Anda di halaman 1dari 42

HUBUNGAN EKOLOGIS DAN BIOLOGIS YANG TERJADI ANTARA

MANGROVE, LAMUN, DAN TERUMBU KARANG March 6, 2012

Filed under: lingkungan Urip Santoso @ 3:31 am


Tags: lamun, mangrove, terumbu karang

Oleh : Rahadian Harry Dewanto

Abstrak

Ekosistem mangrove, terumbu karang, dan lamun mempunyai keterkaitan ekologis


(hubungan fungsional), baik dalam nutrisi terlarut, sifat fisik air, partikel organik, maupun
migrasi satwa, dan dampak kegitan manusia. Oleh karena itu apabila salah satu ekosistem
tersebut terganggu, maka ekosistem yang lain juga ikut terganggu. Yang jelas interaksi yang
harmonis antara ketiga ekosistem ini harus dipertahankan agar tercipta sebentuk sinergi
keseimbangan lingkungan. Ekosistem mangrove merupakan ekosistem yang sangat produktif
dengan produktivitas primernya yang sangat tinggi daripada ekosistem lainnya di perairan.
Hutan mangrove mempunyai fungsi ekologis yang sangat penting yaitu sebagai salah satu
penyerap karbondioksida di udara. Peningkatan kandungan karbondioksida di udara dapat
menyebabkan dampak pemanasan global. Jika terjadi pemanasan global oleh penebangan
hutan mangrove besar-besaran maka ini akan berpengaruh terhadap ekosistem terumbu
karang dan lamun. Misalnya zooxanthela pada terumbu karang akan keluar dari karang
akibat meningkatnya suhu perairan. Karang yang membutuhkan zooxanthela dalam
memproduksi zat-zat penting bagi pertumbuhannya akan mati sehingga terjadi pemutihan
karang.

Kata kunci : interaksi yang harmonis antara ketiga ekosistem, fungsi ekologis

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri atas 17.508 pulau
dengan panjang garis pantai 81.791 km, memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi
seperti hutan mangrove, terumbu karang, padang lamun, ikan, mamalia, reptilia, krustasea
dan berbagai jenis moluska. Sumberdaya alam laut tersebut merupakan salah satu modal
dasar yang dapat dimanfaatkan untuk pembangunan nasional.

Adanya suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara mahluk hidup
dengan lingkungannya disebut dengan ekosistem. Ekosistem berasal dari kata :
Geobiocoenosis, yang berarti Biocoenosis : komponen Biotik dan Geocoenosis : komponen
abiotic.

Tidak hanya tergantung di mana organisme tadi hidup, tetapi juga pada apa yang dilakukan
organisme termasuk mengubah energi, bertingkah laku, bereaksi, mengubah lingkungan fisik
maupun biologi dan bagaimana organisme dihambat oleh spesies lain.

Aliran energi dalam niche yang terjadi adalah ketika matahari menyinari laut, sinarnya akan
membantu proses fotosintesis yang dilakukan oleh fitoplankton. Fitoplankton inilah yang
kemudian akan dikonsumsi oleh zooplankton, zooplankton dikonsumsi oleh hewan dengan
tingkat yang lebih tinggi (karnivora), hingga pada akhirnya hewan karnivora akan mati dan
didekomposisi oleh dekomposer menjadi detritus, yang kemudian diserap fitoplankton
sebagai zat hara/nutrien.

Ada beberapa ekosistem yang terdapat di laut tropis contohnya : mangrove, lamun dan
terumbu karang. hubungan ketiga ekosistem ini sangat sinergis. Apabila salahsatu sistem
mengalami gangguan,maka sistem yang lain akan berpengaruh juga.

MANGROVE, LAMUN, DAN TERUMBU KARANG

1. Ekosistem Mangrove

Mangrove berasal dari kata mangue/mangal (Portugish) dan grove (English), Suatu tipe
ekosistem hutan yang tumbuh di suatu daerah pasang surut (pantai, laguna, muara sungai)
yang tergenang pasang dan bebas pada saat air laut surut, komunitas tumbuhannya
mempunyai toleransi terhadap garam (salinity) air laut.

Sebagai salah satu ekosistem pesisir, hutan mangrove merupakan ekosistem yang unik dan
rawan. Ekosistem ini mempunyai fungsi ekologis, fisik dan ekonomis. Fungsi ekologis hutan
mangrove antara lain : pelindung garis pantai, mencegah intrusi air laut, habitat, feeding
ground, nursery ground, spawning ground bagi aneka biota perairan, tempat bersarang
berbagai satwa liar terutama burung,sumber plasma nutfah,serta sebagai pengatur iklim
mikro.

Fungsi fisik hutang mangrove yaitu mempercepat perluasan lahan, melindungi daerah di
belakang mangrove dari hempasan gelombang dan angin kencang serta
menguraikan/mengolah limbah organic. Fungsi ekonominya antara lain : penghasil keperluan
rumah tangga, penghasil keperluan industri, dan penghasil bibit.

Hutan mangrove meliputi pohon-pohon dan semak yang tergolong ke dalam 8 famili, dan
terdiri atas 12 genera tumbuhan berbunga : Avicennie, Sonneratia, Rhyzophora, Bruguiera,
Ceriops, Xylocarpus, Lummitzera, Laguncularia, Aegiceras, Aegiatilis, Snaeda, dan
Conocarpus (Bengen). Formasi hutan mangrove dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
kekeringan, energi gelombang, kondisi pasang surut, sedimentasi, mineralogi, efek
neotektonik. Ekosistem mangrove yang terdapat pada wilayah pesisir, terpengaruh pasang
surut air laut, dan didominasi oleh spesies pohon atau semak yang khas dan mampu tumbuh
dalam perairan asin/payau.

a. Fungsi Mangrove

1. Sebagai peredam gelombang dan angin, pelindung dari abrasi dan pengikisan pantai
oleh air laut, penahan intrusi air laut ke darat, penahan lumpur dan perangkap sedimen.

2. Sebagai penghasil sejumlah besar detritus bagi plankton yang merupakan sumber
makanan utama biota laut.
3. Sebagai habitat bagi beberapa satwa liar, seperti burung, reptilia (biawak, ular), dan
mamalia (monyet).

4. Sebagai daerah asuhan (nursery grounds), tempat mencari makan (feeding grounds),
dan daerah pemijahan (spawning grounds) berbagai jenis ikan, udang dan biota laut lainnya.

5. Sebagai penghasil kayu konstruksi, kayu bakar, bahan baku arang, dan bahan baku
kertas.

6. Sebagai tempat ekowisata.

b. Daya Adaptasi Mangrove Terhadap Lingkungan

Tumbuhan mangrove mempunyai daya adaptasi yang khas terhadap lingkungan (Bengen,
2001), menguraikan adaptasi tersebut dalam bentuk :

1. Adaptasi terhadap kadar kadar oksigen rendah, menyebabkan mangrove memiliki


bentuk perakaran yang khas : (1) bertipe cakar ayam yang mempunyai pneumatofora
(misalnya: Avecennia spp., Xylocarpus., dan Sonneratia spp.) untuk mengambil oksigen dari
udara; dan (2) bertipe penyangga/tongkat yang mempunyai lentisel (misalnya Rhyzophora
spp.).

