, dan dapat ditempa
dengan penampilan luar bervariasi antara keperakan hingga abu-abu, tergantung kekasaran
permukaannya.
Aluminium murni 100% tidak memiliki kandungan unsur apapun selain aluminium itu
sendiri, namun aluminium murni yang dijual di pasaran tidak pernah mengandung 100%
aluminium, melainkan selalu ada pengotor yang terkandung di dalamnya. Pengotor yang
mungkin berada di dalam aluminium murni biasanya adalah gelembung gas di dalam yang
masuk akibat proses peleburan dan pendinginan/pengecoran yang tidak sempurna, material
cetakan akibat kualitas cetakan yang tidak baik, atau pengotor lainnya akibat kualitas bahan
baku yang tidak baik (misalnya pada proses daur ulang aluminium). Umumnya, aluminium
murni yang dijual di pasaran adalah aluminium murni 99%, misalnya aluminium foil.
Aluminium ditemukan kira-kira sekitar 160 tahun yang lalu dan mulai diproduksi skala
industri sekitar 90 tahun yang lalu. Berikut sejarah perkembangan tentang penemuan
aluminium

3
 Pada tahun 1782, seorang ilmuwan Prancis bernama Lavoiser telah menduga bahwa
aluminium merupakan logam yang terkandung di dalam alumina,
 Pada tahun 1807, ahli kimia Inggris bernama Humphrey Davy berhasil memisahkan
alumina secara elektrokimia logam dan yang diperoleh dari pengujian tersebut adalah
aluminium,
 Pada tahun 1821, biji sumber aluminium ditemukan di Prancis Selatan, tepatnya di
kota Lesbaux, yang dinamakan bauksit
 Pada tahun 1825, ahli kimia Denmark, Orsted berhasil memisahkan aluminium murni
dengan cara memanaskan aluminium chloride dengan kalium amalgam dan kemudian
memisahkan merkuri dengan cara destilasi,
 Serikat bernama Charles Martin – Hall menemukan dengan cara melarutkan alumina
(Al2O3) dalam lelehan kliorit (Na3AlF6) pada temperatur 960 OC dalam bentuk
kotak yang dilapisi logam karbon dan kemudian melewatkan arus listrik melalui
ruang tersebut. Cara ini dikenal dengan proses Hall – Heroult, karena ini terjadi pada
tahun yang sama dengan seorang Prancis yang bernama Paul Heroult, Pada tahun
1886, mahasiswa Oberlin College di Ohio, Amerika.
 Pada tahun 1888, ahli kimia Jerman Karlf Josef Bayern menemukan cara memperoleh
alumina dari bauksit secara pelarutan kimia. Sampai saat ini cara Bayer masih
digunakan untuk memproduksi alumina dari bauksit secara industry dan disebut
dengan proses Bayer.
Aluminium merupakan logam yang paling banyak ditemukan di kerak bumi (8.1%),
tetapi tidak pernah ditemukan secara bebas di alam. Selain pada mineral yang telah disebut di
atas, ia juga ditemukan di granit dan mineral-mineral lainnya. Aluminium ada di alam dalam
bentuk silikat maupun oksida, yaitu antara lain:
 sebagai silikat misal feldspar, tanah liat, mika
 sebagai oksida anhidrat misal kurondum (untuk amril)
 sebagai hidrat misal bauksit
 sebagai florida misal kriolit

Adapun ciri-ciri aluminium yaitu :


 Aluminium merupakan logam yang berwarna perak-putih
 Aluminum dapat dibentuk sesuai dengan keinginan karena memiliki sifat plastisitas
yang cukup tinggi

4
 Merupakan unsur metalik yang paling berlimpah dalam kerak bumi setelah setelah
silisium dan oksigen.
 Ringan, tahan korosi dan tidak beracun maka banyak digunakan untuk alat rumah
tangga seperti panci, wajan dan lain-lain.
 Reflektif, dalam bentuk aluminium foil digunakan sebagai pembungkus makanan,
obat, dan rokok.
 Daya hantar listrik dua kali lebih besar dari Cu maka Al digunakan sebagai kabel
tiang listrik.
 Paduan Al dengan logam lainnya menghasilkan logam yang kuat
seperti Duralium (campuran Al, Cu, mg) untuk pembuatan badan peswat.
 Al sebagai zat reduktor untuk oksida MnO2 dan Cr2O3.

