Anda di halaman 1dari 17

Pertemuan - 5

Struktur Komunitas
Autotrof
• Kelompok autotrof merupakan kelompok organisme yang dapat
berfotosintesis untuk menghasilkan cadangan makanan. Autotrof
utama yang ada di ekosistem mangrove adalah tumbuhan mangrove.
Selain itu, terdapat beberapa autotrof yang lain seperti makroalga,
fitoplankton, lamun dan pada beberapa wilayah ditemukan salt marsh.

Heterotrof
• Kelompok heterotrof merupakan kelompok organisme yang tidak dapat
menghasilkan cadangan makanan melalui proses fotosintesis.
Heterotrof yang ada di ekosistem mangrove adalah kelompok
organisme bentik, nekton, zooplankton, dan sebagainya.
1. Tumbuhan Mangrove

Jenis vegetasi mangrove yang terdapat pada ekosistem mangrove terbagi ke


dalam beberapa famili yang meliputi beberapa jenis tanaman. Tanaman yang
berupa pohon yaitu api-api (Avicennia spp), bakau (Rhizophora spp), cengal
(Ceriops spp), tancang (Bruguiera spp), nyirih (Xylocarpus spp) dan pedada
(Sonneratia spp). Di Indonesia ditemukan 89 jenis pohon, 5 jenis palem, 19 jenis
tumbuhan memanjat (liana), 44 jenis epifit dan 1 jenis tumbuhan paku (Bengen,
2002), sementara tumbuhanmangrove sejati di dunia tercatat 60 jenis (Dahuri,
2003).

Tumbuhan mangrove mempunyai kemampuan untuk beradaptasi terhadap


kondisi lingkungan yang ekstrim seperti kadar oksigen rendah dengan memiliki
perakaran yang khas, adaptasi terhadap kadar garam yang tinggi dengan berdaun
tebal dan struktur stomata khusus, serta adaptasi terhadap substrat labil dengan
perakaran yang ekstensif (Bengen, 2002).
2. Alga Bentik

• Alga pada mangrove terdapat pada permukaan lumpur, pneumatofora, akar


tunjang dan kulit batang bagian bawah pohon, terlihat berwarna kemerahan,
kecoklatan atau kehijauan. Kelompok alga di mangrove ini tidak
memperlihatkan zonasi yang nyata akibat pasang seperti yang terdapat pada
pantai berbatu dan karang. Beberapa jenis yang ditemukan bersaosiasi
dengan mangrove di daerah tropik dan subtropik antara lain Catanella,
Botrichia dan Calaglosa. Pada beberapa daerah, alga hijau-biru seperti
Siphonous dan Vaucheria terdapat pada pneumatofora
• Alga yang terdapat pada mangrove bisa dibagi berdasarkan
mikrohabitatnya, namun jamur terdapat lebih dari satu mikrohabitat.
Mikrohabitat tersebut adalah (1) permukaan lumpur, (2) permukaan batang
pohon dan akar, (3) cabang-cabang bagian atas dan kanopi. Alga pada
permukaan lumpur biasanya berupa alga uniseluler (umumnya diatom
bentik) dan alga multiseluler yang didominasi oleh alga hijau-biru. Diatom
bentik umumnya mempunyai mucus untuk melekatkan diri sehingga
membentuk semacam rantai (Castro dan Huber, 2007)
Alga yang bersifat epifit pada batang mangrove, penumatofora dan akar tunjang
mempunyai jenis yang relatif sedikit. Spesies alga merah paling umum
ditemukan dari genera Bostrychia, Caloglossa dan Catanella. Pertumbuhan alga
pada pneumatofora dan akar tunjang lebih menyukai tempat yang terlindung
daripada terbuka, dan akan cepat mendominasi area. Namun jenis
Enteromorpha clathrata lebih menyukai daerah yang terbuka karena
memerlukan cahaya yang lebih banyak untuk pertumbuhannya.
3. Fitoplankton

• Komunitas fitoplankton dan mikroalga bentik mempunyai kontribusi yang


sangat penting terhadap lingkungan mangrove. Walaupun kontribusi
terhadap total produksi di estuaria relatif kecil di sebagian besar daerah Asia
Tenggara, Australia, Amerika Tengah dan daerah tropik Amerika Selatan
(Kathiresan dan Bingham, 2001), namun di beberapa tempat, ditemukan
kontribusi plankton yang cukup besar terhadap total produksi di ekosistem
mangrove, yakni bisa berkisar antara 20 – 50%. Di Papua New Guinea,
menyumbang sekitar 20% dari total produksi di mangrove estuaria,
sedangkan di India Selatan berkisar antara 20-22% dari total produksi.

