Anda di halaman 1dari 18

PENGETAHUAN LINGKUNGAN

EKOSISTEM MANGROVE DAN EKOSISTEM


PANTAI
DI PANTAI KEMAH KABUPATEN MINAHASA UTARA

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
TAHUN 2011

PENGETAHUAN LINGKUNGAN

BAB I
PEMBAHASAN
1.1 LATAR BELAKANG

Kata mangrove merupakan kombinasi antara bahasa Portugis mangue dan


bahasa Inggris grove . Dalam bahasa Inggris, kata mangrove digunakan untuk komunitas
tumbuhan yang tumbuh di daerah jangkauan pasang surut dan untuk individu-individu
spesies tumbuhan yang menyusun komunitas tersebut. Sedang dalam bahasa Portugis kata
mangrove digunakan untuk menyatakan individu spesies tumbuhan, sedangkan kata
mangal digunakan untuk menyatakan komunitas tumbuhan tersebut. Sedangkan menurut
FAO, kata mangrove sebaiknya digunakan untuk individu jenis tumbuhan maupun
komunitas tumbuhan yang hidup di daerah pasang surut.
Menurut Snedaker (1978) dalam Kusmana (2003), hutan mangrove adalah
kelompok jenis tumbuhan yang tumbuh di sepanjang garis pantai tropis sampai sub-tropis
yang memiliki fungsi istimewa di suatu lingkungan yang mengandung garam dan bentuk
lahan berupa pantai dengan reaksi tanah an-aerob. Sedangkan menurut Tomlinson (1986),
kata mangrove berarti tanaman tropis dan komunitasnya yang tumbuh pada daerah intertidal.
Daerah intertidal adalah wilayah dibawah pengaruh pasang surut sepanjang garis pantai,
seperti laguna, estuarin, pantai dan river banks. Mangrove merupakan ekosistem yang
spesifik karena pada umumnya hanya dijumpai pada pantai yang berombak relatif kecil atau
bahkan terlindung dari ombak, di sepanjang delta dan estuarin yang dipengaruhi oleh
masukan air dan lumpur dari daratan.
Dengan demikian secara ringkas dapat didefinisikan bahwa hutan mangrove
adalah tipe hutan yang tumbuh di daerah pasang surut (terutama pada pantai yang
terlindung, laguna, muara sungai) yang tergenang pasang dan bebas genangan pada saat

PENGETAHUAN LINGKUNGAN

surut yang komunitas tumbuhannya bertoleransi terhadap garam. Sedangkan ekosistem


mangrove merupakan suatu sistem yang terdiri atas organisme (hewan dan tumbuhan) yang
berinteraksi dengan faktor lingkungannya di dalam suatu habitat mangrove.
Ada beberapa istilah yang digunakan untuk menyebut hutan mangrove. Antara
lain tidal forest, coastal woodland, vloedbosschen, hutan payau dan hutan bakau. Khusus
untuk penyebutan hutan bakau, sebenarnya istilah ini kurang sesuai untuk menggambarkan
mangrove sebagai komunitas berbagai tumbuhan yang berasosiasi dengan lingkungan
mangrove. Di Indonesia, istilah bakau digunakan untuk menyebut salah satu genus vegetasi
mangrove, yaitu Rhizopora. Sedangkan kenyataannya mangrove terdiri dari banyak genus
dan berbagai jenis, sehingga penyebutan hutan mangrove dengan istilah hutan bakau
sebaiknya dihindari.
1.2 TUJUAN DAN PROSEDUR KERJA EKOSISTEM MANGROVE
TUJUAN
Mengidentifikasi tumbuhan mangrove
Mengetahui keunikan ekosistem mangrove
Mengetahui zonasi pada ekosistem mangrove
PROSEDUR KERJA
1) Pada titik titik (acak) tertentu sepanjang transek yang di buat ; buatlah kwadran yaitu
tali

berukuran 1 x 1 m untuk sapihan, 5x5m untuk anakan dan 10x10m untuk

pohon. Sebanyak masing masing 3 buah.


