PENDAHULUAN
dengan laut. Batas di daratan meliputi daerah-daerah yang tergenang air maupun
yang tidak tergenang air yang masih dipengaruhi oleh proses-proses laut, seperti
pasang surut dan intrusi air laut, sedangkan batas di laut adalah daerah-daerah
berkembang begitu cepat yang mengungkap kehidupan berbagai jenis biota laut
yang jumlah dan jenisnya cukup banyak. Tingginya keanekaragaman jenis biota
laut hanya dapat ditandingi oleh keanekaragaman jenis biota di hutan hujan tropik
Tidak kurang dari 833 jenis tumbuh-tumbuhan dilaut (alga, lamun dan
mangrove), 910 jenis karang (Coelenterata), 850 jenis spon (Porifera), 2500 jenis
kerang dan keong (Mollusca), 1502 jenis udang dan kepiting (Crustacea), 745
hewan berkulit duri (Echinodermata), 2000 jenis ikan ( Pisces), dan 30 jenis
juga tujuh jenis penyu dan tiga jenis buaya (Reptilia) (Romimohtarto, 2001).
lain alga (rumput laut), lamun (seagrass) dan bakau (mangrove). Biota-biota
1
tersebut dapat kita jumpai di daerah pesisir dan laut. Kita dapat menemukan
adanya moluska, krustasea, echinodermata, ikan, lamun, rumput laut dan lainnya.
Sering kali kita juga tidak bisa menentukan dari golongan manakah biota laut
yang kita temukan. Sehingga sangat diperlukan pengenalan yang lebih mendalam
Praktikum Biologi Laut berjudul “Identifikasi Tumbuhan Air dan Hewan Air
Adapun tujuan yang dilakukannya praktikum Biologi Laut ini antara lain
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan air dan hewan air yang ditemukan
3. Untuk mengetahui manfaat tumbuhan air dan hewan air pada ekosistem
Manfaat dari praktikum biologi laut ini yaitu agar mahasiswa dapat
keanekaragaman, kemerataan, dan dominasi tumbuhan air dan hewan air yang
ditemukan pada ekosistem mangrove dan lamun, serta manfaat tumbuhan air dan
hewan air pada ekosistem mangrove dan lamun bagi lingkungan dan manusia.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
Hutan bakau atau disebut juga hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di
atas rawa-rawa berair payau yang terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh
pasang surut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat dimana
terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai dimana air
2009).
terletak di tepi pantai laut di mintakat pasut. Hutan ini umumnya lebat dan
mudah. Para peneliti harus bekerja keras untuk dapat melakukan penelitian
beradaptasi seperti yang telah diterangkan. Beberapa jenis seperti Avicennia hidup
di habitat yang berair lebih asin sedangkan Nypa fructicans terdapat pada habitat
yang berair lebih tawar. Beberapa hewan mangrove beradaptasi hidup melekat
masyarakat kecil terdiri dari keong, kerang, kepiting, udang, teritip, isopoda,
Padang lamun adalah ekosistem yang ditumbuhi lamun sebagai vegetasi yang
dominan (Tomascik et al., 1997, Wibowo et al., 1996 ). Wilayah ini terdapat
antara batas terendah daerah pasang surut sampai kedalaman tertentu di mana
3
matahari masih dapat mencapai dasar laut. Padang lamun mendukung kehidupan
ekosistem lain seperti ekosistem terumbu karang dan hutan bakau melalui hewan-
bulu babi – Diadema sp ), dan bintang laut ( Archaster, Linckia); serta Krustasea
dengan ekosistem mangrove dan terumbu karang ( Tomascik et al., 1997, Wibowo
et al., 1996 ).
