Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS RESIDU INSEKTISIDA, FOSFAT DAN KLORIDA

PADA TANAMAN BROKOLI (Brassica oleracea L. Grup Italica) DI


PERKEBUNAN PADANG LAWEH SUMATERA BARAT

Riana Zulfa1, Itwawita2, Ganis Fia Kartika2


1
Mahasiswa Program S1 Kimia FMIPA-Universitas Riau
2
Bidang Kimia Analitik Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Riau Kampus Binawidya, Pekanbaru, 28293, Indonesia
rianazulfa22@yahoo.com

ABSTRACT

Chemical insecticides have been widely employed for effective controlling of insect, but
their indiscriminate use may create health hazards due to toxic residue that may persist
on broccoli. The aims of this study was to analyze the levels of pesticide residues in
broccoli with and without rinse with normal and hot water. Diazinon, chlorpyrifos and
cypermethrin residues in broccoli were analyzed by gas chromatography, phosphate
content by UV – Vis spectrophotometry and and Argentometry titration for chloride.
The results showed that concentration of diazinon was ranged from 0.4321 to 0.4509
mg/kg, while residues of chlorpyrifos and cypermethrin were not detected. Normal and
hot water rinse treatment could reduce 12.5 – 76.2% and 79.2 – 89.9% of diazinon
residue, respectively. Based on MRL, the level of diazinon residue was under the
standard (0.5 mg/kg). The rinse water treatment for phosphate were in the range of
2.2385 – 6.9725 ppm (normal water) and 46.3305 – 49.0825 ppm (hot water), while the
chloride concentration were 0 – 0.1258 ppm (normal water) and 0.6296 – 1.0073 ppm
(hot water). It could be concluded that hot water rinse treatment was effectively reduce
the level pesticide residues in broccoli.

Keywords : broccoli, pesticide residues, washing effect

ABSTRAK

Insektisida kimia telah banyak digunakan sebagai cara yang efektif untuk pengendalian
serangga, namun penggunaaan yang tidak sesuai aturan dapat membahayakan kesehatan
akibat residu beracun yang tertahan pada brokoli. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menganalisis tingkat residu pestisida dalam brokoli dengan dan tanpa pencucian
menggunakan air biasa dan air panas. Residu diazinon, klorpirifos dan sipermetrin
dalam brokoli dianalisis dengan kromatografi gas, uji fosfat dengan spektrofotometri
UV - Vis dan uji klorida dengan titrasi Argentometri (Mohr). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa konsentrasi diazinon yang diperoleh berkisar antara 0,4321 –
0,4509 mg/kg, sedangkan residu klorpirifos dan sipermetrin tidak terdeteksi. Pencucian
dengan air biasa dan air panas dapat mengurangi residu diazinon masing – masing

Repository FMIPA 1
sebesar 12,5 – 76,2 % dan 79,2 – 89,9 %. Berdasarkan BMR, tingkat residu diazinon
masih berada di bawah standar yaitu 0,5 mg/kg. Kandungan fosfat pada air pencucian
brokoli dengan air biasa berkisar 2,2385 – 6,9725 ppm dan dengan air panas berkisar
antara 46,3305 – 49,0825 ppm, sedangkan kandungan klorida dalam sampel air
pencucian brokoli dengan air biasa berkisar antara 0 – 0,1258 ppm dan dengan air panas
berkisar antara 0,6296 – 1,0073 ppm. Dapat disimpulkan bahwa pencucian dengan air
panas efektif mengurangi residu pestisida tingkat dalam brokoli.

