Article history Abstract: Makroalga is a large algae with a thallus body structure and has a chlorophy
Received: 03 Agustus 2018 ll pigment. Macroalga has an important role in marine waters both ecologically and
Revised: 20 September 2018 economically. This study aims to provide information about the diversity of
macroalgae in the waters of the Hari Island and the wealth of macroalgae in South
Accepted: 04 November 2018
East Sulawesi. The study was conducted in the waters of Hari Island, South East
Published: 21 November 2018 Sulawesi from mei to juli 2016. The observation was done by observing all types of
macroalgae found in the area traversed. The results of the study found that the number
*Corresponding Author: of macroalgae species consisted of 25 species consisting of 11 orders, 14 families, 17
Ira, Fakultas Perikanan dan genera. The species composition was dominated by chlorophyta class (44%),
Ilmu Kelautan Universitas rhodophyta class (28%) and phaeophyta class (28%). The water quality of Hari Island
Halu Oleo, Indonesia; waters is still within the range that supports macroalgae growth.
Email:
irafpikunhalu@gmail.com Keywords: Composition, macroalgae, Hari Island
Abstrak: Makroalga merupakan alga yang berukuran besar dengan struktur tubuh
berupa thallus dan memiliki pigmen klorofil. Makroalga memiliki peranan penting di
perairan laut baik secara ekologi maupun ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk
memberikan informasi tentang keanekaragaman jenis makroalga di perairan Pulau
Hari, sehingga diharapkan dapat memberikan gambaran kekayaan makroalga di
Sulawesi Tenggara. Penelitian dilaksanakan di perairan Pulau Hari Kabupaten
Konawe Selatan pada bulan mei-juli 2016. Pengamatan dilakukan dengan sistim
jelajah yaitu mengamati semua jenis makroalga yang ditemukan pada area yang
dilalui. Hasil penelitian jumlah jenis makroalga yang ditemukan terdiri atas 25 spesies
yang meliputi 11 ordo, 14 famili, 17 genus. Komposisi jenis didominasi oleh kelas
Chlorophyta (44 %), kelas Rhodophyta (28 %) dan kelas Phaeophyta (28 %). Kualitas
air di perairan Pulau Hari masih berada dalam kisaran yang mendukung pertumbuhan
makroalga.
Publisher
© 2018 The Author(s). This article is open access
UPT Mataram University Press
Ira et al, Jurnal Bologi Tropis, 18 (2) :141 - 158
DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v18i2.770
karang (Wray, 1977). Sebagaimana menurut Sulawesi Tenggara karena keindahan alam lautnya.
Dawson (1966) bahwa makroalga (marga Namun, potensi alamnya masih banyak belum
Calcareous) memilikikandungan kalsit dan aragonit terekspos terutama keberadaan makroalganya. Oleh
yang dapat membentuk semen sebagai perekat karena itu, penelitian ini dapat menyajikan data dan
pecahan karang mati, sehingga dapat bermanfaat informasi mengenai keanekaragaman jenis
untuk ketahanan terhadap benturan ombak besar. makroalga di Perairan Pulau Hari. Sehingga
Makroalga dapat pula berperan dalam menunjang diharapkan dapat memberikan gambaran sebagian
kebutuhan hidup manusia yakni sebagai bahan kekayaan makroalga di Sulawesi Tenggara.
pangan dan industri (Angka dan Suhartono, 2000)
Berdasarkan pentingnya peranan makroalga, Bahan dan Metode
maka perlu dilakukan pendataan atau inventarisasi
Waktu Dan Tempat
makroalga di berbagai perairan laut di Indonesia, Penelitian dilakukan di perairan intertidal
salah satunya di perairan Pulau Hari. Pulau Hari Pulau Hari Kabupaten Konawe Selatan Sulawesi
merupakan sebuah pulau kecil yang tidak Tenggara (S 04o02.270’ dan E 122o46.555’)dan
berpenghuni. Sebagian besar pulau ini merupakan identifikasi sampel di lakukan di Laboratorium
batu-batuan yang ke arah laut membentuk tebing Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas
yang terjal, yaitu pada bagian utara dan selatan, Halu Oleo Kendari. Penelitian ini berlangsung
sementara sisi sebelah timur dan barat merupakan selama ± tiga bulan yaitu Mei-Juli 2016.
