Anda di halaman 1dari 10

Sapa Laut November 2017. Vol.

2(4): 103-112 E- ISSN 2503-0396

HUBUNGAN KELIMPAHAN IKAN DENGAN KEPADATAN LAMUN


DI PERAIRAN PULAU HOGA KECAMATAN KALEDUPA
KABUPATEN WAKATOBI
Relationship by fishing with long density relationship between fish abundance and
seagrass density in the Hoga Island, Kaledupa, Wakatobi

Dian Sarisma1, Muh. Ramli2, Ira3


1,2,3
Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo
Kampus Hijau Bumi Tridharma Anduanohu Kendari 93232
Email: diansarisma96@gmail.com

Abstrak
Salah satu peran ekologis padang lamun adalah sebagai habitat ikan. Keberadaan lamun dapat mempengaruhi
kelimpahan ikan pada suatu perairan dangkal.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Juli 2017 di Perairan
Pulau Hoga Kecamatan Kaledupa Kabupaten Wakatobi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi
kepadatan lamun dan komposisi jenis ikan yang ada pada ekosistem padang lamun,serta menganalisis
hubunganantara kelimpahan ikan dan kepadatan lamun. Pengambilan data komunitas ikandan lamun dilakukan di
tiga stasiun (sebelah selatan Perairan Pulau Hoga). Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi
analisis kepadatan lamun, komposisi spesies ikan, kelimpahan ikan, indeks keanekaragaman ikan, indeks
keseragaman ikan, indeks dominansi ikan, dan regresi linear. Kualitas Perairan Pulau Hoga secara umum dalam
kondisi baik untuk menunjang kehidupan sumberdayaikan dan lamun. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan 4
jenis lamun yang tersebar di Perairan Pulau Hoga, seperti Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Halodule
uninervis, danHalophila ovalis. Jenis-jenis tersebut merupakan jenis yang umum ditemukan di Perairan Pulau
Hoga. Siganus sp. merupakan jenis ikan yang umum ditemukan di Perairan Pulau Hoga. Jenis ikan lainnya yang
ditemukan, sepertiAchanturidae, Apogonidae, Balistidae, Carangidae, Engraulidea, Gerridae, Heamulidae,
Hemiramphidae, Holocentridae, Kyphosidae, Lethrinidae, Lutjanidae, Mullidae, Pomacentridae, Scaridae,
Serranidae, dan Siganidae.Analisis indeks ekologi menunjukkan bahwa komunitas lamun dan ikan berada dalam
kondisi yang stabil. Analisis regresi linear menunjukkan bahwa kepadatan jenis lamun berpengaruh nyata
terhadap kelimpahan dan keanekaragaman ikan.

Kata kunci : Kelimpahan ikan, Padang lamun, Pulau Hoga

Abstract
One of the ecological roles of seagrass is as a fish habitat. The existence of seagrasses can affect fish abundance
in a shallow waters. This research was conducted in March-July 2017 in Hoga Island, Kaledupa, Wakatobi. This
study aims to determine the condition of seagrass density and composition of fish species existing in the seagrass
ecosystem,and analyze the relationship between fish abundance and seagrass density. Data collection of fish and
seagrass was conducted at three stations (southern side of Hoga Island Waters).Data analysis used were seagrass
density analysis, fish species composition, fish abundance, fish diversity index, fish uniformity index, fish
dominance index, and linear regression.The waters quality of Hoga Island was generally in good condition to
support the life of fish and seagrass.Based on the results of the research, there were 4 species of seagrass
scattered in the Hoga Island Waters, such as Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Halodule uninervis, and
Halophila ovalis. These species were the most common species found in Hoga Island Waters. Siganus sp. was a
fish species commonly found in the waters of Hoga Island as well. Other fish species, such as Achanturidae,
Apogonidae, Balistidae, Carangidae, Engraulidea, Gerridae, Heamulidae, Hemiramphidae, Holocentridae,
Kyphosidae, Lethrinidae, Lutjanidae, Mullidae, Pomacentridae, Scaridae, Serranidae, and Siganidae.The
ecological index analysis showed that the seagrassand fish communitywere in stable condition. Linear regression
analysis showed that seagrass density had a significant effect on fish abundance and diversity.