2. Adaptasi terhadap kadar garam yang tinggi :

o Memiliki sel-sel khusus dalam daun yang berfungsi untuk menyimpan garam.

o Berdaun kuat dan tebal yang banyak mengandung air untuk mengatur keseimbangan
garam.

o Daunnya memiliki struktur stomata khusus untuk mengurangi penguapan.

3. Adaptasi terhadap tanah yang kurang strabil dan adanya pasang surut, dengan cara
mengembangkan struktur akar yang sangat ekstensif dan membentuk jaringan horisontal yang
lebar. Di samping untuk memperkokoh pohon, akar tersebut juga berfungsi untuk mengambil
unsur hara dan menahan sedimen.

c. Zonasi Hutan Mangrove

Menurut Bengen (2001), penyebaran dan zonasi hutan mangrove tergantung oleh berbagai
faktor lingkungan. Berikut salah satu tipe zonasi hutan mangrore di Indonesia:

o Daerah yang paling dekat dengan laut, dengan substrat agak berpasir, sering ditumbuhi
oleh Avicennia spp. Pada zona ini biasa berasosiasi Sonneratia spp. Yang dominan tumbuh
pada lumpur dalam yang kaya bahan organik.
o Lebih ke arah darat, hutan mangrove umumnya didominasi oleh Rhizophora spp. Di zona
ini juga dijumpai Bruguiera spp. dan Xylocarpus spp.

o Zona berikutnya didominasi oleh Bruguiera spp.

Zona transisi antara hutan mangrove dengan hutan dataran rendah biasa ditumbuhi
oleh Nypa fruticans, dan beberapa spesies palem lainnya.

2. Ekosistem Padang Lamun

Lamun ( sea grass ) adalah Tumbuhan berbunga yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri
untuk hidup terbenam dalam laut. Tumbuhan ini terdiri dari Rhizome,daun dan akar.
Rhizome merupakan batang yang terbenam dan merayap secara mendatar, serta berbuku-
buku. pada buku-buku tersebut tumbuh batang pendek yang tegak ke atas,berdaun dan
berbunga. Dengan rhizome dan akarnya inilah tumbuhan tersebut dapat menancapkan diri
dengan kokoh di dasar laut hingga tahan terhadap hempasan gelombang dan arus.

Lamun merupakan tumbuhan berbunga yang hidupnya terbenam di dalam laut.Padang lamun
ini merupakan ekosistem yang mempunyai produktivitas organik yang tinggi. Fungsi ekologi
yang penting yaitu sebagai feeding ground, spawning ground dan nursery ground beberapa
jenis hewan yaitu udang dan ikan baranong, sebagai peredam arus sehingga perairan dan
sekitarnya menjadi tenang.

Meskipun padang lamun merupakan ekosistim yang penting namun pemanfaatan langsung
tumbuhan lamun untuk kebutuhan manusia tidak banyak di lakukan. Beberapa jenis lamun
dapat digunakan sebagai bahan makanan, samo-samo ( Enhalus acoroides) misalnya di
manfaatkan bijinya oleh penduduk pulau-pulau seribu sebagai bahan makanan.

Adapun ancaman terhadap padang lamun, diantaranya sebagai berikut :

o Pengerukan dan pengurugan dari aktivitas pembangunan (pemukiman pinggir


laut,pelabuhan,industri dan saluran navigasi).

o Pencemaran limbah industri terutama logam berat dan senyawa organoklorin

o Pencemaran minyak dan industri.

a. Upaya pelestarian Padang Lamun Mencegah terjadinya pengrusakan akibat pengerukan


dan pengurugan kawasan lamun

b. Mencegah terjadinya pengrusakan akibat kegiatan konstruksi di wilayah pesisir

c. Mencegah terjadinya pembuangan limbah dari kegiatan industri, buangan termal serta
limbah pemukiman

d. Mencegah terjadinya penangkapan ikan secara destruktif yang membahayakan lamun

e. Memelihara salinitas perairan agar sesuai batas salinitas padang lamun


f. Mencegah terjadinya pencemaran minyak di kawasan lamun

3. Ekosistem Terumbu Karang

Terumbu karang adalah suatu ekosistem di laut tropis yang mempunyai produktivitas tinggi
(Sukarno et al., 1986). Terumbu karang merupakan ekosistem yang khas di daerah tropis dan
sering digunakan untuk menentukan batas lingkungan perairan laut tropis dengan laut sub
tropis maupun kutub (Nontji, 1987 dan Nybakken, 1988). Ekosistem ini mempunyai sifat
yang menonjol karena produktivitas dan keaneka- ragaman jenis biotanya yang tinggi.
Longhurst dan Pauly (1987) menyatakan bahwa besarnya produktivitas yang dimiliki
terumbu karang disebabkan oleh adanya pendauran ulang zat-zat hara melalui proses hayati.

Terumbu karang adalah endapan-endapan masif yang penting dari kalsium karbonat (CaCO3)
dan terutama dihasilkan oleh karang (Filum Cnidaria, Kelas Anthozoa, Ordo Madreporaria =
Scleractinia) dengan sedikit tambahan dari alga berkapur dan organisme-organisme lain yang
mengeluarkan kalsium karbonat.

Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang dinamis, mengalami perubahan terus
menerus dan tidak tahan terhadap gangguan-gangguan alam yang berasal dari luar terumbu.
Beberapa faktor yang membatasi pertumbuhan karang adalah : cahaya, diperlukan oleh
Zooxanthellae untuk melakukan fotosintesis dalam jaringan karang. Suhu dapat
merupakan faktor pembatas yang umum bagi karang. Pertumbuhan karang yang optimum
terjadi pada perairan yang rata-rata suhu tahunannya berkisar 23 25oC, akan tetapi karang
juga dapat mentoleransi suhu pada kisaran 20oC, sampai dengan 36 40oC (Nybakken,
1988).

Hubungan

1. Sifat fisik air Hutan mangrove sejati biasanya tumbuh di daerah yang terlindung dari
pengaruh ombak dan arus yang kuat. Terumbu karang dan lamun disini berfungsi
sebagai penahan ombak dan arus yang kuat untuk memperlambat pergerakannya. Ini
merupakan salah satu interaksi fisik dari terumbu karang dan lamun terhadap
mangrove sehingga mangrove terlindungi dari ombak dan arus yang kuat. Hutan
mangrove kaya akan sedimen yang mengendap di dasar perairan. Apabila sedimen ini
masuk ke ekosistem lamun maupun terumbu karang dengan jumlah yang sangat
banyak dan terus menerus oleh pengaruh hujan lebat, penebangan hutan mangrove
maupun pasang surut dapat mengeruhkan perairan, maka ini akan mempengaruhi
fotosintesis dari lamun dan zooxanthela yang hidup pada karang. Sedimen yang
membuat perairan keruh akan berdampak pada berkurangnya penetrasi cahaya
matahari (kecerahan). Tanpa cahaya yang cukup, laju fotosintesis akan berkurang.
Dan ini akan mempengaruhi persebaran dan kelimpahan lamun serta terumbu karang
secara vertikal dan horizontal.
2. Partikel organik yang berasal dari serasah lamun dan mangrove dapat mempengaruhi
pertumbuhan dari terumbu karang. Tingginya partikel organik yang tersuspensi
diperairan dapat menurunkan fotosintesis dari lamun dan zooxanthela di perairan.
Partikel organik ini akan mengurangi intensitas cahaya matahari yang dibutuhkan
lamun dan zooxanthella untuk proses fotosintesis. Selain itu partikel organik yang
terbawa dari ekosistem mangrove ke ekosistem lamun dan terumbu karang merupakan
makanan bagi biota-biota perairan seperti filter feeder dan detritus feeder. Khusunya
ekosistem mangrove, arus dan gelombang disekitarnya cukup kuat sehingga berfungsi
mencernihkan perairan. Sedangkan ekosistem lamun yang berdekatan dengan
ekosistem mangrove yang kaya sedimen, mempunyai rhizoma yang saling menyilang
untuk menahan substrat dasar. Penebangan hutan, pembukaan jalan, pembukaan lahan
pertanian dapat meningkatkan partikel organik diperiaran. Partikel yang tersuspensi
terutama dalam bentuk partikel halus maupun kasar, akan menimbulkan dampak
negatif terhadap biota perairan pesisir dan lautan. Misalnya partikel tersebut menutupi
sistem pernafasan yang mengakibatkan biota tersebut susah bernafas.
3. Nutrien Terlarut