Kata kunci : brokoli, residu pestisida, efek pencucian

PENDAHULUAN Namun dalam penggunaannya tidak


sesuai aturan yang ditetapkan. Tindakan
Brokoli merupakan salah satu ini akan menyebabkan kekebalan dan
sayuran yang mengalami banyak imunitas dari hama semakin meningkat,
diminati. Menurut United States Agency sehingga serangan hama akan terus
International (USAID) chapter bertambah. Hal inilah yang
Indonesia, peningkatan pangsa pasar menyebabkan 71,43% petani akan
brokoli di Indonesia dengan sasaran mempertinggi dosis pestisida. Dengan
pasar modern meningkat 15 – 20 demikian diduga bahwa sayuran
%/tahun (Asril, 2009). Hal ini brokoli memiliki banyak residu
dikarenakan sayuran ini memiliki pestisida yang terperangkap di
kandungan antioksidan cukup tinggi dalamnya.
yang dapat melindungi tubuh dari Jenis petisida yang sering
serangan penyakit. digunakan di daerah Padang Laweh
Peningkatan permintaan terhadap terdiri dari beberapa golongan seperti
brokoli menuntut para petani untuk organofosfat dan piretroid yang
dapat mempertahankan maupun mengandung beberapa jenis bahan
meningkatkan kualitas dan kuantitas kimia yang sangat beragam seperti
produksi brokoli. Namun proses diazinon, sipermetrin dan klorpirifos.
produksi sayuran ini tidak terlepas dari Organofosfat adalah insektisida yang
faktor pembatas produktivitas yaitu paling toksik diantara jenis pestisida
serangan hama dan penyakit tanaman lainnya (Hartini, 2014). Sedangkan
yang. Salah satu cara untuk mengatasi piretroid mempunyai sifat sebagai
gangguan hama dan meningkatkan iritan, tidak mudah teradsorbsi ke kulit,
produktivitas adalah penggunaan tetapi mudah teradsorbsi melalui
pestisida. membran pencernaan dan pernafasan
Berdasarkan hasil survey (Narwanti, dkk, 2012). Selain terdiri
(wawancara dan kuisioner) pada tanggal dari berbagai jenis bahan kimia,
25 Oktober 2014 di Padang Laweh, pestisida juga mengandung ion-ion
khususnya terhadap petani brokoli seperti klorida dan fosfat. Klorida dan
diketahui bahwa dari tujuh orang petani fosfat sangat bermanfaat bagi tubuh.
semuanya menggunakan pestisida Akan tetapi jika penggunaannnya
sebagai tindakan yang paling tepat berlebihan maka akan menyebabkan
untuk menghilangkan hama tanaman. penyakit misalnya kelebihan klorida

Repository FMIPA 1
dapat mengiritasi sistem pernafasan b. Pengambilan dan Persiapan
(Agung, 2009) dan kelebihan fosfat Sampel
akan meyebabkan iritasi, serta dapat
merusak hati dan ginjal (Agnestisia, Sampel diambil dari 3 orang
dkk, 2012). petani brokoli yang siap panen di
Meskipun diduga residu pada daerah Padang Laweh, Sumatera Barat.
tanaman brokoli cukup tinggi, maka Sampel dari masing- masing petani
dengan cara pengolahan yang benar, dipotong ± 2 cm dan dihomogenkan,
konsentrasi residu dapat diperkecil kemudian dipisahkan menjadi 3
sehingga aman dikonsumsi masyarakat. perlakuan, yaitu untuk analisis tanpa
Melalui penelitian ini pengolahan yang pencucian, dicuci dengan air biasa, dan
dilakukan adalah dengan proses dicuci dengan air panas. Setelah itu
pencucian menggunakan air biasa dan dilanjutkan dengan proses ekstraksi.
air panas.
c. Proses pencucian sampel dengan
METODE PENELITIAN air biasa dan air panas
a. Alat dan Bahan Sampel brokoli yang telah
dipotong ± 2 cm ditimbang masing –
Alat yang digunakan dalam masing sebanyak 100 gram dan
penelitian ini adalah Spektrofotometer direndam dalam 200 mL air biasa atau
UV-Vis (Thermoscientific Genesys 20), air panas selama 5 menit, setelah itu
Kromatografi Gas (Shimadzu GC-2010) dilakukan penyaringan sehingga
dengan detektor FPD dan ECD, ultra diperoleh filtrat hasil pencucian dengan
turaks (Heidolph Silentcrusher M), volume akhir kurang dari 200 mL.
rotavapor (Heidolph WB ECO), Filtrat ini dimasukkan ke dalam labu
timbangan analitik (Mettler tipe takar 200 mL dan dipaskan hingga
AE200), spatula, pisau, talenan, hot tanda batas. Filtrat hasil pencucian
plate, buret 50 mL dan peralatan gelas brokoli tersebut digunakan untuk uji
yang umum di laboratorium. fosfat dengan spektrofotometer UV –
Bahan yang digunakan dalam Vis dan klorida dengan titrasi
penelitian ini adalah sampel sayur Argentometri (Mohr).
brokoli, larutan standar pestisida
(diazinon, klorpirifos dan sipermetrin), d. Analisis Residu Pestisida
aseton, diklorometana, petroleum (Direktorat Jenderal Bina
benzen, isooktana, toluena, akuades, Produksi Tanaman Pangan)
asam sulfat (H2SO4) 5 N, kalium
antimonil tartrat (K(SbO)C4H4O6. Sampel brokoli yang telah
1/2H2O), ammonium molibdat ((NH4)6 dipotong ± 2 cm, dipotong lagi lebih
Mo7O24.4H2O), asam askorbat (C6H8O6) kecil dan ditimbang sebanyak 15 gram,
0,1 M, kalium dihidrogen fosfat lalu ditambahkan dengan aseton,
anhidrat (KH2PO4), natrium klorida diklorometan dan petroleum benzen
(NaCl) 0,0141 N, kalium kromat masing – masing sebanyak 30 mL,
(K2CrO4) 5%, perak nitrat (AgNO 3) campuran tersebut dilumatkan selama ±
0,0141 N, dan indikator fenolftalein. 60 detik dan disaring. Selanjutnya filtrat

