1, 2013 : 68-74
ABSTRAK
Masyarakat terutama di pesisir pantai Jepara banyak mengkonsumsi Caulerpa racemosa dan
Gracillaria verrucosa sebagai sayuran, namun tidak banyak diketahui tentang profil komposisi kimia,
serat dan makromineral. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi kimia, serat, dan
makromineral pada Caulerpa racemosa dan Gracilaria verrucosa yang tumbuh di perairan Jepara. C.
racemosa diambil dari perairan Jepara dan G. verrucosa diambil dari dua jenis tambak yaitu tambak
bersubstrat lumpur (a) dan pasir (b). Hasil analisa menunjukkan bahwa karbohidrat merupakan nutrisi
yang dominan, diikuti kadar abu G. verrucosa dan protein pada C. racemossa. Jumlah mineral C.
racemosa berturut-turut Na > Ca > K. Sedangkan pada G. verrucosaa jumlah mineral berturut-turut K
>Na >Ca dan G. verrucosab jumlah mineral berturut-turut Na >K >Ca. L-Threonine dan L-Glysine
merupakan jumlah asam amino terbesar dalam rumput laut sedangkan L-asparagine tidak terdeteksi pada
semua jenis rumput laut. Dilihat dari kandungan nutrisi dan mineral, kedua jenis rumput laut tersebut
dapat dijadikan alternatif sebagai bahan bahan pangan.
ABSTRACT
Jepara community consume Caulerpa racemossa and Gracillaria verrucosa but there is no much
information about their chemical composition, fiber, and macro-minerals. This research was aimed to
knowing chemical composition, fiber and macro-mineral in C. racemossa and G. verrucosa which grow
in Jepara water area. C. racemossa was taken from Jepara water and G. verrucosa was taken from mud
substrat (a) dan sand substrat (b). Carbohidrate was the dominant compound in all seaweed, ash
dominant compounds in G. verrucosa and protein dominant compound C. racemossa, repectivelly.
Minerals content in C. racemosaare was Na > Ca > K, respectivelly. In addition, minerals content in G.
verrucosaaare K >Na >Ca and G. Verrucosa (b) are Na >K >Ca, repectivelly. L-Threonine and L-
Glysine were the dominant amino acids in all seaweeds, whereas L-asparagine was not detected in all
seaweeds. According to nutrition and mineral content in all seaweeds, they are able to use as an
alternative food ingredients.
karang. Rumput laut jenis ini tersebar merata di Bahan yang digunakan dalam penelitian antara
perairan Indonesia (Poncomulyo et al., 2006). lain
Sedangkan Gracillaria verrucosa merupakan
jenis rumput laut yang tumbuh baik di perairan - Uji proksimat: aquades, larutan K2SO4 4%,
dangkal berintensitas cahaya yang lebih tinggi. NaOH 50%, HCl, indikator metil merah,
Rumput laut ini mempunyai ciri-ciri thalus NaOH 0.1 N, Pethroleum ether,
berbentuk silindris atau gepeng dengan - Uji serat kasar: Erlenmeyer, antifoam agent,
percabangan. Di atas percabangan umumnya H2SO4, NaOH, K2SO4 10%, alkohol 95 %,
bentuk thalli agak mengecil dengan warna thalli aquadest, Ba(OH)2, (NP)2CO3 10%,
yang beragam mulai dari warna hijau-coklat, Na2C2O4jenuh.
merah, pirang, dan merah coklat (Aslan, 1998).
Belum banyak informasi yang - Uji makromineral : H2SO4pekat, aquadest,
menyebutka komposisi kimia C. racemosa dan NH4OH, HCl pekat, (NH4)2CO3 10%, Hl
G. verrucosa yang tumbuh di Jepara diantarnya pekat.
hasil penelitian Sedjati 1999 menunjukkan - Uji asam amino HCl 6 N, NaOH 6 N Pb
bahwa C. racemosa dan C. serulata yang Acetat 40 %, asam oksalat 15%, larutan
tumbuh di Perairan Teluk Awur Jepara OPA, Buffer Asetat 0.01 M pH 5.9,
mengandung kadar air 91.06%, kadar abu MeOH:Buffer Asetat 0.01 M pH 5.9.