Nutrien diperiaran penting bagi produsen primer untuk proses fotosintesis. Nutrien di
perairan dapat berasal dari batuan-batuan maupun serasah tumbuhan dan organisme-
organisme yang mati, dan kemudian didekomposisi oleh bakteri menjadi zat anorganik yang
diserap oleh produsen primer. Mangrove kaya akan nutrien yang biasanya terbawa ke
ekosistem lamun dan terumbu karang melalui aliran sungai maupun efek pasang surut.
Nutrien ini diserap langsung oleh lamun melalui perakarannya, dan zooxanthella memperoleh
nutrien tersebut juga.Batuan-batuan karang yang pecah juga merupakan nutrien yang
dibutuhkan bagi organisme yang ada disekitar mangrove yang bisanya membentuk cangkang.
Nutrien ini juga bisanya dibawa oleh arus dan ombak untuk diserap oleh lamun.

1. MigrasiFauna
Migrasi fauna dapat disebabkan oleh meningkatnya predator pada suatu ekosistem,
berkurangnya makanan, reproduksi, meningkatnya persaingan dalam memperbutkan
makanan, tempat persembunyian yang aman, dll. Ketika ekosistem mangrove dalam
keadaan rusak atau terganggu oleh aktivitas manusia maupun oleh pengaruh alam,
maka biota-biota/fauna yang hidupnya disekitar mangrove akan beralih tempat ke
ekositem lamunmaupun terumbukarang untuk memperoleh perlindungan. Apabila
dalam ekosistem lamun, terjadi persaingan yang ketat dalam memperbutkan makanan,
maka fauna-fauna disekitarnya akan bermigrasi ke darerah mangrove untuk
memperoleh makanan yang banyak. Ketika terjadi kekeruhan di ekosistem lamun oleh
pengaruh sedimentasi, maka fauna-fauna yang hidup disekitarnya khususnya ikan
akan menghindari daerah tersebut dan menempati ekosistem terumbu karang yang
tidak kecerahan lebih baik.
1. 5. DampakManusia
Penebangan hutan mangrove untuk pemukiman, pebukaan lahan pertanian dan
pertambakan dapat mengakibatkan erosi sehingga mengeruhkan perairan.
Pengaruhnya ini akan berdampak pada ekosistem lamun dan terumbu karang
yang ada disekitarnya. Proses fotosintesis akan yang berjalan akan terhambat.
Selain pemanfaatan mangrove yang merusak lingkungan, pemanfaatan lamun
dengan cara yang sama akan menyebabkan sedimentasi, mengingat bahwa
lamun mempunyai rhizoma yang saling mentilang yang berfungsi untuk
mengikat sedimen didasar Pengambilan terumbu karang sebagai bahan
bangunan akan mengancam ekosistem mangrove. Mengingat bahwa secara
ekologis terumbu karang berfungsi untuk menahan gelombang dan arus yang
kuat, sehingga tanpa keberadaannya akan mengamcam ekosistem mangrove
yang biasanya terlindung dari ombak dan arus yang kuat.Ikan di daerah
terumbu karang yang memakan suatu spesies ikan di sekitar daerah lamun
lama kelamaan akan habis apabila terus menerus dieksploitasi secara besar-
besaran oleh manusia. Ikan di daerah terumbu karang berkurang jumlahnya
sedangkan ikan di daerah lamun meningkat jumlahnya. Dari pembahasan
diatas kita dapat melihat bahwa dampak manusia dan alam akan
mempengaruhi ketiga ekosistem ini.

B. Keterkaitan Ekosistem secara Biologis

Hubungan keterkaitan ekosistem antara mangrove, lamun dan terumbu karang sudah diduga
sejak lama oleh para ahli ekologi. Namun kepastian tentang bentuk keterkaitan antara ketiga
ekosistem tersebut secara biologis masih belum banyak dibuktikan. Salah satu penelitian
yang dilakukan untuk membuktikan adanya keterkaitan ekosistem antara mangrove, lamun
dan terumbu karang tersebut dilaksanakan oleh Nagelkerken et al., (2000), di Pulau Curacao,
Karibia.

Penelitian tersebut dilakukan untuk membuktikan apakah daerah mangrove dan lamun benar-
benar secara mutlak (obligat) dibutuhkan oleh ikan karang untuk membesarkan ikan yang
masih juvenil ataukah hanya sebagai tempat alternatif (fakulatif) saja untuk memijah. Lokasi
penelitian dibagi menjadi 4 jenis biotope (habitat) yang berbeda, yaitu : daerah padang lamun
di teluk yang ditumbuhi komunitas mangrove, daerah padang lamun di teluk yang tidak
ditumbuhi mangrove (tanpa mangrove), daerah berlumpur di teluk yang ditumbuhi lamun dan
mangrove serta daerah berlumpur di teluk yang tidak ditumbuhi lamun dan mangrove (daerah
kosong tanpa vegetasi).

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, Nagelkerken et al., (2000) melaporkan bahwa
beberapa spesies ikan menggunakan daerah lamun dan mangrove sebagai daerah asuhan
tempat membesarkan juvenile (nursery ground). Kelimpahan dan kekayaan jenis (species
richness) tertinggi ditemukan di daerah padang lamun dan daerah berlumpur yang
sekelilingnya ditumbuhi oleh vegetasi mangrove.

Keterkaitan ekosistem antara mangrove, lamun dan terumbu karang menciptakan suatu
variasi habitat yang mempertinggi keanekaragaman jenis organisme. Hal ini membuktikan
adanya pengaruh tepi (edge effect) seperti tampak pada penelitian Nagelkerken et al. (2000).
Adanya variasi habitat menciptakan daerah tepi yang saling tumpang tindih. Hal ini
menimbulkan suatu daerah pertemuan antar spesies sehingga meningkatkan keanekaragaman
jenis organisme di daerah tersebut.

C. Keterkaitan ekositem secara Ekologis

Secara ekologis, terumbu karang mempunyai keterkaitan dengan daratan dan lautan serta
ekosistem lain, seperti hutan mangrove dan lamun. Hal ini disebabkan karena terumbu karang
berada dekat dengan ekosistem tersebut serta daratan dan lautan. Berbagai dampak kegiatan
pembangunan yang dilakukan di lahan atas atau di sekitar padang lamun atau hutan
mangrove akan menimbulkan dampak pula pada ekosistem terumbu karang. Demikian pula
dengan kegiatan yang dilakukan di laut lepas, seperti: kegiatan pengeboran minyak lepas
pantai, pembuangan limbah dan perhubungan laut.
Kesimpulan

Mangrove berasal dari kata mangue/mangal (Portugish) dan grove (English), Suatu tipe
ekosistem hutan yang tumbuh di suatu daerah pasang surut (pantai, laguna, muara sungai)
yang tergenang pasang dan bebas pada saat air laut surut, komunitas tumbuhannya
mempunyai toleransi terhadap garam (salinity) air laut.