Catatan : sapihan : diameter pohon >10cm, anakan 7-10cm, sapihan >7cm
2) Hitung setiap individu (sapihan ,anakan,dan pohon)yang ada pada tiap kwadran.
3) Dari data yang ada hitunglah .
Cintron dan novelly (1984) :
Kerapatan jenis (ind/ha) =

Kerapatan relative =

Jumlah individu suatu jenis


daerah pengamatan

jumlah kerapatan suatu jenis


jumlah kerapatan semua jenis

x 1000

x 100%

PENGETAHUAN LINGKUNGAN

Frekuensi jenis =

jumlah kerapatan suatu jenis


jumlah kerapatan semua jenis

1.3 TUJUAN DAN PROSEDUR KERJA TINGKAT TROFIK


TUJUAN
Mengetahui tingkat trofik yang ada di ekosistem mangrove moonit
Menyusun rantai makanan dan jaring-jar8ing makanan
PROSEDUR KERJA
Pada percobaan pertama,di identifikasi (cacat) setiap jenis hewan yang ada di
sepanjang transek. Dan di Amati tingkat trofik : produsen,konsumen,pengurai.jika
perlu di foto.
Menyusun jaring jaring makanan berdasarkan data yang ada.
Membahas hasil percobaan mengenai rantai makanan yang ada pada ekosistem
mangrove.
1.4 ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN
1. Tali rafia
2. Gunting
3. Alat tulis menulis
4. Alat ukur misalnya mistar
5. Kamera

BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 HASIL
Kwadran I:

no
Daun lonjong
1 Sapihan
2 Anakan
3 Pohon
Daun bulat
Pohon

jumlah
8
4
7

tinggi
1-3m
<6
<10

diameter
<7
7-10
>10

PENGETAHUAN LINGKUNGAN

Kwadran II:

no
Daun lonjong
1 Sapihan
2 Anakan
3 Pohon
Daun bulat
Pohon

jumlah
29
7
7

tinggi
1-3m
<6
<10

diameter
<7
7-10
>10

jumlah
31
11
10

tinggi
1-3m
<6
<10

diameter
<7
7-10
>10

<10

>10

Kwadran III:

no
Daun lonjong
1 Sapihan
2 Anakan
3 Pohon
Daun bulat
Pohon

CINTRON DAN NOVELLY (1984) :

Kwadran I :
Daun lonjong ;
Kerapatan jenis (ind/ha) =

19
20

x 1000

= 950

Kerapatan relative =

3
950

x 100%

PENGETAHUAN LINGKUNGAN

3
9,5

3
950

Frekuensi jenis =

= 0,315%

= 0,00315

Kwadran II :
Daun lonjong ;
Kerapatan jenis (ind/ha) =

43
40

x 1000

= 1075

Kerapatan relative =

3
1075

x 100%

= 0,27 %

Frekuensi jenis =

3
1075

= 0,0027

Kwadran III :
Daun lonjong ;
Kerapatan jenis (ind/ha) =

52
60

x 1000

= 866,67

PENGETAHUAN LINGKUNGAN

Kerapatan relative =

3
866,67

x 100%

= 0,35%

3
866,67

Frekuensi jenis =

= 0,0035

Daun bulat ;

Kerapatan jenis (ind/ha) =

1
60

x 1000

= 16,67

Kerapatan relative =

3
16,67

x 100%

= 17,9 %

Frekuensi jenis =

3
16,67

= 0,17

PENGETAHUAN LINGKUNGAN

2.2 HASIL DOKUMENTASI


Daun lonjong :

Daun bulat :

Mahluk hidup yang tinggal di ekosistem mangrove :


Kepiting

Siput

PENGETAHUAN LINGKUNGAN

Ular

Biawak

2.3 PEMBAHASAN
a. Pembahasan I

PENGETAHUAN LINGKUNGAN

Kenapa tumbuhan bakau jika dilihat seolah olah membentuk formasi?????