Keywords : Fish abundance, Seagrass, Hoga Island

http://ojs.uho.ac.id/index.php/JSL
Sapa Laut November 2017. Vol. 2(4): 103-112

Pendahuluan
Lamun merupakan suatu ekosistem Ancaman terhadap ekosistem lamun ini
yang sangat penting dalam wilayah berasal dari kegiatan penambangan karang
pesisir karena memiliki keanekaragaman untuk pembangunan, pencemaran, dan
hayati tinggi, sebagai habitat bagi beberapa aktivitas keseharian di Pulau Hoga.
biota laut dan merupakan ekosistem yang Hasil penelitian Nasution (2003)
tinggi produktivitas organiknya, daerah mendapatkan 33 spesies dari 22 famili ikan
asuhan, tempat mencari makan, dan daerah pada daerah padang lamun perairan Pulau
pembesaran bagi berbagai biota (Kordi, Bintan KePulauan Riau, Rappe (2010)
2011). Secara khusus ikan diartikan sebagai mendapatkan 21 spesies dari 14 famili pada
hewan yang bertulang belakang (vertebrata) ekosistem padang lamun perairan Pulau
yang berdarah dingin (poikilothermal) dimana Barrang Lompo, Makssar, dan Marasabessy
hidupnya di lingkungan air, pergerakan dan (2010) yang mendapatkan 58 spesies dari 30
keseimbangan dengan menggunakan sirip famili pada ekosistem padang lamun perairan
serta pada umumnya bernafas dengan insang KePulauan Derawan, Kalimantan Timur.
(Wahyuningsih dan Barus, 2006). Namun pada pengamatan yang sama
Pulau Hoga merupakan salah satu pulau dilakukan diperairan Pulau Hoga, Kecamatan
kecil yang terletak di perairan sebelah Utara Kaledupa Kabupaten Wakatobi ditemukan 39
Pulau Kaledupa, Kabupaten Wakatobi. Pulau spesies ikan dari 17 Famili dan 4 jenis lamun
Hoga memiliki keanekaragaman hayati seperti yaitu: Enhalus acoroides, Thalassia
lamun yang tersusun oleh empat spesies, hemprichii, Halodule uninervis, Halophila
yaitu: Enhalus acoroides, Thalassia ovalis.
hemprichii, Halodule uninervis, dan Tujuan Penelitian ini adalah untuk
Halophila ovalis. Ekosistem lamun yang mengetahui kondisi kepadatan lamun,
mengalami degradasi akibat pengaruh mengetahui komposisi jenis ikan yang ada
aktivitas manusia di sekitarnya dapat pada ekosistem padang lamun, serta
mengalami penurunan fungsi ekologis. menganalisis hubungan kelimpahan ikan
Mengingat pentingnya peranan sumberdaya degan kepadatan lamun. Hasil yang diperoleh
lamun bagi keanekaragaman ikan yang hidup diharapkan dapat dijadikan acuan bagi
di ekosistem tersebut, maka perlu dilakukan masyarakat Pulau Hoga Kecamatan Kaledupa,
kajian lebih lanjut tentang studi Kabupaten Wakatobi, dalam melestarikan
keanekaragaman ikan pada berbagai kondisi lingkungan ekologis dan pemanfaatan potensi
kepadatan lamun. Kurangnya perhatian pada padang lamun sebagai salah satu destinasi
padang lamun antara lain disebabkan padang pariwisata yang ada pada pualu Hoga.
lamun sering disalah fahami sebagai
lingkungan yang tidak ada gunanya, tidak Bahan dan Metode
memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Kurangnya perhatian tersebut antara Maret - Juli 2017. Pengambilan sampel
lain karena kondisi dan pemandangan lamun, pengukuran kualitas air dan
ekosistem padang lamun yang kurang identifikasi jenis ikan dilakukan di perairan
menarik, karena umumnya dikarakteristikan Pulau Hoga Kecamatan Kaledupa Kabupaten
oleh kekeruhan, lumpur, pasir berlumpur, Wakatobi.
kerikil dan patahan karang mati. Aktivitas dari Alat dan Bahan yang digunakan dalam
penduduk setempat dapat memberikan penelitian ini antara lain suhu, arus,
pengaruh yang negatif terhadap kondisi kecerahan, kedalaman, pasang surut, salinitas,
ekosistem lamun (Rachman, 2007). Penelitian pH, kepadatan lamun, dan jenis ikan.
Takaendengan dan Azkab (2010), di Perairan Prosedur penelitian meliputi tahap
Kema, Minahasa Utara menunjukkan bahwa persiapan, penentuan stasiun penelitian,
kepadatan pada setiap jenis lamun mengukur parameter perairan, kepadatan
mempunyai variasi yang secara kuantitatif lamun, dan mengetahui keanekaragaman jenis
terdapat perbedaan pada setiap lokasi. ikan yang ada pada ekosistem padang lamun.