Lamun ( sea grass ) adalah Tumbuhan berbunga yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri
untuk hidup terbenam dalam laut. Tumbuhan ini terdiri dari Rhizome,daun dan akar.
Rhizome merupakan batang yang terbenam dan merayap secara mendatar, serta berbuku-
buku. pada buku-buku tersebut tumbuh batang pendek yang tegak ke atas,berdaun dan
berbunga. Dengan rhizome dan akarnya inilah tumbuhan tersebut dapat menancapkan diri
dengan kokoh di dasar laut hingga tahan terhadap hempasan gelombang dan arus.

Terumbu karang adalah suatu ekosistem di laut tropis yang mempunyai produktivitas tinggi
(Sukarno et al., 1986). Terumbu karang merupakan ekosistem yang khas di daerah tropis dan
sering digunakan untuk menentukan batas lingkungan perairan laut tropis dengan laut sub
tropis maupun kutub (Nontji, 1987 dan Nybakken, 1988).

Secara ekologis, terumbu karang mempunyai keterkaitan dengan daratan dan lautan serta
ekosistem lain, seperti hutan mangrove dan lamun.

Keterkaitan ekosistem antara mangrove, lamun dan terumbu karang menciptakan suatu
variasi habitat yang mempertinggi keanekaragaman jenis organisme.

Saran

Dari pembahasan diatas kita dapat melihat bahwa dampak manusia dan alam akan
mempengaruhi ketiga ekosistem ini. Ketiga ekosistem ini saling terkait satu sama lain dan
biasanya ke tiga ekosistem ini bersama-sama terdapat di sekitar pesisir. Untuk itu penting
bagi ketiga ekosistem ini untuk dilestarikan dan dijaga secara sinergis sehingga terhindar dari
kerusakan.

DAFTAR PUSTAKA

Anugerah Nontji.2007.Laut Nusantara.Djambatan:Jakarta.

Bengen Dietriech. G. 2001. Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove. PKSPL


IPB, Bogor. 27 halaman

Naamin, N. 2001. Oseanology (Parameter fisik, Kimia dan Biologi) Dari Terumbu Karang.
Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Nybakken, J. W. 1988. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. PT Gramedia. Jakarta.


Sudarmadji, 2003. Konservasi dan Rehabilitasi Hutan Mangrove. Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Jember, Bali. 53 halaman

Sukarno, M., M. Hutomo, K. Moosa, dan P. Darsono,. 1986. Terumbu Karang di Indonesia
: Sumberdaya, Permasalahan dan Pengelolaannya. Proyek Studi Potensi Sumberdaya Alam
Indonesia. Studi Potensi Sumberdaya Hayati Ikan. LON-LIPI. Jakarta

Suharsono. 1998. Standard Monitoring Terumbu Karang. Puslitbang LIPI. Jakarta

Supriharyono, 2000. Pelestarian dan Pengelolaan Sumberdaya Alam di Wilayah Pesisir


Tropis. PT. Gramedia Pustaka Umum Jakarta,

Sudarmadji, 2003. Konservasi dan Rehabilitasi Hutan Mangrove. Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Jember, Bali.

Yayasan Terangi. 2005. Selamatkan Terumbu Karang Indonesia. Jakarta

http://shifadini.wordpress.com/2010/04/15/56/

http://www.shttp://kambing.ui.ac.id/bebas/v12/sponsor/SponsorPendamping/Praweda/Biolog
i/0027%20Bio%201-6b.htmmkjeunieb.co.cc/2010/08/keterkaitan-ekosistem-secara-
biologis.html

http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/02201/kel4_012.htm

MAKALAH EKOSISTEM LAUT

MAKALAH

EKOSISTEM LAUT
OLEH
NAMA : SITI SALASIAH
NIM : A1A511208

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2013

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Ekosistem laut merupakan sistem akuatik yang terbesar di planet bumi. Lautan
menutupi lebih dari 80 persen belahan bumi selatan tetapi hanya menutupi 61 persen belahan
bumi utara, dimana terdapat sebagian besar daratan bumiIndonesia sebagai Negara kepulauan
terletak di antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia dan mempunyai tatanan geografi
yang rumit dilihat dari topografi dasar lautnya. Dasar perairan Indonesia di beberapa tempat,
terutama di kawasan barat menunjukkan bentuk yang sederhana atau rata yang hampir
seragam, tetapi di tempat lain terutama kawasan timur menunjukkan bentuk-bentuk yang
lebih majemuk, tidak teratur dan rumit.
Bentuk dasar laut yang majemuk tersebut serta lingkungan air di atasnya memberi
kemungkinan munculnya keanekaragaman hayati yang tinggi, dengan sebaran yang luas, baik
secara mendatar maupun secara vertikal.Lingkungan laut selalu berubah atau
dinamis.Kadang-kadang perubahan lingkungan ini lambat, seperti datangnya zaman es yang
memakan waktu ribuan tahun.Kadang-kadang cepat seperti datangnya hujan badai yang
menumpahkan air tawar dan mengalirkan endapan lumpur dari darat ke laut. Cepat atau
lambatnya perubahan itu sama-sama mempunyai pengaruh, yakni kedua sifat perubahan
tersebut akan mengubah intensitas faktor-faktor lingkungan.
Berdasarkan uraian di atas penulis menyusun makalah bertemakan ekosistem laut
untuk menambah pemahaman mengenai ekosistem laut, pembagian ekosistem laut, ciri- ciri
ekosistem, penyebab kurusakan ekosistem laut serta cara untuk menanggulanginya.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan adalah
sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pembagian ekosistem laut ?


2. Apa saja ciri-ciri umum ekosistem air laut ?
3. Apa manfaat dari habitat/ekosistem laut bagi kehidupan manusia?
4. Apa yang menjadi penyebab pencemaran laut serta bagaimana cara untuk
menanggulanginya ?