2.2 Jenis-jenis Aluminium


a) Aluminium Murni
Aluminium 99% tanpa tambahan logam paduan apapun dan dicetak dalam keadaan
biasa, hanya memiliki kekuatan tensil sebesar 90 MPa, terlalu lunak untuk penggunaan yang
luas sehingga seringkali aluminium dipadukan dengan logam lain.

b) Aluminium Paduan
Elemen paduan yang umum digunakan pada aluminium adalah silikon, magnesium,
tembaga, seng, mangan, dan juga lithium sebelum tahun 1970.
Secara umum, penambahan logam paduan hingga konsentrasi tertentu akan
meningkatkan kekuatan tensil dan kekerasan, serta menurunkan titik lebur. Jika melebihi
konsentrasi tersebut, umumnya titik lebur akan naik disertai meningkatnya kerapuhan akibat
terbentuknya senyawa, kristal, atau granula dalam logam.
Namun, kekuatan bahan paduan aluminium tidak hanya bergantung pada konsentrasi
logam paduannya saja, tetapi juga bagaimana proses perlakuannya hingga aluminium siap
digunakan, apakah dengan penempaan, perlakuan panas, penyimpanan, dan sebagainya.

1. Paduan Aluminium-Silikon
Paduan aluminium dengan silikon hingga 15% akan memberikan kekerasan dan
kekuatan tensil yang cukup besar, hingga mencapai 525 MPa pada aluminium
paduan yang dihasilkan pada perlakuan panas. Jika konsentrasi silikon lebih tinggi

5
dari 15%, tingkat kerapuhan logam akan meningkat secara drastis akibat
terbentuknya kristal granula silika.

Fase paduan Al-Si, temperatur dan persentase paduan

2. Paduan Aluminium-Magnesium
Keberadaan magnesium hingga 15,35% dapat menurunkan titik lebur logam paduan
yang cukup drastis, dari 660 oC hingga 450 oC. Namun, hal ini tidak menjadikan
aluminium paduan dapat ditempa menggunakan panas dengan mudah karena korosi
akan terjadi pada suhu di atas 60 oC. Keberadaan magnesium juga menjadikan logam
paduan dapat bekerja dengan baik pada temperatur yang sangat rendah, di mana
kebanyakan logam akan mengalami failure pada temperatur tersebut.

Diagram paduan fase Al-Mg

6
3. Paduan Aluminium-Tembaga
Paduan aluminium-tembaga juga menghasilkan sifat yang keras dan kuat, namun
rapuh. Umumnya, untuk kepentingan penempaan, paduan tidak boleh memiliki
konsentrasi tembaga di atas 5,6% karena akan membentuk senyawa CuAl 2 dalam
logam yang menjadikan logam rapuh.

Diagram Paduan Fase Al-Cu

4. Paduan Aluminium-Mangan
Penambahan mangan memiliki akan berefek pada sifat dapat dilakukan pengerasan
tegangan dengan mudah (work-hardening) sehingga didapatkan logam paduan
dengan kekuatan tensil yang tinggi namun tidak terlalu rapuh. Selain itu,
penambahan mangan akan meningkatkan titik lebur paduan aluminium.

Diagram Paduan Fase Al-Mn

7
5. Paduan Aluminium-Seng
Paduan aluminium dengan seng merupakan paduan yang paling terkenal karena
merupakan bahan pembuat badan dan sayap pesawat terbang. Paduan ini memiliki
kekuatan tertinggi dibandingkan paduan lainnya, aluminium dengan 5,5% seng dapat
memiliki kekuatan tensil sebesar 580 MPa dengan elongasi sebesar 11% dalam
setiap 50 mm bahan. Bandingkan dengan aluminium dengan 1% magnesium yang
memiliki kekuatan tensil sebesar 410 MPa namun memiliki elongasi sebesar 6%
setiap 50 mm bahan.

Diagram Fase Al-Zn

6. Paduan Aluminium-Lithium
Lithium menjadikan paduan aluminium mengalami pengurangan massa jenis dan
peningkatan modulus elastisitas; hingga konsentrasi sebesar 4% lithium, setiap
penambahan 1% lithium akan mengurangi massa jenis paduan sebanyak 3% dan
peningkatan modulus elastisitas sebesar 5%. Namun aluminium-lithium tidak lagi
diproduksi akibat tingkat reaktivitas lithium yang tinggi yang dapat meningkatkan
biaya keselamatan kerja.

7. Paduan Aluminium-Skandium
Penambahan skandium ke aluminium membatasi pemuaian yang terjadi pada
paduan, baik ketika pengelasan maupun ketika paduan berada di lingkungan yang
panas. Paduan ini semakin jarang diproduksi, karena terdapat paduan lain yang lebih
murah dan lebih mudah diproduksi dengan karakteristik yang sama, yaitu paduan

8
titanium. Paduan Al-Sc pernah digunakan sebagai bahan pembuat pesawat tempur
Rusia, MIG, dengan konsentrasi Sc antara 0,1-0,5%.

