Anda di halaman 1dari 12

PERCOBAAN IX

I. Judul : Aluminium dan Senyawanya


II. Hari, tanggal : Sabtu, 18 April 2020
III. Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini, yaitu:
1. Dapat mempelajari sifat kimia aluminium dan senyawanya
2. Dapat membandingkan sifat kimia aluminium dan senyawanya

IV. Landasan Teori


Didalam kimia Aluminium merupakan suatu unsur kimia dengan lambing
Al yang dapat kita lihat didalam table periodic unsur dengan nomor atomnya ialah
13. Logam aluminium ini juga memiliki beberapa sifat, yaitu seperti tahan
terhadap korosi udara, dimana dari reaksi antara logam aluminium ini dengan
udara tersebut akan menghasilkan oksigen. Dimana Al2O3 yang membentuk
lapisan nonpori dan membungkus permukaan logam hingga tidak terjadi reaksi
lanjut. Untuk mencegah terjadinya reaksi lanjut antara logam aluminium dengan
oksigen maka diperlukan lapisan dengan ketebalan sebesar 10-4 dan 10-6 mm. Hal
ini dapat terjadi karena ion oksigen mempunyai jari-jari ionic 124 pm dimana
besarnya ini tidak berbeda jauh dengan jari-jari metalik dari logam aluminium,
yaitu sebesar 68 pm dimana ini tepat menepati rongga-rongga struktur dari
permukaan oksida (Hiskia, 2005).
Aluminium juga ada yang murni, dimana aluminium murni tersebut
merupakan logam yang mempunyai warna putih keperakan dengan banyak
karakteristik yang diinginkan. Selain itu, aluminium ringan juga tidak beracun
jika sebagai logam dan juga bersifat non magnetic dan tidak memerak. Aluminum
murni ini juga sangat lunak dan tidak keras. Seperti kita ketahui bahwa aluminium
merupakan logam aktif seperti yang ditunjukkan pada harga potensial reduksinya
dan aluminium ini dapat ditemukan dalam bentuk unsur dialam ini tanpa harus
berikan dengan unsur lain. Seperti yang kita ketahui juga bahwa aluminium ini
merupakan unsur terbanyak ketiga didalam bumi ini atau dalam kulit bumi, tetapi
walaupun demikian aluminium ini tidak akan kita temukan dalam bentuk unsur
bebas. Tetapi, walaupun senyawa aluminium ini merupakan salah satu logam
terbanyak dibumi ini selama bertahun-tahun belum ada ditemukan satu cara yang
ekonomis atau yang murah dalam memperoleh logam aluminium ini daei
senyawanya (Harjadi, 2009).
Aluminium juga memiliki sifat kimia dimana sifat kimianya ini ditentukan
dari muatannya yang besar dan dari jari-jari kecil dari ion Al3+, sehingga hal ini
dapat membuat kerapatan muatan positif ionnya besar.
Beberapa kerapatan muatan relative ion-ionnya:

Kation Muatan Jari-jari Kerapatan relative:


(muatan / jari-jari)
+
Na +1 0,098 10
Mg2+ +2 0,065 31
Al3+ +3 0,048 63
Zn2+ +2 0,074 27
Cu2+ +2 0,069 29

Jika misalnya garam aluminium dilarutkan kedalam air, maka ion Al 3+


akan segera membentuk [Al0H2O]3+ yang biasanya ditulis dengan Al3+ (aq). Air
sebagai pelarut tetapi dapat juga berfungsi sebagai basa dan memenuhi reaksi
kesetimbangan berikut:
[Al(H2O)6]3+ ↔ [Al(H2O)5OH]2+ + H3O+
Dengan basa kuat seperti NaOH terjadi reaksi
[Al(H2O)6]3+ + 3OH- ↔ [Al(H2O)3(OH)3](s) + 3H2O
Dengan larutan NaOH berlebih terjadi reaksi
[Al(H2O)3(OH)3] + OH- ↔ [Al(H2O)2(OH)4]- + H2O (Tim kimia anorganik, 2020)