C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan
pengetahuan yang diharapkan bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

D. METODE PENULISAN
Penulis menggunakan metode studi pustaka. Dalam metode ini penulis melakukan
penelusuran di internet dan buku yang berkaitan dengan penulisan makalah ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI EKOSISTEM
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak
terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga
suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup
yang saling memengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan
interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi menuju
kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan
anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.
Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan
lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik,
sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup. Pengertian
ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme, khususnya mikroorganisme, bersama-
sama dengan lingkungan fisik menghasilkan suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di
bumi cocok untuk kehidupan". Hal ini mengarah pada kenyataan bahwa kandungan kimia
atmosfer dan bumi sangat terkendali dan sangat berbeda dengan planet lain dalam tata surya.
Kehadiran, kelimpahan dan penyebaran suatu spesies dalam ekosistem ditentukan
oleh tingkat ketersediaan sumber daya serta kondisi faktor kimiawi dan fisis yang harus
berada dalam kisaran yang dapat ditoleransi oleh spesies tersebut, inilah yang disebut dengan
hukum toleransi. Misalnya: Panda memiliki toleransi yang luas terhadap suhu, namun
memiliki toleransi yang sempit terhadap makanannya, yaitu bambu. Dengan demikian, panda
dapat hidup di ekosistem dengan kondisi apapun asalkan dalam ekosistem tersebut terdapat
bambu sebagai sumber makanannya. Berbeda dengan makhluk hidup yang lain, manusia
dapat memperlebar kisaran toleransinya karena kemampuannya untuk berpikir,
mengembangkan teknologi dan memanipulasi alam.
Pengertian ekosistem pertama kali dikemukakan oleh seorang ahli ekologi
berkebangsaan Inggris bernama A.G. Tansley pada tahun 1935, walaupun konsep itu bukan
merupakan konsep yang baru. Sebelum akhir tahun 1800-an, pernyataan-pernyataan resmi
tentang istilah dan konsep yang berkaitan dengan ekosistem mulai terbit cukup menarik
dalam literatur-literatur ekologi di Amerika, Eropa, dan Rusia (Odum, 1993).
Beberapa definisi tentang ekosistem dapat diuraikan sebagai berikut :
(1) Ekosistem adalah suatu unit ekologi yang di dalamnya terdapat hubungan antara struktur dan
fungsi. Struktur yang dimaksudkan dalam definisi ekosistem tersebut adalah berhubungan
dengan keanekaragaman spesies (species diversity). Ekosistem yang mempunyai struktur
yang kompleks, memiliki keanekaragaman spesies yang tinggi. Sedangkan istilah fungsi
dalam definisi ekosistem menurut A.G. Tansley berhubungan dengan siklus materi dan arus
energi melalui komponen komponen ekosistem.
(2) Ekosistem atau sistem ekologi adalah merupakan pertukaran bahan-bahan antara bagian-
bagian yang hidup dan yang tak hidup di dalam suatu sistem. Ekosistem dicirikan dengan
berlangsungnya pertukaran materi dan transformasi energi yang sepenuhnya berlangsung
diantara berbagai komponen dalam sistem itu sendiri atau dengan sistem lain di luarnya.
(3) Ekosistem adalah tatanan dari satuan unsur-unsur lingkungan hidup dan kehidupan (biotik
maupun abiotik) secara utuh dan menyeluruh, yang saling mempengaruhi dan saling
tergantung satu dengan yang lainnya. Ekosistem mengandung keanekaragaman jenis dalam
suatu komunitas dengan lingkungannya yang berfungsi sebagai suatu satuan interaksi
kehidupan dalam alam (Dephut, 1997).
(4) Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara kompleks di dalamnya terdapat habitat, tumbuhan,
dan binatang yang dipertimbangkan sebagai unit kesatuan secara utuh, sehingga semuanya
akan menjadi bagian mata rantai siklus materi dan aliran energi (Woodbury, 1954 dalam
Setiadi, 1983).
(5) Ekosistem, yaitu unit fungsional dasar dalam ekologi yang di dalamnya tercakup organisme
dan lingkungannya (lingkungan biotik dan abiotik) dan di antara keduanya saling
memengaruhi (Odum, 1993). Ekosistem dikatakan sebagai suatu unit fungsional dasar dalam
ekologi karena merupakan satuan terkecil yang memiliki komponen secara lengkap, memiliki
relung ekologi secara lengkap, serta terdapat proses ekologi secara lengkap, sehingga di
dalam unit ini siklus materi dan arus energi terjadi sesuai dengan kondisi ekosistemnya.
(6) Ekosistem, yaitu tatanan kesatuan secara utuh menyeluruh antara segenap unsur lingkungan
hidup yang saling memengaruhi (UU Lingkungan Hidup Tahun 1997). Unsur-unsur
lingkungan hidup baik unsur biotik maupun abiotik, baik makhluk hidup maupun benda mati,
semuanya tersusun sebagai satu kesatuan dalam ekosistem yang masing-masing tidak bisa
berdiri sendiri, tidak bisa hidup sendiri, melainkan saling berhubungan, saling
mempengaruhi, saling berinteraksi, sehingga tidak dapat dipisah-pisahkan.
(7) Ekosistem, yaitu suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya (Soemarwoto, 1983). Tingkatan organisasi ini
dikatakan sebagai suatu sistem karena memiliki komponen-komponen dengan fungsi berbeda
yang terkoordinasi secara baik sehingga masing-masing komponen terjadi hubungan timbal
balik. Hubungan timbal balik terwujudkan dalam rantai makanan dan jaring makanan yang
pada setiap proses ini terjadi aliran energi dan siklus materi.

B. DEFINISI HABITAT
Habitat (berasal dari kata dalam bahasa Latin yang berarti menempati) adalah tempat
suatu spesies tinggal dan berkembang. Pada dasarnya, habitat adalah lingkungan paling tidak
lingkungan fisiknyadi sekeliling populasi suatu spesies yang mempengaruhi dan
dimanfaatkan oleh spesies tersebut.
Menurut Clements dan Shelford (1939), habitat adalah lingkungan fisik yang ada di
sekitar suatu spesies, atau populasi spesies, atau kelompok spesies, atau komunitas.
Sehingga Habitat diartikan sebagai tempat suatu makhluk hidup. Semua makhluk
hidup mempunyai tempat hidup yang disebut habitat (Odum, 1993). Kalau kita ingin mencari
atau ingin berjumpa dengan suatu organisme tertentu, maka harus tahu lebih dahulu tempat
hidupnya (habitat), sehingga ke habitat itulah kita pergi untuk mencari atau berjumpa dengan
organisme tersebut. Oleh sebab itu, habitat suatu organisme bisa juga disebut alamat
organisme itu.
Habitat paus dan ikan hiu adalah air laut, habitat ikan mas adalah air tawar, habitat
buaya muara adalah perairan payau, habitat monyet dan harimau adalah hutan, habitat pohon
bakau adalah daerah pasang surut, habitat pohon butun dan kulapang adalah hutan pantai,
habitat cemara gunung dan waru gununl; ndalah hutan Dataran tinggi, habitat manggis adalah
hutan dataran rendah dan hutan rawa, habitat ramin adalah hutan gambut dan daerah dataran
rendah lainnya, pohon-pohon anggota famili Dipterocarpaceae pada umumnya hidup di
daerah dataran rendah, pohon aren habitatnya di tanah dataran rendah hingga daerah
pegunungan, dan pohon durian habitatnya di dataran rendah.
Selain itu, istilah habitat dapat juga dipakai untuk menunjukkan tempat tumbuh
sekelompok organisme dari berbagai spesies yang membentuk suatu komunitas. Sebagai
contoh untuk menyebut tempat hidup suatu padang rumput dapat menggunakan habitat
padang rumput, untuk hutan mangrove dapat menggunakan istilah habitat hutan mangrove,
untuk hutan pantai dapat menggunakan habitat hutan pantai, untuk hutan rawa dapat
menggunakan habitat hutan rawa, dan lain sebagainya. Dalam hal seperti ini, maka habitat
sekelompok organisme mencakup organisme lain yang merupakan komponen lingkungan
(komponen lingkungan biotik) dan komponen lingkungan abiotik.
C. DEFINISI LAUT
Dari sisi Bahasa Indonesia pengertian laut adalah kumpulan air asin dalam jumlah
yang banyak dan luas yang menggenangi dan membagi daratan atas benua atau pulau. Jadi
laut adalah merupakan air yang menutupi permukaan tanah yang sangat luas dan umumnya
mengandung garam dan berasa asin. Biasanya air mengalir yang ada di darat akan bermuara
ke laut. Kandungan air laut biasanya adalah 96,5% air murni, dan 3,5% zat lainnya. 3/4 dari
bumi ini tertutup oleh laut, namun ternyata tidak sama lho presentase wilayah laut pada
belahan utara dan belahan selatan! Pada belahan selatan presentase wilayah laut dapat
mencapai 80%, namun di belahan bumi utara hanya 60%. Selain itu kedalaman laut juga
sangat bervariasi,ini terbukti rata-rata kedalaman laut adalah 3800m, tidak seperti daratan
yang hanya 840m.

