PENDAHULUAN
Kebanyakan unsur kimia merupakan logam. Dalam tabel periodik, unsur logam
Aluminium adalah unsur logam yang biasa dijumpai dikerak bumi dan terdapat dalam
batuan seperti mika. Aluminium adalah logam unsur kimia berlimpah yang secara luas
digunakan di seluruh dunia untuk berbagai produk. Unsur aluminium ini memiliki
nomor atom 13 dan diidentifikasi dengan simbol Al pada tabel periodik unsur. Dalam
yang sangat ringan. Unsur aluminium ini mempunyai bobot yang ringan tapi
sangat kuat dan awet, dan mempunyai kemampuan penghantar listrik yang sangat
Logam aluminium tidak mudah mengalami oksidasi seperti pada besi karena
permukaan logam aluminium tertutup oleh lapisan tipis oksida yang melindungi logam
terhadap udara, sehingga logam aluminium tidak bereaksi dengan udara. Bila lapisan
ini rusak maka aluminium dapat bereaksi dengan udara. Logam aluminium mudah
bereaksi dengan oksigen. Reaksi logam aluminium dengan oksigen akan menghasilkan
aluminium oksida yang sangat tipis dan bersifat sangat keras, stabil dan tidak berpori
Akibatnya, reaksi dengan oksigen dari udara akan berhenti setelah semua permukaan
tertutup rapat oleh lapisan oksidanya dan logam tersebut sudah tentu akan terhindar dari
reaksi oksidasi selanjutnya yang mana bila reaksi oksidasi ini terus berlanjut maka akan
peningkatan tebal lapisan oksida logam aluminium melalui proses anodasi serta
perubahan warna yang terjadi pada keping aluminium sebelum dan setelah proses
anodasi.
1. Menentukan berat dan perubahan warna yang terjadi pada keping aluminium
Prinsip dari percobaan ini yaitu logam aluminium dianodasi melalui proses
tersebut kedalam campuran larutan besi (III) klorida dan amonium oksalat.
BAB III
METODE PERCOBAAN
Bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu akuades, asam sulfat
(H2SO4) 2 M, keping logam aluminium, besi (III) klorida (FeCl3) 0,25 gram, amonium
Alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu gelas ukur 50 mL, gelas kimia
250 mL, penjepit buaya (aligator clips), stopwatch, power supply, pinset, neraca
3.3.1 Anodasi
silinder sesuai dengan ukuran gelas kimia 50 mL. Lalu dijepit dengan menggunakan
dicuci dengan air panas dan deterjen. Lempeng yang sudah dibersihkan tadi
dengan kawat lain menggunakan penjepit buaya. Larutan asam sulfat 2 M dituangkan
ke dalam gelas kimia sampai sebagian besar keping aluminium tercelup. Kepingan
aluminium diletakkan tepat di tengah silinder aluminium dalam gelas kimia sedimikian
rupa agar tidak bersentuhan dengan silinder aluminium. Kemudian kedua kawat
6 volt. Adaptor dinyalakan dan diamati perubahan yang terjadi untuk 10 menit dan
dengan arus DC 6 volt. Adaptor dinyalakan dan diamati perubahan yang terjadi untuk
Besi (III) klorida 0,25 gram dan amonium oksalat 0,25 gram dilarutkan dalam
5.1 Kesimpulan
10 menit dan 15 menit adalah 0,39 gram, 0,38 gram dan 0,40 gram. Berat aluminium
setelah dianodasi dengan selang waktu masing-masing 5 menit, 10 menit dan 15 menit
berturut-turut yaitu 0,42 gram, 0,41 gram dan 0,43 gram. Sehingga diperoleh persentase
berat rendamen dari tiap logam aluminium yang dianodasi yaitu 18,93%, 12,63% dan
9,43%.
