Anda di halaman 1dari 11

Biopendix, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2014, hlm.

32-42

STUDI EKOLOGI SUMBERDAYA TERIPANG DI NEGERI PORTO


PULAU SAPARUA MALUKU TENGAH

Yona Aksa Lewerissa

Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, FPIK Unpatti

E-mail: yona.iwamony@gmail.com

Abstact

Background: Decreasing of sea cucumber resources on numbers and size of fishing capture in Negeri
Porto waters influenced its community structures. Further, water environment steadiness will
questionable. For this reason, study was done to analyzed community structures of sea cucumbers
include of numbers species found, density, potency, species presence frequency, distribute pattern,
ecology index and environment measurement.
Method: Research done on February to May, 2008 at Negeri Porto used Line Transect Method.
Result: showed there were eight species of sea cucumbers found (potency as much as 12.286
individuals). Bohadschia marmorata got highest in numbers species found, density, potency and species
presence frequency. There were three distribute pattern of sea cucumbers found wich are uniform,
random and group.
Conclusion: Sea cucumbers diversity was in lower, species are closed to compatible. B. marmorata
and Holothuria edulis are tends to dominate this water. Environment factors such temperature, pH,
salinity, DO, turbidity, current and sediment distribute showed that Porto waters was suitable to sea
cucumbers growth.

Keyword: Sea cucumber, Ecology, Negeri Porto

Abstrak

Latar Belakang: Perairan pantai Negeri Porto merupakan salah satu wilayah sebaran teripang yang
telah terindikasi terjadi penurunan sumber daya teripang baik dari segi jumlah maupun ukuran individu
yang tertangkap dan dapat berpengaruh terhadap struktur komunitas. Struktur komunitas dapat
digunakan untuk mengetahui kestabilan lingkungan perairan, sehingga penelitian ini dilakukan dengan
tujuan mengkaji aspek ekologi khususnya struktur komunitas yang meliputi komposisi jenis, kepadatan,
potensi, frekuensi kehadiran jenis, pola sebaran, indeks ekologi dan parameter lingkungan.
Metode: Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2008 di Negeri Porto dengan
menggunakan metode Transek Linier Kuadrat.
Hasil: Sumberdaya teripang di negeri Porto terdiri dari delapan jenis, dengan potensi sebesar 12.286
individu dan Bohadschia marmorata merupakan spesies dengan nilai kepadatan, potensi dan frekuensi
kehadiran tertinggi serta adanya tiga pola penyebaran teripang yang dijumpai yaitu seragam dan acak
masing-masing terdiri dari tiga spesies, serta kelompok yang terdiri atas dua spesies.
Kesimpulan: Nilai indeks ekologi menunjukan bahwa keragaman jenis teripang rendah, nilai
keserasian antar spesies hampir serasi atau merata serta adanya kecenderungan dominansi jenis oleh
Bohadschia marmorata dan Holothuria edulis. Faktor-faktor lingkungan seperti suhu, pH, salinitas, DO,
kecerahan, arus dan sebaran sedimen menunjukan bahwa perairan negeri Porto sesuai untuk
pertumbuhan teripang.

Kata Kunci: Teripang, Ekologi, Negeri Porto.

