p-ISSN : 2599-1450
e-ISSN : 2599-1485
Volume 5 Nomor 3 Tahun 2018
Open Acces : https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JJPB/index
Oleh
1Wahyu Hidayat, 2I W. Sukra Warpala, 3Ni P. Sri. Ratna Dewi
Abstrak
Peneltian ini dilaksanakan pada bulan Juni – Juli 2018. Tujuan penelitian yaitu untuk
mengetahui komposisi jenis lamun dan karakteristik biofisik perairan yang meliputi kondisi
tutupan, kerapatan lamun, serta parameter ligkungan Kawasan Peabuhan, Desa
Celukanbawang. (1) Hasil penelitian menunjukkan komposisi jenis yang terdiri dari 10 spesies
yaitu Enhalus acoroides, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Thalassia hemprichii,
Halodule finifolia, Halodule uninervis, Halophila ovalis, Halophila decepiens, Halophila minor,
dan Syringodium isoetifolium. (2) Karakteristik biofisik perairan di kawasan Pelabuhan
Celukanbawang yang ditinjau dari suhu, salinitas, kekeruhan, oksigen terlarut (DO) dan
Substrat tergolong memiliki kisaran yang normal untuk pertumbuhan dan perkembangan
lamun. (3) Cymodocea rotundata adalah spesies yang mendominasi dan memiliki frekuensi
kemuncunculan yang paling tinggi 89,9%, untuk spesies yang memilki frekuensi kemunculan
yang rendah 18,9 % yaitu spesies Halophila decipiens. (4) Nilai penutupan lamun pada
masing-masing stasiun di kawasan Pelabuhan, Desa Celukanbawang tergolong kurang
kaya/kurang sehat dimana Pada stasiun 1 memiliki rata-rata persentase penutupan (58,15%),
pada stasiun 2 sebesar (55,36%) dan pada stasiun 3 sebesar (59,38%).
Kata Kunci : Komposisi Jenis, Kondisi BiofisiK, Perairan Pelabuhan Celukanbawang, Lamun.
Abstract
This This research was carried out in June - July 2018. The research objective was to
determine the composition of species and biophysical conditions including the conditions of
cover, seagrass density, and environmental parameters of the port area, Celukanbawang
village. (1) The results showed that the species consisted of 10 species namely Enhalus
acoroides, Cymodocea rotundata, Cymodocea serrulata, Thalassia hemprichii, Halodule
finofolia, Halodule uninervis, Halophila ovalis, Halophila decepiens, Halophila minor, and
Syringodium isoetifolium. (2) Biophysical characteristics in the Celukanbawang Port area in
terms of temperature, salinity, turbidity, dissolved oxygen (DO) and Substrate. Still classified as
having a normal range for seagrass growth and development. (3) Cymodocea rotundata is the
opposite species and the highest is 89.9%, for species that have a low frequency of 18.9%, the
species Halophila decipiens. (4) The closing value of each station in the Port area,
Celukanbawang Village is classified as less rich / less healthy where at station 1 the average
percentage of closure (58.15%), at station 2 was (55.36%) and at Station 3 is (59.38%).
digunakan adalah penelitian deskriptif Robert G. Coles tahun 2001 dan jurnal
eksploratif. pedoman inventarisasi lamun.Setelah
melakukan pengamatan dan mendapat
Metode data spesies lamun, data yang diperoleh
dianalisis secara deskriftif yaitu sebagai
Tempat penelitian yaitu di perairan berikut :
kawasan Pelabuhan desa
Celukanawang, Kecamatan Gerokgak, Komposisi jenis lamun merupakan
Kabupaten Buleleng, Bali. Waktu komposisi banyaknya tegakan pada
penelitian ini yaitu bulan Juni 2018 setiap jenis lamun yang ditemukan dalam
sampai bulan Juli 2018. Penelitian ini satu unit area pengamatan (transek
menggunakan pendekatan kualitatif, kuadran). Komposisi jenis dapat
menurut Muhadjir (1996) pendekatan ditentukan dengan membandingkan hasil
kualitatif merupakan pendekatan temuan jenis di kawasan pelabuhan
mengutamakan masalah, proses, Celukanbawang dengan keberadaaan 12
maknaataupun persepsi. Jenis penelitian jenis lamun yang ditemukan di Indonesia.
