ANODASI ALUMINIUM
H311 15 517
LAPORAN PRAKTIKUM
ANODASI ALUMINIUM
H311 15 517
Makassar,
Asisten Praktikan
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
unsur logam yang biasa dijumpai di kerak bumi dan terdapat dalam batuan seperti
felspar dan mika. Logam aluminium bereaksi untuk membentuk lapisan oksida di
seluruh permukaannya. Lapisan oksida ini tidak memiliki pori sehingga dapat
Aluminium merupakan konduktor yang baik dan dapat ditempa menjadi lembaran
atau ditarik menjadi kawat serta tahan korosi (Madakson, dkk., 2012).
logam, seperti aluminium, hasil korosi (Al2O3) membentuk lapisan yang melindungi
lapisan logam dari korosi selanjutnya. Tetapi karat dapat mengelupas sehingga secara
tetap permukaan yang baru terbuka itu mengalami korosi. Terdapat perbedaan sifat
terhadap hasil korosi, hal ini dapat menerangkan mengapa panci yang terbuat dari
besi cepat mengalami kerusakan jika dibiarkan, sedangkan panci dari aluminium jauh
Aluminium, dimana lapisan oksida tersebut akan dipertebal melalui teknik anodasi.
Struktur oksida hasil anodasi akan lebih tebal dibandingkan struktur oksida biasa dan
mempunyai pori-pori yang jaraknya teratur sehingga dapat menyerap partikel warna.
oksida aluminium dengan teknik anodasi melalui proses elektrokimia dengan asam
aluminium menggunakan larutan campuran amonium oksalat dan besi (III) klorida.
Manfaat dari percobaan ini adalah memberi informasi tentang teknik anodasi
yang dilakukan terhadap logam aluminium serta berat rendamen yang dihasilkan oleh
keping aluminium dari hasil proses anodasi dengan variasi waktu yang berbeda.
Sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan kualitas
1.1.1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dibuat anodik dalam sel yang mengandung larutan elektrolit asam dan katoda logam.
Anodasi dengan larutan elektrolit banyak digunakan adalah asam sulfat. Ketika arus
oksida yang tidak dapat dipisahkan dengan substrat aluminium. Proses anodasi dapat
dianggap sebagai penebalan buatan dari lapisan oksida aluminium (1-5 nm). Selama
proses anodasi, ion hidroksil dari elektrolit didorong ke permukaan aluminium dan
akan menembus lapisan oksida yang ada lalu dikombinasikan dengan aluminium
(Sigamani, 2014).
aluminium berasal dari mineral bauksit yaitu suatu hidrat aluminium oksida
Al2O3nH2O. Bauksit sebagian besar berisi SiO 2 dan Fe2O3, dimana keduanya harus
bersifat amfoterik, Fe2O3 bersifat basa, dan SiO2 relatif inert atau sedikit asam. Bijih
bauksit pada larutan panas NaOH dengan tekanan tinggi digunakan untuk melarutkan
Al2O3 menjadi garam kompleks Na[Al(OH)4]. Menurut pada persamaan reaksi adalah
Aluminium adalah logam putih yang liat dan dapat ditempa, logam ini sering
pembuatan pesawat terbang. Bubuknya berwarna abu-abu, melebur pada 659 oC. Bila
terkena udara, objek-objek aluminium teroksidasi pada permukaannya, tetapi lapisan
oksida ini melindungi objek dari oksidasi lebih lanjut. Logam aluminium mudah larut
dalam asam klorida encer, tetapi lebih lambat larut dalam asam sulfat encer atau
dengan anion-anion yang tidak berwarna. Halida, nitrat, dan sulfatnya larut dalam air,
larutan ini bereaksi dengan asam karena mengalami hidrolisis. Aluminium sulfida
dapat dibuat hanya dalam keadaan padat, dalam larutan air dapat terhidrolisis dan
proses anodizing diperoleh suatu material baru yang mempunyai sifat yang lebih
digunakan karena mempunyai sifat ketahanan korosi yang baik (Sidharta, 2014).
dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan sifat dari suatu
substrate itu sendiri. Biaya yang diperlukan pada proses anodizing ini relatif murah.