5.2 Saran
Saran untuk laboratorium yaitu sebaiknya alat-alat yang sudah rusak agar
Saran untuk percobaan yaitu sebaiknya digunakan logam jenis lain sebagai
perbandingan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
densitas dan titik leleh tinggi, dapat ditempa dan merupakan konduktor panas dan listrik
yang baik. Bentuk kelimpahan logam yang terdapat dialam (kerak bumi)
garamnya dan kemudahan garamnya bereaksi dengan air atau terhadap proses
Logam aluminium merupakan salah satu logam yang sangat sering digunakan
dapur, industri otomotif, hingga bahan pembuatan pesawat terbang. Aluminium sering
dipergunakan karena memiliki sifat-sifat yang unggul seperti kuat, ringan mudah
ditempa dan lain-lain. Kebutuhan pasar dunia terhadap logam aluminium tidak hanya
sebatas pada keistimewaan sifat fisis yang dimiliki oleh logam aluminium melainkan
juga berhubungan dengan segi estetika. Banyak industri seperti industri handphone,
otomotif dan peralatan dapur yang sudah menggunakan teknik pewarnaan logam
pewarnaan logam aluminium yang digunakan adalah dengan teknik pelapisan logam
digunakan untuk melapisi logam aluminium. Hal ini tentunya akan mempengaruhi daya
beli pasar terhadap peralatan yang berbahan dasar aluminium. Untuk meningkatkan
nilai estetika yang dimiliki logam aluminium sebagai bahan dasar berbagai peralatan
rumah tangga salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan memadankan antara
logam aluminium dengan logam lain yang memiliki nilai estetika seperti emas atau
tembaga. Teknik yang paling cocok digunakan untuk logam aluminium yaitu teknik
Secara umum teknik anodizing dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu regular
anodizing dan hard anodizing. Teknik regular anodizing digunakan untuk keperluan
yang bersifat dekoratif, sedangkan teknik hard anodizing lebih bertujuan meningkatkan
kekuatan fisik dari logam aluminium. Teknik anodizing merupakan teknik yang dapat
dihubungkan dengan kutub positif power supply sedangkan kutub negatifnya akan
dihubungkan dengan logam inert seperti platina, timbal dan lain-lain. Anoda dan katoda
dari power supply ini kemudian dicelupkan kedalam larutan elektrolit. Teknik
anodizing adalah suatu proses penyepuhan logam yang didasarkan atas pembentukan
lapisan oksida aluminium melalui oksidasi yang terkontrol sehingga terbentuk pori
yang akan dilapisi atau diisi oleh lapisan logam lain (Kusuma dkk., 2014).
Anodisasi merupakan proses elektrolisis dengan cara melewatkan arus searah
pada elektroda sehingga permukaan yang berfungsi sebagai anoda akan terkonversi
lingkungan mengandung kadar aluminium sebesar 30-40 g/L, serta menurut penelitian
kesadahan air, serta dapat menyebabkan kerusakan saraf jika terminum. Oleh karena
itu, perlu adanya inovasi baru dalam pengolahan limbah anodisasi pelapisan logam
aluminium, salah satunya menjadi biomaterial dalam bentuk alumina, melalui tahap
korosi dan hantaran listrik yang baik. Sifat mekanik aluminium tidak dapat berdiri
sendiri (aluminium alloy) adanya logam-logam lain yang ikut didalamnya, seperti Si,
2.2 Korosi
Hampir semua logam dalam perjalanan waktu, pada permukaaannya yang tidak
penguraian yang melaju dari luar ke dalam. Oleh korosi, logam dapat berubah kedalam
bentuk garamnya, oksida, ataupun hidroksida. Korosi dapat terjadi dalam berbagai
permukaannya.