ini tergolong penelitian deskriftif Untuk menetahui persentase penutupan
eksploratif yang bertujuan mengetahui lamun dalam satu kuadrat adalah
jenis lamun dan karakteristik biofisisk menjumlah nilai penutupan lamun pada
perairan di kawasan Pelabuhan setiap kotak kecil dalam kuadrat dan
Celukanbawang. Dikatakan deskriftif membaginya dengan jumlah kotak kecil
eksplotif karena penelitiabersifat yaitu 4. Rumus menghitung persentase
memaparkan jenis-jenis lamun dan tutupan lamun dalam kotak kecil
karakteristik biofisik peraran di kawsan penyusun kuadrat adalah sebagai berikut:
pelabuhan Celukanbawang (Azkab,
1999). penutupan lamun (4 kotak)
Jumlah nilai
Penelitian ini menggunakan Penutupan =
rancangan penelitian survei lapanan (field lamun (%)
study). Dimana pengambilan data 4
dilakukan melalui observasi langsung di
lapangan. Tabel 3.5 Penilaian persentase
penutupan Lamun dalam Kuadrat
Metode Pengumpulan Data menurut Nontji (2014).
No Spesies Jumlah
1 Enhalus acoroides 612
terlalu lebar) dapat dijumpai pada tumbuh melebar dan sangat rentan
berbagai habitat, jenis lamun ini sering terhadapat pengaruh distribusi sedimen
ditemukan di daerah dangkal hingga khususnya pada daerah dangkal seperti
daerah yang terekspos ketika air laut halnya di kondisi kawasan Pelabuhan
surut. Cymodoceae rotundata merupakan Celukanbawang. Hal inilah yang
jenis yang masuk dalam magnozosterid. mempengaruhi kemampuan hidup dan
Menurut Brouns dan Heijs (1986) jenis berkembang lamun Halophila decipiens
Cymodocea rotundata menyukai perairan lebih rendah di bandingkan dengan
yang terpapar sinar matahari, jenis lamun lamun Cymodocea rotundata di
tersebut merupakan lamun yang Pelabuhan Celukanbawang.
kosmopolit, yaitu dapat tumbuh hampir di
semua kategori habitat. Jenis lamun lain yang memiliki
tingkat kepadatan rendah di kawasan
Frekuensi kemunculan jenis lamun Pelabuhan Celukanbawang yaitu jenis
Halophila decipiens yang hanya Cymodocea serrulata. Jenis lamun ini
dtemukan di dua lokasi pengamatan yaitu menunjukkan kondisi kerapatan terendah
pada plot 45 dan plot 50 kemungkinan dibandingkan dengan jenis lainnya dan
disebabkan rendahnya surut muka air hanya di temukan pada plot 15 stasiun 3,
laut di kawasan Pelabuhan yang plot 35 pada stasiun 1 dan 3, plot 45
mengakibatkan dasar perairan pada stasiun 1, 2 , 3 dan plot 50 pada
senantiasa terekspos. Sehingga stasiun 2. Kondisi ini dipengaruhi oleh
beberapa jenis lamun seperti Halophila perairan yang terekspose ketika surutnya
decipiens, Halophila ovalis, dan Halophila air laut, dimana dalam kondisi ini jenis
minor akan sulit untuk tumbuh dan lamun Cymodocea serrulata akan sulit
berkembang pada kondisi dasar perairan untuk tumbuh dan berkembang. Selain
yang terekspos. Pendapat ini diperkuat kondisi perairan yang sering terekspos,
oleh Kiswara (1997) yang melaporkan jenis substrat dasar perairan juga
bahwa jenis lamun Halophila decipiens mempengaruhi keberadaan jenis lamun
dapat tumbuh subur pada perairan yang ini. Menurut Kiswara (1997) jenis lamun
selalu tergenang oleh air, dan sulit Cymodocea serrulata dapat tumbuh
tumbuh di daerah dangkal. subur pada perairan yang selalu
tergenang oleh air, dan sulit tumbuh di
Kerapatan lamun Cymodocea daerah yang dangkal.