II.3.1. Suhu
memerlukan suhu rata-rata minimal lebih besar dari 20°C dan perbedaan suhu
musiman tidak melebihi 5°C, kecuali di Afrika Timur dimana perbedaan suhu
bahwa hutan mangrove yang terdapat di bagian Timur pulau Sumatera tumbuh
pada suhu rata-rata bulanan dengan kisaran dari 26,3°C sampai dengan 28,7°C.
tumbuh baik pada suhu 18-20°C, R stylosa, Ceriops spp, Excoecaria agallocha
dan Lumnitzera racemosa pertumbuhan tertinggi daun segar dicapai pada suhu
4
26-28°C, suhu optimum Brugueira spp. 27°C, Xilocarpus spp, berkisar antara 21-
II.3.2. Salinitas
yang terlarut dalam air atau kadar garam terlarut dalam air maupun dalam larutan
tanah dan merupakan istilah yang menyatakan kadar garam yang terkandung
Aksornkoae (1993). Jenis garam yang paling banyak larut adalah NaCl, dimana
jumlah Cl yang terlarut dalam air laut ini rata-rata 55%. Mangrove dapat hidup
dan tumbuh subur di pesisir dengan kadar salinitas antara 10-30%, namun ada
jenis mangrove yang dapat tumbuh pada kondisi kadar garam yang lebih tinggi,
Mangrove hidup dan tumbuh baik didaerah estuaria dengan kisaran salinitas
dapat tumbuh pada salinitas payau 20-22% hingga perairan asin mencapai 38%.
II.3.3. Substrat
spesies mangrove dapat tumbuh pula di tanah berpasir, koral, tanah berkerikil,
bahkan tanah gambut. Pada umumnya ciri substrat di hutan mangrove selalu
basah, mengandung garam, sedikit oksigen dan kaya akan bahan organik.
Pembentukan substrat mangrove dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu (a) faktor
fisik, yang mancakup transportasi nutrien oleh arus pasang, aliran air laut,
gelombang dan aliran sungai, (b) faktor fisik-kimia, misalnya penggabungan dari
beberapa partikel oleh pengumpulan dan pengendapan, dan (c) faktor biotik,
5
seperti produksi dan perombakan senyawa-senyawa organik (Lear dan Turner,
dalam air dan merupakan pengukuran konsentrasi ion hidrogen dalam larutan.
sementara adanya asam-asam mineral bebas dan asam karbonat akan menaikan
6-9. Komunitas Rhizophora spp dan Avicennia spp hidup pada tanah dengan nilai
penting untuk memantau kualitas air. Perubahan pH sedikit saja akan memberikan
II.4.1. Kecerahan
cahaya untuk laju fotosintesis lamun ditunjukkan dengan peningkataan suhu dari
29–35°C untuk Zostera marina, 30°C untuk Cymidoceae nodosa dan 25–30°C
II.4.2. Kekeruhan
6
disebabkan karena partikel-partikel tersuspensi dari bahan organik atau sedimen,
terutama dengan ukuran yang halus dan dalam jumlah yang berlebih. Pada
II.4.3. Temperatur
proses fotosintesis akan menurun dengan tajam apabila temperatur perairan berada
di luar kisaran optimal tersebut. Suhu yang baik untuk mengontrol produktifitas
lamun pada air adalah sekitar 20–30°C untuk jenis Thalassia testudinum dan
7
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
Praktikum lapangan ini di laksanakan Pada hari Minggu 20 Mei 2018, pukul
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum lapangan biologi laut antara
Tabel 1. Alat dan Bahan Yang Digunakan Dalam Pengambilan Data Biologi Laut.
Prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum lapangan biologi laut adalah
sebagai berikut :