Hubungan kelimpahan ikan dengan kepadatan lamun (Sarisma et al.) 104


Sapa Laut November 2017. Vol. 2(4): 103-112

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian di Perairan Pulau Hoga Kecamatan Kaledupa,Kabupaten Wakatobi.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini Pengambilan data tentang kondisi lamun
yaitu konsultasi dengan pembimbing, studi diperoleh dengan menggunakan transek
literatur, observasi lapangan untuk mengetahui kuadrat yang berukuran 1 m x 1 m.
kondisi lapangan, penentuan titik stasiun, Pengamatan kepadatan dilakukan dengan
penentuan metode penelitian, survei awal menghitung jumlah tegakan lamun dalam
lapangan dan penyiapan peralatan yang akan transek pada tiap titik pengamatan. Setiap
dipergunakan di lapangan. stasiun ditetapkan transek garis yang
Lokasi penelitian terletak di sebelah selatan diletakkan tegak lurus dari garis pantai ke arah
Pulau Hoga, yang memiliki ekosistem lamun laut sepanjang 100 m. Jarak antara setiap
cukup luas. Ekosistem lamun yang berada kuadrat transek disesuaikan untuk tiap
dibagian selatan Pulau Hoga merupakan stasiun yaitu 10 m, selanjutnya menghitung
keterwakilan dari berbagai jenis lamun yang tegakan lamun pada kuadrat transek.
ada di perairan Pulau Hoga. Berdasarkan hasil Penghitungan tegakan lamun dilakukan
pengamatan terhadap karakteristik yang sebanyak 3 kali ulangan pada tiap stasiun.
berbeda, maka ditetapkan dalam tiga stasiun Pengambilan data ikan di perairan
pengamatan : Pulau Hoga pada ekosistem padang lamun
Stasiun I kepadatan lamun agak rapat, secara dilakukan dengan menggunakan jaring insang.
geografis terletak pada posisi Pemasangan di lakukan satu kali pada saat air
5,4º76’32,6”LS/123º76’10,4”BT (87,09 laut pasang menjelang surut, menggunakan
tegakan/m²) jaring insang memiliki mata jaring yang
Stasiun II kepadatan lamun jarang, secara digunakan di lapangan berukuran 1 inci, 2 inci
geografis berada pada posisi dan 3 inci, panjang jaring setiap mesh size
5,4º74’90,5”LS/123º76’11,5”BT (62,45 yaitu 30 m, tinggi jaring setiap mesh size yaitu
tegakan/m²) 1 m. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak
Stasiun III kepadatan lamun agak rapat, secara 6 kali selama satu bulan. Ikan ditangkap
geografis terletak pada posisi dengan jaring insang yang dipasang selama 4
5,4º73’96,4”LS/123º76’11,8”BT (79,64 jam pada siang hari dengan posisi tegak lurus
tegakan/m²). terhadap arah arus diatas hamparan lamun
Setiap stasiun dilakukan pengambilan pada jarak 50 m, 70 m, dan 90 m dari garis
sampel berupa parameter kualitas perairan, pantai. Ikan-ikan yang tertangkap dilakukan
kepadatan lamun, dan jenis-jenis ikan. tabulasi dan identifikasi jenis dengan