Indonesia memiliki wilayah perairan laut yang sangat luas dan kurang terjaga
sehingga mudah mendatangkan ancaman sengketa batas wilayah dengan negara tetangga.
Untuk landas kontinen negara kita berhak atas segala kekayaan alam yang terdapat di laut
sampai dengan kedalaman 200 meter. Batas laut teritorial sejauh 12 mil dari garis dasar lurus
dan perbatasan laut zona ekonomi ekslusif (ZEE) sejauh 200 mil dari garis dasar laut.

D. DEFINISI ADAPTASI
Adaptasi adalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya
untuk bertahan hidup. Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya mampu
untuk:
memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan).
mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas.
mempertahankan hidup dari musuh alaminya. bereproduksi.
merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya.
Organisme yang mampu beradaptasi akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu
beradaptasi akan menghadapi kepunahan atau kelangkaan jenis.
Jenis Adaptasi
Adaptasi terbagi atas tiga jenis yaitu: Adaptasi morfologi adalah adaptasi yang
meliputi bentuk tubuh. Adaptasi Morfologi dapat dilihat dengan jelas. Sebagai contoh: paruh
dan kaki burung berbeda sesuai makanannya. Adaptasi Fisiologi adalah adaptasi yang
meliputi fungsi alat-alat tubuh. Adaptasi ini bisa berupa enzim yang dihasilkan suatu
organisme. Contoh: dihasilkannya enzim selulase oleh hewan memamah biak. Adaptasi
Tingkah Laku adalah adaptasi berupa perubahan tingkah laku. Misalnya: ikan paus yang
sesekali menyembul ke permukaan untuk mengambil udara.
Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi merupakan penyesuaian bentuk tubuh untuk kelangsungan
hidupnya. Contoh adaptasi morfologi, antara lain sebagai berikut :
Gigi-gigi khusus
Gigi hewan karnivora atau pemakan daging beradaptasi menjadi empat gigi taring besar dan
runcing untuk menangkap mangsa, serta gigi geraham dengan ujung pemotong yang tajam
untuk mencabik-cabik mangsanya.
Moncong
Trenggiling besar adalah hewan menyusui yang hidup di hutan rimba Amerika Tengah dan
Selatan. Makanan trenggiling adalah semut, rayap, dan serangga lain yang merayap. Hewan
ini mempunyai moncong panjang dengan ujung mulut kecil tak bergigi dengan lubang
berbentuk celah kecil untuk mengisap semut dari sarangnya. Hewan ini mempunyai lidah
panjang dan bergetah yangdapat dijulurkan jauh keluar mulut untuk menangkap serangga.
Paruh
Elang memiliki paruh yang kuat dengan rahang atas yang melengkung dan ujungnya tajam.
Fungsi paruh untuk mencengkeram korbannya.
Daun
Tumbuhan insektivora (tumbuhan pemakan serangga), misalnya kantong semar, memiliki
daun yang berbentuk piala dengan permukaan dalam yang licin sehingga dapat
menggelincirkan serangga yang hinggap. Dengan enzim yang dimiliki tumbuhan insektivora,
serangga tersebut akan dilumatkan, sehingga tumbuhan ini memperoleh unsur yang
diperlukan.
Akar
Akar tumbuhan gurun kuat dan panjang,berfungsi untuk menyerap air yang terdapat jauh di
dalam tanah. Sedangkan akar hawa pada tumbuhan bakau untuk bernapas.
Adaptasi Fisiologi
Adaptasi fisiologi merupakan penyesuaian fungsi fisiologi tubuh untuk
mempertahankan hidupnya. Contohnya adalah sebagai berikut :
Kelenjar bau
Musang dapat mensekresikan bau busuk dengan cara menyemprotkan cairan melalui sisi
lubang dubur. Sekret tersebut berfungsi untuk menghindarkan diri dari musuhnya.
Kantong tinta
Cumi-cumi dan gurita memiliki kantong tinta yang berisi cairan hitam. Bila musuh datang,
tinta disemprotkan ke dalam air sekitarnya sehingga musuh tidak dapat melihat kedudukan
cumi-cumi dan gurita.

Mimikri pada kadal


Kulit kadal dapat berubah warna karena pigmen yang dikandungnya. Perubahan warna ini
dipengaruhi oleh faktor dalam berupa hormon dan faktor luar berupa suhu serta keadaan
sekitarnya.
Adaptasi Tingkah Laku
Adaptasi tingkah laku merupakan adaptasi yang didasarkan pada tingkah laku.
Contohnya
sebagai berikut :
Pura-pura tidur atau mati
Beberapa hewan berpura-pura tidur atau mati, misalnya tupai Virginia. Hewan ini sering
berbaring tidak berdaya dengan mata tertutup bila didekati seekor anjing.
Migrasi
Ikan salem raja di Amerika Utara melakukan migrasi untuk mencari tempat yang sesuai
untuk bertelur. Ikan ini hidup di laut. Setiap tahun, ikan salem dewasa yang berumur empat
sampai tujuh tahun berkumpul di teluk disepanjang Pantai Barat Amerika Utara untuk
menuju ke sungai. Saat di sungai, ikan salem jantan mengeluarkan sperma di atas telur-telur
ikan betinanya. Setelah itu ikan dewasa biasanya mati. Telur yang telah menetas untuk
sementara tinggal di air tawar. Setelah menjadi lebih besar mereka bergerak ke bagian hilir
dan akhirnya ke laut.

E. DEFINISI KOMUNITAS
Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi
lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas
manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya,
preferensi, kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Komunitas berasal dari
bahasa Latin communitas yang berarti "kesamaan", kemudian dapat diturunkan dari
communis yang berarti "sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak". (Wenger, 2002: 4).
Menurut Crow dan Allan, Komunitas dapat terbagi menjadi 3 komponen:
Berdasarkan Lokasi atau Tempat Wilayah atau tempat sebuah komunitas dapat dilihat
sebagai tempat dimana sekumpulan orang mempunyai sesuatu yang sama secara geografis.
Berdasarkan Minat
Sekelompok orang yang mendirikan suatu komunitas karena mempunyai ketertarikan dan
minat yang sama, misalnya agama, pekerjaan, suku, ras, maupun berdasarkan kelainan
seksual.
Berdasarkan Komuni Komuni dapat berarti ide dasar yang dapat mendukung komunitas itu
sendiri.

F. INTENSITAS CAHAYA
Intensitas cahaya adalah besaran pokok fisika untuk mengukur daya yang dipancarkan
oleh suatu sumber cahaya pada arah tertentu per satuan sudut. Satuan SI dari intensitas
cahaya adalah Candela (Cd). Dalam bidang optika dan fotometri (fotografi), kemampuan
mata manusia hanya sensitif dan dapat melihat cahaya dengan panjang gelombang tertentu
(spektrum cahaya nampak) yang diukur dalam besaran pokok ini.

