Anda di halaman 1dari 5

Ind. J. Chem.

Res, 2014, 1,83 - 87

EXTRACTION AND IDENTIFICATION OF SULFATED POLYSACCHARIDE


FROM Gracilaria sp.

Ekstraksi dan Identifikasi Polisakarida Bersulfat


Dari Sayur Karang Gracilaria sp
Dominggus Malle1*, Eirene Grace Fransina2, Feky Jansen2
1
Faculty of Agriculture Pattimura University, Kampus Poka, Jl. Ir. M. Putuhena, Ambon 97134
2
Chemistry Department, Faculty of Mathematics and Natural Sciences
Pattimura University, Kampus Poka, Jl. Ir. M. Putuhena, Ambon 97134

*Corresponding author, e-mail: d.malle@faperta.unpatti.ac.id

Received: October 2013 Published: January 2014

ABSTRACT

Polysaccharide from Gracilaria sp (locally known as “Sayur Karang”) was extracted using hot alkaline solutions
(NaOH and KOH). Fractionation using DEAE-Sepharose Fast Flow column showed that the polysaccharide
discharged after being eluted with 0.5 – 1.0 M NaCl. Spectroscopic analysis using FTIR showed that the
polysaccharide contained hydroxyl (3420 cm-1 (NaOH frcation) dan 3446 cm-1 (KOH frcation)), carbonyl (1642
cm-1 (NaOH frcation) and 1644 cm-1 (KOH frcation)) and sulphate (1271 cm-1 (NaOH frcation) and 1262 cm-1
(KOH frcation)) groups proving that the polysaccharide is a sulphated polysaccharide. A further study is needed
to elucidate the structure of the sulphated polysaccharide as well as physiochemical properties of the
polysaccharide.

Keywords: Extraction, Sulphated polysaccharide, Gracilaria, FTIR

PENDAHULUAN jenis. Pada penelitian van Bosse tahun 1914 -


1916 di Kepulauan Kai pada Ekspedisi Danish
Indonesia sebagai negara kepulauan dengan menemukan sebanyak 25 jenis alga merah, 28
panjang garis pantai 81.000 km merupakan jenis alga hijau, dan 11 jenis alga coklat.
kawasan pesisir dan lautan yang memiliki Penelitian identifikasi jenis rumput laut berlanjut
berbagai sumberdaya hayati yang sangat besar pada penelitian Snellius-II tahun 1985 yang
dan beragam. Berbagai sumberdaya hayati menemukan 41 jenis alga merah, 59 jenis alga
tersebut merupakan potensi pembangunan yang hijau, dan 9 jenis alga coklat, sedangkan pada
sangat penting sebagai sumber-sumber penelitian Buginesia-III pada tahun 1988 – 1990
pertumbuhan ekonomi baru (Dahuri, 2000). ditemukan sebanyak 118 jenis alga merah, 80
Rumput laut sebagai salah satu komoditas jenis alga hijau, dan 36 jenis alga coklat
ekspor merupakan sumber devisa bagi negara (Basmal, 2001).
dan budidayanya merupakan sumber pendapatan Di bidang industri, ternyata pengolahan
nelayan, dapat menyerap tenaga kerja, serta rumput laut sudah cukup lama dikenal di
mampu memanfaatkan lahan perairan pantai di Indonesia, meskipun dengan teknologi proses
kepulauan Indonesia yang sangat potensial. dan peralatan yang sedehana. Rumput laut telah
Sebagai negara kepulauan, maka pengembangan diolah menjadi beragam jenis makanan, di
rumput laut di Indonesia dapat dilakukan secara antaranya kue, puding, dodol, dan agar.
luas oleh para petani/nelayan. Hidroklorid yang terkandung di dalam rumput
Perkembangan penelitian rumput laut di laut merupakan alasan utama untuk
Indonesia telah dimulai sejak Ekspedisi Siboga menjadikannya sebagai bahan baku industri
yang dilakukan antara tahun 1899 - 1900. kosmetik, farmasi, cat, tekstil, pakan ternak, dan
Penelitian selanjutnya van Bosse tahun 1913 - industri lainnya (Anggadiredja dkk, 2008).
1928 telah berhasil mengoleksi jenis rumput laut
yang tumbuh di perairan Indonesia sebanyak 555