hamparan pasir putih. Pulau Hari telah dijadikan
sebagai tempat objek wisata bahari oleh pemerintah
142
Ira et al, Jurnal Bologi Tropis, 18 (2) :141 - 158
DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v18i2.770
Pengambilan Sampel Makroalga dan beberapa hasil penelitian yang pernah dilakukan,
Identifikasi Fadhillah (2009), menemukan sekitar 16 spesies
Pengambilan sampel makroalga dilakukan makroalga di perairan Pantai Lakeba, Fitriah (2001)
saat air laut surut. Pengamatan dilakukan dengan menemukan 17 spesies di perairan pantai bagian
sistim jelajah dengan penyelaman/snorkling yaitu barat Desa Torokeku, Umasagi (2001) menemukan
mengamati semua jenis makroalga yang ditemukan 19 spesies di perairan pantai Desa Tanjung Tiram.
pada area yang dilalui. Sampel yang didapat Tingginya jumlah spesies makroalga yang
dibersihkan dari substratnya, didokumentasikan dan ditemukan di Pulau Hari disebabkan oleh kondisi
dimasukan ke dalam kantong sampel yang telah substratnya yang bervariasi (substrat pasir-pecahan
diberi label dan disimpan di cool box. Selanjutnya karang, pasir-karang hidup, dan rataan terumu)
dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi. dibandingkan yang daerah lainnya. Hal ini
Variabel yang diamati adalah ciri morfologi didukung oleh pernyataan Kadi (2000), bahwa
makroalga yang meliputi daun, batang, akar. kehadiran makroalga menunjukkan bahwa
Identifikasi makroalga menggunakan panduan kombinasi struktur substrat sangat menentukan
www.algabase.org. variasi spesies makroalga yang ada.
Kondisi substrat di Pulau Hari, yaitu daerah
Pengukuran Parameter Kualitas Air tepi pantainya, memiliki substrat pasir-pecahan
Selain itu dilakukan juga pengukuran karang mati; kearah tengah, pasir-karang hidup dan
parameter lingkungan yang meliputi parameter hamparan lamun; kearah tubir, rataan terumbu
fisika dan kimia yaitu suhu (termometer), salinitas karang. Sementara penelitian Fadhillah (2009),
(handrefractometer), pH (pH indikator), nitrat dan kondisi substratnya berpasir yang didominasi oleh
fosfat (spectrofotometer), kecerahan (sechi disk), batu; Fitriah (2001), kondisi substratnya hanya
kedalaman perairan (tiang berskala) dan kecepatan didominasi oleh pasir; Umasagi (2001), terdiri atas
arus (floating dredge). Pengukuran tersebut substrat pasir sangat kasar dan pecahan karang
dilakukan bersamaan dengan pengambilan sampel maupun cangkang moluska.
makroalga. Perbedaan jumlah spesies makroalga juga
dipengaruhi oleh faktor kondisi lingkungan yang
Analisis Data mendukung kemampuan adaptasi dari masing-
Semua data makroalga yang dikumpulkan dianalisis masing spesies. Sebagaimana pernyataan
secara tabulasi dan ditampilkan dalam bentuk tabel McNaughton dan Wolf (1990), bahwa perbedaan
dan gambar jumlah spesies makroalga dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya, daya reproduksi yang
Hasil dan Pembahasan tinggi, kemampuan adaptasi yang berkembang,
daya tahan yang lemah terhadap habitat, adanya
Hasil
predator dan penyakit. Faktor kondisi lingkungan di
Makroalga yang ditemukan selama penelitian Pulau Hari masih mendukung untuk pertumbuhan
sebanyak 11 ordo, 14 famili, 17 genus dan 25 makroalga. Jenis makroalga yang ditemukan di
spesies yang terdiri atas kelas chlorophyta, Pulau Hari dapat dilihat pada Tabel 1.