Y.A. Lewerissa, Studi Ekologi Sumberdaya … 32


Biopendix, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2014, hlm. 32-42

PENDAHULUAN Di perairan Maluku teripang hampir


Teripang (holothurians) adalah dijumpai di seluruh perairan pantai mulai dari
kelompok hewan invertebrata laut dari kelas kedalaman satu meter sampai kedalaman
Holothuroidea (Filum Echinodermata) yang 40 meter dan tersebar hampir di setiap pulau
tersebar luas di lingkungan laut seluruh seperti Pulau Buntal, Pulau Saparua,
dunia, mulai dari zona pasang surut sampai Kepulauan Seram Timur, Kepulauan Kei
laut dalam terutama di lautan India dan Kecil, Kepulauan Banda, Pulau Buru, Aru
lautan Pasifik Barat. Biota ini dikenal dengan dan Tanimbar (Yusron, 1992). Pulau
nama ketimun laut, suala, sea cucumber Saparua merupakan salah satu pulau di
(Inggris), namako (Jepang), beche-de-mer Kabupaten Maluku Tengah, yang
(Perancis) atau dalam istilah pasaran merupakan wilayah sebaran teripang dan
internasional dikenal dengan nama teat fish telah ada penelitian-penelitian tentang
(Sutaman, 1993; Martoyo et.al., 2002). teripang sebelumnya yaitu di Kulur, Saparua
Sumberdaya teripang mempunyai manfaat ditemukan tiga jenis teripang sedangkan di
baik dari segi ekonomi maupun segi ekologi. pantai Waisisil Saparua ditemukan empat
Dari segi ekonomi merupakan sumber jenis teripang (Darsono et al., 1998 dalam
protein, mempunyai berbagai khasiat dalam Darsono, 2003).
menyembuhkan penyakit serta mempunyai Perikanan teripang di Saparua termasuk
nilai jual yang tinggi baik dalam skala lokal Negeri Porto umumnya masih bersifat
maupun internasional. Hal ini disebabkan tradisional artinya bahwa masyarakat
karena kandungan zat-zat obat, makanan ini mengumpulkan sedikit demi sedikit, sampai
berkasiat penyembuhan serta dari analisa pada jumlah tertentu kemudian dijual kepada
proksimat daging teripang diperoleh pengumpul. Seiring dengan meningkatnya
kompoisisi protein 43%, lemak 2%, kadar air permintaan teripang sebagai komoditi
17%, mineral 21% dan kadar abu 7% ekspor sehingga perburuan bersifat
(James, 1989 dalam Yusron, 2004). multispesies dengan berbagai ukuran. Hal
Dari segi ekologi teripang berperanan yang sama juga terjadi di Negeri Porto
penting dalam rantai makanan sebagai karena adanya kebijakan Pemerintah Negeri
penyumbang pakan sekaligus penyubur (raja) yang menerapkan sistem lelang atau
substrat. Berkurangnya populasi teripang kontrak daerah pasang surut dalam
secara cepat menimbulkan konsekuensi memanfaatkan teripang maka telah
bagi kelangsungan hidup berbagai jenis terindikasi terjadi penurunan sumber daya
biota lain yang merupakan bagian dari teripang baik dari segi jumlah maupun
kompleksitas lingkar pangan (food web) ukuran individu tiap spesies yang
yang sama. Teripang dalam lingkar pangan tertangkap.
ini berperan sebagai penyumbang pakan Penurunan sumberdaya teripang dapat
berupa telur, larva dan juwana teripang, bagi berdampak dalam proses rantai makanan
organisma laut lain seperti berbagai karena fungsi teripang sebagai penyumbang
krustasea, moluska maupun ikan. Teripang pakan sekaligus penyubur substrat. Selain
mencerna sejumlah besar sedimen, yang itu dengan adanya pengambilan
memungkinkan terjadinya oksigenisasi multispesies maka keanekaragaman jenis
lapisan atas sedimen. Tingkah laku teripang juga dapat berkurang dan berpengaruh
yang mengaduk dasar perairan dalam cara terhadap struktur komunitas. Suatu
mendapatkan pakannya, membantu komunitas memiliki keanekaragaman tinggi
menyuburkan substrat disekitarnya. Proses jika disusun oleh banyak spesies dengan
tersebut mencegah terjadinya penumpukan kelimpahan spesies yang juga tinggi dan jika
busukan benda organik dan sangat mungkin komunitas disusun oleh jumlah spesies yang
membantu mengontrol populasi hama dan rendah dan terdapat sedikit spesies
organisma patogen termasuk bakteri dominan, maka keanekaragaman
tertentu. Tangkap lebih teripang bisa spesiesnya rendah (Soegianto, 1994 dalam
berakibat terjadinya pengerasan dasar laut, Katili, 2011). Struktur komunitas dapat
sehingga tidak cocok sebagai habitat bagi digunakan untuk mengetahui kestabilan
bentos lain dan organisma meliang lingkungan perairan, sehingga penelitian ini
(Darsono, 2010). dilakukan dengan tujuan mengkaji aspek
ekologi khususnya struktur komunitas yang

Y.A. Lewerissa, Studi Ekologi Sumberdaya … 33


Biopendix, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2014, hlm. 32-42

meliputi komposisi jenis, kepadatan, potensi, METODE


frekuensi kehadiran jenis, pola sebaran, Waktu dan Tempat Penelitian
indeks ekologi dan parameter lingkungan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Diharapkan penelitian dapat memberikan Februari-Mei 2008 di Negeri Porto (gambar
informasi tentang aspek ekologi teripang 1). Negeri Porto memiliki topografi dasar
serta dapat menjadi bahan masukan dalam perairan yang landai, pada daerah pasang
upaya pengelolaan secara berkelanjutan. surut jaraknya berkisar antara 100-120
meter dengan kondisi substratnya yang
dapat dibedakan atas enam bagian yaitu
berpasir, pasir patahan karang, batu
berpasir, karang papan, patahan karang
mati dan karang hidup. Ekosistem pantai
yang ada pada daerah pesisir berupa
Mangrove, Lamun dan Algae.

Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

Metode Pengumpulan Data sampai air laut bergerak naik dengan


Pengambilan contoh teripang menggunakan masker dan snorkel. Setiap
menggunkan metode Transek Kuadrat sampel teripang yang terkumpul diawetkan
secara tegak lurus garis pantai dari batas dengan alkohol 70% untuk proses
surut ke arah laut (Smith,1980). Plot identifikasi. Pada setiap transek dicatat
pengamatan digunakan rangka berukuran jumlah dan komposisi jenis teripang, habitat,
5x5 m2, titik plot pengamatan dilakukan tiap jenis vegetasi yang berasosiasi dengan
jarak 10 meter sepanjang garis transek teripang. Spesimen teripang diidentifikasi
dengan jarak antar transek 100 meter. menurut Clark and Rowe (1971); Cannon
Pengambilan contoh teripang di Negeri and Silver (1987) dan Birtles (1989).
Porto dilakukan pada 15 transek yang Pengukuran parameter lingkungan
meliputi 168 petak pengamatan. Panjang seperti Suhu, pH, DO, salinitas dan
lokasi penelitian 1500 meter dan lebar 160 kecepatan arus diukur di lapangan setiap
meter, sehingga luas keseluruhan area hari selama tiga minggu pada tanggal 9
240.000m2. Pengamatan diusahakan Maret-1 April 2008. Pada tiga transek yang
dilakukan pada saat air laut sedang surut dianggap mewakili diambil contoh sedimen