Dalam penelitian ini proses anodizing dilakukan pada logam aluminium yang
sepeda motor. Proses ini dipilih karena kebutuhan atau permintaan dan berdasarkan
literatur yang ada anodisasi ini mampu meningkatkan ketahanan serta ketahanan
metode yang dikenal sebagai proses Hall. Dalam proses ini, sel elektrolisis
(Gambar 1) berupa kotal-kotak yang dibuat dari baja dimana pada bagian dalamnya
dilapisi dengan karbon sebagai katoda, dan batang-batang karbon sebagai anoda
dipasang berjajar di dalam bak, tercelup di dalam elektrolit lelehan klorit, Na 3AlF6
yang mempunyai titik leleh ~1000 oC, dan Al2O3 terlarut di dalamnya. Proses
elektrolisis ini berlangsung pada temperatur tinggi ~1000 oC. Selama elektrolisis, ion
Al3+ dari oksidanya berpindah ke katoda kemudian direduksi menjadi logam cair
yang akan mengumpul pada bagian dasar sel. Ion O 2- berpindah ke anoda dan
selanjutnya dioksidasi menjadi gas oksigen. Gas oksigen yang terbentuk bereaksi
dengan anoda karbon sehingga anoda karbon akan semakin berkurang dan harus
diganti secara berkala. Elektrolit [AlF6]3- tidak tereduksi karena mempunyai stabilitas
yang sangat tinggi. Dalam proses ini dapat diperoleh aluminium dengan kemurnian
BAB III
METODE PERCOBAAN
0,2521 gram FeCl3.6H2O, 0,2515 gram (NH4)2C2O4, akuades, sabun cair, amplas, dan
tissue roll.
Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah gelas kimia 50 mL,
gelas kimia 100 mL, gelas kimia 200 mL, sendok tanduk, batang pengaduk,
pinset, neraca analitik, penjepit aligator, hot plate, stopwatch, DC adaptor, dan
power supply.
keping logam aluminium lain kemudian diamplas dan dicuci dengan sabun lalu
H2SO4 3 M ke dalam gelas kimia sampai sebagian besar keping aluminium tercelup
dan keping diletakkan persis di tengah silinder aluminium di dalam gelas kimia
untuk 2,5 menit dan tegangannya dinaikkan menjadi 12 Volt untuk 2,5 menit
selanjutnya. Dilakukan perlakuan yang sama untuk keping II dan III dengan variasi
waktu 10 dan 15 menit. Dicatat lalu diamati sampai muncul gelembung gas H2.
0,25 gram (NH4)2C2O4 dalam 50 mL akuades ke dalam gelas kimia. Larutan tersebut
Setelah itu, diangkat lalu dimasukkan ke dalam air mendidih selama 10 menit.
No
Waktu Anodasi Hasil Anodasi
.
1. 5 +
2. 10 ++
3. 15 +++
Keterangan:
+ : kurang gelembung
++ : cukup gelembung
Setengah reaksi :
Ion aluminium sangat tidak larut dalam air, sehingga akan membentuk oksida di
permukaan logam:
4.3 Pembahasan
proses korosi yang terjadi pada aluminium dengan mempertebal lapisan oksidanya.
sebuah sel elektrokimia. Sel elektrokimia yaitu sistem yang dapat mengubah energi
listrik menjadi energi kimia atau reaksi kimia yang dapat menghasilkan energi listrik.
Percobaan anodasi dilakukan malalui dua tahap yaitu teknik anodasi pada keping
begitupun pada variasi waktu 15 menit. Hal ini disebabkan oleh waktu yang
digunakan dalam proses anodasi. Proses terjadinya elektrolisis yang ditandai dengan
adanya gelembung gas akan berlangsung dengan sempurna ketika dalam keadaan
waktu stabil.