Hubungan kelimpahan ikan dengan kepadatan lamun (Sarisma et al.) 105


Sapa Laut November 2017. Vol. 2(4): 103-112

menggunakan buku identifikasi ikan (Kuiter keanekaragaman Shannon (H’) menurut


dan Taonozuka, 2001). Odum (1993) dihitung menggunakan formula:
Pengukuran kualitas perairan dilakukan H’ = − ∑𝑛𝑖=1{ni/N} Pi Log2 Pi
pada setiap stasiun pengamatan yang meliputi Keterangan:
pengukuran salinitas, suhu, kecepatan arus, H’ = Indeks Keanekaragaman,
pH, kecerahan, dan pasang surut. Parameter Pi = Proporsi jumlah individu (ni/N).
kualitas perairan selanjutnya diamati secara Nilai Indeks keseragaman (E), yaitu
langsung di lapangan. Pengukuran kualitas komposisi individu tiap spesies yang terdapat
perairan dilakukan sebanyak 3 kali ulangan dalam komunitas. Nilai indeks keseragaman
pada tiap stasiun. (E) semakin besar menunjukkan yang hadir
Kepadatan jenis lamun yaitu jumlah seragam dan merata antar spesies. Formula
total individu suatu jenis lamun dalam unit indeks keseragaman menurut Odum (1993),
area yang diukur. Kepadatan jenis lamun yaitu:
diukur berdasarkan mengacu pada Fachrul, 𝐻′
E=
2007 dengan formula sebagai berikut: 𝐻𝑚𝑎𝑥
𝑛𝑖 Keterangan :
Ki = 𝐴 ) E = Indeks Keseragaman,
Keterangan : H’= Indeks Keanekaragaman,
Ki = Kepadatan lamun ke-i (Tegakan/m2) Hmax = log2 S = indeks keanekaragaman
ni = Jumlah total individu dari jenis ke-i Nilai indeks dominansi (C) digunakan
(Tegakan) untuk melihat dominansi satu jenis ikan dalam
A = luas area total pengambilan sampel (m2) komunitasnya. Formula indeks keseragaman
Komposisi spesies adalah perbandingan menurut Odum (1993), yaitu:
antara jumlah individu setiap spesies dengan C = ∑𝑛𝑖=1{ni/N}²
jumlah individu seluruh spesies yang Keterangan:
tertangkap, dengan formula C = Indeks Dominansi Simpson,
yang dimodifikasi dari Fachrul (2007) : N = Jumlah individu seluruh spesies,
𝑛𝑖 ni = Jumlah individu dari spesies ke-i
Pi = x 100%
𝑁
Data yang diperoleh akan dibahas
Keterangan:
dengan merujuk pada literature serta akan di
Pi = Komposisi jenis (%), ke-i, dimana i =
tabulasikan dalam bentuk grafik dan analisis
1,2,3,… n
secara deskripttif. Untuk melihat hubungan
ni = Jumlah spesies ke-i (ind), dimana i =
antara kepadatan lamun dengan kelimpahan
1,2,3,… n
ikan di perairan Pulau Hoga, Kecamatan
N = Jumlah total spesies (ind)
Kaledupa, Kabupaten Wakatobi dianalisis
Kelimpahan ikan didefinisikan sebagai
dengan meggunakan regresi linear.
banyaknya jumlah ikan persatuan luas
pengambilan contoh, dihitung menggunakan
Hasil dan Pembahasan
rumus:
ni Kepadatan jenis lamun akan semakin
K= x100% tinggi bila kondisi lingkungan perairan tempat
N
Keterangan: lamun tumbuh dalam keadaan baik. Perairan
K = Kelimpahan ikan (ind/m2), Pulau Hoga yang relatif dangkal dan jernih ini
Ni = Jumlah individu spesies ke-i (ind), sangat mendukung kerapatan jenis lamun yang
N = Jumlah Total individu semua spesies. tinggi pula. Hamparan perairan Pulau Hoga
Indeks keanekaragaman adalah nilai sebagian besar terdapat ekosistem lamun yang
yang menjelaskan tingkat keseimbangan membentuk vegetasi campuran disetiap stasiun
keanekaragaman dalam suatu pembagian pengamatan. Jenis lamun yang ditemukan yaitu
jumlah individu tiap spesies. Rendah atau Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii,
tingginya keanekaragaman spesies ikan dapat Halodule uninervis, dan Halophila ovalis.
dilihat dengan menggunakan indeks Kepadatan jenis lamun dipengaruhi oleh faktor-
keanekaragaman. Nilai indeks faktor tempatnya tumbuh, yaitu kedalaman,