hablur-hablur terlepas satu sama lainnya. Bentuk korosi ini sangat berbahaya
Reaksi korosi itu sendiri dapat dikelompokkan atas berbagai jenis, akan tetapi
secara umum ada dua macam. Sesuai dengan peristiwanya, yaitu penggabungan
langsung logam (ion logam) dengan unsur-unsur bukan logam, serta reaksi pelarutan
logam, biasanya pada lingkungan berair, lalu bergabung dengan bukan logam
membentuk produk korosi (reaksi penggantian). Reaksi langsung disebut juga korosi
kering, sedangkan reaksi penggantian disebut juga reaksi basah. Penyebab korosi dapat
berupa kejadian yang sebagian bersifat kimiawi murni, sebagian lagi dapat bersifat
elektrokimiawi. Korosi kimiawi murni terjadi akibat pengaruh zat asam udara, atau
dikenal dengan istilah oksidasi, seperti juga asam, larutan alkali dan garam. Pada
beberapa jenis logam, lapisan oksid luar yang tipis menghalangi penguraian yang lebih
menjangkau ke dalam, misalnya selaput hijau pada tembaga, atau selaput oksid pada
Peristiwa korosi pada logam merupakan hal yang tidak bisa dielakan lagi
maksudnya adalah diperlambat lajunya. Korosi sangat sering kita jumpai dalam
industri. Korosi adalah reaksi logam dengan zat-zat sekitarnya, misalkan udara dan air
sehingga menimbulkan senyawa baru. Dalam perkaratan senyawa baru ialah zat padat
berwarna coklat kemerahan yang bersifat rapuh serta berpori. Korosi dapat
menimbulkan kerugian dan dapat mengurangi umur dari pada suatu benda yang terbuat
dari logam yang tingkat korosifnya tinggi. Proses korosi memerlukan oksigen dan air,
oleh sebab itu maka prinsip untuk mencegah terjadinya korosi yaitu dengan
yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekelilingnya. Adapun proses korosi yang
terjadi disamping oleh reaksi kimia, juga diakibatkan oleh proses elektrokimia yang
Korosi merupakan penurunan kualitas yang disebabkan oleh reaksi kimia bahan
logam dengan unsur-unsur lain yang terdapat di alam. Korosi yang di berdasarkan
1. Anode (Anoda)
logam netral untuk membentuk ionion yang bersangkutan. Ion-ion ini mungkin tetap
tinggal dalam larutan atau bereaksi membentuk hasil korosi yang tidak larut.
2. Cathode (Katoda)
dalam kondisi-kondisi tertentu. Reaksi yang terjadi pada katoda berupa reaksi reduksi.
3. Elektrolit
dapat berupa larutan asam, basa dan larutan garam. Larutan elektrolit mempunyai
peranan penting dalam korosi logam karena larutan ini dapat menjadikan kontak listrik
dapat mengalir. Hubungan secara fisik tidak diperlukan jika anoda dan katoda
2.3 Konsentrasi
Teknik anodizing adalah suatu proses penyepuhan logam yang didasarkan atas
terbentuk pori yang akan dilapisi atau diisi oleh lapisan logam lain. Teknik anodizing
dihubungkan dengan logam aluminium yang akan di anodizing dan di bagian katoda
dihubungkan dengan logam aluminium lain. Kemudian pada sel ini dialirkan beda
potensial. Beda potensial ini akan memicu pertumbuhan lapisan oksida pada permukaan
dipengaruhi oleh jumlah oksigen yang terdapat ada larutan elektrolit. Pengaliran udara
pada proses ini akan menyuplai sejumlah oksigen pada sel elektrolisis sehingga larutan
elektrolit tidak mengalami perubahan. Disamping itu fungsi penambahan aliran udara
pada proses ini adalah menciptakan rongga pori pada oksida aluminium yang dibentuk.
elektrolit yang digunakan adalah jenis sulfuric acid anodizing. Hal ini disebabkan
teknik ini yang paling bernilai ekonomis. Konsentrasi asam sulfat yang paling optimum
digunakan untuk teknik anodizing adalah 15%. Pada konsentrasi 15%, karakteristik
anodizing adalah besar beda potensial yang diberikan. Perbedaan besar beda potensial
yang diberikan akan mempengaruhi lebar dan ketebalan pori oksida aluminium yang
katodanya, dengan larutan elektrolit campuran: asam sulfat H 2SO4 dan asam oksalat
H2C2O4 dengan perbandingan berat 6%. Dengan mengubah konsentrasi larutan H2SO4
serta waktu anodizing kita dapat mengetahui pengaruh variabel-variabel tersebut dalam
membentuk lapisan oksida pada permukaan substrat. Pada percobaan ini tegangan yang
digunakan adalah 24 volt, dengan konsentrasi H 2SO4 sebesar 15%, 20% dan
25% volume dan dengan waktu selama 3, 5 dan 7 menit (Sidharta, 2014).
belum terisi penuh dengan elektron, kecuali golongan II B (Zn, Cd, dan Hg) berisi
penuh sepuluh elektron. Akibat dari belum terisi penuhnya orbital d itu maka akan
1. Berwarna, baik dalam bentuk ion maupun dalam bentuk senyawa, padat atau
bentuk larutan
2. Paramagnetik
3. Aktivitas katalitik
yang telah diteliti menggunakan ion-ion logam transisi dan berbagai jenis ligan.