Intensitas cahaya monokromatik pada panjang gelombang adalah:

di mana
intensitas cahaya dalam satuan Candela,
intensitas radian dalam unit W/sr,

fungsi intesitas standar.

Intensitas cahaya total untuk semua panjang gelombang menjadi:


G. BIOTIK DAN ABIOTIK

Makhluk hidup dan lingkungan hidupnya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang
lainnya, keduanya saling mempengaruhi. Sebagai contoh adalah cacing tanah yang hidup di
dalam tanah lembab. Tanah lembab memiliki ciri-ciri seperti kadar air, suhu, kelembapan,
dan kandungan zat organic yang sesuai dengan kebutuhan hidup cacing tanah. Di dalam
tanah, cacing tidak hidup sendiri tetapi terdapat berbagai makhluk hidup lain, misalnya
keluwing, berbagai jenis bakteri, tumbuhan paku, semut, paku, dan lumut. Semua makhluk
hidup merupakan komponen abiotik. sedangkan yang bukan makhluk hidup (tanah, suhu,
kelembapan, air, dan kandungan zat organic) merupakan komponen abiotik.
1. Komponen Biotik
Biotik berarti makhluk hidup. Komponen-komponen biotic terdiri atas berbagai jenis
makhluk hidup yaitu mikroorganisme, jamur, ganggang, lumut, tumbuhan paku, invertebrate
(hewan tidak bertulang belakang) dan vertebrata (hewan bertulang belakang) termasuk
manusia. Setiap komponen biotik memiliki cara hidup sendiri yang akan menentukan
interaksinya dengan komponen biotik dan komponen abiotik lainnya.
Organisme bisa berkompetisi dengan suatu individu untuk mendapatkan makanan dan
mempertahankan hidupnya. Misalnya, seperti pada jarring-jaring makanan, tumbuhan hijau
melakukan fotosintesis untuk memperoleh makanan, herbivore memakan tumbuhan, karnivor
memakan herbivor dan mikroorganisme menguraikan sisa-sisa tumbuhan dan hewan untuk
memperoleh energy. Beberapa jenis herbivore seperti sapi, kambing dan rusa akan
berkompetisi untuk memperoleh makanannya yang berupa tumbuhan hijau.
Komponen Abiotik
Abiotik artinya bukan makhluk hidup atau komponen tak hidup. Benda-benda mati
(makhluk tak hidup) tersebut mempunyai pengaruh pada kehidupan makhluk hidup.
Komponen abiotik merupakan komponen fisik dan kimia yang membentuk lingkungan
abiotik. Contoh komponen abiotik antara lain suhu, air, cahaya, kelembapan, udara, garam-
garam mineral dan tanah. Komponen ini tidak berdiri sendiri, tetapi saling berinteraksi
sehingga mempengaruhi sifat satu sama lain.
Suhu
Suhu atau tenperatur adalah derajat energy panas. Sumber utama energy adalah
radiasi matahari. Suhu lingkungan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
organism karena sangat menentukan aktivitas enzim di dalam tubuh organism. Peningkatan
suhu tubuh pada rentang kisaran toleransi organism akan menyebabkan kenaikan aktivitas
enzim dalam membantu reaksi metabolism. Sel bisa pecah bila air yang terdapat di dalamnya
membeku pada suhu dibawah 0o C, dan ptotein pada sebagian besar organism akan
mengalami denaturasi pada suhu di atas 45oC. Selain itu, sejumlah organism dapat
mempertahankan suatu metabolism yang cukup aktif pada suhu yang sangat rendah atau pada
suhu yang sangat tinggi. Adaptasi memungkinkan beberapa organism hidup di luar kisaran
suhu tersebut. Suhu internal suatu organism sesungguhnya dipengaruhi oleh pertukaran panas
dengan lingkungannya, dan sebagian besar organism tidak dapat mempertahankan suhu
tubuhnya lebih tinggi beberapa derajat di atas atau di bawah suhu lingkungan sekitarnya.
Sebagai makhluk endotermis, mamalia dan burung merupakan pengecualian utama, tetapi
fungsi-fungsi endotermis sekalipun akan bekerja paling baik di dalam kisaran suhu
lingkungan tertentu yang bervariasi menurut spesies.
Cahaya
Cahaya merupakan salah satu energy yang bersumber dari radiasi matahari. Cahaya
matahari terdiri atas beberapa macam panjang gelombang. Jenis panjang gelombang,
intensitas cahaya, dan lama penyinaran cahaya matahari berperan dalam kehidupan makhluk
hidup. Misalnya, tumbuhan memerlukan cahaya dengan panjang gelombang tertentu (dari
matahari dan sumber lain) untuk proses fotosintesis.

Matahari memberikan energy yang menggerakkan hampir seluruh ekosistem,


meskipun hanya tumbuhan dan organism fotosintetik lain yang menggunakan sumber energy
ini secara langsung. Intensitas cahaya bukan merupakan factor terpenting yang membatasi
pertumbuhan tumbuhan di lingkungan darat, tetapi penaungan kanopi hutan membuat
persaingan untuk mendapatkan cahaya matahari dibawah kanopi tersebut menjadi sangat
ketat. Dalam lingkungan akuatik, intensitas dan kualitas cahaya membatasi persebaran
organism fotosintetik. Setiap meter kedalaman air secara selektif menyerap 45% cahaya
merah dan sekitar 2% cahaya biru yang melauinya. Sebagai hasilnya, sebagian besar
fotosintesis dalam lingkunga akuatik terjadi relative di dekat permukaan air.
Cahaya juga penting bagi perkembangan dan perilaku banyak tumbuhan dan hewan
yang sensitive terhadap fotoperiode, yaitu panjang panjang ralatif siang dan malam hari.
Fotoperiode merupakan suatu indicator yang dapat memberikan pentunjuk mengenai kejadian
musiman, seperti perbungaan atau perpindahan (migrasi).
Air
Air merupakan sumber utama kehidupan, karena tanpa adanya air makhluk hidup
tidak akan bisa hidup. lebih dari 70% permukaan bumi terdiri atas air, namun dari sekian
besar volume air air yang terdapat di bumi, hanya sebagian kecil saja yang dapat digunakan
(air segar). Air terdiri dari molekul-molekul H2O. air dapat berbentuk padat, cair dan gas.
Bentuk padat misalnya es (salju), serta berbentuk gas berupa uap air. Air sangat diperlukan
oleh makhluk hidup karena sebagian besar tubuhnya mengandung air.

