DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
LAPORAN PRAKTIKUM
H031191015
Asisten Praktikan
PENDAHULUAN
elektron) bergabung dengan suatu basa Lewis (penyumbang pasangan elektron) akan
menghasilkan pembentukan ion kompleks. Ion kompleks adalah suatu ion yang
mengandung kation logam pusat yang berikatan dengan satu atau lebih molekul atau
ion. Ion kompleks penting dalam banyak proses kimia dan biologi (Chang, 2005).
medan ligan karena kompleks ini tidak dipengaruhi oleh keadaan spin dan warna
kompleks berada pada daerah sinar tampak dan inframerah dekat. Kekuatan medan
ligan ditentukan berdasarkan energi pembelahan orbital d menjadi t2g dan eg yang
dinyatakan sebagai ∆o. Untuk medan ligan kuat, energi pembelahan tersebut
lebih besar dibandingkan dengan energi untuk memasangkan elektron (P). Nilai ∆o
diperoleh dari spektrum elektronik larutan kompleks dan karena itu kekuatan
ligan dapat disusun dalam susunan yang disebut deret spektrokimia. Senyawa
dengan mengikat ligan yang terdiri atas dua ligan en dan dua ligan Cl, serta dua
hidrat yang berfungsi sebagai counter ion (Lisdiana dan Onggo, 2017).
maksud untuk mempelajari dan memahami cara sintesis dari senyawa kompleks
dibentuk.
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
TINJAUAN PUSTAKA
kompleks dapat digunakan untuk uji kualitatif ion-ion. Jenis-jenis senyawa kompleks
untuk analisis kualitatif antara lain kompleks akuo, kompleks amin, kompleks
Kompleks akuo terbentuk oleh ion-ion logam yang umum terdapat dalam
larutan atau air dalam kristal terhidrat. Kompleks amin terbentuk jika pada larutan
yang mengandung ion logam ditambahkan dengan larutan NH4OH berlebih. Pada
kompleks hidroksida, ion-ion seperti Zn2+, Al3-, Pb2+, dan Sn2+ dalam suatu larutan
bila ditambahkan larutan NaOH, maka mula-mula akan membentuk endapan, dimana
endapan ini akan segera larut jika ditambahkan NaOH berlebih menjadi kompleks.
Kompleks halida dimana ion halida dapat membentuk ikatan koordinasi dengan ion
logam membentuk ion kompleks halida yang larut dengan menambahkan ion halida
berlebih pada larutan yang mengandung ion logam. Kompleks sianida dan sianat,
dimana ion sianida membentuk kompleks yang stabil dengan sejumlah logam.
Kompleks khelat, dimana ligan-ligan dalam senyawa kompleks adalah ligan mono
Senyawa kompleks lainnya yang penting adalah kompleks antara ion logam
dengan ligan senyawa organik siklis yang dikenal sebagai senyawa makrosiklis,
yakni molekul yang tersusun dari sembilan atau lebih oksigen, nitrogen dan sulfur,
membentuk senyawa tiga dimensi (Sulistryani, 2017). Senyawa kompleks pada kimia
telah mencakup sejumlah domain kimia dan telah menjadi jembatan untuk
menggabungkan kimia anorganik, kimia organik, kimia fisik, dan kimia teoritis yang
secara bersamaan mengandung beberapa atom donor, tidak hanya teoritis tetapi juga
minat praktis, karena selain sifat yang tidak biasa dari kompleks tersebut, struktur
dan jenis pengikatan ligan multidenat dengan logam yang berbeda memberikan
tempat khusus. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa mereka memainkan peran
penting dalam banyak proses biokimia dan oleh karena itu banyak digunakan dalam
dekade terakhir ini telah banyak kesadaran yang berkembang tentang pentingnya
berbagai elemen logam dan non logam dalam sistem biologis. Sekitar 25 elemen
yang saat ini sangat penting bagi kehidupan, sepuluh dapat diklasifikasikan sebagai
ion logam yakni, Fe, Cu, Zn, Mn, Co, Cr, Sn, V dan Ni dan empat sebagai ion logam
alkali yakni, Na, K, Mg dan Ca. Selain itu, terdapat beberapa fakta tentatif bahwa Cd
dan Pb merupakan logam yang mungkin diperlukan pada tingkat yang sangat rendah.
Ada juga yang mengkategorikan bahwa Sn, As dan Br yang juga mungkin
Atom pusat biasanya berupa kation. Stabilitas dari kation sangat dipengaruhi
tersusun oleh ion-ion yang mempunyai muatan yang berlawanan akan memberi gaya
elektrostatik pada sistem senyawa kompleks. Oleh karena itu, senyawa kompleks
molekul netral yang memiliki atom-atom donor yang dikordinasikan dengan atom
pusat disebut dengan ligan. Senyawa kompleks terbentuk akibat terjadinya ikatan
kovalen kordinasi antara atom pusat dengan suatu ligan (Lestari dkk., 2014).