Vegetasi mangrove biasanya tumbuh di habitat mangrove membentuk zonasi
mulai dari daerah yang paling dekat dengan laut sampai dengan daerah yang dekat
dengan daratan. Pada kawasan delta atau muara sungai, biasanya vegetasi mangrove
tumbuh subur pada areal yang luas dan membentuk zonasi vegetasi yang jelas. Sedangkan
pada daerah pantai yang lurus, biasanya vegetasi mangrove tumbuh membentuk sabuk
hijau/green belt dengan komposisi yang hampir seragam (Nirarita, dkk, 1996).
Identifikasi zonasi didasarkan pada jenis mangrove atau kelompok jenis mangrove
dan dinamakan sesuai dengan jenis vegetasi yang dominan, yang tumbuh pada areal
tertentu. Beberapa faktor penting yang dianggap paling berperan dalam pembentukan
zonasi mangrove antara lain sebagai berikut :
pasang surut air laut yang secara langsung mengontrol ketinggian muka air dan

salinitas air serta tanah.


tipe tanah yang berkorelasi langsung dengan aerase, draenase dan tinggi muka air.
kadar garam air dan tanah .
cahaya yang berkorelasi langsung dengan daya tumbuh semaian.
pasokan dan aliran air tawar

Secara umum, zona yang paling dekat dengan laut (berhadapan langsung dengan
laut) didominasi oleh jenis-jenis Avicennia dan Sonneratia. Sedangkan zona
pertengahan biasanya didominasi oleh jenis-jenis Rhizopora dan kadang juga ditemui
jenis Bruguiera. Zona yang paling dekat dengan daratan biasanya didominasi oleh
jenis-jenis Bruguiera, Ceriops, Xylocarpus dan Lumnitzera.
Menurut Giesen dkk, zonasi yang paling umum dijumpai ada empat macam, yaitu :

10

PENGETAHUAN LINGKUNGAN

a. The Exposed Mangrove (zona terluar, paling dekat dengan laut). Secara umum zona
ini didominasi oleh Sonneratia alba, Avicennia alba dan Avicennia marina
b. Central Mangrove (zona pertengahan antara lat dan darat). Secara umum zona ini
didominasi oleh jenis-jenis Rhizopora, kadang juga ditemui jenis-jenis Bruguiera
c. The Rear Mangrove (back mangrove, landward mangrove, areal yang paling dekat
dengan daratan). Zona ini biasanya tergenangi oleh pasang tinggi saja. Seringkali
didominasi oleh jenis-jenis Bruguiera, Lumnitzera, Xylocarpus dan Pandanus sp
d. Brackish Stream Mangrove (aliran sungai dekat mangrove yang berair payau). Pada
zona ini sering dijumpai komunitas Nypa frutican dan kadang dijumpai Sonneratia
caseolaris serta Xylocarpus granatum.
Fungsi mangrove secara ekologi yaitu :
1. tempat mencari makan (feeding ground), tempat memijah (spawning ground)
dan tempat berkembang biak (nursery ground) berbagai jenis ikan, udang,
kerang dan biota laut lainnya.
2. Sumber bahan organik sebagai sumber pakan konsumen pertama (pakan
cacing, kepiting dan golongan kerang/keong), yang selanjutnya menjadi
sumber makanan bagi konsumen di atasnya dalam siklus rantai makanan
dalam suatu ekosistem.
3. Tempat hidup berbagai satwa liar, seperti monyet, buaya muara, biawak dan
burung.
4. tempat bersarang berbagai satwa liar, terutama burung.
5. sumber plasma nutfah
b. Pembahasan II
Mengapa tidak semua pantai ada mangrove, faktor apa saja yang mempengaruhinya ????

11

PENGETAHUAN LINGKUNGAN

Karena Ekosistem mangrove hanya didapati di daerah tropik dan sub-tropik.


Ekosistem mangrove dapat berkembang dengan baik pada lingkungan dengan ciri-ciri dan
faktor ekologik sebagai berikut:
a. Jenis tanahnya berlumpur, berlempung atau berpasir dengan bahan-bahan yang
b.

berasal dari lumpur, pasir atau pecahan karang;


Lahannya tergenang air laut secara berkala, baik setiap hari maupun hanya
tergenang pada saat pasang purnama. Frekuensi genangan ini akan menentukan

komposisi vegetasi ekosistem mangrove itu sendiri;


c. Menerima pasokan air tawar yang cukup dari darat (sungai, mata air atau air
tanah) yang berfungsi untuk menurunkan salinitas, menambah pasokan unsur hara
dan lumpur;
d. Suhu udara dengan fluktuasi musiman tidak lebih dari 5C dan suhu rata-rata di
bulan terdingin lebih dari 20C;
e. Airnya payau dengan salinitas 2-22 ppt atau asin dengan salinitas mencapai 38
ppt;
f. Arus laut tidak terlalu deras;
g. Tempat-tempat yang terlindung dari angin kencang dan gempuran ombak yang
kuat;
h. Topografi pantai yang datar/landai.
Habitat dengan ciri-ciri

dan factor ekologik tersebut umumnya dapat

ditemukan di daerah-daerah pantai yang dangkal, muara-muara sungai dan


pulau-pulau yang terletak pada teluk.
c. Pembahasan III
Rantai makanan yang terjadi pada ekosistem mangrove yaitu :
Contoh 1 :