Y.A. Lewerissa, Studi Ekologi Sumberdaya … 34


Biopendix, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2014, hlm. 32-42

untuk mengetahui tekstur dan komposisinya. Wentworth, dengan ukuran 4 mm (garnules),


Contoh sedimen tersebut kemudian 2 mm (very coarse sand), 1 mm (coarse
dikeringkan dalam oven pada temperatur sand), 0.5 mm (medium sand), 0.25 mm (fine
1100C selama 24 jam, setelah kering diayak sand), 0.125 mm (very fine sand), 0.064 mm
dengan menggunakan mesin penyaring (silt) dan ≤ 0.038 mm (clay) (Morgan, 1958
otomatis yang bertingkat. Penggolongan dalam Yusron 1993).
ukuran butiran tanah mengikuti skala

Metode Analisis Data


Analisa data kepadatan dan frekuensi kehadiran digunakan formula menurut Misra
(1968) dalam Budiman dan Darnaedi (1982) sebagai berikut:
Jumlah luas area pengamatan
Kepadatan (ind/m2) = individu suatu spesies
Jumlah petak pengamatan dimana suatu sp ditemukan
Frek. Kehadiran =
Total petak pengamatan

Untuk menghitung potensi sumberdaya teripang digunakan formula yang dikemukakan


oleh Sloan (1985) yang dihitung sebagai berikut:
Potensi (Ind) = Kepadatan (ind/m2) x Luas Area (m2)

Parameter ekologi lainnya berupa indeks-indeks menurut formula Khouw (2009) yaitu:
1. Indeks keragaman spesies SHANNON-Wiener (H’)
𝐻′ = −∑ (𝑝𝑖)𝑙𝑛 (𝑝𝑖), N1 = eH′ dengan e = 2.71828 formula ini digunakan untuk mengetahui
jumlah spesies umum yang ditemukan.
2. Indeks keserasian spesies (e)-(EVENESS- SHANNON)
𝐻′
𝑒 = ln 𝑆
3. Indeks dominansi spesies SIMPSON (D),
𝑆
𝑛𝑖 (𝑛𝑖 − 1)
D=∑
𝑖=0 𝑁 (𝑁−1)

Indeks dominansi Simpson (D) dapat diinterpretasikan sehingga dapat diketahui jumlah
spesies yang umum atau dominan (N2) pada suatu lokasi dengan menggunakan rumus N2 =
1
D
Analisa terhadap pola penyebaran dilakukan dengan menggunakan indeks Morisita (Morisita,
1962 dalam Khow, 2009) dengan rumus sebagai berikut:

∑ 𝑥2 − ∑ 𝑥 ∑[𝑥(𝑥 − 1)]
𝑋 2 = 𝐼𝑑 (∑ 𝑥 − 1) + 𝑛 − ∑ 𝑥 𝐼𝑑 = 𝑛 [ 2 ]=𝑛
(∑𝑥) − ∑ 𝑥 ∑ 𝑥(∑ 𝑥 − 1)

dengan db = n-1

X2 adalah = Uji statistik untuk Indeks Morisita (distribusi chi-square) kemudian hitung kedua
nilai kritikal dengan formula :
𝑋 2 0,975 − 𝑛 + ∑ 𝑥𝑖
ℳ𝑢 =
(∑ 𝑥𝑖 ) − 1
1. Indeks Seragam

𝑋 2 0,975 − 𝑛 + ∑ 𝑥𝑖
ℳ𝑐 =
(∑ 𝑥𝑖 ) − 1
2. Indeks Kelompok

Y.A. Lewerissa, Studi Ekologi Sumberdaya … 35


Biopendix, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2014, hlm. 32-42

X2 0,975 = Nilai chi-square dari Tabel (a=0,975) dengan db = n-1


Xi = Jumlah organisme dalam kuadran ke-i
n = Jumlah Kuadran
Kemudian dihitung Indeks Morisita Baku dengan empat formula sebagai berikut:
𝐼𝑑 − ℳ𝑐
( )
𝑛 − ℳ𝑐
1. Jika Id ≥ ℳc > I ,maka Ip = 0,5+0,5
𝐼𝑑 − 1
( )
ℳu − 1
2. Jika ℳc ≥ Id > I ,maka Ip = 0,5
𝐼𝑑 − 1
( )
ℳu − 1
3. Jika I > Id >ℳu ,maka Ip = - 0,5

𝐼𝑑−ℳ𝑢
4. ( ℳu
)Jika I > ℳu >Id ,maka Ip = - 0,5+0,5

Indeks Morisita Baku (Ip) bernilai -1 sampai +1 dengan batas kepercayaan 95% CL pada +0,5
dan -0,5. Kriteria distribusi populasi adalah: (1). Acak, jika Ip=0; (2) seragam, jika Ip<0; dan (3)
kelompok, jika Ip>0.