8. Paduan Aluminium-Besi
Besi (Fe) juga kerap kali muncul dalam aluminium paduan sebagai suatu
"kecelakaan". Kehadiran besi umumnya terjadi ketika pengecoran dengan
menggunakan cetakan besi yang tidak dilapisi batuan kapur atau keramik. Efek
kehadiran Fe dalam paduan adalah berkurangnya kekuatan tensil secara signifikan,
namun diikuti dengan penambahan kekerasan dalam jumlah yang sangat kecil.
Dalam paduan 10% silikon, keberadaan Fe sebesar 2,08% mengurangi kekuatan
tensil dari 217 hingga 78 MPa, dan menambah skala Brinnel dari 62 hingga 70. Hal
ini terjadi akibat terbentuknya kristal Fe-Al-X, dengan X adalah paduan utama
aluminium selain Fe.

9. Paduan Alnico
Alnico merupakan paduan yang tersusun dari aluminium (Al), nikel (Ni), dan kobalt
(Co), dengan penambahan besi, tembaga dan kadang titanium. Alnico mengandung
8-12% Al, 15-26% Ni, 5-24% Co, lebih dari 6% Cu, lebih dari 1% Ti dan sisanya
adalah Fe. Kegunaan utama dari paduan alnico adalah sebagai magnet.

10. Paduan Duralumin


Duralumin (juga disebut duraluminum, duraluminium, atau dural) adalah nama
dagang dari salah satu tipe dari paduan aluminium. Paduan utamanya terdiri dari
tembaga, mangan, dan magnesium. Paduan yang paling umum digunakan adalah tipe
AA2024, yang mengandung 4,4% tembaga, 1,5% magnesium, 0,6% mangan dan
93,5% aluminium. Besar yield strength adalah 450 MPa, dengan variasi yang
bergantung pada komposisi dan temper.
Meskipun penambahan tembaga memperbaiki kekuatan, penambahan tembaga juga
membuat paduan ini mudah terkorosi.

11. Paduan Silumin


Silumin adalah paduan aluminium yang mengandung silicon sekitar 4% dan 22%.
Silumin memiliki ketahanan korosi yang tinggi, sehingga silumin sangat bermanfaat

9
dalam peralatan basah. Penambahan silicon pada aluminium juga membuat silumin
lebih cair.
Silumin sangat baik kecairannya, mempunyai permukaan yang bagus, tanpa
kegetasan panas, sangat baik untuk paduan coran, dan koefisien pemuaian yang
kecil. Koefisien pemuaian termal silumin sangat rendah oleh karena itu paduannya
pun mempunyai koefisien yang rendah apabila ditambah Si lebih banyak.

Pengkodean aluminium tempa berdasarkan International Alloy Designation System


adalah sebagai berikut:
 Seri 1xxx merupakan aluminium murni dengan kandungan minimun 99,00%
aluminium berdasarkan beratnya.
 Seri 2xxx adalah paduan dengan tembaga. Terdiri dari paduan bernomor 2010
hingga 2029.
 Seri 3xxx adalah paduan dengan mangan. Terdiri dari paduan bernomor 3003
hingga 3009.
 Seri 4xxx adalah paduan dengan silikon. Terdiri dari paduan bernomor 4030
hingga 4039
 Seri 5xxx adalah paduan dengan magnesium. Terdiri dari paduan dengan nomor
5050 hingga 5086.
 Seri 6xxx adalah paduan dengan silikon dan magnesium. Terdiri dari paduan
dengan nomor 6061 hingga 6069
 Seri 7xxx adalah paduan dengan seng. Terdiri dari paduan dengan nomor 7070
hingga 7079.
 Seri 8xxx adalah paduan dengan lithium.

Perlu diperhatikan bahwa pengkodean aluminium untuk keperluan penempaan seperti di


ats tidak berdasarkan pada komposisi paduannya, tetapi berdasarkan pada sistem pengkodean
terdahulu, yaitu sistem Alcoa yang menggunakan urutan 1 sampai 79 dengan akhiran S,
sehingga dua digit di belakang setiap kode pada pengkodean di atas diberi angka sesuai
urutan Alcoa terdahulu. Pengecualian ada pada paduan magnesium dan lithium.
Pengkodean untuk aluminium cor berdasarkan Aluminium Association adalah sebagai
berikut:
 Seri 1xx.x adalah aluminium dengan kandungan minimal 99% aluminium