rotundata yang ditemukan di tiga stasiun
(stasiun I, II dan III) menunjukkan tingkat Kerapatan total rata-rata semua
kepadatan yang lebih tinggi dibandingkan jenis lamun yang ditemukan di tiap
dengan jenis lamun lainnya. Hal ini transek kuadran pada tiga stasiun
disebabkan kondisi stasiun perairan yang pengamatan menunjukkan bahwa 3
dangkal dan bahkan terekspose ketika stasiun (stasiun I, II, dan III) pada plot-
surutnya air laut, sehingga jenis lamun plot awal memiliki kerapatan lamun yang
Cymodocea rotundata lebih mudah untuk lebih dari 400 tegakan/m2. Semakin
tumbuh dan berkembang dibanding kedalam maka kerapatan lamun juga
dengan jenis lainnya. Menurut Brouns semakin rendah dikarenakan perbedaan
(1986), jenis lamun Cymodocea substrat. Hal ini disebabkan jenis substrat
rotundata menyukai perairan yang dasar perairan yang sangat menentukan
terpapar sinar matahari, dimana jenis ini untuk lamun dapat tumbuh dan
merupakan jenis lamun kosmopolit, yaitu berkembang. Tekstur substrat di kawasan
dapat tumbuh hampir di semua kategori Pelabuhan Celukanbawang yang
habitat. bertekstur lumpur pada plot-plot awal dan
semakin kedalam dijumpai tekstur
Kerapatan jenis Cymodocea berpasir, dimana jenis substrat ini
rotundata yang jauh berbeda jika memengaruhi habitat lamun untuk
dibandingkan dengan jenis Halophila tumbuh dan berkembang. Menurut
deciiens, dikarenakan jenis lamun Brouns (1986) kerapatan lamun tertinggi
Halophila decipiens memiliki daun yang
pada tekstur sedimen halus dan terendah semakin besar menutupi substrat dasar
pada tekstur sedimen kasar. perairan.
Berdasarkan persentase tutupan
Kondisi Biofisisk Perairan di kawasan lamun yang ditemukan di 3 stasiun
Pelabuhan Celukanbawang menunjukkan kondisi lamun di kawasan
Pelabuhan Celukanbawang dalam
Karakteristik Biofisik mempengaruhi kondisi kurang kaya/kurang sehat.
penyebaran, pertumbuhan, dan Dimana kondisi lamun di kawasan
perkembangan jenis lamun di suatu Pelabuhan Celukanbawang dari 3 stasiun
perairan laut. Karakteristik biofisik pengamatan ditemukan beberapa plot
tersebut dapat berupa faktor fisika yang kerapatannya tergolong agak rapat
perairan (suhu), kimia perairan (salinitas utamanya plot-plot awal hingga
dan kekeruhan), maupun kondisi substrat pertengahan dan bahkan ada beberapa
dasar perairan. Kondisi biofisik lamun plot tergolong jarang yaitu pada plot-plot
merupakan kondisi yang dapat ditinjau akhir yang pada umunya berkisar antara
dari keaadaan lamun itu sendiri seperti 25 tegakan ˗ 424 tegakan, dengan
penutupan, kerapatan maupun frekuensi, demikian dapat dinyatakan plot awal yang
selain itu dapat pula dikaitkan antara ditumbuhi lamun dengan substrat yang
parameter lingkungan terhadap lebih halus dijumpai lamuun dengan
keberadaan atau kondisi dari lamun kodisi rapat dan agak rapat dan pada
tersebut. plot-plot akhir kondisinya terlihat jarang
Data persentase penutupan lamun hingga sangat jarang yaitu nilai <25, lihat
yang diperoleh tidak hanya berhubungan skala kondisi padang lamun berdasarkan
dengan data jumlah tegakan lamun. Hal kerapatan pada (Tabel 2).