5.22%, kadar protein 0.80%, kadar lemak 0.03%
dan karbohidrat 2.89%. Komposisi kimia Peralatan penelitian
tersebut berbeda antar spesies maupun dalam 1
spesies tergantung pada jenis, habitat dan Peralatan penelitian yang digunakan
musim (Winarno, 1990). antara lain refrigerator, kantung plastik, Water
C.racemosa dan G. verrucosa yang quality checker, Sechidisk, Refraktometer, Labu
tumbuh di perairan Jepara dan banyak Kjeldahl, tabung ekstraksi Soxhelt, tabung
dikonsumsi masyarakat belum banyak distilasi Soxhlet, kondensor, oven, erlenmeyer,
dilaporkan tentang profil komposisi kimia serat mufle furnace, desikator, krusplatina, muffle
dan mineral. Untuk menjawab masalah tersebut furnace, gelas piala, kertas saring, AAS,
maka penelitian ini akan dilakukan. Penggiling, Timbangan analitik, erlenmeyer 600
Tujuan penelitian ini adalah untuk ml, Pendingin balik, kertassaring, Spatula, Oven
mengetahui komposisi kimia, serat, dan 110o C dan Desikator, Tabung kaca, vortek,
makromineral yang terkandung pada rumput autoklaf, millex, HPLC, kolom Eurospher.
laut jenis C. racemosa dan G.verrucosa yang
tumbuh di perairan Jepara. Sampling Rumput laut
METODE PENELITIAN Pengamatan data lapangan dilakukan
dengan cara pengamatan terhadap kondisi
Sampel Rumput Laut perairan tempat hidup rumput laut. Pengukuran
Rumput laut yang digunakan untuk kondisi perairan tersebut meliputi pengukuran
penelitian ini adalah Caulerpa racemosa yang suhu, pH, salinitas, kecerahan, kecepatan arus,
berasal dari dari perairan Jepara yang DO, intensitas cahaya dan kedalaman.
mempunyai ordinat S 06o34, E 110o48 dan Sampel yang ada pada setiap plot diambil
G. verrucosa yang diambil dari tambak dan dimasukkan ke dalam kantung plastik.
bersubstrat lumpur (S 06o35;E 110o39) dan Setelah diberi tanda rumput laut lalu ditimbang
substrat pasir (S 06o35; E 110o49). Kedua jenis untuk memperoleh berat basah.
rumput laut diambil dalam bentuk segar.
Selanjutnya kedua jenis rumput laut tersebut Pengujian nutrisi
dimasukkan dalam plastik polybag dan
disimpan dalam es curai dan ditempatkan di Pengujian proksimat dilakukan
cool box. Sampel rumput laut dibawa ke berdasarkan Standar Nasional Indonesia. Uji
laboratorium THP yang berjarak sekitar 100 km kadar air berdasarkan SNI 01-2354-2-2006, uji
dari tempat sampling. Selanjutnya protein SNI 01-2334-4-2006, uji lemak SNI 01-
dilaboratorium dicuci dengan air bersih untuk 2354-3-2006, uji kadar abu SNI 01-2354-1-
membersihkan kotoran yang menempel. 2006, uji karbohidrat (by difference) dan uji
Selanjutnya semua jenis rumput laut disimpan kadar serat kasar berdasarkan Sudarmaji et al.,
pada refrigerator dengan suhu -12 oC. (1996).
Pengujian makromineral
Bahan penelitian
2
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 9, No. 1, 2013 : 68-74
3
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 9, No. 1, 2013 : 68-74
4
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 9, No. 1, 2013 : 68-74
Kadar abu pada semua jenis rumput laut pada ketiga jenis rumput laut (antara 0,013
diatas mempunyai nilai terbesar kedua setelah hingga 1,9%) berdasarkan berat kering. Pada C.
kadar karbohidrat. Kenyataan ini berbeda racemosa jumlah mineral berturut-turut
dengan pernyataan Venughopal (2010) yang Na>Ca> K. Sedangkan pada G. verrucosaa
menyatakan bahwa mayoritas nilai nutrisi yang jumlah mineral berturut-turut K >Na >Ca dan
ada di rumput laut adalah kadar abu dengan pada G. verrucosaa jumlah mineral berturut-
jumlah (antara 8.443.6% DW). Jumlah kadar turut Na>K>Ca. Berdasarkan data tersebut, C.
abu pada semua jenis rumput laut diatas sesuai racemossa dapat dijadikan sebagai sumber
dengan pendapat Venughopal (2010) tersebut. natrium sedangkan G. verrucossa dapat
Kadar abu pada rumput laut lebih besar bila dijadikan sebagai sumber kalium.