10
 Seri 2xx.x adalah paduan dengan tembaga
 Seri 3xx.x adalah paduan dengan silikon, tembaga, dan/atau magnesium
 Seri 4xx.x adalah paduan dengan silikon
 Seri 5xx.x adalah paduan dengan magnesium
 Seri 7xx.x adalah paduan dengan seng
 Seri 8xx.x adalah paduan dengan lithium
Perlu diperhatikan bahwa pada digit kedua dan ketiga menunjukkan persentase
aluminiumnya, sedangkan digit terakhir setelah titik adalah keterangan apakah aluminium
dicor setelah dilakukan pelelehan pada produk aslinya, atau dicor segera setelah aluminium
cair dengan paduan tertentu. Ditulis hanya dengan dua angka, yaitu 1 atau 0.
Klasifikasi aluminium pada Standar Nasional Indonesia tidak berdasarkan pada
konsentrasi paduan maupun perlakuannya. Klasifikasi aluminium paduan pada Standar
Nasional Indonesia didasarkan pada aplikasi aluminium tersebut. Berikut ini adalah contoh
penomoran aluminium pada Standar Nasional Indonesia:
a. 03-2583-1989 aluminium lembaran bergelombang untuk atap dan dinding
b. 07-0417-1989 ekstrusi aluminium paduan
c. 03-0573-1989 jendela aluminium paduan
d. 07-0603-1989 aluminium ekstrusi untuk arsitektur
e. 07-0733-1989 ingot aluminium primer
f. 07-0734-1989 aluminium ekstrusi untuk arsitektur, terlapis bahan anodisasi
g. 07-0828-1989 ingot aluminium sekunder
h. 07-0829-1989 ingot aluminium paduan untuk cor
i. 07-0851-1989 plat dan lembaran aluminium
j. 07-0957-1989 aluminium foil dan paduannya
k. 04-1061-1989 kawat aluminium untuk penghantar listrik
Terdapat 84 produk aluminium yang terdaftar dalam Sistem Informasi Standar Nasional
Indonesia, berupa aluminium murni dan paduannya, senyawa aluminium, bahkan petunjuk
teknis pembuatan aluminium dan aplikasinya juga merupakan produk terdaftar di SNI.

2.3 Sifat-sifat Aluminium


Sifat-sifat penting yang dimiliki aluminium sehingga banyak digunakan sebagai material
teknik adalah sebagai berikut:
a. Berat jenisnya ringan (hanya 2,7 gr/cm³, sedangkan besi ± 8,1 gr/ cm³)

11
b. Tahan korosi
Sifat bahan korosi dari aluminium diperoleh karena terbentuknya lapisan aluminium
oksida (Al2O3) pada permukaan aluminium (fenomena pasivasi). Pasivasi adalah
pembentukan lapisan pelindung akibat reaksi logam terhadap komponen udara
sehingga lapisan tersebut melindungi lapisan dalam logam dari korosi. Lapisan ini
membuat Al tahan korosi tetapi sekaligus sukar dilas, karena perbedaan melting point
(titik lebur).
c. Penghantar listrik dan panas yang baik
Aluminium juga merupakan konduktor panas dan elektrik yang baik. Jika
dibandingkan dengan massanya, aluminium memiliki keunggulan dibandingkan
dengan tembaga, yang saat ini merupakan logam konduktor panas dan listrik yang
cukup baik, namun cukup berat.
d. Mudah di fabrikasi/ditempa
Sifat lain yang menguntungkan dari aluminium adalah sangat mudah difabrikasi, dapat
dituang (dicor) dengan cara penuangan apapun. Dapat deforming dengan cara: rolling,
drawing, forging, extrusi dll. Menjadi bentuk yang rumit sekalipun.
e. Kekuatannya rendah tetapi pemaduan (alloying) kekuatannya bisa
ditingkatkan. Kekuatan dan kekerasan aluminium tidak begitu tinggi dengan
pemaduan dan heat treatment dapat ditingkatkan kekuatan dan kekerasannya.
f. Kekuatan mekanik meningkat dengan penambahan Cu, Mg, Si, Mn, Zn, dan Ni.
g. Sifat elastisnya yang sangat rendah, hampir tidak dapat diperbaiki baik dengan
pemaduan maupun denganheat treatment.