• Banyak jenis fitoplankton ditemukan di perairan mangrove, antara lain yang


dominan adalah jenis fitoplankton Dinoflagellata yang bisa mencapai 50-90%,
diikuti oleh diatom (5-15%) , Cyanobacteria (3-25%) dan sista dinoflagellata
(1-7%). Jenis ini terdapat dominan di hampir semua perairan laut. Beberapa
jenis spesies fitoplankton di eksosistem mangrove antara lain Prorocentrum
maculosum, P. foraminosum, P. formosum, Plagiodinium belizeanum,
Sinophysis microcephalus. Jenis Fitoplankton yang ditemukan di mangrove
bisa berasal dari perairan laut yang terbawa oleh pasang masuk ke perairan
mangrove atau berasal dari perairan estuaria.
4. Lamun

• Lamun yang biasa ditemukan hidup berasosiasi dengan mangrove adalah


Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Halophila ovalis dan Halodule
wrightii. Lamun jenis ini hidup di intertidal mangrove (Kathiresan & Bingham,
2001). Biomass lamun di mangrove Andaman mencapai 55-1941 gram berat
kering permeter persegi. Kelimpahan dan keragaman jenis lamun di daerah
mangrove sangat dipengaruhi oleh kombinasi antara tingkat pasang surut dan
tipe substrat. Lamun menyukai cahaya yang relatif tinggi dengan substrat
campuran substrat keras dan lunak. Kebutuhan cahaya lamun untuk hidup
adalah 10-20% rata-rata harian dari cahaya permukaan.
• Laju pertumbuhan lamun menurun pada saat musim dingin sebagai akibat
dari rendahnya suhu dan pendeknya waktu penyinaran matahari. Kematian
lamun sering sejalan dengan berkurangnya kualitas air dan bertambahnya
kekeruhan karena berkurangnya penetrasi cahaya matahari. Pada perairan
yang keruh, gumpalangumpalan dari mangrove menjadi salah satu penyebab
terlindungnya lamun. Beberapa penelitian menemukan bahwa pertumbuhan,
biomassa dan produksi primer lamun yang hidup di sekitar mangrove lebih
tinggi jika dibandingkan dengan yang hidup di habitat lain.
4. Lamun