Hubungan kelimpahan ikan dengan kepadatan lamun (Sarisma et al.) 106


Sapa Laut November 2017. Vol. 2(4): 103-112

kecerahan air, dan tipe substrat (Kiswara, 1997). bahwa beberapa ikan yang paling sering terlihat
Stasiun I memiliki kepadatan tertinggi yaitu diterumbu karang adalah sub ordo Labroidae
87,09 tegakan/m², stasiun II memiliki kepadatan (Famili Labridae, Scaridae, dan pomacentridae),
rendah yaitu 62,45 tegakan/m², sedangkan untuk sub ordo achanturoidae (Famili achanturidae,
stasiun III memiliki kepadatan Lamun yang Siganidae, dan Zenelidae), sub ordo
sedang yaitu 79,64 tegakan/m². Selain Caetodontoidae (Famili Caetodontidae,
ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan, Pomachentidae).
kepadatan jenis lamun per satuan luas juga Stasiun I jenis ikan yang dominan
dipengaruhi oleh jenisnya (Kiswara, 1997). tertangkap adalah Siganus argenteus dan
Hasil pengukuran karakteristik fisika dan Siganus canaliculatus dari Famili Siganidae
kima perairan pada setiap stasiun penelitian dengan kelimpahan relatif 6,02%, kemudian
dapat dilihat pada Tabel 1. kelimpahan relatif ikan tertinggi kedua yaitu
Komposisi jenis ikan yang paling tinggi Siganus fuscescens dengan kelimpahan relatif
pada setiap staiun penelitian yaitu Famili 5,68%, dan kelimpahan relatif ikan tertinggi
Holocentridae dengan komposisi jenis rata-rata ketiga yaitu Thryssa baelama dari Famili
17,94%-18,42%. Ikan Famili Holocentridae Engraulidea dan Neoniphon sammara dari
termasuk salah satu jenis dari ikan demersal Famili Holocentridae dengan kelimpahan relatif
yang umumnya mencari makan secara nokturnal 4,68%. Tingginya jenis ikan siganus sp. sesuai
dan diurnal dengan sama baiknya (Starnes, dengan hasil pengamatan yang dilakukan oleh
1984). Rahmawati et al., (2012) bahwa jenis ikan yang
Komposisi jenis ikan terendah yaitu paling melimpah dihabitat bervegetasi lamun
Famili Achanturidae, Apogonidae, Balistidae, yaitu Siganus sp. Kelimpahan relatif ikan yang
Engraulidea, Gerridae, Heamulidae, paling sedikit tertangkap pada stasiun I yaitu
Hemiramphidae, Pomacentridae, Kyphosidae, Kyphosus cinerascens dari Famili Kyphosidae
dengan komposisi jenis rata-rata 2,56%-2,63%. dengan komposisi jenis 0,33%. Jenis ikan yang
Hal ini diduga jenis famili ikan tersebut hidup di relatif melimpah merupakan ikan yang hidup
terumbu karang (Hutomo, 1985) menyatakan dengan cara berkoloni.

Tabel 1. Karakteristik Fisika dan Kima perairan pada tiap stasiun penelitian di Perairan Pulau Hoga
Parameter
Stasiun I Stasiun II Stasiun III
Perairan
Suhu 29 oC 29 oC 30 oC
Salinitas 32,5 ppt 32,5 ppt 32,6 ppt
pH 7 7 7
Arus 0,43m/detik 0, 46m/detik 0, 26m/detik
Kecerahan 100% 100% 100%
Kedalaman 120cm 137cm 155cm

Tabel 2. Kepadatan Jenis Lamun pada tiap stasiun penelitian di Perairan Pulau Hoga
Kepadatan Jenis Lamun (Tegakan/m²)
No Jenis lamun
Stasiun I Stasiun II Stasiun III
1 Enhalus acoroides 4,27 4,36 5,82
2 Thalassia hemprichii 28,27 14,18 30,18
3 Halodule uninervis 43,00 35,45 36,91
4 Halophila ovalis 11,55 8,45 6,73
Rata-rata 87,09 62,45 79,64
Kategori Agak rapat Jarang Agak rapat

Hubungan kelimpahan ikan dengan kepadatan lamun (Sarisma et al.) 107


Komposisi Jenis (%)
Komposisi Jenis (%) Komposisi Jenis (%)

10
15
20

0
5
10
15
20

0
5
10
15
20

0
5
Achanturidae Achanturidae Achanturidae

Apogonidae Apogonidae Apogonidae

Balistidae Balistidae Balistidae

Stasiun II
Stasiun I

Carangidae

Stasiun III
Carangidae Carangidae

Engraulidea Engraulidea Engraulidea


Sapa Laut November 2017. Vol. 2(4): 103-112

Gerridae Gerridae Gerridae

Heamulidae Heamulidae Heamulidae

Hemiramphidae Hemiramphidae Hemiramphidae

Hubungan kelimpahan ikan dengan kepadatan lamun (Sarisma et al.)


Holocentridae Holocentridae
Holocentridae

Kyphosidae Kyphosidae
Kyphosidae

Lethrinidae Lethrinidae
Lethrinidae

Lutjanidae Lutjanidae
Lutjanidae

Mullidae Mullidae
Mullidae

Pomacentridae Pomacentridae
Pomacentridae

Gambar 2. Komposisi jenis ikan pada setiap stasiun penelitian.