Kimia koordinasi hidrazon merupakan bidang kimia yang intensif dan banyak
kompleks logam transisi dari ligan-ligan ini telah diteliti. Perkembangan bidang
kimia bioanorganik telah meningkatkan minat pada kompleks basa Schiff, karena
telah diakui bahwa banyak dari kompleks ini dapat berfungsi sebagai model untuk
spesies yang penting secara biologis. Salah satu penelitian, senyawa koordinasi yang
makrosiklik juga diselidiki. Makrosiklus ini mengandung dua amino nitrogen dan
dua amida. Seperti siklam dan siklon, amino nitrogen dengan gugus koordinasi
tembaga(II) dan nikel(II) dengan disosiasi simultan dari dua proton amida, sehingga
ikatan logam sangat sensitif terhadap pH dan reversibel (sifat yang sangat berguna
untuk aplikasi penginderaan logam). Kompleks senyawa dari sistem trans yang
difungsikan pada pH netral dan basa, dan menemukan struktur yang sangat berbeda
sesuai dengan hanya satu atau kedua amida yang terdeprotonasi (Ullah dkk., 2013).
merupakan ligan khelat yang cukup banyak dikenal, mudah membentuk senyawa
larutan en pada berbagai rasio. Banyaknya ligan en yang digunakan dalam reaksi
tersebut berpengaruh terhadap senyawa yang dihasilkan. Selain itu, keberadaan asam
mudah terlepas atau bahkan sulit berikatan dengan ion logam pusat (Sittig, 1991).
Nikel adalah komponen yang ditemukan banyak dalam meteorit dan menjadi
ciri komponen yang membedakan meteorit dari mineral lainnya. Nikel berwarna
ditempa, sedikit ferromagnetis, dan merupakan konduktor yang baik terhadap panas
dan listrik. Nikel tergolong dalam grup logam besi-kobal yang dapat menghasilkan
medan ligan karena kompleks ini tidak dipengaruhi oleh keadaan spin dan warna
kompleks berada pada daerah sinar tampak dan inframerah dekat. Kekuatan medan
ligan ditentukan berdasarkan energi pembelahan orbital d menjadi t2g dan eg yang
dinyatakan sebagai ∆o. Untuk medan ligan kuat, energi pembelahan tersebut lebih
diperoleh dari spektrum elektronik larutan kompleks dan karena itu kekuatan ligan
dapat disusun dalam susunan yang disebut deret spektrokimia. Senyawa kompleks
mengikat ligan yang terdiri atas dua ligan en dan dua ligan Cl, serta dua hidrat yang
Ligan adalah suatu anion atau molekul yang memiliki pasangan elektron
bebas, yang bisa didonorkan pada atom pusat atau kation. Banyak faktor pada ligan
yang mempengaruhi kestabilan kompleks misalnya besar dan muatan ligan, sifat basa,
faktor pembentukan khelat, dan faktor geometri suatu ligan (Suhartana, 2007). Dari
spektrum ultra ungu dan sinar tampak didapatkan informasi mengenai serapan yang
diberikan oleh ligan dan transisi yang terjadi pada senyawa kompleks. Transisi pada
orbital d dalam senyawa kompleks akan menimbulkan warna spesifik yang dapat
Ligan sebagai entitas yang mengikat kuat ke spesies sentral. Definisi umum
yang luas ini memungkinkan perluasan konsep di luar kimia. Ligan adalah molekul
atau ion yang membawa kelompok donor yang sesuai kemampuan mengikat ke atom
pusat. Atom sentral ini yang merupakan fokus koordinasi ligan paling sering adalah
Molekul netral yang dapat berperan yakni sebagai basa Lewis atau ion logam
disebut ligan. Kata ini berasal dari bahasa latin ligare yang artinya mengikat. Atom
dalam ligan yang memberikan pasangan elektronnya kepada ion logam disebut atom
donor dan ion logam disebut sebagai akseptor. Karena pembentukan kompleks dapat
dipandang melalui pembentukan ikatan kovalen koordinat dari ligan kepada ion
logam. Ligan dalam kompleks merupakan anion atau molekul netral mengandung
satu atau lebih atom yang minimal mempunyai satu pasang elektron bebas yang
METODE PERCOBAAN
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah padatan NiCl 2.6H2O,
etanol, etilendiamin, akuades, es batu, dan kertas saring Whatmann No. 42.