Repository 3
yang dihasilkan dipipet 25 mL ke dalam Kandungan fosfat dalam sampel
labu bulat dan dipekatkan dalam dihitung dengan menggunakan kurva
rotavapor pada suhu tangas air 40oC kalibrasi yang telah diperoleh.
sampai kering, dan residu tersebut
dilarutkan dalam 5 mL iso oktana : f. Analisis klorida (SNI 06 – 6989.19
toluena (9 : 1, v/v). Ekstrak yang – 2004
diperoleh diinjeksikan sebanyak 1 μL
ke dalam Kromatografi Gas. Air pencucian sayuran brokoli dan
larutan blanko diambil sebanyak 5 mL
e. Analisis fosfat (SNI 06 – 6989. 31 – dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.
2005) Kemudian masing – masing
ditambahkan 0,2 mL larutan indikator
Air pencucian sayuran brokoli K2CrO4 5% b/v dan diaduk. Kedua
dipipet sebanyak 50 ml secara duplo larutan ini dititrasi dengan AgNO3
dan masukkan masing – masing ke
hingga titik akhir titrasi dengan
dalam Erlenmeyer dan ditambahkan 1
pengulangan tiga kali dan dicatat
tetes indikator fenolftalein. Jika
volume AgNO3 yang digunakan,
terbentuk warna merah muda,
kemudian dirata – ratakan dan dihitung
tambahkan tetes demi tetes H2SO4 5N
kandungan klorida dalam sampel.
sampai warna hilang, lalu tambahkan 8
ml larutan campuran dan dihomogenkan
HASIL DAN PEMBAHASAN
hingga terbentuk larutan berwarna biru.
Larutan ini dimasukkan ke dalam kuvet
Hasil analisis residu insektisida
pada dan dibaca serapannya, lalu dicatat
pada tanaman brokoli dan
pada panjang gelombang 665 nm dalam
penurunannya terlihat pada Tabel 1.
kisaran waktu antara 21 – 27 menit.

Tabel 1. Hasil analisis residu insektisida pada sampel brokoli pasca panen dan setelah
proses pencucian dengan air biasa dan air panas
Pencucian Air Biasa Pencucian Air Panas
Sampel Residu Residu yang Residu yang BMR
Insektisida Residu Residu
Brokoli (mg/kg) hilang hilang (mg/kg)
(mg/kg) (mg/kg)
(%) (%)
A 0,4443 0,3629 18,3 0,0449 89,9
Diazinon B 0,4321 0,3782 12,5 0,0881 79,6 0,5
C 0,4509 0,1073 76,2 0,0937 79,2
A ttd ttd ttd ttd ttd
Klorpirifos B ttd ttd ttd ttd ttd 2,0
C ttd ttd ttd ttd ttd
A ttd ttd ttd ttd ttd
Sipermetrin B ttd ttd ttd ttd ttd 1,0
C ttd ttd ttd ttd ttd
Keterangan :
ttd : tidak terdeteksi