Scaridae Scaridae
Scaridae

Serranidae Serranidae
Serranidae

Siganidae
Siganidae Siganidae

108
Kelimpahan Relatif (%) Kelimpahan Relatif (%)
Kelimpahan Relatif (%)
10

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9

10

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Acanthurus blochii Acanthurus blochii
Acanthurus blochii Apogon Monochrous
Apogon Monochrous
Apogon Monochrous Balistapus undulatus
Balistapus undulatus
Balistapus undulatus Trachinotus blochii
Trachinotus blochii
Trachinotus blochii Caranx ichthys
Caranx ichthys
Caranx ichthys Thryssa baelama

Stasiun III
Stasiun I

Thryssa baelama

Stasiun II
Thryssa baelama Gerres acinaces
Gerres acinaces
Gerres acinaces Plectorhinchus vittatus
Plectorhinchus vittatus
Plectorhinchus vittatus Hyporhamphus dussumieri
Hyporhamphus dussumieri
Hyporhamphus dussumieri Myripristis hexagona
Myripristis hexagona
Myripristis hexagona Myripristis berndti
Myripristis berndti
Sargocentron tiroides Myripristis berndti Sargocentron tiroides
Sargocentron rubrum Sargocentron tiroides Sargocentron rubrum
Sapa Laut November 2017. Vol. 2(4): 103-112

Sargocentron… Sargocentron rubrum Sargocentron…


Neoniphon sammara Sargocentron punctatissimum Neoniphon sammara
Neoniphon argenteus Neoniphon sammara Neoniphon argenteus
Kyphosus cinerascens Neoniphon argenteus Kyphosus cinerascens
Kyphosus vaigiensis Kyphosus vaigiensis Kyphosus vaigiensis
Lethrinus microdon Lethrinus microdon Lethrinus microdon
Lethrinus ornatus

Hubungan kelimpahan ikan dengan kepadatan lamun (Sarisma et al.)


Lethrinus ornatus Lethrinus ornatus
Lethrinus lentjan Lethrinus lentjan Lethrinus lentjan
Lethrinus harak Lethrinus harak Lethrinus harak
Lutjanus ehrenbergi Lutjanus ehrenbergi Lutjanus ehrenbergi
Lutjanus carponotatus Lutjanus carponotatus Lutjanus carponotatus
Parupeneus macronemus Parupeneus macronemus Parupeneus macronemus
Parupeneus bifasciatus Parupeneus bifasciatus Parupeneus bifasciatus
Parupeneus multifasciatus Parupeneus multifasciatus Parupeneus multifasciatus
Parupeneus rubescens Parupeneus rubescens
Parupeneus rubescens
Mulloidichthys vanicolensis Mulloidichthys vanicolensis
Mulloidichthys vanicolensis
Neoglyphidodon crossi Neoglyphidodon crossi
Neoglyphidodon crossi
Hipposcarus longiceps Hipposcarus longiceps
Hipposcarus longiceps
Scarus oviceps Scarus oviceps
Scarus oviceps

Gambar 3. Kelimpahan Relatif ikan pada setiap stasiun penelitian.


Scarus ghobban Scarus ghobban
Scarus ghobban
Epinephelus merra Epinephelus merra
Epinephelus merra
Cephalopholis urodeta Cephalopholis urodeta
Cephalopholis urodeta
Siganus argenteus Siganus argenteus
Siganus argenteus
Siganus fuscescens Siganus fuscescens
Siganus fuscescens
Siganus canaliculatus Siganus canaliculatus
Siganus canaliculatus
Siganus vermiculatus Siganus vermiculatus
Siganus vermiculatus

109
Sapa Laut November 2017. Vol. 2(4): 103-112

Tabel 3. Nilai keanekargaman, keseragaman dan dominasi ikan


Jumlah Jumlah Jumlah
Stasiun H’ E C
Famili Spesies Individu
I 17 39 299 1,51 0,95 0,03
II 17 38 175 1,49 0,94 0,04
III 17 39 229 1,50 0,94 0,04