1) Sifat Fisik Aluminium


Sifat-sifat Kemurnian Al
99,996 % >99,0 %
Massa jenis (20℃ ¿ 2,6989 2,71
Tititk cair 660,2 653-657
Panas jenis (cal/g. 0,2226 0,2297
℃ ¿(100℃)
Hantaran listrik (%) 64,94 59 (dianil)
Koefisien pemuaian (20-100 23,86 x 10-6 23,5 x 10-6
℃¿
2) Sifat Mekanik Aluminium

12
Kemurnian Al (%)
Sifat-sifat 99,996 >99,0
Dianil 75% dirol dingin Dianil H18
Kekuatan tarik
4,9 11,6 9,3 16,9
(kg/mm2)
Kekuatan mulur
1,3 11,0 3,5 14,8
(0,2%)(kg/mm2)
Perpanjangan (%) 48,8 5,5 35 5
Kekerasan Brinell 17 27 23 44

Sifat Mekanik Lain

Informasi Lain

Pembenahan magnetik paramagnetik

Keterhambatan elektris (20 °C) 26,50 nΩ·m

Konduktivitas termal (300 K) 237 W·m−1·K−1

Ekspansi termal (25 °C) 23,1 µm·m−1·K−1

Kecepatan suara (thin rod) (suhu kamar) 5000 m·s−1

Modulus Young 70 Gpa

Modulus geser 26 Gpa

Modulus limbak 76 Gpa

Rasio Poisson 0,35

Kekerasan Mohs 2,75

Kekerasan Viker 167 Mpa

Kekerasan Brinell 245 Mpa

2792 K
Titik didih
(2519 °C, 4566 °F)

Sifat mekanik bahan aluminium murni dan aluminium paduan dipengaruhi oleh
konsentrasi bahan dan perlakuan yang diberikan terhadap bahan tersebut.

13
Aluminium terkenal sebagai bahan yang tahan terhadap korosi. Hal ini disebabkan oleh
fenomena pasivasi, yaitu proses pembentukan lapisan aluminium oksida di permukaan logam
aluminium segera setelah logam terpapar oleh udara bebas. Lapisan aluminium oksida ini
mencegah terjadinya oksidasi lebih jauh. Namun, pasivasi dapat terjadi lebih lambat jika
dipadukan dengan logam yang bersifat lebih katodik, karena dapat mencegah oksidasi
aluminium.

 Kekuatan tensil
Kekuatan tensil adalah besar tegangan yang didapatkan ketika dilakukan pengujian
tensil. Kekuatan tensil ditunjukkan oleh nilai tertinggi dari tegangan pada kurva
tegangan-regangan hasil pengujian, dan biasanya terjadi ketika terjadinya necking.
Kekuatan tensil bukanlah ukuran kekuatan yang sebenarnya dapat terjadi di lapangan,
namun dapat dijadikan sebagai suatu acuan terhadap kekuatan bahan.
Kekuatan tensil pada aluminium murni pada berbagai perlakuan umumnya sangat
rendah, yaitu sekitar 90 MPa, sehingga untuk penggunaan yang memerlukan kekuatan
tensil yang tinggi, aluminium perlu dipadukan. Dengan dipadukan dengan logam lain,
ditambah dengan berbagai perlakuan termal, aluminium paduan akan memiliki kekuatan
tensil hingga 580 MPa (paduan 7075).

 Kekerasan
Kekerasan gabungan dari berbagai sifat yang terdapat dalam suatu bahan yang
mencegah terjadinya suatu deformasi terhadap bahan tersebut ketika diaplikasikan suatu
gaya. Kekerasan suatu bahan dipengaruhi oleh elastisitas, plastisitas, viskoelastisitas,
kekuatan tensil, ductility, dan sebagainya. Kekerasan dapat diuji dan diukur dengan
berbagai metode. Yang paling umum adalah metode Brinnel, Vickers, Mohs, dan
Rockwell.
Kekerasan bahan aluminium murni sangatlah kecil, yaitu sekitar 65 skala Brinnel,
sehingga dengan sedikit gaya saja dapat mengubah bentuk logam. Untuk kebutuhan
aplikasi yang membutuhkan kekerasan, aluminium perlu dipadukan dengan logam lain
dan/atau diberi perlakuan termal atau fisik. Aluminium dengan 4,4% Cu dan
diperlakukan quenching, lalu disimpan pada temperatur tinggi dapat memiliki tingkat
kekerasan Brinnel sebesar 135.

14
 Ductility
Ductility didefinisikan sebagai sifat mekanis dari suatu bahan untuk menerangkan
seberapa jauh bahan dapat diubah bentuknya secara plastis tanpa terjadinya retakan.
Dalam suatu pengujian tensil, ductilityditunjukkan dengan bentuk neckingnya; material
dengan ductility yang tinggi akan mengalami necking yang sangat sempit, sedangkan
bahan yang memiliki ductility rendah, hampir tidak mengalami necking. Sedangkan
dalam hasil pengujian tensil, ductility diukur dengan skala yang disebut elongasi.
Elongasi adalah seberapa besar pertambahan panjang suatu bahan ketika dilakukan uji
kekuatan tensil. Elongasi ditulis dalam persentase pertambahan panjang per panjang awal
bahan yang diujikan.
Aluminium murni memiliki ductility yang tinggi. Aluminium paduan
memiliki ductility yang bervariasi, tergantung konsentrasi paduannya, namun pada
umumnya memiliki ductility yang lebih rendah dari pada aluminium murni,
karena ductility berbanding terbalik dengan kekuatan tensil, serta hampir semua
aluminum paduan memiliki kekuatan tensil yang lebih tinggi dari pada aluminium murni.