5. Saltmarsh

Pada beberapa tempat, saltmarsh merupakan pengganti vegetasi mangrove


seperti di Pantai Atlantik Amerika Utara, tapi di bagian selatan, distribusi
saltmarsh dapat disaingi oleh mangrove. Sebagai contoh, saltmarsh jenis Spartina
tidak bisa hidup ada salinitas tinggi dan akresi sedimen yang cepat. Oleh karena
itu, pertumbuhannya sangat terbatas dan sedikit pada area dimana mangrove
tumbuh dengan subur.
 Purnobasuki (2005), membagi tipe mangrove berdasarkan struktur ekosistemnya,
menjadi 3 tipe, yaitu :
1. Tipe mangrove pantai → yaitu tipe hutan mangrove yg keberadaannya
disebabkan karena pengaruh pasang surut lebih dominan. Jenis tumbuhan
yg masuk dalam tipe ini adalah jenis mangrove pionir (Sonneratia,
Avicennia), tegakan campuran Avicennia – Rhizophora, tegakan campuran
Rhizophora – Bruguiera – Ceriops, tegakan campuran Aegiceras – Xylocarpus
- Exoecaria
2. Tipe mangrove muara → yaitu tipe mangrove dimana pengaruh pasang surut
sama kuat dengan pengaruh air sungai. Tipe mangrove ini secara umum
dicirikan oleh adanya zonasi yg relatif tipis dari jenis tertentu, antara lain
jenis Rhizophora stylosa/mucronata-Avicennia officinalis di pinggir alur
sungai, yg kemudian diikuti oleh formasi Rhizopohra apiculata-Bruguiera
gymnorrhiza. Jenis yg paling dominan di bagian belakang adalah Nypa
fruticans, Acrostichum aureum dan Acanthus ilicifolius
3. Tipe mangrove sungai → yaitu tipe mangrove dimana pengaruh sungai
sangat dominan. Umumnya mangrove tipe ini hanya ditumbuhi atau
didominasi oleh Nypa fruticans dan beberapa tumbuhan yg biasanya
berasosiasi dgn mangrove seperti Heritiera littoralis, Sonneratia caseolaris,
Avicennia officinalis, Acrostichum aureum, Acanthus ilicifolius, Scaevola
taccada, S. hainanensis, Cerbera manghas, C. odulum dan Pandanus
tectorius.
Zonasi Mangrove
• Zonasi mangrove terjadi karena adanya daya adaptasi yang berbeda-
beda antar jenis mangrove terhadap kondisi lingkungan seperti lama
penggenangan, salinitas, substrat, keterbukaan lokasi hutan mangrove
terhadap angin dan hempasan ombak, serta jarak tumbuhan dari garis
pantai. Kondisi lingkungan seperti ini sangat berkaitan dengan
morfologi pesisir dan kondisi padang surut.
• Zonasi pada tumbuhan mangrove
dapat dilihat sebagai suatu proses
suksesi dan merupakan hasil reaksi
ekosistem terhadap kekuatan yang
datangnya dari luar. Kondisi ini terjadi
disebabkan oleh adanya peran dan
tingkat kemampuan jenis tumbuhan
mangrove dalam beradaptasi dengan
lingkungan yang ada di suatu lokasi.
 Tidak semua hutan mangrove memperlihatkan adanya zonasi, misalnya
hutan mangrove yang ketebalannya sangat rendah (tipis)
 Kemiringan pantai sangat berpengaruh terhadap zonasi mangrove karena
sangat terkait dengan frekuensi dan lama penggenangan
 Zonasi hutan menurut MacNae (1968) dibagi atas 6 zona, yaitu :
1. Zona perbatasan dengan daratan
2. Zona semak-semak tumbuhan Ceriops
3. Zona hutan Bruguiera
4. Zona hutan Rhizophora
5. Zona Avicennia yang menuju ke arah laut
6. Zona Soneratia
 Watson (1928) membagi zonasi hutan mangrove menjadi 5 daerah, yaitu :
1. Daerah genangan untuk semua pasang naik
2. Daerah genangan pada pasang medium
3. Daerah genangan pada pasang naik normal
4. Daerah genangan pada pasang naik lainnya
5. Daerah genangan hanya pada pasang perbani
Contoh zonasi mangrove di Madagaskar Timur (Rakotomavo et al., 2018)
Contoh Kasus zonasi mangrove di Teluk Kotania
• Pada umumnya hutan mangrove di daerah pesisir Teluk Kotania tumbuh dan
berkembang dengan baik dan memperlihatkan adanya pemintakatan atau
zonasi jenis tumbuhan yang cukup jelas.
• Pemintakatan pada tumbuhan mangrove dapat dilihat sebagai suatu proses
suksesi dan merupakan hasil reaksi ekosistem terhadap kekuatan yang
datangnya dari luar. Kondisi ini terjadi disebabkan oleh adanya peran dan
tingkat kemampuan jenis tumbuhan mangrove dalam beradaptasi dengan
lingkungan yang ada di kawasan pesisir Teluk Kotania.

• Pemintakatan yang terjadi di hutan mangrove adalah dipengaruhi oleh


beberapa faktor, antara lain adalah frekuensi genangan, salinitas, dominasi
jenis tumbuhan, gerakan air pasang-surut dan keterbukaan lokasi hutan
mangrove terhadap angin dan hempasan ombak, serta jarak tumbuhan dari
garis pantai.
• Berdasarkan hasil penelitian WOUTHUYSEN & SAPULETE (1994)
yang menggunakan peta tematik citra satelit Lansat, hutan
mangrove di Teluk Kotania memperlihatkan adanya pemintakatan
yang sangat jelas (Tabel 2).
• Adanya pemintakatan, namun pola pemintakatan tersebut agak
berbeda, dan secara umum pemintakatan tersebut terdiri dari 4
mintakat. Pemintakatan tersebut adalah sebagai berikut : Zona,
yang menempati garis pantai adalah tegakan Rhizophora stylosa
murni; Zona, berikutnya adalah terdiri dari tegakan campuran
Rhizophora apiculata-Bruguiera gymnorrhiza; Zona berikutnya
adalah tegakan campuran Xylocarpus granatum-Aegiceras
corniculatum Ceriops tagal-Rhizophora apiculata; Zona yang ke
empat adalah yang berbatasan dengan formasi baringtonia dan
formasi pes-caprae yang terdiri dari jenis Avicenia officinalis
Excoecaria agalocha, Nypa fructicans, Heritiera littoralis-
Acrostichum aureum f dan Achantus dicifolius.
Terima Kasih ♥

Anda mungkin juga menyukai