HASIL DAN PEMBAHASAN terdiri dari 2 famili dan 4 genera (tabel 1).
Komposisi Sumberdaya Teripang Dari kedelapan jenis ini, satu jenis termasuk
Dari hasil pengambilan contoh teripang kategori mahal (utama), dua jenis kategori
di Negeri Porto, diperoleh 8 jenis teripang sedang dan lima jenis kategori murah.
yang tergolong ordo Aspidochirotida yang

Tabel 1. Taksonomi dan Kategori Nilai Jual Teripang di Negeri Porto

Kategori
Kelas Ordo Famili Genus Spesies Nilai
Jual
Holothuroidea Aspidochirotida Holothuriidea Actinopyga
miliaris Sedang
lecanora Sedang
Bohadschia marmorata Murah
Bohadschia Murah
Holothuria sp Murah
edulis Mahal
fuscogilva Murah
atra
Stichopodidae Stichopus variagatus Murah

Sumberdaya teripang yang ditemukan terkaya akan teripang dari genus Holothuria,
di Negeri Porto tergolong dalam satu ordo Stichopus dan Actinopyga.
yaitu Aspidochirotida, hal ini sesuai dengan
apa yang dipresentasikan oleh Bakus (1973) Kepadatan dan Potensi Sumberdaya
bahwa ordo Aspidochirotida adalah hewan Teripang
yang merupakan karakteristik perairan tropis Kepadatan teripang tertinggi ditemukan
yang jernih dimana umumnya dijumpai pada pada Bohadschia marmorata yaitu sebesar
daerah terumbu karang, pantai berbatu, 0,0321 ind/m2 sedangkan terendah pada
pasir atau pasir campuran lumpur Stichopus variagatus yaitu sebesar 0,0005
(Nontji,1987). Selanjutnya Hyman (1955) ind/m2 dengan kisaran nilai potensi 114-7714
mengatakan bahwa di daerah Indo-Pasific individu (tabel 2).
Bagian barat merupakan daerah yang

Y.A. Lewerissa, Studi Ekologi Sumberdaya … 36


Biopendix, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2014, hlm. 32-42

Tabel 2. Kepadatan dan Potensi Sumberdaya Teripang Negeri Porto

Jumlah Kepadatan Potensi


Spesies Teripang
Individu (Ind/m2) (Ind)
Actinopyga lecanora 10 0,0024 571
Actinopyga miliaris 17 0,0040 971
Bohadschia
marmorata 135 0,0321 7714
Bohadschia sp 4 0,0010 229
Holothuria atra 9 0,0021 514
Holothuria edulis 29 0,0069 1657
Holothuria
fuscogilva 9 0,0021 514
Stichopus
variagatus 2 0,0005 114
Total 215 0,0512 12286

Tingginya nilai kepadatan dan potensi predator (Nybakken, 1988). Kepadatan


teripang Bohadschia marmorata karena populasi teripang yang menurun dan akan
penyebarannya cukup luas yaitu pada berada dibawah “normal” akan berpengaruh
habitat karang, berpasir yang relatif kasar terhadap kemungkinan gagalnya fertilisasi.
juga pada daerah berlamun, sehingga Hal ini disebabkan karena teripang
ditemukan lebih dari setengah jumlah total berkelamin terpisah, memijah dalam air
petak pengamatan. Hal ini diperkuat oleh (laut) dan fertilisasi terjadi dalam kolom air.
pendapat dari Odum (1971), yang Teripang mempunyai karakter mobilitas
menyatakan bahwa suatu perairan biasanya rendah dan kemungkinan ruang hidupnya
terdapat banyak jenis organisme tetapi sempit. Oleh karena itu untuk suksesnya
hanya ada beberapa jenis saja yang fertilisasi, populasi teripang harus dalam
menonjol. Selain itu jenis Bohadschia jumlah tertentu.
marmorata termasuk dalam kategori nilai Secara keseluruhan kepadatan
jual rendah dengan harga relatif murah serta sumberdaya teripang di Negeri Porto yang
sulit dalam penangannya, sehingga terdiri dari delapan jenis yaitu 0,0512 ind/m2
intensitas penangkapan belum menjadi dengan potensi 12.286 individu. Salah satu
target utama, jika dibandingkan dengan jenis faktor yang juga turut mempengaruhi
yang termasuk dalam kategori mahal dan rendahnya kepadatan teripang disebabkan
sedang. karena pada tahun 2005, adanya kebijakan
Romimohtarto dan Juwana (1999) yang dikeluarkan oleh Pemerintah Negeri
mengatakan bahwa suatu individu setempat untuk melakukan sistem lelang
mempunyai nilai kepadatan yang tinggi, (kontrak) daerah pasang surut kepada
umumnya karena habitat yang cocok nelayan teripang dari Madura. Dengan
dengannya sehingga jumlah individu yang sistem tersebut maka pengontrak
diperoleh pada saat pengambilan sampel mempunyai kebebasan baik dari segi jumlah
akan besar. Sehubungan dengan hal di atas, tangkapan dengan berbagai jenis dan
jenis substrat dasar perairan juga ukuran serta penggunaan kompresor
mempengaruhi keberadaan dari suatu jenis sehingga memudahkan dalam
biota laut untuk dapat hidup pada atau di penangkapan.
dalam dasar laut. Faktor habitat bukan satu-
satunya faktor yang menyebabkan tinggi Frekuensi Kehadiran Sumberdaya
atau rendahnya suatu nilai kepadatan dari Teripang
suatu spesies, karena faktor lain juga turut Spesies yang memiliki frekuensi
pula mempengaruhi keberadaan spesies kehadiran yang tinggi di Negeri Porto yaitu
tersebut seperti ketersediaan makanan, Bohadschia marmorata dengan nilai
interaksi antar spesies dan kehadiran frekuensi kehadiran sebesar 0.5357 dan