3) Sifat Kimia
a) Serbuk alumunium dipanaskan dalam uap air menghasilkan hidrogen dan alumunium
oksida. Reaksinya berlangsung relatif lambat karena adanya lapisan alumunium
oksida pada logamnya, membentuk oksida yang lebih banyak selama reaksi.
b) Alumunium akan terbakar dalam oksigen jika bentuknya serbuk, sebaliknya lapisan
oksidanya yang kuat pada alumunium cenderung menghambat reaksi.
Jika kita taburkan serbuk alumunium ke dalam nyala bunsen, maka akan kita dapatkan
percikan. Alumunium oksida yang berwana putih akan terbentuk.
c) Alumunium seringkali bereaksi dengan klor dengan melewatkan klor kering di atas
alumunium foil yang dipanaskan sepanjang tabung. Alumunium terbakar dalam aliran
klor menghasilkan alumunium klorida yang kuning sangat pucat. Alumunium klorida
ini dapat menyublim (berubah dari padatan ke gas dan kembali lagi) dan terkumpul di
bagian bawah tabung saat didinginkan.

Aluminium disimbolkan dengan Al, dengan nomor atom 13 dalam tabel periodik unsur.
Bauksit, bahan baku aluminium memiliki kandungan aluminium dalam jumlah yang

15
bervariasi, namun pada umumnya di atas 40% dalam berat. Senyawa aluminium yang
terdapat di bauksit diantaranya Al2O3, Al(OH)3, γ-AlO(OH), dan α-AlO(OH).

Gambar Bauksit

Isotop aluminium yang terdapat di alam adalah isotop 27Al, dengan persentase sebesar
99,9%. Isotop 26Al juga terdapat di alam meski dalam jumlah yang sangat kecil. Isotop 26Al
merupakan radioaktif dengan waktu paruh sebesar 720000 tahun. Isotop aluminium yang
sudah ditemui saat ini adalah aluminium dengan berat atom relatif antara 23 hingga 30,
dengan isotop 27Al merupakan isotop yang paling stabil.
Difusi atom di tentukan oleh macam atom, tetapi pada umumnya sangat lambat pada
temperature biasa dengan pencelupan dingin kekosongan atom tetap ada, jadi dengan
berjalannya waktu struktur atom bisa berubah, yang menghasilkan perubahan sifat-sifatnya.
Perubahan sifat-sifat dengan berjalannya waktu pada umumnya di namakan penuaan. Apabila
proses itu berjalan pada temperature kamar di namakan penuaan ilmiah, sedangkan apabila
proses itu terjadi pada temperatur lebih tinggi dinamakan penuaan buatan.
Proses pengolahan Aluminium Meliputi :

 Proses Penambangan Aluminium


Aluminium ditambang dari biji bauksit yang banyak terdapat dipermukaanbumi,
kemudiandilakukan proses pemanasan untuk mengurangi kadar air yang ada dari
penambangan di permukaan bumi. Bauksit yang ditambang untuk keperluan industri
mempunyai kadar aluminium sekitar40 – 60 %. Setelah ditambang biji bauksit digiling dan
dihancurkan supaya halus dan merata. Selanjutnya bauksit mengalami proses pemurnian.

 Proses Pemurnian Aluminium

16
Pengolahan aluminium menjadi aluminium murni dapat dilakukan melalui Proses
pemurnian dengan metode Bayer. Proses Bayer adalah sarana industri utama bauksit
pemurnian untuk menghasilkan alumina. Bauksit, bijih paling penting dari aluminium, berisi
alumina hanya 30-54 %, Al2O3, sisanya menjadi campuran dari silika (SiO2), oksida besi
(Fe2O3), dan titanium dioksida (TiO2) dan. Caranya adalah dengan melarutkan bauksit dalam
larutan natrium hidroksida (NaOH),

Proses Bayer
 Proses Peleburan Aluminium
Proses pembuatan Al pada tahap selanjutnya adalah proses hall-heroult. Ini merupakan
proses metode elektrolisis yang ditemukan oleh Charles M. Hall dan Paul Heroult. Berikut
tahap-tahap dalam proses Hall-Heroult :
1. Pemurnian bauksit untuk meperoleh alumina murni.
2. Peleburan / reduksi alumina dangan elektrolisis

Pemurnian bauksit melalui cara :


 Ba direaksikan dengana NaOH(q) . Aluminium oksida akan larut membentuk
NaCl(OH)4.
 Larutan disaring lalu filtrat yang mengandung NaAl(OH)4 diasamkan dengan
mengalirkan gas CO2 Al mengendap sebagai Al(OH)3
 Al(OH)3 disaring lalu dikeringkan dan dipanaskan sehingga diperoleh Al2O3 tak
berair. Bijih –bijih Aluminium yang utama antara lain: Bauksit, mika, tanah liat.