Repository 4
Sampel brokoli yang dianalisis Standar Nasional Indonesia (SNI) 7313:
merupakan brokoli siap panen yang 2008 yaitu sebesar 0,5 mg/kg (BSN,
diambil secara acak dari tiga lahan 2008), sehingga masih dikategorikan
petani di daerah Padang Laweh, aman untuk dikonsumsi.
Sumatera Barat. Pada Tabel 1 Tidak terdeteksinya insektisida
menunjukkan bahwa pada ketiga klorpirifos dan sipermetrin pada
sampel brokoli positif mengandung tanaman brokoli ini mengandung
residu insektisida dengan bahan aktif beberapa kemungkinan, yaitu pada
diazinon, sedangkan klorpirifos dan brokoli tidak ditemukan residu
sipermetrin tidak terdeteksi. Hal ini insektisida yang diukur, atau
terbukti dari hasil survei pada tanggal kemungkinan ada residu tetapi di bawah
25 oktober 2014, ketiga petani dominan batas pelaporan (reporting limit) dari
menggunakan insektisida dengan bahan alat Kromatografi Gas terhadap bahan
aktif diazinon dibandingkan dengan aktif yang digunakan, yaitu untuk
insektisida klorpirifos dan sipermetrin klorpirifos 0,0128 ppm dan sipermetrin
Kandungan residu diazinon yang 0,0985 ppm. Selain itu juga dipengaruhi
diperoleh dari ketiga sampel brokoli oleh kondisi cuaca, yaitu satu hari
berkisar antara 0,4321 – 0,4509 ppm. sebelum pengambilan sampel terjadi
Adanya perbedaan kandungan residu hujan yang cukup deras di daerah
dari setiap petani dikarenakan para perkebunan brokoli, sedangkan
petani tidak menggunakan insektisida penyemprotan dilakukan seminggu
diazinon dengan takaran atau kuantitas sebelum hujan. Hal ini juga sejalan
yang sama, selain itu juga dipengaruhi dengan rendahnya kandungan diazinon
oleh waktu aplikasi insektisida yang yang ditemukan. Menurut Pradina
berbeda, yaitu pada petani A dan B (2012), residu pestisida pada umumnya
penyemprotan dilakukan seminggu berasal dari residu permukaan, sehingga
sebelum pengambilan sampel, pestisida yang diaplikasikan pada
sedangkan petani C tiga hari sebelum tanaman brokoli akan mengalami
pengambilan sampel. Waktu pencucian (washing – off) oleh air
penyemprotan mempengaruhi proses hujan, sehingga kandungan yang
degradasi pestisida, semakin lama diperoleh masih di bawah BMR.
selang waktu penyemprotan dilakukan, Hasil penelitian ini sejalan dengan
maka semakin banyak pestisida yang penelitian yang dilakukan oleh
terdegradasi. Himawan, dkk (2012) yang melaporkan
Kandungan residu diazinon yang adanya residu diazinon pada stroberi
diperoleh dari penelitian ini cukup dari petani dan pasar di daerah
tinggi, hal ini disebabkan oleh Tawangmangu Karanganyar, serta pada
penggunaan insektisida diazinon yang kubis dan kacang panjang di pasar
intensif oleh petani, sehingga Badung Denpasar oleh Sudewa, dkk
kemungkinan akumulasi residu diazinon (2008), meskipun masih di bawah
pada tanah yang ditanami brokoli cukup BMR. Keberadaan klorpirifos pada
besar. Meskipun demikian, kandungan sayuran telah banyak dilaporkan oleh
residu diazinon pada sayur brokoli ini para peneliti, seperti yang dilakukan
masih berada di bawah Batas Maksimun Lozowicka, dkk (2014) yang
Residu (BMR) yang ditetapkan oleh menunjukkan bahwa dalam brokoli