III.3.1.Ekosistem Mangrove
2. Mengamati dan mencatat jenis jumlah mangrove yang ada dalam stasiun.
III.3.2.Ekosistem Lamun
8
1. Membuat line transek (transek kuadrat 10 × 10 m).
3. Mengamati dan mencatat jenis jumlah mangrove yang ada dalam stasiun.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam praktikum ini adalah survei
yang dilakukan metode jelajah, menelusuri plot area dan mengamati tumbuhan air
diantaranya:
Hˈ= - ∑ ( pi ln pi )
Dimana :
Dengan kriteria :
9
Penetapan tingkat kemerataan spesies digunakan analisis indeks kemerataan
Hˈ
E=
ln( S)
Dimana :
E = Indeks kemerataan jenis
H’ = Indeks shannon
S = Jumlah jenis yang ditemukan
Ln = Logaritma natural
Dengan kriteria :
E’ < 0,3 = Penyebaran jenis rendah
E’ = 0,3 – 0,6 = Penyebaran jenis sedang
E’ > 0,6 = Penyebaran jenis tinggi
2
∑i = niN
n
C=
()
Dimana :
C = Indeks dominasi
Ni = Nilai penting masing-masing jenis ke-n
N = Total nilai penting dari seluruh jenis
Dengan kriteria :
H=1 : Dominasi
H>0 : Tidak ada dominasi
10
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
spesies tertinggi dari 9 spesies yang ditemukan adalah Avicennia marina dengan
nilai 0,33 dan yang terendah adalah Nypa fruticans dengan nilai 0,20. Indeks
H’ < 1,5. Heddy dan Kurniaty (1996) dalam Suwondo (2006), menambahkan
kemerataan tumbuhan mangrove tergolong tinggi karena E > 0,6. Nilai dominansi
tertinggi berada pada jenis Nypa fruticans dengan nilai 0,61 dan nilai dominansi
terendah berada pada jenis Avicennia marina dengan nilai 0,05. Berdasarkan hasil
analisis pada lampiran 1, diperoleh nilai indeks dominansi (C) sebesar 0,66
sehingga disimpulkan bahwa ada salah satu spesies yang mendominasi, yaitu
Nypa fruticans.
diantaranya:
11
Tabel 3. Hasil identifikasi jenis mangrove Nypa fruticans
12
keluar menembus buah sebelum biji pantai.
jatuh ke tanah.
Daftar Pustaka:
C.G.G.J. Van Steenis. 1975. Flora
Untuk Sekolah Di Indonesia. Jakarta
Pusat: PT. Pradnya Paramita.
Gambar Referensi:
13
Habitat: Manfaat Bagi Manusia:
Di rawa-rawa air tawar, tepi pantai 1. Daun api-api (Avicennia marina)
berlumpur daerah mangrove, hingga dimanfaatkan sebagai bahan pakan
di substrat yang berkadar garam ternak dan dipakai sebagai obat
sangat tinggi. anti fertilitas tradisional oleh
masyarakat pantai.
2. Kayunya dapat dipakai untuk
bangunan rumah (pilar, atap, dll.),
selain itu juga digunakan untuk
membuat mebel, perahu. Kayunya
juga digunakan untuk membuat
kayu bakar, dan juga pulp.
Cara Perkembangbiakan: Manfaat Bagi Lingkungan:
Bersifat kryptovivipary, Mengakumulasi logam berat yang
yaitu biji tumbuh keluar dari kulit tinggi sehingga daya toksik terhadap
biji saat masih menggantung pada perairan dapat menurun.
tanaman induk, tetapi tidak tumbuh
keluar menembus buah sebelum biji
jatuh ke tanah.
Gambar Referensi: Daftar Pustaka:
Wijayanti, E.D. 2008. Pengaruh
Pemberian Ekstrak Daun Api-api
(Avicennia marina) Terhadap Resorpsi
Embrio, Berat Badan dan Panjang
Badan Janin Mencit (Mus Musculus).
Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Airlangga. Vol. 1 – No. 1 /
January-2008.
14
hemprichii
Jumlah 45
Dari hasil di atas, diperoleh 2 jenis tumbuhan lamun dari family yang
adalah Thallasia hemprichii dengan nilai 0,37 dan yang terendah dengan nilai
0,64 sehingga tergolong rendah karena H’ < 1,5. Hal ini sesuai dengan pendapat
Cox (2002) dalam Lefaan (2008) bahwa indeks keanekaragaman kurang dari 1
sangat kuat.
sehingga kemerataan tumbuhan lamun tergolong tinggi dimana E > 0,6. Indeks
kemerataan lebih dari 0,6 maka ekosistem tersebut dalam keadaan stabil dan
nilai 0,45 dan nilai dominansi terendah berada pada jenis Thallasia hemprichii
dengan nilai 0,11. Berdasarkan hasil analisis (lampiran 1), diperoleh nilai indeks
dominansi sebesar 0,56 sehingga disimpulkan bahwa ada salah satu spesies yang
diantaranya:
15
Gambar: Keterangan gambar:
1. Pelepah
2. Daun
3. Akar
16
permukaan udara. sedimen yang dibawa melalui tekanan–
. tekanan dari arus dan gelombang.