Interaksi antar ion-ion logam yang terjadi pada kompleks polimer adalah interaksi inter
dan intra molekular, sehingga dihasilkan senyawa dengan sifat magnetik yang unggul.
Senyawa kompleks dapat menunjukkan sifat feromagnetik. Sifat ini timbul akibat
adanya interaksi antar elektron tidak berpasangan pada ion-ion logam. Interaksi
BAB IV
4.1 Hasil
4.2 Reaksi
Setengah reaksi:
4.3 Pembahasan
teknik. Teknik yang pertama dilakukan yaitu teknik anodasi pada keping aluminium
dan teknik yang kedua yaitu pewarnaan pada logam-logam yang telah dianodasi.
lapisan oksida logam aluminium melalui proses anodasi serta perubahan warna yang
Pada percobaan ini, digunakan tiga keping aluminium. Ketiga keping aluminium
tersebut dianodasi melalui proses elektrokimia dengan asam sulfat (H 2SO4) sebagai
waktu yang bervariasi yaitu 5 menit, 10 menit, 15 menit dan 20 menit. Hal tersebut
dilakukan untuk membandingkan hasil dari proses anodasi logam berdasarkan lama
proses anodasinya. Logam dengan waktu anodasi yang lebih lama memiliki warna yang
lebih terang dibandingkan dengan logam dengan waktu anodasi yang cepat. Hal ini
menunjukkan bahwa adanya lapisan oksida yang menutupi permukaan logam tersebut.
besi (III) klorida dan amonium oksalat. Proses pewarnaan dilakukan dengan
menggunakan larutan besi (III) klorida yang direaksikan dengan amonium oksalat yang
akan memberikan warna yang berbeda pada permukaan logam. Lapisan oksida yang
terbentuk dari logam yang dielektrolisis mengandung sedikit ion sulfat dimana masih
terdapat pori-pori pada permukaan logam sehingga lapisan oksida tersebut dapat
menyerap warna sesuai dengan yang diinginkan. Fungsi dari pewarnaan ini adalah
untuk mengetahui tingkat ketebalan lapisan proses anodasi dan fungsi penambahan
larutan amonium oksalat adalah sebagai zat yang memperlambat terjadinya reaksi
reduksi pada Al dan FeCl3 berfungsi sebagai pengoksidasi dan juga sebagai sampel
yang menghasilkan ion Fe3+, untuk mencegah terjadinya pengotoran, pori-pori dari
logam perlu ditutupi dengan jalan memanaskan selama beberapa menit. Pada saat
pemanasan ini, beberapa oksida akan mengalami hidrasi, kemudian mengembang dan
dengan sendirinya akan menutupi pori-pori yang ada dan kemudian setelah beberapa
menit, terbentuklah warna yang lebih mencolok pada logam yang dianodasi yaitu
kecoklatan. Semakin lama proses anodasi yang terjadi pada keping aluminium tersebut,
Dari hasil percobaan yang dilakukan, berat logam aluminium sebelum dianodasi
sebesar 0,39 gram, 0,38 gram dan 0,40 gram. Namun, setelah dianodasi terjadi
perubahan pada berat logam aluminium. Berat logam aluminium setelah dianodasi
sebesar 0,40 gram, 0,39 gram dan 0,41 gram. Setelah proses anodasi selesai, didapatkan
berat lapisan oksida masing-masing logam aluminium tersebut sebesar 0,01 gram untuk
keping I, 0,01 gram untuk keping II dan 0,01 gram untuk keping III. Selain itu,
didapatkan pula berat rendamen untuk masing-masing logam aluminium tersebut. Berat
rendamen untuk keping I setelah anodasi sebesar 18,93%, untuk keping II sebesar
12,63% dan keping III sebesar 9,46%. Selain itu, hasil dari proses anodasi dengan
variasi waktu 5 menit menghasilkan sedikit gelembung pada saat dipanaskan. Pada
proses anodasi dengan variasi waktu 10 menit menghasilkan gelembung sedang pada
saat dipanaskan sedangkan pada saat proses anodasi dengan variasi waktu 15 dan