83
D. Malle, dkk / Ind. J. Chem. Res, 2014, 1, 83 - 87

Sebagian besar rumput laut di Indonesia mendapatkan informasi ilmiah tentang manfaat
diekspor dalam bentuk kering. Bila ditinjau dari fungsional yang dimiliki oleh “sayur karang” dan
segi ekonomi, harga hasil olahan rumput laut potensi pegembangannya sebagai salah satu
seperti polisakarida bersulfat lebih tinggi dari sumber pangan fungsional.
pada rumput laut kering. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan nilai tambah dari rumput laut dan METODOLOGI
mengurangi impor akan hasil-hasil olahannya,
maka pengolahan rumput laut menjadi produk Prosedur Penelitian
polisakarida bersulfat di dalam negeri perlu 1. Ekstraksi karbohidrat bersulfat dengan
dikembangkan (Istini & Suhaimi, 1998). larutan alkali
Polimer karbohidrat bersulfat alam dari Ekstraksi polisakarida bersulfat mengikuti
berbagai sumber dapat memiliki banyak aktivitas prosedur Okajima-Kaneko dkk, (2007) dengan
fisiologis. Dalam beberapa tahun terakhir, tes sedikit modifikasi. Sampel kering sebanyak 5 g
skrining aktivitas antivirus dari ekstrak sejumlah dicuci dengan air hingga bersih, dikeringkan,
ganggang laut telah mengarah pada identifikasi dipotong kecil-kecil dan kemudian dicuci dengan
sejumlah polimer karbohidrat yang memiliki etanol sebanyak 3 kali. Setelah itu direndam
efek penghambatan terhadap potensi virus herpes masing-masing dalam larutan NaOH 4%, 6%,
simpleks (HSV) tipe 1 dan 2, sitomegalovirus dan 8% sebanyak 100 mL. Campuran
manusia, virus defisiensi kekebalan tubuh selanjutnya dipanaskan pada suhu 75C selama 3
manusia tipe 1, virus pernapasan, dan virus jam dan kemudian dinginkan dan selanjutnya
influenza. Polisakarida ini termasuk fukoidan, didialisis semalam. Hasil dialisis disaring lalu
galaktosa bersulfat, ulvans, dan mannans. disentrifus pada 3100 rpm selama 15 menit.
Dengan demikian, potensi antivirus ekstrak Hasil filtratnya diambil kemudian dirotavap pada
polisakarida bersulfat dari alga menjadi sangat 105 rpm dengan suhu air 60C. Hasilnya
menarik, walaupun ada kekurangan informasi dimasukkan ke dalam etanol dingin (hasil
tentang struktur kimia dan aktivitas fisiologis rotavap 25 mL dituangkan perlahan-lahan ke
(Mazumber dkk, 2002; Manoj dkk,2013). dalam wadah berisikan 100 mL etanol dingin).
Alga merah memiliki potensi beragam mulai Akan muncul seperti benang-benang dalam
dari produksi pangan sampai pada larutan etanol. Larutan disaring dan diambil
pemanfaatannya dalam bidang medis. Al-Fath endapan/benang-benang tersebut dan kemudian
(2011) telah melakukan penelitian terhadap alga larutkan dalam air. Perlakuan diatas dilakukan
merah jenis Eucheuma alvarezii Doty. Hasil pada sampel lain dengan menggunakan larutan
penelitian menunjukkan bahwa Eucheuma KOH.
alvarezii Doty mengandung polisakarida
bersulfat kasar (rendemen 58,90%), polisakarida 2. Pemurnian dengan kromatografi penukar
bersulfat murni (rendemen 54,36%), polisakarida anion
bersulfat fraksi larut dalam KCl 2,5% (rendemen Hasil extraksi ini kemudian dilarutkan dalam
60,34%), dan polisakarida bersulfat tidak larut air dan dimasukkan ke dalam kolom pertukaran
dalam KCl 2,5% (rendemen 34,53%). ion (DEAE-Sepharose) yang telah diekuilibrasi
Alga merah jenis Gracilaria sp yang dikenal dengan air. Elusi dilakukan dengan air dan
dengan nama sayur karang juga mengandung larutan NaCl 0,1 M , 0,2 M, 0,3 M, 0,4 M, 0,5
polisakarida sulfat. Tetapi penelitian tentang M, 1,0 M, 1,5 M, dan 2,0 M (Mohsen dkk,
kandungan polisakarida sulfat dalam sayur 2007). Setiap fraksi yang dikumpulkan diuji
karang ini belum pernah dilakukan. Sayur karang dengan metode α-naftol-H2SO4. Selanjutnya
adalah salah satu spesies alga merah yang fraksi yang positif akan dilakukan uji dengan
ditemukan di Ambon dan sekitarnya. Sesuai metode FTIR untuk menentukan gugus fungsi.
dengan namanya, sayur karang biasanya
dimanfaatkan sebagai sayuran oleh masyarakat 3. Analisis FTIR
setempat. Pemanfaatan sayur karang masih Fraksi DEAE-Sepharose dari ekstraksi
terbatas, dibandingkan potensinya di bidang dengan larutan NaOH dan KOH yang
farmasi dan industri lainnya. Oleh karena itu memberikan hasil positif terbaik dengan uji α-
analisis kandungan karbohidrat bersulfat pada naftol-H2SO4 (dari elusi dengan konsentrasi
“sayur karang” sangat penting dilakukan untuk eluen yang sama) dianalisis dengan