12

PENGETAHUAN LINGKUNGAN

Contoh 2 :

13

PENGETAHUAN LINGKUNGAN

BAB III
PENUTUP
14

PENGETAHUAN LINGKUNGAN

a. KESIMPULAN

Hutan mangrove adalah sebutan untuk sekelompok tumbuhan yang hidup di


daerah pasang surut pantai. Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest,
coastal woodland, vloedbosschen, atau juga hutan payau. Kita sering menyebut
hutan di pinggir pantai tersebut sebagai hutan bakau. Sebenarnya, hutan tersebut
lebih tepat dinamakan hutan mangrove. Istilah 'mangrove' digunakan sebagai
pengganti istilah bakau untuk menghindarkan kemungkinan salah pengertian dengan
hutan yang terdiri atas pohon bakau Rhizophora spp. Karena bukan hanya pohon
bakau yang tumbuh di sana. Selain bakau, terdapat banyak jenis tumbuhan lain yang
hidup di dalamnya.

Mangrove merupakan salah satu tipe hutan dengan karakter yang spesifik dan
memiliki beberapa fungsi, antara fungsi fisik, biologis dan ekonomis dimana
ketiganya harus bisa berfungsi secara integral dan tidak tersegmentasi
Ciri-ciri terpenting dari penampakan hutan mangrove yaitu :

memiliki jenis pohon yang relatif sedikit;

memiliki akar tidak beraturan (pneumatofora) misalnya seperti jangkar


melengkung dan menjulang pada bakau Rhizophora spp., serta akar yang
mencuat vertikal seperti pensil pada pidada Sonneratia spp. dan pada api-api
Avicennia spp.;

15

PENGETAHUAN LINGKUNGAN

memiliki biji (propagul) yang bersifat vivipar atau dapat berkecambah di


pohonnya, khususnya pada Rhizophora;

memiliki banyak lentisel pada bagian kulit pohon.

Fungsi Biologis/Ekologis
1. tempat mencari makan (feeding ground), tempat memijah (spawning ground)
dan tempat berkembang biak (nursery ground) berbagai jenis ikan, udang,
kerang dan biota laut lainnya
2. tempat bersarang berbagai satwa liar, terutama burung
3. sumber plasma nutfah

16

PENGETAHUAN LINGKUNGAN

DAFTAR PUSTAKA

Giesen, dkk, -

, A Field Guide of Indonesian Mangrove , Bogor : Wetlands

International-Indonesian Programme

Hachinoe, dkk , 1998 , Manual Persemaian Mangrove di Bali , Denpasar :


PT. Indografika Utama

Kitamura, dkk , 1997 , Handbook of Mangrove in Indonesia Bali & Lombok ,


- : ISME & JICA

Kusmana, dkk , 2003 , Teknik Rehabilitasi Mangrove , Bogor : Fakultas


Kehutanan Institut Pertanian Bogor

Nirarita, dkk , 1996 , Ekosistem Lahan Basah Indonesia , Bogor : Wetlands


International-Indonesia Programme

Taniguchi, dkk , 1999 , Manual Silvikultur Mangrove Untuk Bali & Lombok ,
Denpasar : PT. Khrisna Inter Visi Media

Tomlinson, 1986 , The Botany of Mangrove , New York : Cambridge University


Press

http://www.imred.org/?q=content/ekosistem-mangrove-di-indonesia
tanggal 30-03-2008 13:38

17

Dimuat

PENGETAHUAN LINGKUNGAN

Last Updated on Thursday, 19 August 2010 15:33 Written by Risnandar, ST


Thursday, 19 August 2010 15:30

18

Anda mungkin juga menyukai