Hasil dari percobaan ini yaitu logam aluminium yang lebih tahan karat karena
lapisan oksidanya telah mengalami penebalan melalui proses anodasi. Hal ini dapat
dilihat dari perubahan berat aluminium sebelum dan setelah anodasi, dimana berat
sesudah anodasi lebih besar daripada sebelum anodasi. Diperoleh berat sesudah
anodasi keping I sebesar 0,2385 gram dengan persen rendamen 4,92 %, keping II
sebesar 0,1995 gram dengan persen rendamen 2,84 % dan keping III sebesar 0,2071
gram dengan persen rendamen 1,38 %. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang ada,
Faktor kesalahan yang terjadi karena buruknya kondisi neraca analitik untuk
menentukan massa sebelum dan sesudah anodasi sehingga mempengaruhi data yang
diperoleh. Selain itu, pada saat keping-keping aluminium yang telah ditimbang
dan dijadikan sebagai keping I, keping II, dan keping III tertukar dalam melakukan
proses anodasi.
BAB V
5.1 Kesimpulan
keping aluminium sebelum dan setelah anodasi untuk keping I sebesar 0,2372 g dan
0,2385 g, keping II sebesar 0,1980 g dan 0,1995 g, sedangkan keping III sebesar
0,2060 g dan 0,2071 g. Sehingga diperoleh berat rendamen yang diperoleh untuk
5.2 Saran
Asisten sudah mengarahkan praktikan dengan baik dan semoga asisten dapat
Sebaiknya kita menggunakan bahan yang masih dalam keadaan baik agar
tidak mempengaruhi hasil pratikum dan bahan yang masih kurang sebaiknya
dilengkapi.
Madakson, P.B., Malik, I.A., Laminu, S.K., dan Bashir, I.G., 2012,
Effect of Anodization on the Corrosion behavior of Aluminium
Alloy in HCl Acid and NaOH, International Journal of Materials
Engineering, 2(4): 38-42.
Sigamani, S., PR. Thangavelu, PR., Srinivasan, K., N dan Selvam, M., 2014, Studies
on AC Anodizing of Aluminum in Sulfuric Acid Electrolyte Containing
Sodium Sulfate, International Journal of Innovative Research in Science,
Engineering and Technology, 3(6): 2319-8753.
Sidharta, B, W., 2014, Pengaruh Konsentrasi Elektrolit dan Waktu Anodasi terhadap
Ketahanan AUS, Kekerasan serta Ketebalan Lapisan Oksida Paduan
Aluminium pada Material Piston, Jurnal Teknologi Technoscientia, 7(1): 2.
Sugiyarto, K. H., dan Retno, D. S., 2010, Kimia Anorganik Logam, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Svehla, G., 1979, Vogels Textbook Macro and Semimicro Qualitative Inorganic
Analysis, Longman Inc., New York.
Lampiran 1. Perhitungan
BE x I x T
Berat teoritis =
F
Mr
x I xt
= Valensi
F
102
x 0,5 ampere x 300 sekon
= 6
96500
= 0,0264 gram
= 0,0013 gram
Berat praktek
Berat rendamen = x 100 %
Berat teori
0,0013 gram
= x 100 %
0,0264 gram
= 4,92 %
BE x I x T
Berat teoritis =
F
Mr
x I xt
= Valensi
F
102
x 0,5 ampere x 600 sekon
= 6
96500
= 0,0528 gram
= 0,0015 gram
Berat praktek
Berat rendamen = x 100 %
Berat teori
0,0015 gram
= x 100 %
0,0528 gram
= 2,84 %
BE x I x T
Berat teoritis =
F
Mr
x I xt
= Valensi
F
102
x 0,5 ampere x 900 sekon
= 6
96500
= 0,0793 gram
Berat praktek
Berat rendamen = x 100 %
Berat teori
0,0011 gram
= x 100 %
0,0793 gram
= 1,38 %
Lampiran 2. Bagan Kerja
a. Anodasi Aluminium
Silinder Keping
aluminium aluminium
Hasil Anodasi
Hasil
Kepingan aluminium
hasil anodasi
- Dicelupkan masing-masing kepingan ke dalam larutan pewarna
selama 5 menit.
- Setelah itu, diangkat dan dimasukkan ke dalam air mendidih selama
10 menit.
- Diamati perubahan yang terjadi. Kemudian masing-masing keping
ditimbang dan dicatat beratnya dan dihitung rendamennya.
Hasil