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah sendok tanduk, batang
pengaduk, pipet tetes, gelas kimia 100 mL, gelas piala, corong, neraca analitik, pipet
mL etanol di dalam gelas kimia 100 mL, lalu dipanaskan di atas penangas air,
tetes demi setetes sambil diaduk. Kemudian didinginkan campuran dalam penangas
dilarutkan dalam etanol panas selama 5 menit. Ditimbang berat kristal dan dihitung
rendamennya.
dilarutkan kristal hasil dalam 20% v/v etanol-air (kelarutan 0,865 gram/25 mL). Lalu
4.2 Reaksi
4.3 Perhitungan
H2O
NiCl2.6H2O + 2 C2H4(NH2)2 [Ni(NH2C2H4NH2)2Cl2].2H2O
A: 0,016 mol 0,032 mol -
= 4,571 gram
Berat praktek = (Berat kertas saring + endapan) – berat kertas saring kosong
= 4,70 gram
berat praktek
% Rendamen = x 100%
berat teori
, gram
= x 100%
, gram
= 102,822 %
4.4 Pembahasan
larutan berwarna hijau, lalu dipanaskan. Kemudian campuran didinginkan pada suhu
ruang. Setelah itu, ditambahkan etilendiamin tetes demi setetes sambil diaduk.
Selama penambahan etilendiamin ini terjadi perubahan warna dari hijau menjadi
didinginkan campuran di atas penangas yang berisi es batu selama 15-30 menit,
dengan tujuan supaya terbetuk kristal. Setelah itu, dikumpulkan kristalnya dan
disaring dengan menggunakan corong, lalu endapannya dicuci dengan 10 mL etanol.
Pemilihan etanol karena ligan etilendiamin larut dalam pelarut polar dan semipolar.
Hal ini berdasarkan prinsip like dissolve like yaitu senyawa yang bersifat polar akan
larut dalam pelarut polar juga. Kemudian endapan dikeringkan dalam desikator
yang telah dipanaskan sampai suhu 80 oC selama 5 menit, setelah itu larutan
didiamkan pada suhu kamar sampai terbentuk kembali endapan kristal. Proses
kemudian disaring dengan kertas saring yang telah diketahui bobotnya, lalu
suatu zat padat dari campuran atau zat pengotornya dengan cara mengkristalkan
kembali zat tersebut setelah dilarutkan dalam pelarut yang cocok. Prinsip
rekristalisasi adalah perbedaan kelarutan antara zat yang akan dimurnikan dengan
kelarutan zat pencampur atau pencemarnya. Larutan yang terjadi dipisahkan satu
sama lain, kemudian larutan zat yang diinginkan dikristalkan dengan cara
rendamennya.
disintesis dengan berat praktek sebesar 4,70 gram, sehingga diketahui persentase
bahwa logam Ni sudah berikatan dengan ligan pada senyawa kompleks. Hasil
berwarna ungu.
Adapun pada proses identifikasi senyawa kompleks, didapatkan kadar Ni
sebesar 23% dengan panjang gelombang 340 nm. Hasil ini membuktikan bahwa
senyawa kompleks yang dibentuk murni mengandung logam nikel. Oleh karena itu,
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
lebih fokus. Alat dan bahan percobaan sebaiknya dilengkapi, misalnya hot plate agar
praktikum.
agar praktikan dapat menggunakan alat tersebut dan memperoleh hasil yang akurat.
Untuk sampel yang digunakan bisa lebih divariasikan lagi jenisnya. Hendaknya juga
diperhatikan layak atau tidaknya sampel yang akan digunakan sehingga praktikum
4 g NiCl2.6H2O
air.
corong.
Filtrat Endapan
- Dicuci dengan 10 mL etanol.
corong.
Filtrat Endapan
- Dicuci dengan 10 mL etanol.
- Ditentukan masing-masing
kadar Ni di dalamnya.
- Dibandingkan konsentrasinya.
Data
Data
DAFTAR PUSTAKA
Chang, R., 2005, Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2,
Erlangga, Jakarta.
Lestari, I., Afrida dan Sanova, A., 2014, Sintesis dan Karakterisasi Senyawa
Kompleks Kadmium(II) dengan Ligan Kufperon, Jurnal Penelitian
Universitas Jambi Seri Sains, 16(1): 1-8.
Lisdiana, A. dan Onggo, D., 2017, Sintesis dan Karakterisasi Kompleks Nikel(II)
Klorida 1H-1,2,4-Triazol, ISBN J., 2(6): 285-289.
Suhartana, 2007, Kemampuan Ligan Hipoxantin dan Quanin untuk Ekstraksi Kation
Perak pada Fasa Air- Kloroform, Jurnal Sains dan Matematika (JSM), 15(1):
25-32.
Sulistryani, H., 2017, Kimia Analisis Dasar Untuk Analisis Kualitatif,
UB Press, Malang.
Ullah, M.R., Nazneen, T. dan Hossain, A., 2013, The Influence of a NewSynthesized
Complex Copounds of Co(II), Zn(II) and Cd(II) Containing a Ligand Having
Tetraoxotetrahydrazin Molety on Some Pathogenic Bacteria, International
Journal Of Chemical Studies, 1(2): 94-98.