Y.A. Lewerissa, Studi Ekologi Sumberdaya … 37


Biopendix, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2014, hlm. 32-42

disusul oleh Holothuria edulis dengan nilai habitat, sehingga dalam pengelolaannya
frekuensi kehadiran 0.1488. Sementara tidak memerlukan perlakuan yang khusus.
spesies dengan nilai frekuensi kehadiran Hal ini sesuai dengan pernyataan dari
yang terendah yaitu Stichopus variagatus Budiman dan Darnaedi (1982) bahwa
dengan nilai frekuensi kehadiran dibawah spesies-spesies yang mampu bergerak dan
0.0060 (Tabel 3). mudah menyesuaikan diri dan memiliki
Teripang jenis Bohadschia marmorata kemampuan toleransi yang luas umumnya
memiliki nilai frekuensi kehadiran tertinggi memiliki frekuensi kehadiran yang tinggi.
karena mempunyai kemampuan beradaptasi Pendapat di atas juga didukung oleh
yang tinggi baik terhadap faktor biologi dan Nybakken (1988) yang menyatakan bahwa
fisik dari lingkungan habitat dimana spesies kehadiran komunitas bentik sangat berkaitan
ini hidup. Dengan demikian terlihat bahwa dengan kemampuannya untuk beradaptasi
jenis ini mempunyai penyebaran yang luas terhadap perubahan kondisi lingkungan
serta dapat beradaptasi dengan semua dimana dia hidup.

Tabel 3. Frekuensi Kehadiran Teripang di Negeri Porto

Spesies Teripang Frekuensi Kehadiran


Actinopyga lecanora 0.0417
Actinopyga miliaris 0.0893
Bohadschia marmorata 0.5357
Bohadschia sp 0.0238
Holothuria atra 0.0357
Holothuria edulis 0.1488
Holothuria fuscogilva 0.0476
Stichopus variagatus 0.0060
Total 0.9286

Pola Sebaran dan Penyebaran Vertikal anggota 3-5 ekor (Sutaman, 1993). Pola
Sumberdaya Teripang penyebaran secara berkelompok
Hasil analisa nilai indeks Morisita merupakan tipe yang paling umum dan
menunjukan bahwa dari delapan spesies hampir merupakan aturan bagi tiap individu
teripang yang ditemukan di Negeri Porto (Hetty dan Kurniaty, 1994).
terdapat tiga tipe pola penyebaran yaitu Pola penyebaran secara seragam
seragam, acak dan kelompok (Tabel 4). terjadi jika ada kompetisi antara individu
Pola penyebaran seragam dan acak, dalam suatu komunitas yang sangat keras
masing-masing terdiri dari tiga spesies, atau adanya perbedaan yang positif yang
sedangkan kelompok terdiri atas dua mengakibatkan peningkatan pembagian
spesies. Menurut Bakus (1973) pola ruang dalam komunitas tersebut Rondo et.
penyebaran teripang berbeda-beda al., (1989) dalam Yusron (2001). Lebih lanjut
tergantung dari jenis dan sifat dari teripang dijelaskan pula bahwa pola sebaran jenis
itu sendiri. Secara alami teripang hidup juga dipengaruhi oleh ketersediaan
bergerombol, seperti Holothuria scabra makanan, kondisi lingkungan dan tipe
umumnya hidup berkelompok dengan substrat.

Y.A. Lewerissa, Studi Ekologi Sumberdaya … 38


Biopendix, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2014, hlm. 32-42

Tabel 4. Pola Sebaran Spesies Teripang di Negeri Porto.