Menurut Aziz (2007), aluminium memiliki beberapa sifat-sifat, yaitu:


1. Dapat bereaksi dengan oksigen dengan membentuk lapisan tipis oksida
yang melindungi dari oksida lanjut
2. Bereaksi dengan asam dengan membebaskan gas hydrogen
3. Bila dipanaskan dengan kuat diudara, maka aluminium dapat terbakar
membemtuk oksida dan sedikit nitride
4. Aluminium larut dalam larutan NaOH encer
5. Dapat mereduksi Fe2O3 disertai pelepasan panas yang besar (biasanya
dipakai untuk mengelas baja)
6. Senyawa hidroksidanya bersifat amfoter
7. Penghantar listrik dan panas yang baik
8. Mudah difabrikasi atau dibentuk
9. Tahan terhadap korosi

Dalam kehidupan kita sehari-hari aluminium ini merupakan suatu logam yang
sangat penting dan juga merupakan logam yang ringan. Jika didalam system tabel
periodic unsur logam aluminium ini terletak di golongan IIIA dengan berat
molekulnya sebesar 26,98 gram per mol. Jika bebas logam aluminium ini sangat
rentan atau sangat mudah teroksidasi dimana ketika ia telah teroksidasi maka ia akan
membentuk lapisan tipis oksida (Al2O3), dimana lapisan inilah yang membuatnya
tahan terhadap korosi, selain itu aluminium juga memiliki sifat amfoter, yaitu dimana
llogam aluminium ini dapat bereaksi dengan larutan yang mengadung asam ataupun
basa. Jika kita teliti maka struktur Kristal dari aluminium adalah berbentuk struktur
Kristal FCC, sehingga aluminium tetap ulet meskipun pada temperatur yang sangat
rendah. Selain tahan terhadap korosi logam aluminium juga memiliki hantaran listrik
yang baik dan sifat-sifat baik lainnya sebagai logam. Aluminium yang dikenal
mempunyai sifat seperti ringan, tahan korosi, penghantar listrik yang baik digunakan
sebagai matriks, sedangkan fly ash digunakan sebagai penguat. Aluminium yang
digunakan sebagai matrix adalah alumunium limbah sampah kaleng minuman yang
nantinya akan dihasilkan dari hasil pengecoran. Lebih dari 75% kaleng minuman
diproduksi dengan bahan logam aluminium (Hasford dan Duncan, 1994). Bahan
dasar kaleng minuman aluminium (aluminium baverage cans) atau lebih dikenal
kaleng minuman soft drinks merupakan bahan manufaktur yang terdiri dari dua jenis
alloy aluminium (AA) yaitu AA 3104 dan AA 5182. Fly ash yang merupakan salah
satu sisa (limbah) pembakaran batu bara banyak dibuang begitu saja. penggunaan fly
ash pada MMC ini diharapkan dapat mampu menyelesaikan masalah yang
ditimbulkan jika fly ash dibiarkan begitu saja. Penambahan fly ash pada perekayasaan
material aluminium ini diharapkan dapat memberikan keuntungan seperti,
mengurangi biaya proses produksi, serta sebagai bahan penguat (reinforcement) yang
baik. (Samhuddin, 2017).