dibandingkan dengan kadar abu pada tumbuhan Rasio antara Na dan K bervariasi antar
darat. Kadar abu pada rumput laut terdiri dari spesies dari 1,123 sampai 150. Data
makro-mineral dan trace element (Mayer et al., perbandingan ini sangat menarik dari sisi nutrisi
2011) untuk diet keseimbangan rasio Na:K. Rasio
Berdasarkan perhitungan kadar lemak Na:K penting untuk orang yang menderita
paa ketiga jenis rumput laut berdasarkan berat diuretik untuk mengontrol tekanan darah tinggi
kering menunjukkan bahwa lemak pada ketiga dan keluanya cairan yang mengandung K secara
jenis rumput laut tersebut mempunyai berlebihan. Kalium meningkatkan pertumbuhan
kandungan yang paling kecil. Hal ini sesuai cel dan membantu menjaga tekanan darah agar
dengan pernyataan Venughopal (2010) yang normal. Sedangkan Natrium dapat digunakan
menyatakan bahwa alga laut/ rumput laut tidak untuk menjaga keseimbangan cairan, osmotik
kaya akan lemak. dan asam basa. Dalam setiap hari sesuai
Perbedaan komposisi kimia antar spesies dengan rekomendasi U.S. Food and Drug
tersebut menunjukkan bahwa nutrisi rumput laut Administration (FDA) batas konsumsi Na
dipengaruhi oleh jenis dan habitat. Yuan (2009) adalah 2.3 g (Venugohal, 2010).
menyatakan bahwa sebagai organisme yang Perbedaan jenis mineral tergantung dari
melakukan proses fotosintesis, kompoisis kimia habitat masing-masing rumput laut. Besarnya
rumput laut/alga laut dapat dipengaruhi tidak variasi jumlah mineral dan dan komponen
hanya oleh konsentrasi nutrisi perairan tetapi organik pada dasar perairan dan sifat kedalaman
juga suhu perairan dan kedalaman perairan yang perairan, jarak dari tanah dan lingkungan
jugadipengaruhi oleh variasi musim dan letak mempengaruhi jumlah mineral yang ada pada
geografis. Ketiga jenis alga diatas mayoritas rumput laut (Venugophal, 2010).
hidup pada kedalaman kurang dari 2 m, dapat
dikategorikan sebagai alga upper sublitoral dan Kandungan asam amino
upper subtidal.
Kandungan serat pada ketiga jenis Berdasarkan pengamatan tentang nutrisi
rumput laut menujukkan hasil yang bervariasi. rumput laut, diketahui bahwa ketiga jenis
Rumput laut jenis G. verrucosa mempunyai rumput laut mengandung sebagian kecil protein.
kandungan serat yang lebih besar dibandingkan Protein dalam rumput laut tersusun oleh asam
dengan C. racemossa. Tingginya serat tersebut amino. Protein ketiga rumput laut bervariasi
dikarenakan tingginya polisakarida pada sel tergantung jenis dan habitatnya. Bervariasinya
rumput laut. Jumlah serat kasar merupakan kandungan protein pada ketiga jenis rumput laut
jumlah dietary fiber dan fungsional fiber. juga akan mempengaruhi kandungan asam
Kebiasaan mengkonsumsi fiber sangat amino. Perbedaan jenis protein maupun asam
bermanfaat bagi manusia yang menderita amino ini dipengaruhi oleh kehadiran nitrogen
obesitas dan diabetes mellitus. Sifat fisikokimia pada perairan dan lokasi tanam yang berbeda
dari serat alga merah sama dengan serat yang (Dewi dan Susanto, 2011).
tersedia pada makanan komersial yang kaya Hasil pengujian asam amino pada ketiga
akan serat (Venugophal, 2010). jenis rumput laut menunjukkan jumlah asam
amino yang bervariasi antar rumput laut. L-
Kandungan Mineral Threonine dan L-Glysine merupakan jumlah
asam amino terbesar dalam rumput laut
Berdasarkan kandungan makro mineral di sedangkan L-asparagine pada ketiga jenis
atas, terdapat variasi kandungan makro mineral rumput laut tidak terdeteksi.
5
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 9, No. 1, 2013 : 68-74
(a) (b)
(c)
Gambar 1. Chromatogram Asam Amino (a) Caulerpa racemossa, (b) Gracilaria verrucosaa, (c)
Gracilaria verrucosab
6
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 9, No. 1, 2013 : 68-74
Asam amino C. racemossa didominasi Dewi, E.N. dan Susanto, E., 2011. Alga :
oleh asam amino jenis L-Threonin + L Glysine, Teknologi Pengolahan dan Produk
L-Glutamic acid, dan L-Lysine, sedangkan pada Pengembangannya. BP Undip. Semarang.
rumput laut jenis G. verrucosa didominasi oleh Holdts, S.L and Kraan, S. 2011. Bioactive
asam amino jenis L-Threonin + L Glysine, L- compounds in seaweed: functional food
Luecine dan L-Alanine. Menurut Venugophal application and legislation. J Appl Phycol
(2010), alga merah merupakan sumber protein DOI 10.1007/s10811-010-9632-5.