ini dikarenakan data persen cover Kondisi kurang kaya/kurang sehat
penutupan merupakan estimasi padang lamun di kawasan Peabuhan
persentase tutupan lamun dalam satu Celukanbawnag diakibatkan kondisi
transek kuadran, dan dipengaruhi perairan pada bagain yang ditumbuhi
keadaan morfometrik dari jenis lamun. lamun yang menjadi lokasi pengamatan,
Dari hasil pengambilan dan merupakan daerah landai dengan kondisi
pengolahan data lamun di kawasan dasar perairan yang terekspose ketika
Pelabuhan Celukanbawang, diperoleh surutnya air laut. Dimana pada stasiun
rata-rata penutupan lamun yang pengamatan ditemukan beberapa stasiun
menunjukkan kondisi hampir serupa pada memiliki kedalaman air yang sangat
ketiga stasiunnya. Rata-rata penutupan rendah, seperti yang ditemukan pada
lamun yang diperoleh di tiga stasiun tidak stasiun pengamatan selain itu aktivitas
berbanding lurus dengan jumlah tegakan para nelayan yang sering berlalu lintas di
dan jumlah jenis lamun yang ditemukan. atas padang lamun di kawasan
Pada stasiun 1 memiliki persentase Pelabuhan Celukanbawang juga sering
penutupan (58,15%), pada stasiun 2 melakukan tangkapan di malam hari
sebesar (55,36%) dan pada stasiun 3 dengan memasang jaring dan berburu
sebesar (59,38%). Prersentase dengan tombak, selain itu pemburu
penutupan lamun di kawasan Pelabuhan Bivalvia yang bernilai ekonomis dan
Celukanbawang tergolong relatif kurang terkadang dijadikan sumber olahan
kaya/kurang sehat. Menurut Kasim makanan pada saat surut juga tidak
(2013), persentase penutupan lamun menghiraukan keberadaan padang lamun
menggambarkan luas lamun yang tersebut, sehingga padang lamun banyak
menutupi suatu perairan, dimana tinggi yang terinjak atau bahkan tercabuti oleh
penutupan tidak selamanya linear dengan para pemburu bivalvia, selain itu kawasan
tingginya kerapatan jenis. Hal ini Pelabuhan Celukanbawang merupakan
dipengaruhi pengamatan penutupan yang pelabuhan bongkar muat barang semen
diamati adalah helaian daun, sedangkan dan terdapat pula industri aspal milik
kerapatan yang dilihat adalah jumlah Pelindo III yang sangat dekat dengan
tegakan lamun. Makin lebar ukuran lokasi penelitian sehingga apabila diamati
panjang dan lebar daun lamun maka permukaan daun pada sebagian besar
lamun tertutupi oleh debu semen hasil kisaran masih dalam kisaran yang
bongkar muat barang. optimum untuk pertumbuhan lamun.