Salah satu cara untuk menghasilkan hidrogen adalah dengan memanfaatkan


aluminium, produksi hidrogen dengan menggunakan aluminium beralkalin untuk
dijadikan fuel cell aluminium alkalin-udara yang ramah lingkungan. Aluminium yang
digunakan dapat berasal dari limbah aluminium foil atau limbah minuman kaleng.
Dalam jurnal Valensi Vol. 2 No. 1, Nop 2010 (362-367), telah dilakukan penelitian
oleh Yusraini Dian Inayati Siregar tentang produksi gas hidrogen dari limbah
aluminium menggunakan katalis basa dengan hasil produksi hidrogen optimum yang
diperoleh adalah sebesar 0,006 gram dari 0,05 gram limbah aluminium (aluminium
foil). Selain memanfaatkan limbah aluminium foil (pembungkus makanan) untuk
produksi hidrogen, proses ini juga ramah lingkungan. Untuk itulah perlu dilakukan
penelitian produksi gas hidrogen dari limbah aluminium foil dengan menggunakan
katalis NaOH, untuk meningkatkan produksi gas hidrogen terutama untuk bahan
bakar tidak berpolusi, sel bahan bakar (fuel cell), bahkan diperkirakan bahwa H 2 ini
akan dijadikan sumber energi terbarukan pada masa yang akan dating (Hakim, 2017).

Aluminium hasil pengecoran banyak dijumpai pada peralatan rumah tangga


dan komponen otomotif misalnya velg (cast wheel), piston, blok mesin dan lain
sebagainya. Aluminium hasil pembentukan diperoleh melalui tempa, rol dan ektrusi
misalnya aluminium profil dan plat yang banyak digunakan dalam kontruksi.
Mengolah biji logam menjadi aluminium memerlukan energi yang besar. Salah satu
usaha untuk mengatasi hal ini adalah dengan melakukan daur ulang/proses
pengecoran kembali. Karena keterbatasan yang ada seperti pada industri kecil (kasus
pengecoran pada industri kecil) tidak semua menggunakan bahan baku, tetapi
memanfaatkan aluminium sekrap ataupun rejected materials dari peleburan
sebelumnya untuk dituang ulang (remelting) (Mandala, 2016).

V. Alat dan Bahan

5.1 Alat

-Tabung Reaksi

- Pipa Bengkok

-Pipet Tetes

- Pembakar Bunsen

5.2 Bahan

- Kepingan Aluminium - MgCl2 berhidrat

- HCL 1M - Al2O3

- MgO - AlCl3 0,1M

- Pita Magnesium - AlCl3 berhidrat

- NaOH 2M - MgCl2 0,1M

- HgCl2 - Indikator Universal

VI. Prosedur Kerja

7.1 Reaksi dengan asam klorida

Tabung
Reaksi
Dimasukkan ± 0,5 gram kepingan aluminium dan 5 mL asam Klorida
encer

Dipanaskan 5 menit jika belum bereaksi


Diamati perubahan yang terjadi

Hasil

7.2 Reaksi dengan larutan NaOH

Tabung
Reaksi
Dimasukkan ± o,5 gram kepingan aluminium dan 5 mL NaOH 1M

Dipanaskan 5 menit jika belum bereaksi

Diamati perubahan yang terjadi

Diulangi percobaan dengan menggunakan pipa magnesium yang sama


besar sebagai keping alluminium

Dibandingkan kedua reaksi diatas

Hasil

7.3 Reaksi dengan oksigen dari udara

Gelas Kimia
Diletakkan 0,5 gram aluminium foil

Ditetesi dengan larutan Merkuri(II) klorida sampai merata

Dibiarkan beberapa menit kemudian dicuci aluminium dengan air

Dibiarkan beberapa menit diudara dan diamati apa yang terjadi

Hasil

7.4 Perbandingan sifat AlCl3 dengan MgCl2

a. Pemanasan Klorida Hidrat


Tabung
Reaksi
Dimasukkan seujung sendok aluminium klorida hidtrat, lalu
dipanaskan

Dilakukan hal yang sama terhadap magnesium klorida hidrat

Diamati perubahan yang terjadi dan dibandingkan hasilnya

Hasil

b. Pengaruh air terhadap klorida hidrat

Tabung
Reaksi
Dimasukkan ± 0,5 gram aluminium klorida hidrat

Ditambahkan setetes demi tetes air

Diuji pH larutan tersebut

Dilakukan hal yang sama terhadap magnesium klorida,lalu bandingkan


kedua percobaan diatas

Hasil

Anda mungkin juga menyukai