Berdasarkan hasil pengamatan Siganus lamun) sebagai habitat dari fauna. Berdasarkan
sp. (Siganus argenteus, Siganus fuscescens, kriteria indeks keanekaragaman (Odum, 1993)
Siganus canaliculatus) merupakan jenis ikan bahwa nilai H’ besar dari 3,0 maka nilai
yang paling banyak ditemukan di perairan keanekaragaman tinggi. Nilai keanekaragaman
Pulau Hoga dengan kelimpahan relatif 5,71%- jenis dari setiap stasiun pengamatan di perairan
7,42%. Tingginya kelimpahan jenis Siganus sp. Pulau Hoga berkisar antara 1,49-1,51 tergolong
karena ikan tersebut memiliki kebiasaan hidup sedang (1 < H’ < 3).
bergerombol di daerah padang lamun (Rappe,
2010). kelimpahan relatif ikan yang paling
12
sedikit tertangkap pada stasiun II yaitu
y = 0.156x - 4.158
Balistapus undulatus dari Famili Balistidae, 10
R² = 0.91

Kelimpahan Ikan (%)


Neoglyphidodon crossi dari Famili Mullidae, r= 0.95
dan Scarus oviceps dari Famili Scaridae 8
dengan kelimpahan relatif 0,57%. 6
Stasiun III kelimpahan ikan yang
dominan tertangkap yaitu Siganus 4
canaliculatus dari Famili Siganidae dengan 2
kelimpahan relatif 8,29%, kemudian
kelimpahan relatif tertinggi kedua yaitu 0
Siganus fuscescens dari Famili Siganidae 0 20 40 60 80 100
dengan komposisi jenis 7,42%, dan komposisi Kepadatan Lamun (Tegakan/m2)
jenis tertinggi ketiga yaitu Lethrinus ornatus
dari Famili Lethrinidae dengan kelimpahan Gambar 4. Analisis regresi linear parameter
relatif 5,67%. Sedangkan kelimpahan relatif lamun dan ikan di perairan Pulau Hoga.
ikan yang paling sedikit tertangkap pada
stasiun III yaitu Balistapus undulatus dari Nilai keseragaman pada stasiun
Famili Balistidae dengan kelimpahan relatif penelitian berkisar antara 0,94-0,96 pada
0,43%. Hal ini diduga jenis famili ikan tersebut stasiun I, II dan II indeks keseragaman berada
hidup di terumbu karang (Hutomo, 1985). pada kategori tinggi (komunitas stabil).
Menurut Odum (1993) semakin kecil nilai
Hubungan ekologis lamun dengan keseragaman (E’) maka semakin kecil pula
kelimpahan ikan dapat digambarkan dengan keseragaman suatu populasi, artinya
menggunakan analisis regresi linear. Hasil penyebaran dan ada kecenderungan bahwa
analisis regresi linear parameter lamun dan suatu spesies mendominasi populasi tersebut.
ikan di perairan Pulau Hoga dapat dilihat pada Semakin besar nilai keseragaman (E’) maka
Gambar 4. populasi menunjukkan keseragaman yaitu
Tinggi rendahnya nilai indeks jumlah individu setiap spesies hampir sama.
keanekaragaman jenis dapat disebabkan oleh Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan
beberapa faktor, di antaranya jumlah jenis dan perairan di tempat biota tersebut mampu
spesies yang ditemukan, adanya individu yang mendukung kehidupan secara baik.
ditemukan lebih mendominasi dari individu Indeks dominasi pada setiap stasiun
lainnya, dan kondisi dari ekosistemnya (padang berkisar antara 0,03-0,04. Menurut kriteria