rhodophyta dan phaeophyta. Nilai ini termasuk
dalam kategori tinggi apabila dibandingkan dengan
143
Ira et al, Jurnal Bologi Tropis, 18 (2) :141 - 158
DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v18i2.770
144
Ira et al, Jurnal Bologi Tropis, 18 (2) :141 - 158
DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v18i2.770
disebabkan karena Halimeda dapat tumbuh pada menempel pada batu di daerah terumbu baik yang
berbagai substrat karena memiliki kemampuan terkena hempasan ombak langsung maupun
adaptasi yang cukup tinggi. Holdfast yang terlindungi. Menurut Kadi dan Atmadja (1988),
dimilikinya yakni berupa kumpulan akar serabut, habitat Padina (Padina australis) tumbuh
mampu mengait substrat kasar maupun partikel menempel pada batu di daerah terumbu baik di
pasir. Genus Halimeda ditemukan di Pulau Hari tempat-tempat yang terkena hempasan ombak
berada di daerah pasir, pecahan-pecahan karang langsung maupun terlindung. Selain itu Padina juga
mati dan karang hidup. dapat mentolerir keadaan kering yang lama dimana
Kemampuan adaptasi Halimeda yang cukup pada jenis lain kurang mampu untuk hidup.
tinggi tersebut menyebabkan penyebarannya luas. Padinayang ditemukan di Pulau Hari kebanyakan
Hal ini sesuai dengan pendapat Morthon (1990), pada substrat pasir dan pecahan karang.
bahwa jenis Halimeda merupakan alga hijau tropis Genus Sargassum juga banyak ditemukan di Pulau
yang paling luas distribusinya. Didukung pula oleh Hari selain Padina. Genus Sargassum sebagian
pendapat Atmadja et al (1996), makroalga besar ditemukan menempel pada rataan terumbu.
Halimeda opuntia mempunyai toleransi yang luas Bentuk holdfastnya yang berbentuk cakram
terhadap lingkungan, dimana dapat terekspos berguna untuk menempel kuat pada substrat, agar
selama satu hari dan dapat tumbuh pada berbagai tidak terlepas dari substratnya ketika ombak besar.
substrat. Menurut Kadi dan Wanda (1998), bahwa Kelas phaeophyta lainnya yang ditemukan di rataan
jenis Halimeda (H. macroloba dan H. opuntia) terumbu adalah Genus Turbinaria, Dictyota dan
dalam keadaan basah dapat bertahan hidup di atas Hidroclatrus. Makroalga tersebut juga memiliki
permukaan air selama satu hari. Genus kelas thallus pengikat substrat yang kuat untuk
chlorophyta lainnya seperti Chlorodesmis, melindungi diri dari ombak besar dan arus yang
Neomeris, Boergensenia, Valunia, deras. Persentase genus pada kelas phaeophyta
Dictyosphaeria,Caulerpa ditemukan hanya dapat dilihat pada Gambar 4.
menempel pada substrat karang mati atau pasir.
Persentase genus pada kelas chlorophyta dapat
dilihat pada Gambar 3.
terdapat di substrat pasir dan pecahan karang mati adalah 25-35 oC dan didukung oleh pernyataan
dan karang hidup. Gracilaria mempunyai thallus Toni (2006), suhu tinggi yaitu diatas 30 oC, proses
yang agak padat dan keras untuk melekat pada fotosintesis akan berhenti karena pigmen-pigmen
substrat. fotosintesis mengalami kerusakan (Hill et al.,
Genus kelas rhodophta yang ditemukan lainnya 2009).
adalah Amphiroa ditemukan di substrat pasir, Salinitas yang terukur di lokasi penelitian
Acanthopora ditemukan di pasir-karang mati, adalah 32-33 o/oo. Nilai tersebut masih sesuai untuk
Galaxaura dan Eucheumaditemukan pada substrat makroalga. Menurut Kadi dan Atmadja (1988), alga
rataan terumbu karang. Persentase genus pada kelas bentik tumbuh pada perairan dengan salinitas 13-37
o
rhodophyta dapat dilihat pada Gambar 5. /oo. Salinitas dapat mempengaruhi fisiologi dan laju
fotosintesis makroalga (Xiong dan Zhu, 2002).