84
D. Malle, dkk / Ind. J. Chem. Res, 2014, 1, 83 - 87

menggunakan metode Spread on NaCl Window disentrifus kemudian dikonsentrasikan dengan


pada bilangan gelombang 4000 – 600 cm-1 dan dirotavap pada suhu 40C. Hasil rotavap
mengacu pada standar uji ASTM E1252 merupakan sampel yang terkonsentrasi
(Standard Practice for General Techniques for dilarutkan dalam etanol dingin dan terbentuk
Obtaining Infrared Spectra of Organic benang-benang putih yang adalah polisakarida.
Compound for Qualitative Analysis). Cara pengengapan dalam etanol dingin
merupakan metode yang lazim dalam proses
HASIL DAN PEMBAHASAN isolasi karbohidrat bersulfat (Boulhal et al.,
2011; Silva et al., 2011).
1. Ekstraksi Polisakarida Bersulfat.
2. Pemurnian Polisakarida dengan
Sampel rumput laut Gracilaria sp. yang
Kromatografi Penukar Ion
secara lokal dikenal dengan nama “Sayur
Karang” diperoleh dari perairan Hukurila, Sampel hasil dialisis selanjutnya difraksinasi
Kecamatan Leitimur Selatan, Kota Ambon dengan kolom pertukaran ion DEAE-Sepharose
(Gambar 1). Sample basah dijemur hingga Fast Flow. Sampel difraksinasi dengan
kering. Selanjutnya sampel dibersihkan dengan menggunakan konsentrasi NaCl 0,1 M; 0,2 M;
air tawar untuk menghilangkan garam dan 0,3 M; 0,4 M; 0,5 M; 1,0 M; 1,5 M dan 2,0 M.
kotoran yang melekat. Perlakukan selanjutnya Analisis kualitatif dengan uji fenol-H2SO4 (Uji
adalah perendaman sampel dengan larutan etanol Molisch) dari hasil fraksinasi menunjukkan
96% sebanyak 3 kali. Hal ini dimaksudkan untuk adanya cincin warna ungu antar fasa (gambar 3
melarutkan komponen lemak dan menghilangkan dan 4). Terbentuknya cincin furfural ungu
pigment dalam sampel sehingga tidak mengindikasikan adanya karbohidrat
mengganggu proses pemurnian. (polisakarida) dalam sampel. Pemurnian
polisakarida bersulfat umumnya dilakukan
dengan kolom kromatografi penukar ion seperti
DEAE-cellulose (Viana et al., 2002). Matriks
penukar ion ini memiliki muatan positif yang
akan mengikat gugus sulfat (muatan negatif) dari
polisakarida bersulfat. Elusi senyawa
polisakarida bersulfat dari maktriks penukar ion
dilakukan dengan menggunakan ion konter
(counter ion) seperti Cl- yang ditambahkan ke
dalam larutan pengelusi.