Repository 5
Repository 6
terdapat residu klorpirifos sebesar 1,04 bahwa residu pestisida yang terkandung
mg/kg. Sedangkan untuk kandungan dalam sayuran mentah akan mengalami
sipermetrin cukup tinggi ditemukan penurunan dan bahkan ada yang bisa
pada tomat, kubis, selada dan sawi oleh dihilangkan setelah sayuran tersebut
Choy, dkk (1998), serta pada bawang mengalami pengolahan baik dengan
merah oleh Narwanti, dkk (2012), akan pemanasan (perebusan, penumisan,
tetapi untuk sayuran brokoli pembuatan sop dan sayur asam)
berdasarkan penelitian Bima dalam maupun yang hanya dengan pencucian.
Yenita, dkk (2012) diperoleh Hasil yang diperoleh dari penelitian ini
kandungan sipermetrin sebesar 0,5129 ditunjang oleh penelitian yang
ppm yaitu masih di bawah BMR. dilakukan oleh Sudibyaningsih (1990)
Proses pencucian dapat dalam Ameriana, dkk (2000) yang
mengurangi bahkan menghilangkan memberikan informasi bahwa
kandungan residu insektisida diazinon pencucian pada kubis dapat
dalam sayuran brokoli seperti yang menurunkan residu diazinon sekitar
terlihat pada Tabel 1. Pada proses 55%. Selain itu Chandra, dkk (2014)
pencucian menggunakan air biasa, menyatakan pencucian dengan air panas
kandungan residu dari ketiga sampel mampu mengurangi kadar residu
mengalami penurunan sebesar 12,5 % – pestisida monokrotofos dan klorporifos
76,2 %. Jika dibandingkan dengan dalam bunga kol dan cabai sebanyak 35
pencucian menggunakan air panas – 74 % dari keadaan awal.
terlihat bahwa penurunan diazinon jauh Pada air hasil pencucian ternyata
lebih besar yaitu berkisar antara 79,2 – ditemukan kandungan fosfat dan klorida
89,9 %. Besarnya Penururan ini seperti yang terlihat pada Tabel 2. Hal
berkaitan dengan suhu pada proses ini membuktikan bahwa di dalam air
pencucian, dengan adanya panas maka cucian brokoli ada fosfat dan klorida
akan menurunkan energi aktivasi yang terurai. Kandungan fosfat yang
sehingga proses kelarutan semakin diperoleh dalam air biasa adalah sekitar
besar, selain itu pestisida akan mudah 2,2385 – 6,9725 ppm dan kandungan
terurai seperti yang dijelaskan oleh tertinggi terdapat pada air panas yaitu
Tarumingkeng (1992), panas akan sekitar 46,3305 – 49,0825 ppm.
mempercepat penguapan yang Tingginya kandungan fosfat pada air
menyebabkan penghancuran insektisida panas sejalan dengan hilangnya residu
yang lebih cepat. Hal ini juga sejalan diazinon pada pencucian menggunakan
dengan penelitian yang dilakukan oleh air panas yang disebabkan oleh
Alsuhendra (1998) yang menemukan meningkatnya kelarutan.

Tabel 2. Hasil Analisis kandungan fosfat dan klorida pada air pencucian sampel brokoli
3-
Preparasi Kode Sampel Konsentrasi PO4 (ppm) Konsentrasi Cl- (ppm)
A 6,9725 0,1258
Air Biasa B 2,2385 0,1258
C 3,1192 0
A 49,0825 0,8812
Air Panas B 48,6240 1,0073
C 46,3305 0,6296
Repository 7
Pada pengujian klorida dalam air air biasa. Air panas mampu
cucian brokoli, diperoleh konsentrasi menurunkan residu diazinon sebesar
klorida yang yaitu untuk air biasa 0 – 79,2 – 89,9%, sedangkan air biasa
0,1258 ppm dan untuk air panas sekitar hanya sebesar 12,5 – 76,2% dari
0,6296 – 1,0073 ppm. Ditemukannya keadaan awal. Kandungan fosfat dan
klorida dalam air cucian ini bisa klorida dalam air cucian sampel brokoli
disebabkan oleh kondisi sampel brokoli berkisar antara 2,2385 – 6,9725 ppm
saat pemanenan yang masih terdapat dan 0 – 0,1258 ppm untuk air biasa, dan
partikel tanah yang menempel pada untuk air panas sekitar 46,3305 –
permukaan bunga brokoli yang sangat 49,0827 ppm dan 0,6296 – 1,0073 ppm.
rapat, sehingga pada saat pencucian
partikel – partikel tanah ini akan masuk UCAPAN TERIMA KASIH
ke dalam air pencucian sampel. Adanya
kandungan klorida pada tanah yang Penulis mengucapkan terima
ditanami brokoli ini bisa berasal dari kasih kepada pembimbing penelitian
rotasi tanaman yaitu penanaman Ibu Dra. Itnawita, M.Si dan Ibu Ganis
berbagai jenis tanaman secara bergiliran Fia Kartika, M.Si beserta seluruh pihak
di satu lahan sehingga memungkinkan yang telah mambantu sehingga
penggunaan pestisida dengan jenis yang penelitian ini dapat diselesaikan.
beragam, dengan demikian
memungkinkan akumulasi residu DAFTAR PUSTAKA
pestisida yang mengandung klorida
belum terdegradasi dalam tanah. Agnestisia, R., Komari, N., Sunardi.
Berdasarkan hasil penelitian ini 2012. Adsorpsi Fosfat (PO 43-)
dapat digambarkan bahwa proses Menggunakan Selulosa Purun
pencucian dapat menurunkan Tikus (Eleocharis dulcis)
kandungan residu pestisida pada Termodifikasi Heksadesil
sayuran, sehingga jika brokoli Trimetilammonium Bromida
dilakukan pengolahan lebih lanjut (HDTMABr). Sains dan Terapan
seperti dimasak akan aman untuk Kimia. 6 (1): 71 – 86.
dikonsumsi, karena beberapa komponen
pestisida yang cukup berbahaya seperti Agung, T.U. 2009. Analisis Kadar
fosfat dan klorida juga ikut terlarut. Klorida pada Air dan Air Limbah
dengan Metode Argentometri.
KESIMPULAN Karya Ilmiah. USU, Medan.
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan, maka dapat diambil Alsuhendra. 1998. Studi Residu Petisida
kesimpulan bahwa tanaman brokoli Pada Bahan Makanan Dan
positif mengandung residu pestisida Pengaruhnya Terhadap Keaadan
dengan bahan aktif diazinon sebesar Biokimia Darah Dan Organ
0,4321 – 0,4509 mg/kg, sedangkan Tubuh Tikus. Tesis. Program
untuk klorpirifos dan sipermetrin tidak Pasca Sarjana, Institut Pertanian
terdeteksi. Proses pencucian dengan air Bogor, Bogor.
panas lebih baik dibandingkan dengan