Jenis Id Mu Mc IP Distribusi
Actinopyga miliaris 0,551 0,477 1,757 -0,429 Seragam
Actinopyga lecanora 0,622 0,471 1,939 -0,357 Seragam
Bohadschia marmorata 5,970 0,826 1,217 0,054 Kelompok
Bohadschia sp 0,667 0,072 3,116 -0,180 Seragam
Holothuria atra 1,000 0,479 1,979 0,000 Acak
Holothuria edulis 1,416 0,586 1,549 0,502 Kelompok
Holothuria fuscogilva 0,222 0,336 2,127 0,000 Acak
Stichopus variagatus 1.000 1,001 6,024 0,000 Acak

Penyebaran teripang secara vertikal di lamun, dan tubir, sedangkan Holothuria


Negeri Porto terlihat bahwa tiap kuadrat edulis menyebar mulai dari habitat lamun,
pengamatan secara vertikal, ditemukan 2-5 algae, dan tubir. Stichopus variagatus
spesies teripang (Gambar 2). Dari Gambar merupakan spesies yang penyebaran
2, terlihat bahwa semakin ke arah laut secara vertikal sangat terbatas, yaitu hanya
spesies teripang yang ditemukan semakin pada daerah tubir.
banyak, namun jumlah individu tiap spesies Menurut Nybakken (1992) ada dua
semakin kecil. Bohadschia marmorata dan faktor penyebab adanya penyebaran yaitu
Holothuria edulis merupakan dua spesies faktor fisik dan faktor biologi dimana pada
yang ditemukan menyebar secara merata pola penyebaran faktor fisik yang turut
pada tiap kuadrat pengamatan, sehingga mempengaruhi khususnya didaerah pasang
dapat dikatakan bahwa kedua spesies ini surut adalah faktor kekeringan dan tingginya
mempunyai kemampuan adaptasi pada suhu pada saat surut. Kemudian untuk faktor
berbagai habitat. Bohadschia marmorata, biologi adalah persaingan, pemangsaan dan
dapat ditemukan pada rataan pasir, zona makanan.

25

20
Jumlah yang Ditemukan

Bohadschia marmorata
15 Bohadschia sp
Actinopyga miliaris
Actinopyga lecanora
10
Holothuria edulis
Holothuria fuscogilva

5 Holothuria atra
Stichopus variegates

0
I II III IV V VI VII VIII IX X XI XII
Kuadrat (Jarak Secara Vertikal)

Gambar 2. Jumlah Individu Tiap Spesies Teripang Yang Ditemukan Berdasarkan Petak
Pengamatan (Secara Vertikal) di Negeri Porto.

Keragaman, Keserasian, dan Dominansi dalam jumlah yang lebih banyak jika
Spesies Teripang dibandingan dengan spesies-spesies yang
Nilai indeks keragaman spesies lain serta adanya tingkat pemanfaatan
teripang (H’) di Negeri Porto tergolong sumberdaya teripang yang tinggi oleh
rendah yaitu 1.29. Hal ini disebabkan karena masyarakat.
adanya spesies tertentu yang ditemukan

Y.A. Lewerissa, Studi Ekologi Sumberdaya … 39


Biopendix, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2014, hlm. 32-42

Nilai indeks keserasian spesies teripang yang mempengaruhi pertumbuhan teripang


(e) yang diperoleh pada perairan pantai yaitu suhu permukaan air laut, derajat
Negeri Porto yaitu 0.62. Berdasarkan keasaman, kadar garam, oksigen terlarut,
Magurran (1991), kisaran nilai indeks kecerahan dan arus. Dari hasil pengukuran
keserasian spesies (e) yaitu 0-1, hal ini terlihat bahwa parameter lingkungan
berarti teripang di Negeri Porto mempunyai perairan Negeri Porto sesuai untuk
jumlah individu yang hampir serasi untuk pertumbuhan teripang karena memenuhi
setiap spesies yang ditemukan yaitu sekitar kriteria Baku Mutu air laut untuk biota laut
6 individu. Untuk Nilai indeks dominansi (KepMen LH No. 51 tahun 2004) maupun
spesies teripang (D) yaitu 0.42. Berdasarkan persyaratan budidaya teripang menurut
Odum, (1971), kisaran nilai dominansi Martoyo, et al (2002) dan Wibowo, et al,
spesies yaitu 0-1 maka dapat dikatakan (1997), yang dapat dilihat pada tabel 5. Suhu
bahwa terdapat kecenderungan dominansi perairan merupakan salah satu faktor
spesies teripang tertentu di Negeri Porto pembatas bagi kehidupan organisme
yaitu Bohadschia marmorata dan Holothuria perairan karena dapat melampaui batas
edulis. Kedua spesies ini merupakan toleransi organisme. Suhu dapat
spesies umum yang dibutuhkan untuk mempengaruhi aktivitas biologis seperti
menghasilkan nilai dominan. selera makan, kekebalan, lau fotosintesa
bagi produsen primer di laut, proses
Faktor-Faktor Lingkungan bagi metabolisme dan reproduksi. Apabila suhu
Pertumbuhan Teripang tinggi, fungsi enzim pada organisme akuatik
1. Kondisi Fisik dan Kimia Perairan akan terganggu bahkan dapat menyebabkan
Parameter fisik-kimia perairan yang kematian (Levinton, 1995).
diukur merupakan faktor-faktor lingkungan