Gambar 1. Sayur karang Gracilaria 3. Analisis Polisakarida dengan Spekroskopi


sp. FT-IR
Ekstraksi polisakarida dari sampel dilakukan Pengujian dengan FT-IR dilakukan untuk
secara alkalis dengan menggunakan natrium membuktikan adanya poliskarida bersulfat.
hidroksida (NaOH) dan kalium hidroksida Spektra IR dari sampel yang diekstraksi dengan
(KOH) dengan variasi konsentrasi masing- NaOH dan KOH memiliki bilangan gelombang
masing 4%, 6% dan 8% pada suhu 75 oC selama yang cukup khas untuk polisakarida bersulfat
3 jam. Ekstransi polisakarida secara alkalis (gambar 3 dan 4). Signal pada 1271 cm-1 (fraksi
merupakan salah satu metode yang umum NaOH) dan 1262 cm-1 (fraksi KOH)
(Okajima-Kaneko et al., 2007). Untuk menunjukkan uluran SO asimetrik. Signal ini
memisahkan molekul-molekul kecil dan mendekati nilai 1258 cm-1 (Zhang et al., 2011)
menetralkan pH sampel maka sampel hasil dan 1260 cm-1 (Moshen et al., 2007) dan berada
ekstraksi didialisis terhadap air dengan membran dalam kisaran 1250 – 1370 cm-1 yaitu untuk
selulosa dengan Molecular Weight Cut-off
(MWCO) sebesar 14.000 Dalton. Hasil dialisis

85
D. Malle, dkk / Ind. J. Chem. Res, 2014, 1, 83 - 87

Gambar 2.. Hasil uji Molisch terhadap fraksi-fraksi dari sampel yang diekstraksi dengan
NaOH (atas) dan KOH (bawah) (Keterangan: A= Bilas; B= Unbound; 1= 0.1 M; 2= 0,2 M; 3=
0,3 M; 4= 0,4 M; 5= 0,5 M; 6= 1,0 M; 7= 1,5 M; dan 8= 2,0 M NaCl).

Gambar 3. Spektra FTIR sampel yang diekstraksi dengan larutan


NaOH

Gambar 4. Spektra FTIR sampel yang diekstraksi dengan larutan


KOH
vibrasi uluran SO asimetrik dari ester sulfat merupakan indikasi gugus fungsi ROH (Ale et
(Bouhlal et al., 2011). Sedangkan puncak 1642 al., 2011).
cm-1 (fraksi NaOH) dan 1644 cm-1 (fraksi KOH) Hasil ini menunjukkan bahwa “sayur karang
merupakan uluran vibrasi CO dari asam (Gracilaria sp) mengadung karbohidrat
uronat, salah satu komponen polisakarida bersulfat. Ini berarti “sayur karang” dapat
bersulfat. Selanjutnya signal pada 3420 cm-1 dijadikan sebagai sumber polisakarida bersulfat.
(fraksi NaOH) dan 3446 cm-1 (fraksi KOH)