2.4 Aplikasi atau Kegunaan Aluminium

17
Beberapa kegunaan aluminium yang lain antara lain:
 Sektor industri otomotif, untuk membuat bak truk dan komponen kendaraan bermotor.
 Sektor pembangunan perumahan;untuk kusen pintu dan jendela.
 Sektor industri makanan ,untuk kemasan berbagai jenis produk.

 Sektor lain, misal untuk kabel listrik, perabotan rumah tangga dan barang kerajinan.
 Membuat termit, yaitu campuran serbuk aluminium dengan serbuk besi (III) oksida,
digunakan untuk mengelas baja ditempat, misalnya untuk menyambung rel kereta api.
 Dalam transportasi, aluminium banyak dipakai pada pembuatan kapal terbang.

 Aluminium juga banyak digunakan untuk alat-alat elektronik, dalam industri kaleng
dan alat-alat pembungkus lainnya,
 dalam industri mesin-mesin dan alat-alat untuk industri kimia dan logam.
 Aluminium merupakan konduktor listrik yang baik. Terang dan kuat. Merupakan
konduktor yang baik juga buat panas.
 Dapat ditempa menjadi lembaran, ditarik menjadi kawat dan diekstrusi menjadi
batangan dengan bermacam-macam penampang. Tahan korosi.
 Aluminium juga digunakan untuk melapisi lampu mobil dan compact disks.

Beberapa senyawa Aluminium juga banyak penggunaannya, antara lain:

18
 Tawas (K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O)
Tawas mempunyai rumus kimia KSO4.AL2.(SO4)3.24H2O. Tawas digunakan untuk
menjernihkan air pada pengolahan air minum.
 Alumina (Al2O3)
Alumin dibedakan atas alfa-allumina dan gamma-allumina. Gamma-alumina
diperoleh dari pemanasan Al(OH)3 di bawah 4500C. Gamma-alumina digunakan
untuk pembuatan aluminium, untuk pasta gigi, dan industri keramik serta industri
gelas. Alfa-allumina diperoleh dari pemanasan Al(OH)3 pada suhu diatas 10000C.
Alfa-allumina terdapat sebagai korundum di alam yang digunakan untuk amplas atau
grinda. Batu mulia, seperti rubi, safir, ametis, dan topaz merupakan alfa-allumina yang
mengandung senyawa unsur logam transisi yang memberi warna pada batu tersebut.
 Pembuatan Aluminium Sulfat (Al2(SO4)3.18H2O) digunakan untuk industri kertas dan
karton, pewarna pada industri tekstil, dan pemadam kebakaran jenis busa. (bila
dicampur dengan NaHCO3 dan zat pengemulsi).

BAB III

19
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan aluminium diatas, maka dapat disimpulkan :
1. Aluminium adalah logam yang paling banyak terdapat di kerak bumi, dan unsur ketiga
terbanyak setelah oksigen dan silikon. Aluminium terdapat di kerak bumi sebanyak
kira-kira 8,07% hingga 8,23% dari seluruh massa padat dari kerak bumi. Aluminium
ditemukan kira-kira sekitar 160 tahun yang lalu dan mulai diproduksi skala industri
sekitar 90 tahun yang lalu.
2. Aluminium terdiri atas dua jenis yaitu aluminium murni dan aluminium paduan.
3. Sifat-sifat penting yang dimiliki aluminium sehingga banyak digunakan sebagai
material teknik adalah berat jenisnya ringan, tahan korosi, penghantar listrik dan
panas yang baik, kekuatan mekanik meningkat dengan penambahan Cu, Mg, Si, Mn,
Zn, dan Ni, sifat elastisnya yang sangat rendah, hampir tidak dapat diperbaiki baik
dengan pemaduan maupun denganheat treatment.
4. Beberapa kegunaan aluminium yang lain antara lain: sektor industri otomotif, untuk
membuat bak truk dan komponen kendaraan bermotor. Sektor pembangunan
perumahan;untuk kusen pintu dan jendela. Sektor industri makanan ,untuk kemasan
berbagai jenis produk. Sektor lain, misal untuk kabel listrik, perabotan rumah tangga
dan barang kerajinan. Dan sebagainya.