Repository 7
Ameriana, M., Basuki, R.S., Broccoli. Dubai, 21 – 22 Maret
Suryaningsih, E., Adiyoga, W. 2014.
2000. Kepedulian Konsumen
Terhadap Sayuran Bebas Residu Narwanti, I., Eko, S., Chairil, A. 2012.
Pestisida (Kasus pada Sayuran Residu Pestisida Piretroid pada
Tomat dan Kubis). Jurnal Bawang Merah di Desa Srigading
Hortikultura. 9(4): 366-377. Kecamatan Sanden Kabupaten
Bantul. Jurnal Ilmiah
Asril, Z. 2009. Analisis Kondisi dan Kefarmasian. 2 (2): 119 – 128.
Desain Indikator Kinerja Rantai
Pasokan Brokoli (Brassica Pradina, E.L. 2012. Aplikasi Metode
oleracea) di Sentra Hoktikultura GC-MS untuk Penetapan Kadar
Cipanas – Cianjur, Jawa Barat. Residu Profenofos pada Buah
Skripsi. IPB, Bogor. Stroberi (Fragaria Sp.) Setelah
Pencucian. Naskah publikasi.
BSN. 2008. Standar Nasional Indonesia Universitas Muhammadiyah
batas maksimum residu pestisida Surakarta, Surakarta.
pada hasil pertanian. Badan
Standardisasi Nasional, Jakarta. Sudewa, K. A., D.N Suprapta., M.S.
Mahendr, A. 2008. Residu
Chandra, S., Kumar, M., Mahindrakar, Pestisida Pada Sayuran Kubis
A. N., Shinde, L. P. 2014. Effect (Brassica oleracea L.) dan Kacang
of Washing on Residues of Panjang ( Vigna sinensis L.) yang
Chlorpyrifos and Monocrotophos Dipasarkan Di Pasar Badung
in Vegetables. International Denpasar. Ecothrophic. 4 (2): 125
Journal of Advanced Research. 2 – 130.
(12): 744 – 750.
Tarumingkeng, R C. 1992. Insektisida;
Choy, L. H. L. F., Seeneevassen, S. Sifat, Mekanisme Kerja dan
1998. Monitoring Insecticide Dampak Penggunaannya. Skripsi.
Residue In Vegetables and Fruits Universitas Kristen Krida
at The Market Level. Food Wacana, Jakarta.
Agricultural Research Council.
Yenita, R.N., Amin, B., Jose, C. 2012.
Himawan, H., Santoso, B., Suhendi, A. Analisis Kadar Residu Pestisida
2012. Penetapan Kadar Residu Organofosfat dan Antioksidan
Diazinon pada Buah Stroberi Pada Bayam (Amaranthus sp) di
(Fragaria Sp.) Setelah Pencucian Perkebunan Kartama Kecamatam
Dengan Metode GC. Naskah Marpoyan Damai Pekanbaru.
publikasi. UMS, Surakarta. Tesis. UR, Pekanbaru.
Łozowicka, B., Jankowska, M. 2014.
Effects of Technological
Processing on Levels of Fungicide
and Insecticide Residues in

Repository 8

Anda mungkin juga menyukai