Nilai pH yang terukur di lokasi penelitian
adalah 7. Hal ini masih sesuai untuk pertumbuhan
makroalga. Sebagaimana pernyataan Serdianti dan
Widiastuti (2010) bahwa pH yang baik untuk
makroalga (rumput laut) dengan tingkat potensi
lahan yang sesuai adalah 7-8,5. Hal tersebut
didukung pula oleh pernyataan Papalia dan Arfah
(2013), kondisi perairan yang bersifat sangat asam
maupun sangat basa akan membahayakan
kelangsungan hidup organisme karena akan
Gambar 5. Persentase genus dari kelas rhodophyta menyebabkan terjadinya gangguan metabolisme
dan respirasi. pH dapat mempengaruhi
Kualitas lingkungan perairan juga dapat pertumbuhan makroalga.
memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap Makroalga membutuhkan nitrat dan fosfat
pertumbuhan dan perkembangan makroalga, antara sebagai makanan untuk membantu proses
lain suhu, salinitas, pH, nitrat, fosfat, kecerahan, fotosintesis. Hasil penelitian diperoleh nitrat
kedalaman perairan serta kecepatan arus. Kualitas berkisar antara 0,0127-0,0147 mg/l dan nilai fosfat
lingkungan yang diukur di lokasi penelitian dapat berkisar antara 0,0040-0,0044 mg/l. Nilai tersebut
dilihat pada Tabel 2. masih mendukung untuk pertumbuhan makroalga.
Menurut Effendie (2003), kadar nitrat-nitrogen
Tabel 2. Kualitas lingkungan di lokasi penelitian pada perairan alami biasanya jarang melebihi 0,1
mg/l. Kadar nitrat yang melebihi 5 mg/l
No Parameter lingkungan Satuan Kisaran menggambarkan terjadinya pencemaran
oC
1. Suhu 29 antropogenik yang berasal dari aktifitas manusia
o/
2. Salinitas oo 32-33 dan tinja hewan.
3. pH - 7
4. Nitrat mg/l 0,0127-0,0147 Kecerahan perairan sangat dipengaruhi oleh
5. Fosfat mg/l 0,0040-0,0044 sinar matahari yang masuk ke dalam perairan.
6. Kecerahan % 100% Semakin tinggi intensitas cahaya matahari yang
7. Kedalaman perairan cm 10-270 masuk ke dalam perairan maka semakin tinggi nilai
8. Kecepatan arus m/dtk 0,021- 0,048
kecerahan perairan tersebut. Makroalga
membutuhkan sinar matahari untuk membantu
Suhu dapat mempengaruhi pertumbuhan proses fotosintesis. Hasil pengukuran di lokasi
makroalga yaitu pada aktifitas fotosintesis. Apabila penelitian diperoleh kecerahan mencapai 100%,
suhu tinggi maka aktifitas fotosintesis akan dimana intensitas cahaya matahari yang masuk
terganggu bahkan terhenti (Hill et al., 2009). Suhu sampai ke dasar perairan. Kondisi tersebut sangat
yang terukur di lokasi penelitian berkisar 29 oC. Hal mendukung untuk pertumbuhan makroalga. Peran
ini masih mendukung pertumbuhan makroalga. sinar matahari untuk membantu proses fotosintesis
Sesuai dengan pernyataan Dawes (1981) bahwa yang terjadi di dalam tubuh makroalga.
kisaran suhu normal untuk pertumbuhan makroalga Sebagaimana pernyataan Graham dan Wilcox
146
Ira et al, Jurnal Bologi Tropis, 18 (2) :141 - 158
DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v18i2.770
(2000), penyerapan cahaya matahari dapat terjadi Statistik Daerah Propinsi Sulawesi Tenggara. 2017.
karena adanya pigmen fotosintesis dan pigmen Badan Pusat Statistik Propinsi Sulawesi
asesoris. Pigmen asesoris berperan dalam menerima Tenggara.
energi cahaya matahari untuk ditransfer ke klorofil. Dawes, CJ. 1981. Marine Botany. John Wiley and
Kedalaman perairan dapat mempengaruhi Sons. University of South Florida. New
kepadatan dan distribusi makroalga. Makroalga York.
yang hidup di dasar laut banyak terdapat di Dawson, E.Y., 1966. Marine Botan. New York,
sepanjang pantai mulai dari zona pasang surut Chicago, San Fransisco, Toronto, London
sedalam cahaya matahari dapat tembus. Hasil Inc
pengukuran kedalaman perairan di lokasi penelitian Effendie, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi
berkisar 10-270 cm, dimana masih dijangkau oleh Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan
penetrasi cahaya. Hal ini masih mendukung untuk Perairan. Kanisius. Yogyakarta.