Tabel 5. Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut dan Persyaratan Budidaya Teripang

Porto KepMen LH No. 51/2004 Persyaratan Budidaya


Parameter Kisaran Rerata Diperbolehkan Diinginkan Martoyo, Wibowo,
et al, 2002 et al, 1997
Suhu (0C) 27-30 28,5 Alami Alami 24-30 27-30
pH 7,8-8,4 8,3 6,8-8,3 7-8,5 6,5-8,5 6,5-8,5
Salinitas 30-34 32,6 <5% alami Alami 28-32 29-33
(‰) 6-8,6 8,1 - >5 4-8 4-8
DO 16-27 21,6 >3 >5 > 5m >5m
Kecerahan 0,3 0,3 - - 0,3-0,5 0,3-0,5
(m)
Arus (m/s)

Kondisi Substrat yang sesuai bagi Substrat pada Negeri Porto merupakan
Pertumbuhan Teripang habitat yang baik bagi teripang karena
Secara menyeluruh hasil analisa dengan ukuran pasir kasar yang ditambah
sedimen menunjukan bahwa substrat Negeri dengan pasir sedang, maka teripang dengan
Porto didominasi oleh sedimen berupa pasir mudah membenamkan diri untuk
kasar atau Coarse Sand (1 mm). Sebaran menghindarkan diri dari tekanan predator
sedimen berada pada kisaran ukuran pasir (Hyman, 1955). Dari dominasi ukuran
yaitu sebesar 92.07%. Untuk lokasi sedimen substrat bisa dikatakan bahwa
penelitian di Porto dominasi pasir kasar tekanan dasar cukup kuat. Kondisi ini dapat
berkisar antara 37.72 – 46.53 % (rerata dipahami dengan memperhatikan areal
41.70%), selanjutnya diikuti oleh pasir penelitian yang merupakan bagian dari
sedang dengan rerata 31.26%. Dengan nilai daerah intertidal yang selalu mendapat
persentase sedimen dapat dijelaskan tekanan dari pergerakan massa air saat
bahwa dominasi pasir kasar hingga sedang terjadi pasang surut.
sangat tinggi dan ini sangat mempengaruhi
karakter substrat secara menyeluruh.

Y.A. Lewerissa, Studi Ekologi Sumberdaya … 40


Biopendix, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2014, hlm. 32-42

KESIMPULAN Australia. A guide to identification.


1. Sumberdaya teripang di negeri Porto Australian Institute of Marine Scinece,
terdiri dari delapan jenis, dengan potensi Townsville: 221-235.
sebesar 12.286 individu. Budiman, A dan Darnaedi, D., 1982. Struktur
2. Bohadschia marmorata merupakan Komunitas Moluska di Hutan Mangrove
spesies dengan nilai kepadatan, potensi Morowali, Sulawesi Tengah. Seminar II
dan frekuensi kehadiran tertinggi karena Ekosistem Mangrove. 3 - 5 Agustus
mempunyai kemampuan beradaptasi 1982. Batu Raden. Hal 175 – 182.
yang tinggi baik terhadap faktor biologi Canon, L.R.G dan H. Silver. 1987. Sea
dan fisik dari lingkungan habitat dimana Cucumber of Northern Australia.
spesies ini hidup serta mempunyai Queensland Museum, South Brisbane:
penyebaran yang luas sehingga dapat 60 halaman.
ditemukan pada rataan pasir, zona Clark, A.M. dan F.W.E. Rowe.1971.
lamun, dan tubir. Monograph of shallow water Indo West
3. Pola penyebaran teripang yang dijumpai Pacific Echinoderms. Trustees of the
di Negeri Porto ada tiga jenis yaitu British Museum (Nat.Hist), London: 238
seragam dan acak masing-masing terdiri hal.
dari tiga spesies, serta kelompok yang Darsono, P. 2003. Sumberdaya Teripang
terdiri atas dua spesies. Bohadschia dan Pengelolaannya. Oseana XXVIII
marmorata dan Holothuria edulis (2) 1-7.
merupakan dua spesies dengan pola Darsono, P. 2010. Bibliografi Teripang
penyebaran kelompok yang ditemukan (Holothuroidea, Echinodermata). Puslit
menyebar secara merata pada tiap Oseanografi-LIPI. Jakarta.
kuadrat pengamatan. Hetty dan Kurniaty, 1994. Prinsip Dasar
4. Nilai indeks ekologi menunjukan bahwa Ekologi, Suatu Bahasan Tentang
keragaman jenis teripang di Negeri Porto Kaidah Ekologi dan Penerapannya.
rendah, nilai keserasian antar spesies Raya Grafindo Persada, Jakarta. Hal
hampir serasi atau merata dan adanya 272.
kecenderungan dominansi jenis oleh Hyman, L.H. 1955. The Invertebrates
Bohadschia marmorata dan Holothuria Echinodermata.The coelomate bilateria.
edulis. Vol. IV. McGraw-Hill Book
5. Faktor-faktor lingkungan seperti suhu, Company,Inc. New York. 763 hal.
pH, salinitas, DO, kecerahan, arus dan Katili, S.A.2011. Struktur Komunitas
sebaran sedimen menunjukan bahwa Echinodermata pada Zona Intertidal di
perairan negeri Porto sesuai untuk Gorontalo. Jurnal Penelitian dan
pertumbuhan teripang. Pendidikan Volume 8 (1): 51-61.
Dalam upaya peningkatan kelestarian Keputusan Menteri Negara Lingkungan
sumberdaya teripang khususnya yang Hidup Nomor 51 tahun 2004 tentang
bernilai ekonomis maka perlu dipelajari Baku Mutu Air Laut. Jakarta.Deputi
aspek biologi seperti siklus hidup, Tingkat Men.LH.
Kematangan Gonad (TKG), waktu memijah, Khouw, A. S.W. 2009. Metode dan Analisa
waktu eksploitasi serta ukuran dan jumlah Kuantitatif Dalam Bioekologi Laut.
yang boleh dimanfaatkan. Diterbitkan Oleh Pusat Pembelajaran
dan Pengembangan Pesisir dan Laut.
Dicetak Atas Kerjasama Dengan
DAFTAR PUSTAKA Direktorat Jendral Kelautan, Pesisir dan
Bakus, G.J, 1973. The biology and ecology Pulau-Pulau Kecil (KP3K) Departemen
of tropical holotrurians. In: Biology and Kelautan dan Perikanan RI.
Geology of Coral Reef (Jones, O.A & R. Levinton, J.S. 1995. Marine biology,
Endean, eds.), Vol. II (Biology 1). function, biodiversity, ecology. Oxford
Academic Press, London: 325-367. University Press. 420 pp.
Birtles, R.A.1989. Class Holothuroidea. Magurran, A. E. 1991. Ecological diversity
Dalam Arnold, P.W & R.A.Birtles (eds.) and its measurement. Chapman and
1989. Soft-sediment marine Hall. London.
invertebrates of Southeast Asia and