3.2 Saran
Karena keterbatasan pengetahuan kami, hingga hanya inilah yang dapat kami sajikan,
dan tentu saja masih sangat kurang dari sisi materinya, maka itu kami mengharapkan
masukan baik itu kritik maupun saran dari pembaca demi melengkapi kekurangan tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

20
Anonim. 2013. (http://id.scribd.com/doc/25300537/Makalah-Aluminium). Diunduh pada 2
Mei 2014.

Ashar Redland. 2011. “Makalah Logam Aluminium”.


(http://ashar-redland.blogspot.com/2011/07/makalah-logam-aluminium.html). Diunduh
pada 2 Mei 2014.

Ierjeck. 2013. “ Kegunaan Aluminium”. (http://ierjeck.blogspot.com/2013/06/kegunaan-


aluminium.html). Diunduh pada 2 Mei 2014.

Putra Rajawali. 2013. ”Makalah Aluminium”.


(http://putrarajawali76.blogspot.com/2013/02/makalah-aluminium.html). Diunduh pada 2
Mei 2014.

21
LAMPIRAN

Pertanyaan dan hasil diskusi


1. Ardi Endrifal
Apa saja penggunaan bahan aluminium dalam kehidupan sehari-hari ?
Jawab : Aluminium digunakan untuk membuat sendok, wajan, gelas aluminium dan
peralatan lainnya.

2. Candra Mulyadi
Apa sebabnya aluminium tahan korosi ?
Jawab : Sifat korosi dari aluminium diperoleh karena terbentuknya lapisan aluminium
oksida (Al2O3) pada permukaan aluminium (fenomena pasivasi). Pasivasi adalah
pembentukan lapisan pelindung akibat reaksi logam terhadap udara sehingga lapisan
tersebut melindungi lapisan dalam logam dari korosi.

3. Januhardi
Bagaimana proses daur ulang aluminium ? apakah sama dengan proses pemurnian
aluminium ?
Jawab : Dalam mendaur ulang bahan-bahan aluminium maka harus dilakukan
pemurnian dengan cara pemisahan bahan/material yang terdapat dalam produk
tersebut. Setelah dimurnikan barulah aluminium murni akan kita dapatkan. Caranya
hampir sama dengan pemurnian aluminium.

4. Ardhito Kusarwanto
Apa yang menyebabkan aluminium foil dapat digunakan dalam pembungkus
makanan ?
Jawab : Karena aluminium bersifat beracun dan tidak mudah bereaksi secara kimia
yaitu stabil terhadap sifat asam dan basa makanan sehingga tidak membahayakan
kesehatan.

5. Efrisal Eka Putra


Apakah aluminium bila terkonsumsi berbahaya ? kalau iya kenapa aluminium bisa
dijadikan pembungkus makanan ? jelaskan!

22
Jawab : Aluminium itu tidak berbahaya jika dijadikan pembungkus makanan karena
aluminium bersifat beracun dan tidak mudah bereaksi secara kimia yaitu stabil
terhadap sifat asam dan basa makanan sehingga tidak membahayakan kesehatan.

6. Kokoh Niagara
Apakah perbedaan antara aluminium, titanium dan stainless steel ?
Jawab : Aluminium adalah logam yang lunak, tahan lama, ringan, dan dapat ditempa
dengan penampilan luar bervariasi antara keperakan hingga abu-abu, tergantung
kekasaran permukaannya. Titanium adalah paduan yang kuat dan ringan yang
biasanya dipadukan dengan aluminium. Stainless steel adalah suatu logam yang
merupakan campuran dari baja karbon.

7. Iqbal Ramadhan
Berapa titik leleh aluminium ?
Jawab : titik leleh aluminium pada suhu 660℃

8. Fedrizal
Apakah di lndonesia ada penambangan aluminium ? Jika ada apakah sudah dilakukan
secara modern ?
Jawab : Ada yaitu terdapat di Pulau Bintan (Riau) dan Singkawang (Kalimantan
Barat). Penambangan aluminium di Indonesia masih dilakukan secara tradisional.

9. Balya
Apakah contoh aplikasi yang menggunakan aluminium sebagai penghantar listrik
yang baik ?
Jawab : Contohnya yaitu pada pembuatan kabel untuk instalasi listrik, penanak nasi,
setrika dan lain sebagainya.

10. Aditio Alvino


Mengapa aluminium termasuk penghantar panas yang baik ?
Jawab : Karena aluminium itu bisa merambatkan panas contoh pemanfaatannya
misalkan panci dan wajan yang berguna untuk memasak, sodel untuk mematri,
setrika untuk melicinkan pakaian dan sebagainya.

23

Anda mungkin juga menyukai