2.Daun-daun memperlambat dan
mengurangi arus dan gelombang serta
mengembangkan sedimentasi.
3.Memberikan perlindungan terhadap
hewan–hewan muda dan dewasa yang
berkunjung ke padang lamun.
4.Daun–daun sangat membantu
organisme-organisme epifit.
5.Mempunyai produktifitas dan
pertumbuhan yang tinggi.
6.Menfiksasi karbon yang sebagian
besar masuk ke dalam sistem daur
rantai makanan.
Gambar Referensi: Daftar Pustaka:
Latuconsina, M.U., 2002. Studi
Kepadatan dan Laju Pertumbuhan
Lamun Enhalus acoroide dan
Thalassia hemprichii di Pulau
Barrang Lompo dan Pulau Bone
Batang. Skripsi Ilmu Kelautan.
Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan.
Universitas Hasanuddin Makassar.
Gambar: Keterangan:
1. Daun
2. Pelepah
3. Akar Tunggal
4. Rhizoma atau rimpang
17
Klasifikasi menurut Den Hartog Fungsi:
(1970) dan Philips dan Menez 1. Produsen detritus dan zat hara.
(1988) 2. Mengikat sedimen
Kingdom : Plantae 3. Sebagai tempat berlindung, mencari
Divisio : Anthophyta makan, tumbuh besar, dan memijah
Kelas : Monocotyledonia bagi beberapa jenis biota laut.
Ordo : Helobiae
Famili : Hydrocaritaceae
Genus : Thalassia
Spesies : Thalassia hemprichii
Habitat: Manfaat Bagi Manusia:
Di daerah intertidal rataan 1. Penyaring limbah
terumbu karang yang menerima 2. Stabilizator pantai
hempasan energi yang tinggi 3. Bahan untuk pabrik kertas
dengan substrat pasir dan pecahan- 4. Makanan
pecahan karang yang kasar 5. Sumber bahan kimia
(Thomascik et al, 1997). 6. Dan obat-obatan
18
Tomascik, T., Mah, A.J., Nontji, A.,
dan Moosa, M.K., 1997. The Ecologi
Of Indonesian Seas. Part two. The
Ecologi of Indonesia Series. Volume
VII
adalah Nerita violacea dengan nilai 0,35 dan yang terendah adalah Ellobium
diperoleh nilai E = 0,58 sehingga tergolong rendah karena H’ < 1,5. Nilai indeks
0,84 sehingga kemerataan tumbuhan mangrove tergolong tinggi dimana E > 0,6.
dengan nilai 0,53 dan nilai dominansi terendah berada pada jenis Nerita violacea
dengan nilai 0,07. Berdasarkan hasil analisis pada lampiran 1, diperoleh nilai
19
indeks dominansi sebesar 0,60 sehingga disimpulkan bahwa ada salah satu spesies
diantaranya:
20
4.2.2. Fauna Lamun
Tabel 11. Hasil pengamatan fauna lamun
No Family Spesies Jumlah
1 Diadematidae Diadema sitosum 3
2 Arcidae Anadara granosa 5
3 Holothuridae Holothuria edulis 1
Jumlah 9
Dari hasil di atas, diperoleh 3 jenis fauna lamun yaitu Diadema sitosum
biota asosiasi lamun dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu kekayaan jenis dan
kemerataan jenis (Hutomo, 1987). Nilai indeks kemerataan dari 2 jenis fauna
tergolong tinggi dimana E > 0,6. Sedangkan nilai dominansi tertinggi berada pada
jenis Anadara granosa dengan nilai 0,31 dan nilai dominansi terendah berada
pada jenis Holothuria edulis dengan nilai 0,01. Berdasarkan hasil analisis pada
diantaranya:
21
2. Hati
3. Ginjal
4. Anus
5. Insang
6. Mantel
7. Usus
8. Kaki
9. Mulut
Klasifikasi Fungsi:
Kindom : Animalia 1. Sebagai pemakan detritus
Filum : Moluska
Kelas : Bivalva
Ordo : Arcoida
Famili : Arcidae
Genus : Anadara
Spesies: Anadara granosa
Habitat: Manfaat Bagi Manusia:
Hidup di substrat pasir berlumpur dan 1. Dapat dimakan
tinggal di mintakat pasang surut 2. Bernilai ekonomis
3. Cangkang digunakan sebagai
cindera mata.