86
D. Malle, dkk / Ind. J. Chem. Res, 2014, 1, 83 - 87

KESIMPULAN (Kumpulan Pemikiran). LISPI. ISBN : 979-


Berdasarkan hasil penelitian dapat 96004-0-5
disimpulkan bahwa: Istini, S. & Suhaimi., 1998, Manfaat dan
1. Polisakarida bersulfat dari Sayur Karang Pengolahan Rumput Laut, Lembaga
(Gracilaria sp) asal Ambon dapat diekstraksi Oseanologi Nasional, Jakarta.
dengan menggunakan larutan basa yaitu Manoj, S.G.M., Mahesh, K.P. S., Vasanthi, M.
NaOH dan KOH. and Anant, A. 2013. Anticoagulant property
2. Hasil analisis FTIR menunjukkan bahwa of sulphated polysaccharides extracted from
karbohidrat (polisakarida) pada sayur karang marine brown algae collected from
mengandung gugus –OH (hidroksil) dan Mandapam Island, India. Afr. J. Biotechnol.
–S=O (ester sulfat). Dengan demikian sayur 12(16):1937-1945
karang mengandung polisakarida bersulfat. Mazumber, S., Ghosal, P. K., Pujol, C. A.,
Adanya gugus –C-O pada polisakarida Carlucci, M. J., Damonte, E. B., Ray, B.,
bersulfat mengindukasikan bahwa asam 2002, Isolation, Chemical Investigation and
uronat merupakan salah satu komponen Antiviral Activity from Gracilaria corticata
penyusun. (Gracilariaceae, Rhodophyta). Int. J. of
Bio. Macromolecules. 31, 87-95
DAFTAR PUSTAKA Mohsen, Asker,M.S, Mohamed,S.F., Ali, F.M.
and El-Sayed O.H. 2007. Chemical
Ale, M.T., Maruyama, H., Tamauchi, H., Structure and Antiviral Activity of Water-
Mikkelsen, J.D. and Meyer, A.S. 2011. soluble Sulfated Polysaccharides from
Fucose-Containing Sulfated Surgassum latifolium. J. Appl. Sci. Res,
Polysaccharides from Brown Seaweeds 3(10): 1178-1185
Inhibit Proliferation of Melanoma Cells and Okajima-Kaneko, M., Ono, M., Kabata, K.,
Induce Apoptosis by Activation of Caspase- Kaneko, T. 2007. Extraction of novel
3 in Vitro. Mar. Drug. 9: 2605-2621. sulfated polysaccharides from Aphanothece
Al-Fath, H.N. 2011. Isolasi, Karakterisasi, dan sacrum (Sur.) Okada, and its spectroscopic
Identifikasi Polisakarida Sulfat pada characterization. Pure Appl. Chem., 79 (11):
Rumput Laut Jenis Eucheuma alvarezii 2039–2046.
Doty dari Teluk Waworada Kabupaten Silva, R.O., dos Santos, G.M.P., Nicolau,
Bima. Skripsi, Jurusan Kimia FMIPA L.A.D., Lucetti, L.T., Santana, A.P.M., de
Universitas Negeri Malang. Souza Chaves, L., Barros, F.C.N., Freitas,
Anggadireja, J.T., Zatnika, A., Purwoto, H., & A.L.P., Souza, M.H.L.P., Medeiros, J.V.R.
Istini, S., 2008. Rumput Laut. Penerbit 2011. Sulfated-Polysaccharide Fraction
Penebar Swadaya, Jakarta from Red Algae Gracilaria caudata
Basmal J. 2001. Perkembangan Teknologi Riset Protects Mice Gut Against Ethanol-Induced
Penanganan Pasca Panen dan Industri Damage. Mar. Drugs, 9: 2188-2200.
Rumput Laut. Forum Rumput Laut. Jakarta: Viana, G.S.B., Freitas, A.L.P., Lima, M.M.L.
Pusat Riset Pengolahan Produk dan Sosial Vieira, L.A.P. Andrade, M.C.H. and
Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Benevides, N.M.B. 2002. Antinociceptive
Departemen Kelautan dan Perikanan. hlm activity of sulfated carbohydrates from the
16-22. red algae Bryothamnion seaforthii (Turner)
Boulhal, R., Haslin, C., Chermann, J.C., Colliec- Kütz. and B. triquetrum (S.G. Gmel.) M.
Jouault, S., Singuin, C., Simon, G., Howe. Braz. J. Med. Biol. Res. 35: 713-722
Carentola, S., Riadi, H. and Bourgougnon, Zhang, H., Wang, Z.Y., Yang, L., Yang, X.,
N. 2011. Antiviral Activities of Sulfated Wang, X. and Zhang, Z. 2011. In Vitro
Polysaccharides Isolated from Antioxidant Activities of Sulfated
Sphaerococcus coronopifolius Derivatives of Polysaccharides Extracted
(Rhodophytha, Gigartinales) and from Auricularia auricular. Int. J. Mol. Sci.
Boergeseniella thuyoides (Rhodophyta, 12:3288-3302
Ceramiales), Mar. Drugs 9: 1187-1209
Dahuri, R., 2000. Pendayagunaan Sumberdaya
Kelautan untuk Kesejahteraan Rakyat

87

Anda mungkin juga menyukai