penting. Jumlah asam amino dan indeks asam Kumar, M., Vishal G., Puja, ., Reddy, C.R.K.
amino esensial lebih besar di alga merah. and Jha, B. 2011. Assessment of nutrient
Sedangkan jumlah asam amino yang paling composition and antioxidant potential of
banyak di rumput laut adalah glycine, arginine, Caulerpaceae seaweeds. Journal of food
alanine, and glutamic acid. L-Glutamic acid composition and analysis. 24. Pp. 270
pada rumput laut jenis C. racemossa lebih tinggi 278.
dibandingkan pada G. verrucosa. Lianeras, M. 2000. Seaweed products: brown
C. racemossa dapat dijadikan sebagai algae of economic significance. In: Jay,
bumbu masak, Holds and Kran (2011), J.M., 2000. Marine and Freshwater
menyatakan bahwa asam amino yang Products Handbook. Publishing
membentuk rasa dari nori karena adanya jumlah Company, Inc. U.S.A. 964 pp.
yang besar dari beberapa jenis asam amino Mayer, A.M.S., Rodriguez, A.D., Berlinck,
antara lain alanin, asam glutamat dan glisin. R.G.S., Fusetani, N., 2011. Marine
Kandungan L-Glutamic acid pada G. verrucosa pharmacology Marine pharmacology in
lebih rendah dari 2 ppm. Hal ini sesuai dengan 20078: Marine compounds with
pendapat Fleurence (2004) dalam Holds and antibacterial, anticoagulant, antifungal,
Kran (2011) namun hal ini berbeda dengan anti-inflammatory, antimalarial,
pendapat Holds and Kran (2011) yang antiprotozoal, antituberculosis, and
menyatakan bahwa pada alga merah banyak antiviral activities; affecting the immune
terdapat asam Glutamat, sedangkan dalam and nervous system,and other
penelitian Wen et al., 2006 menyatakan bahwa miscellaneous mechanisms of action.
tidak terdeteksi adanya asam glutamat pada Comparative Biochemistry and
rumput laut jenis Gracillaria sp. Physiology. 191222
Poncomulyo, T. Maryani, H. dan Kristiani, L.,
KESIMPULAN 2006. Budidaya dan pengolahan rumput
laut. Agro Media Pustaka. Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitian dapat Santoso, J., Yumiko Yoshie-Stark, Takeshi
disimpulkan bahwa kandungan nutrisi Suzuki. 2006. Comparative contents of
(proksimat dan komposisi asam amino), serat minerals and dietary fibers in several
kasar dan makro mineral rumput laut C. tropical seaweeds. Buletin Teknologi
racemossa dan G. verrucosa bervariasi Hasil Perikanan, 9 (1).Pp. 1-11p.
tergantung jenis dan habitatnya. Dilihat dari Sedjati, S. 1999. Kadar proksimat rumput laut C
kandungan nutrisi dan mineral yang terkandung racemosa dan C. serrulata di perairan
pada kedua jenis rumput laut tersebut, kedua Teluk Awur, Jepara. Makalah Ilmiah.
jenis rumput laut tersebut dapat dijadikan FPIK-Undip. Semarang.
alternatif bahan pangan. Sudarmadji,S., B. Haryono, and Suhardi. 1996.
Analisa bahan makanan dan Hasil
UCAPAN TERIMA KASIH Pertanian. Liberty. Yogyakarta.
Venugopal, S. 2010. Food and Nutrition
Terima kasih diucapkan kepada Fakultas Departement, Faculty of family and
Perikanan dan Ilmu Kelautan yang mendanai Community
kegiatan penelitian ini dengan nomor: Winarno. 1990. Teknologi pengolahan rumput
1966i/UN7.3.10/AK/2011. Ucapan terima kasih laut. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
juga diucapkan kepada Siswanto, SPi yang telah Wen X, Peng CL, Zhou HC, Lin ZF, Lin GZ,
menyediakan rumput laut G. verrucosa. Chen SW, Li P. 2006. Nutritional
composition and assessment of
DAFTAR PUSTAKA Gracilaria lemaneiformis. Bory. J Integr
Plant Biol 48:10471053
Aslan, L.M., 1998. Budidaya rumput laut. Yuan, Yvonne V., 2008. Marine algal
Kanisius. Yogyakarta. constituents. In:Colin Sharrow dan
Fereidoon Shahidi, ed. 2008. Marine
7
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 9, No. 1, 2013 : 68-74
nutraceutical and Functional Food. Boca Raton: CRC Press. pp. 259 - 296.