Y.A. Lewerissa, Studi Ekologi Sumberdaya … 41


Biopendix, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2014, hlm. 32-42

Martoyo, J., N.Aji dan T. Winanto. 2002. Wibowo, S., Yunizal, E. Setiabudi, M.D.
Budidaya Teripang. Penebar Swadaya. Erlina dan Tazwir, 1997. Teknologi
Jakarta. 75 pp Penanganan dan Pengolahan Teripang
Nontji, A., 1987. Laut Nusantara. Penerbit (Holothuroidea). Instalasi Penelitian
Djambatan, Jakarta. 305 hal. Perikanan Laut Slipi. Balai Penelitian
Nybakken, J. W., 1988. Biologi Laut. Suatu Perikanan Laut. Pusat Penelitian dan
Pendekatan Ekologi. PT. Gramedia, Pengembangan Perikanan. Jakarta.37
Jakarta. 459 hal. hal.
Nybakken, J.W.1992. Biologi Laut Suatu Yusron, E. 1992. Beberapa Catatan
Pendekatan Ekologi. PT.Gramedia Tentang Teripang di Perairan Maluku.
Pustaka Utama. Jakarta. Lonawarta XV (2) 1992 : 12-17.
Odum, E. P., 1971. Fundamental of Ecology. Yusron, E. 1993. Pengamatan Komunitas
3rd Eds. W. B. Saunders Company, Teripang (Holothuroidea) di Tanjung
Philadelphia. 574 p Tiram, Teluk Ambon Bagian Dalam.
Romimohtarto, K. dan Sri Juwana., 1999. Perairan Maluku dan Sekitarnya. Balai
Biologi Laut. Ilmu Pengetahuan Tentang Penelitian dan Pengembangan
Biota Laut. Pusat Penelitian dan Sumberdaya Laut. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Oseanologi-LIPI, Pengembangan Oseanologi Lembaga
Jakarta. 183 hal. Ilmu Pengetahuan Indonesia. 67-72.
Smith, R. L., 1980. Ecology and Field Yusron, E. 2001. Struktur Komunitas
Biology. Third Edition. Harper and Row Teripang (Holothuroidea) di Rataan
Publisher, New York. 664-670p. Terumbu Karang Perairan Pantai
Sloan, N.A. 1985. Echinoderm Fisheries of Morela, Ambon. Dalam Pesisir dan
the World: Review in: Keegan and Pantai Indonesia VI. Pusat Penelitian
O’Connor (Eds). Echinodermata.A.A. dan Pengembangan Oseanologi – LIPI.
Balkema, Rotterdam: 109-124. Jakarta: Seri II. 8 hal.
Sutaman, 1993. Petunjuk Praktis Budidaya Yusron, E. 2004. Teknologi Pemijahan
Teripang. Penerbit Kanisius. Teripang Pasir dengan Cara Manipulasi
Yogyakarta. 68 pp. Lingkungan. Oseana Volume XXIX,
Nomor 4, Tahun 2004 ; 17-23.

Y.A. Lewerissa, Studi Ekologi Sumberdaya … 42

Anda mungkin juga menyukai