Banyak kegiatan atau proses, baik Menurut Hutomo (1985) suhu normal
alami maupun oleh aktivitas manusia untuk pertumbuhan lamun di perairan
yang mengancam kelangsungan tropis berkisar antara 24 0C hingga 35 0C.
ekosistem lamun. Ekosistem lamun
sudah banyak terancam termasuk di Nilai salinitas yang ditemukan
Indonesia baik secara alami maupun oleh berdasarkan hasil pengukuran di tujuh
aktifitas manusia. Besarnya pengaruh stasiun pengamatan yaitu 29% ˗ 30‰.
terhadap integritas sumber daya, Adanya perbedaan salinitas pada satu
meskipun secara garis besar tidak stasiun dipengaruhi adanya sirkulasi air
diketahui, namun dapat dipandang di luar laut dalam proses pasang surut air laut
batas kesinambungan biologi. Perikanan dan pengaruh penguapan di kawaaan
laut yang meyediakan lebih dari 60 % Pelabuhan Celukanbawang. Menurut
protein hewani yang dibutuhkan dalam Nyabakken (1992) sebaran salinitas di
menu makanan masyarakat pantai, laut dipengaruhi oleh berbagai faktor
sebagian tergantung pada ekosistem seperti pola sirkulasi air, penguapan,
lamun untuk produktifitas dan curah hujan dan aliran sungai. Perairan
pemeliharaanya. Selain itu kerusakan dengan tingkat curah hujan tinggi dan
padang lamun oleh manusia akibat dipengaruhi oleh aliran sungai memiliki
pemarkiran perahu yang tidak terkontrol salinitas yang rendah sedangkan perairan
(Sangaji, 1994). yang memiliki penguapan yang tinggi,
Ancaman-ancaman alami terhadap salinitas perairannya tinggi.
ekosistem lamun berupa angin topan,
siklon (terutama di Philipina), gelombang Kisaran nilai kekeruhan air laut di
pasang, kegiatan gunung berapi bawah kawasan Pelabuhan Celukanbawang,
laut, interaksi populasi dan komunitas berdasarkan hasil pengukuran berkisar
(pemangsa dan persaingan), pergerakan antara 0,73 NTU hingga 0,80 NTU.
sedimen dan kemungkinan hama dan Perbedaan tingkat kekeruhan air laut
penyakit, vertebrata pemangsa lamun diakibatkan adanya pengaruh
seperti sapi laut. Diantara hewan pengadukan massa air laut oleh arus,
invertebrata, bulu babi adalah pemakan gelombang juga pengaruh pasang surut
lamun yang utama. Meskipun dampak perairan. Selain itu, variasi nilai
dari pemakan ini hanya setempat, tetapi kekeruhan pada tiap stasiunnya
jika terjadi ledakan populasi pemakan disebabkan jumlah kandungan partikel
tersebut akan terjadi kerusakan berat. oleh adanya pengaruh bahan organik dan
Gerakan pasir juga mempengaruhi anorganik yang tersuspensi dan terlarut,
sebaran lamun. Bila air menjadi keruh maupun bahan anorganik dan organik
karena sedimen, lamun akan bergeser yang berupa plankton dan
dan memungkinkan untuk dapat bertahan mikroorganisme lain (Davis dan Conwell,
hidup (Sangaji, 1994). 1991).
Limbah pertanian, industri, dan Kekeruhan secara tidak langsung
rumah tangga yang dibuang ke laut, dapat mempengaruhi kehidupan lamun
pengerukan lumpur, lalu lintas perahu karena dapat menghalangi penetrasi
yang padat, dan lain-lain kegiatan cahaya ke dalam air yang dibutuhkkan
manusia dapat mempunyai pengaruh untuk berfotosintesis bagi lamun. Menurut
yang merusak lamun. Di tempat Hutomo (1985), pada perairan yang
hilangnya padang lamun, perubahan keruh, maka cahaya menjadi faktor
yang dapat diperkirakan menurut Fortes pembatas bagi pertumbuhan dan
(1989) Banyak kegiatan atau proses dari produksi lamun.
alam maupun aktivitas manusia yang
mengancam kelangsungan hidup Berdasarkan hasil pengukuran,
ekosistem lamun. pada daerah kerapatan lamun sedang
Hasil pengukuran suhu di kawsan memiliki kadar oksigen terlarut (DO)
Pelabuhan Celukanbawang berada pada berkisar 4,04 ˗ 4,05 mg/l l. Oksigen