kehidupan makroalga. Sebagaimana pernyataan Fadhillah, A. 2009. Studi Ekologi makroalga di
Nontji (2007), di perairan yang jernih terdapat Perairan Pantai Lakeba Kota Bau-Bau.
beberapa jenis alga yang dapat hidup sampai Skripsi. Universitas Halu Oleo. Kendari.
kedalaman 150 m. Sedangkan untuk jenis Fitriah, IY. 2001. Studi Komunitas Rumput Laut di
makroalga tertentu pada perairan yang jernih dapat Perairan Pantai Bagian Barat Desa
tumbuh hingga kedalaman 20-30 m. Torokeku Kecamatan Tinanggea
Kecepatan arus mempengaruhi proses penyebaran Kabupaten Kendari Sulawesi Tenggara.
spora dan daya rekat holdfast di perairan. Gerakan Hill, R., K.E. Ulstrup., P.J. Ralph. 2009.
air memiliki peran sebagai faktor penyebar stadia Temperature Include Change in Thylakoid
reproduksi dan persporaan makroalga (Ruslin, Membrane Thermostability of Cultured,
2006). Perairan yang tenang dapat menyebabkan Freshly Isolated, and Expelled
spora dapat menempel dengan baik pada substrat. Zooxanthelae From Scleractinian Corals.
Kecepatan arus yang terukur di lokasi penelitian Buletin of Marine Science 85 (3): 223-244.
berkisar 0,021-0,048 m/dtk. Nilai kecepatan arus Graham, L.E., L.W. Wilcox. 2000. Algae. Prentice
tersebut masih mendukung untuk pertumbuhan dan Hall, inc. New York
perkembangan makroalga. Hal ini sesuai dengan Kadi, A. 2000. Rumput laut di perairan Kalimantan
pernyataan Atmadja et al (1996), pergerakan air Timur Dalam: D.P. Praseno, W.S. Atnadja,
yang baik untuk pertumbuhan makroalga adalah I. Soepangat, Ruyitno, dan B.S. Soedibjo
0,033-0,066 m/dtk. (eds.) Pesisir dan Pantai Indonesia IV.
Pusat Penelitian dan Pengembangan
Kesimpulan Oseanologi-LIPI Jakarta
Jumlah jenis makroalga yang ditemukan Kadi, A., S.A. Wanda. 1998. Rumput Laut (Alga),
terdiri atas 25 spesies yang meliputi 11 ordo, 14 Jenis Reprduksi, Produk Budidaya dan
famili, 17 genus. Komposisi jenis makroalga Pasca Panen. Proyek Studi Potensi
didominasi oleh kelas chlorophyta (44 %), kelas Sumberdaya Alam Indonesia. LIPI. Jakarta.
phaeophyta (28 %) dan kelas rhodophyta (28 %). Kadi, A. 1996. Pengenalan Jenis Alga Hijau
Kualitas perairan Pulau Hari masih berada dalam (Chlorophyta) Dalam Pengenalan jenis-
kisaran yang mendukung pertumbuhan makroalga. Jenis Rumput Laut Indonesia. Puslitbang
Oseanologi LIPI. Jakarta.
Kadi, A. dan W. S. Atmadja 1988. Rumput Laut
Daftar Pustaka
(Algae) Jenis, Reproduksi, Produksi,
Angka, S.L., Suhartono M.T. 2000. Bioteknologi Budidaya dan Pasca-panen. Seri Sumber
Hasil Laut. Bogor PKSPL-(PB. Daya Alam 141. Puslitbang-
Atmadja, W.S., A. Kadi, Sulistijo, Rachmaniar. Oseanologi.LIPI. Jakarta.
1996. Pengenalan jenis-jenis rumput laut di McNaughton, S.J., Wolf, L. 1990. Ekologi Umum.
Indonesia. Pusat Penelitian dan UGM Press. Yogyakarta.
Pengembangan Oseanologi-LIPI, Jakarta Nontji, A. 2007. Laut Nusantara. Djambatan.
Jakarta.
147
Ira et al, Jurnal Bologi Tropis, 18 (2) :141 - 158
DOI: http://dx.doi.org/10.29303/jbt.v18i2.770
148