Cara Perkembangbiakan: Manfaat Bagi Lingkungan:
Secara kawin, telur dibuahi Mengakumulasi logam berat
oleh sperma dan berkembang menjadi sehingga mengurangi daya toksik
larva glosidium terhadap perairan.
Gambar Referensi: Daftar Pustaka:
Kasry A. 2003. Budidaya Anadara
granosa dan Biologis Ringkas.
Jakarta: Bharata.
22
3. Anus
4. Usus halus
5. Kaki tabung
6. Gonad
Klasifikasi: Fungsi:
Kingdom : Animalia 1. Sebagai pakan detritus
Filum : Echinodermata
Kelas : Holothuroidea
Ordo : Aspidochirotida
Famili : Holothuridae
Genus : Holothuria
Spesies : Holothuria edulis
Habitat: Manfaat Bagi Manusia:
Di perairan berkarang dan berpasir Diolah menjadi makanan atau obat-
kasar obatan.
Cara Perkembangbiakan: Manfaat Bagi Lingkungan:
Terjadi pembuahan di luar 1. Merupakan komponen penting
tubuh dengan pertemuan sperma dalam rantai pakan
dengan telur. 2. Sebagai pemakan deposit dan
pemakan suspense
Gambar Referensi: Daftar Pustaka:
1. Mulut
2. Faring
23
3. Gonad
4. Gonopore
24
25
V. PENUTUP
V.1.Kesimpulan
indeks kemerataan yang tergolong tinggi. Ada salah satu spesies yang
disebabkan oleh kemerataan fauna mangrove yang tinggi. Ada salah satu
Hal ini disebabkan oleh kemerataan fauna lamun yang tinggi. Tetapi tidak ada
V.2.Saran
26
DAFTAR PUSTAKA
Darsono P dan Toso A V. 1987. Umur dan Pertumbuhan Bulu Babi Diadema
Latuconsina, M.U., 2002. Studi Kepadatan dan Laju Pertumbuhan Lamun Enhalus
Paulay, Gustav (2010). " Holothuria (Halodeima) edulis Lesson, 1830" . World
27
Strong E. E., Gargominy O., Ponder W. F. & Bouchet P. (2008). "Global
9012-6.
28
Lampiran 1. Tumbuhan Air
1. Ekosistem Mangrove
Dik :
ni Nf = 7
ni Am = 2
N =9
S =2
Penyelesaian :
Hˈ= - ∑ ( pi ln pi )
Nf :
H ' =− ( 79 ) ln ( 79 )
=−( 0 , 78 ) ln ( 0 ,78 )
=−( 0 , 78 ) (−0 , 25 )
=0,20
2 2
Am :
H ' =− () ()
9
ln
9
=−( 0 , 22 ) ln ( 0 , 22 )
=0,33
H’ = 0,20 + 0,33
= 0,53
29
Dari hasil analisis diatas diperoleh bahwa kedua jenis mangrove yaitu
Hˈ
E’ =
ln( S)
0,53
E' =
ln ( 2 )
0,53
E' =
0,69
E' = 0,77
Dari hasil analisis diatas diperoleh bahwa indeks kemerataan tumbuhan
2
∑i = niN
n
C=
()
7 2
Nf =
9 ()
2
= ( 0 ,78 )
Nf = 0 , 61
2 2
Am =
9 ()
2
= ( 0 ,22 )
Am = 0 , 05
C = 0,61 + 0,05
30
= 0,66
Dari hasil diatas menunjukkan bahwa ada salah satu spesies yang
mendominasi karena C = 1.