Hubungan kelimpahan ikan dengan kepadatan lamun (Sarisma et al.) 110


Sapa Laut November 2017. Vol. 2(4): 103-112

indeks shannon and Wiener 0 < C < 0,4 Daftar Pustaka


dikategorikan rendah. Hal ini menunjukan Fachrul., 2007. Metode Sampling Bioekologi.
tidak ada spesies yang mendominasi setiap Penerbit Bumi Aksara.
stasiun pengamatan. Menurut Odum (1993), Hutomo, M. 1985. Telaah Ekologi Komunitas
indeks dominasi tergantung pada nilai indeks Ikan pada Padang Lamun (Seagrass,
keanekaragaman (H’), dan niali keseragaman Anthophyta) di Perairan Teluk Banten.
(E). Jika nilai dominasi kecil maka nilai Disertasi. Fakultas Pascasarjana, Institut
keanekaragaman dan dominaasi tinggi. Pertanian Bogor. Bogor.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kiswara, W. 1997. Struktur komunitas padang
di Pulau Hoga, hasil analisis korelasi hubungan lamun perairan Indonesia, Hal. 5361.
kelimpahan ikan dengan kepadatan lamun Prosiding Kongres Biologi XV, 1997,
secara statistik (Regresi Linear) menunjukkan Universitas Indonesia, Jakarta. Lembaga
bahwa hubungan koefisien korelasi positif Ilmu Pengetahuan Indonesia-Universitas
yang terjadi antara kelimpahan ikan dengan Indonesia. Jakarta, Indonesia.
kepadatan lamun. Kordi, K., M., G., H., 2011. Ekosistem Lamun
Berdasarkan uji regresi diperoleh nilai (Seagrass), Rineka Cipta, Yogyakarta.
koefisien Determinasi Regresi (R2) sebesar Kuiter, R.H., & Taonozuka,T. (2001). Pictorial
0,91 artinya bahwa variabel terikat Guide to: Indonesian Reef Fishes.
(kelimpahan ikan) mampu dijelaskan oleh Seaford VIC 3198 (p. 895). Australia:
variabel bebas (kepadatan lamun). Analisis Zoonetics Publc.
regresi linear merupakan uji serentak untuk Marasabessy MD. 2010. Keanekaragaman
mengetahui besarnya hubungan atau jenis ikan karang di perairan Pesisir Biak
signifikan dari kedua variabel yang diukur, Timur. Jurnal Oseanologi dan
sehingga dapat diketahui apakah persamaan Limnologi di Indonesia 36(1):63-84.
regresi bisa digunakan sebagai pendekatan Nasution, I.M. 2003.Struktur komunitas ikan di
atau tidak. Hasil uji analisis regresi antara padang lamun Pulau Bintan, Kabupaten
kelimpahan ikan dengan kepadatan lamun KePulauan Riau. Kondisi Ekosistem
diperoleh nilai (r) sebesar 0,95 dengan tingkat pesisir Pulau Bintan.Pusat Riset Wilayah
korelasi yang sangat kuat terjadi antara dua Laut dan Sumberdaya Non
variable yang di hubungkan yang menandakan Hayati.BRKP, Departemen Kelautan dan
bahwa model regresi tersebut bisa digunakan Perikanan. Jakarta.
sebagai suatu pendekatan untuk memprediksi Odum, Z.P. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Edisi
seberapa besar peranan dari variabel ke-3. Universitas Gajah Mada.
kelimpahan ikan dengan kepadatan lamun. Yogyakarta.
Rachman, A. F. 2007. Pemanfaatan sumber
Simpulan daya alam dan lingkungan pesisir dan
1. Padang lamun di perairan Pulau Hoga laut untuk pariwisata di Taman Nasional
termaksud kategori agak rapat (75-125 Laut KePulauan Seribu. Jurnal Ilmiah
tegakan/m² dikategorikan agak rapat) dan Pariwisata. Volume 12(2) : 144-154
jarang (25-75 tegakan/m² dikategorikan Rahmawati, S., Fahmi, dan Yusup, S.D., 2012,
jarang). Komunitas Padang Lamun dan Ikan
2. Komposisi jenis ikan tertinggi yaitu Famili Pantai di Perairan Kendari Sulawesi
Holocentridae. Komposisi jenis ikan Tenggara, Ilmu Kelautan, 17 (4): 190-
terendah yaitu Famili Achanturidae, 198, Lembaga Ilmu Pengetahuan
Apogonidae, Balistidae, Engraulidea, Indonesia, Jakarta.
Gerridae, Heamulidae, Hemiramphidae, Rappe, R. A. 2010. Struktur komunitas ikan
Pomacentridae, Kyphosidae pada padang lamun yang berbeda di
3. Adanya hubungan yang sangat kuat Pulau Barrang Lompo. Jurnal Ilmu dan
diantara kelimpahan ikan dengan Teknologi Kelautan Tropis. Volume 2(2)
kepadatan lamun. : 62-73

Hubungan kelimpahan ikan dengan kepadatan lamun (Sarisma et al.) 111


Sapa Laut November 2017. Vol. 2(4): 103-112

Starnes WC. 1984. Priacanthidae. In FAO


species identification sheets formfishery
purposes. Western Indian Ocean
(Fishing Area 51), edited by W. Fischer
and G. Bianchi. Vol. 3. Rome, FAO
(unpaginated).
Takaendengan, K. dan M. H. Azkab. 2010.
Struktur komunitas lamun di Pulau
Talise, Sulawesi Utara. Oseanologi dan
Limnologi Indonesia. Volume 36(1) :
85- 95.
Wahyuningsih, H., Barus, T.,A., 2006, Buku
Ajar Iktiologi. Departemen Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatra
Utara.

Hubungan kelimpahan ikan dengan kepadatan lamun (Sarisma et al.) 112

Anda mungkin juga menyukai