2. Ekosistem Lamun
Dik :
ni Ea = 30
ni Th = 15
N = 45
S =2
Penyelesaian :
∑ ( pi ln pi )
Hˈ= -
Ea :
H ' =− (3045 ) ln (3045 )
=−( 0 ,67 ) ln ( 0,67 )
=−( 0, 67 ) (−0 , 40 )
=0,27
Th :
H ' =− (1545 ) ln (1545 )
=−( 0 , 33 ) ln ( 0 ,33 )
=0,37
H’ = 0,27 + 0,37
31
= 0,64
Hˈ
E’ =
ln( S)
0,64
E' =
ln ( 2 )
0,64
E' =
0,69
E' = 0,93
Dari hasil analisis diatas diperoleh bahwa kemerataan jenis lamun tergolong
2
∑i = niN
n
C=
()
30 2
Ea = ( )
45
2
= ( 0,67 )
Ea= 0 , 45
15 2
Th = ( )
45
2
= ( 0 ,33 )
Am = 0 ,11
C = 0,45 + 0,11
= 0,56
32
Dari hasil analisis diatas menunjukkan bahwa ada salah satu spesies yang
mendominasi karena C = 1.
1. Fauna Mangrove
Dik :
ni Nv = 3
ni Ea = 8
N = 11
S =2
Penyelesaian :
Hˈ= - ∑ ( pi ln pi )
Nv :
H ' =− (113 ) ln (113 )
=−( 0 , 27 ) ln ( 0 ,27 )
=0,35
Ea :
H ' =− (118 ) ln (118 )
=−( 0 , 73 ) ln ( 0 ,73 )
=0,23
H’ = 0,35 + 0,23
33
= 0,58
Dari hasil analisis diatas diperoleh bahwa kedua jenis fauna mangrove
Hˈ
E’ =
ln( S)
0,58
E' =
ln ( 2 )
0,58
E' =
0,69
E' = 0,84
Dari hasil analisis diatas diperoleh bahwa indeks kemerataan fauna mangrove
2
∑i = niN
n
C=
()
3 2
Nv = ( )
11
2
= ( 0 ,27 )
Nv= 0 , 07
8 2
Ea = ( )
11
2
= ( 0 ,73 )
Ea = 0 ,53
C = 0,07 + 0,53
= 0,60
34
Dari hasil diatas menunjukkan bahwa ada salah satu spesies yang
mendominasi karena C = 1.
2. Fauna Lamun
Dik :
ni Ds = 3
ni Ag = 5
He = 1
N =9
S =3
Penyelesaian :
∑ ( pi ln pi )
Hˈ= -
Ds :
H ' =− ( 39 ) ln ( 39 )
=−( 0 ,33 ) ln ( 0 ,33 )
=0,37
Ag :
H ' =− ( 59 ) ln ( 59 )
=−( 0 , 56 ) ln ( 0 ,56 )
=0,32
35
He :
H ' =− ( 19 ) ln ( 19 )
=−( 0, 11) ln ( 0 ,11 )
=0,24
H’ = 0,37 + 0,32 + 0,24
= 0,93
Hˈ
E’ =
ln( S)
0,64
E' =
ln ( 2 )
0,64
E' =
0,69
E' = 0,93
Dari hasil analisis diatas diperoleh bahwa kemerataan fauna lamun tergolong
2
∑i = niN
n
C=
()
2
30
Ea = ( )
45
2
= ( 0,67 )
Ea= 0 , 45
36
15 2
Th = ( )
45
2
= ( 0 ,33 )
Am = 0 ,11
C = 0,45 + 0,11
= 0,56
Dari hasil analisis diatas menunjukkan bahwa ada salah satu spesies yang
mendominasi karena C = 1.
Lampiran 3. Dokumentasi
Foto Kelompok 4
37
Fauna yang ditemukan
38
Contoh Sampel Mangrove
39