Sifat-sifat air yang unik berpengaruh pada organism dan lingkungannya. Air sangat
penting bagi kehidupan, tetapi ketersediaannya bervariasi secara dramatis diberbagai haitat.
Organism air tawan dan air laut hidup terendam di dalam suatu lingkungan akuatik, tetapi
organism tersebut mengalami permasalahan keseimbangan air jika tekanan osmosis
intraselulernya tidak sesuai dengan tekanan osmosis air disekitarnya. Organism lingkungan
darat menghadapi ancaman kekeringan yang hamper konstan, dan evolusinya dibentuk oleh
kebutuhan untuk mendapatkan dan menyimpan air dalam jumlah yang mencukupi.
Tanah
Tanah merupakan tubuh alam yang berfungsi sebagai tempat tinggal makhluk hidup
dengan segala aktivitasnya. Selain sebagai tempat tinggal makhluk hidup, tanah juga
menyediakan unsur-unsur yang diperlukan untuk kehidupan tumbuhan seperti unsur hara,
bahan organik,serta air yang terdapat di dalam tanah.
Tanah berasal dari pelapukan batuan padat. Air yang merembes ke dalam celah batu
dan membeku selama musim dingin akan meretakkan batu tersebut, dan asam yang terlarut
dalam air tersebut juga membantu memecahkan batu. Begitu memasuki batu, organisme-
organisme akan mempercepat perombakan. Lichenes, fungi, bakteri, lumut, dan akar
tumbuhan semuanya mensekresi asam, dan perluasan akar yang tumbuh dalam celah batu
akan memecahkan batu dan kerikil. Hasil akhir dari semua aktivitas ini adalah top soil (bunga
tanah), suatu campuran partikel yang diperoleh dari batu, organisme hidup, dan humus, suatu
residu bahan organik yang dibusukkan secara bertahap

Tanah memiliki sifat, tekstur dan kandungan garam mineral tertentu. Struktur fisik,
pH, dan komposisi mineral tanah akan membatasi persebaran tumbuhan dan hewan. Pada
aliran sungai, komposisi tanah dapat mempengaruhi factor kimiawi air, yang selanjutnya
akan mempengaruhi tumbuhan dan hewan penghuni ekosistem tersebut. Pada lingkungan
laut, struktur substrat dan zona pasang-surut dan pada dasar laut manentukan jenis organism
yang dapat menempel dan meliang dalam habitat seperti itu. Bagi tumbuhan Tanah
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan tumbuhan karenanya merupakan
media bagi tumbuhan yang tumbuh di atasnya, sebagai sumber nutrisi dan tempat melekatkan
diri dengan akarnya.
Kelembapan
Kelembapan merupakan salah satu komponen abiotik di tanah dan udara.
Kelemabapan udara berarti kandunga uap air di udara, sedangkan kelembapan tanah berarti
kandungan air dalam tanah. Kelembapan diperlukan oleh makhluk hidup agar tubuhnya tidak
cepat kering karena penguapan. Kelembapan yang diperlukan makhluk hidup berbeda-beda.
Sebagai contoh, jamur dan cacing memerlukan habitat yang sangat lembab, sedangkan kadal
gurun pasir memerlukan habitat sebaliknya.
Masalah yang dihadapi oleh hewan-hewan daratan pada kelembaban rendah, terutama
sekali bila suhu tinggi, ialah bagaimana mengurangi penguapan atau kehilangan air dari
tubuhnya, begitu pun dengan tumbuhan. Cara untuk mengatasi masalah ini bemacam-macam,
salah satu diantaranya ialah dengan estivasi (tidur musim kering). Dalam suatu habitat di
padang pasir yang keadaannya panas dan kering, praktis semua jenis-jenis hewan
penghuninya aktif di malam hari (noktural), yaitu pada suhu rendah dan kelembapan tinggi.
Selain itu, berbagai jenis hewan penghuni padang pasir mendapatkan air dari hasil
metabolism hidrat arang dalam tubuhnya, serta urine dan fesesnya padat dan kering. Begitu
pun dengan tumbuhan. metabolism dalam tubuhnya juga tergantung pada kelembapan.
Misalnya bila musim kemarau, tanah akan berkurang kelembapannya maka pohon katapang
akan menggugurkan daunnya unutk mengurangi penguapan.
Garam-garam mineral
Garam mineral antara lain ion-ion nitrogen, fosfat, sulfur, kalsium dan natrium.
Komposisi garam mineral tertentu menentukan sifat tanah dan air. Contohnya kandungan ion-
ion hydrogen menentukan tingkat keasaman, sedangkan ion natrium dan klorida menentukan
tingkat salinitas (kadar garam). Tumbuhan mengambil garam-garam mineral (unsure hara)
dan air dari tanah untuk proses fotosintesis.
Pengaruh garam mineral yang terdapat di lingkungan bagi makhluk hidup, pada
umumnya bersifat fisologis melalui berbagai fungsinya sebagai unsure hara (nutrient yang
terkandung dalam makanannya. Garam-garam tertentu diperlukan dalam jumlah besar
(makronutrien) dan juga dalam jumlah sedikit (mikronutrien). Kurang atau tidak tersedianya
suatu unsure dan senyawa penting dalam lingkungan, adakalanya kan tampak dari komposisi
kimia atau penampilan tubuh, bagian tubuh dan produk-produk yang dihasilkan makhluk
hidup. Pada hewan, misalnya kurangny zat kapur disuatu tempat dapat mengakibatkan jenis-
jenis mollusca yang hidup di temapt itu bercangkang tipis, namun tipisnya cangkang tidak
selalu disebabkan oleh kurangnya zat kapur semata. Pada tumbuhan, misalnya kekurangan
klor (Cl) akan mengakibatkan Layu pada ujung daun,klorosis dan nekrosis, akar memendek
dan buah berkurang.
H. BIOTA LAUT
Dalam ekologi, biota adalah keseluruhan kehidupan yang ada pada satu wilayah
geografi tertentu dalam suatu waktu tertentu. Pembatasan luas wilayah geografi atau cakupan
waktu dapat bersifat lokal atau sesaat hingga keseluruhan planet atau rentang waktu yang
panjang. Sebagai contoh penyebutan misalnya "biota laut di lepas pantai Teluk Jakarta
setelah pembuatan rumpon buatan". Biota planet bumi tinggal di dalam biosfer.
Laut merupakan sebuah ekosistem besar yang menjadi tempat hidup bagi berbagai
macam biota laut, dari yang berukuran kecil hingga yang berukuran besar, yang hidup di
pesisir hingga hidup di laut dalam. Biota laut adalah berbagai jenis organisme hidup di
perairan laut yang menurut fungsinya digolongkan menjadi tiga, yaitu produsen merupakan
biota laut yang mampu mensintesa zat organik baru dari zat anorganik, kedua adalah
konsumen merupakan biota laut yang memanfaatkan zat organik dari luar tubuhnya secara
langsung. Dan yang ketiga adalah redusen merupakan biota laut yang tidak mampu menelan
zat organik dalam bentuk butiran, tidak mampu berfotosintesis namun mampu memecah
molekul organik menjadi lebih sederhana.
Penggolongan biota laut menurut sifat hidupnya dibedakan menjadi plankton
merupakan semua biota yang hidup melayang di dalam air yang pergerakkannya ditentukan
oleh lingkungannya. Kemudian nekton adalah semua biota yang dapat berenang bebas dan
mengatur sendiri arah perherakkannya dan bentos merupakan semua biota yang hidup didasar
perairan baik membenamkan diri, menempel maupun merayap.
Perubahan kondisi laut yang terjadi dimasa lalu hingga saat ini ditambah dengan
interaksi biota laut dalam pemangsaan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap daya
adaptasi pada biota laut. Kemampuan adaptasi biota laut yang berlanjut dalam jangka waktu
lama yang akhirnya menjadi sebuah evolusi menjadikan keanekaragaman biota laut menjadi
tinggi. Selain itu, laut dengan berbagai kondisi fisik, kimia dan topografi menjadikan biota
laut yang hidup didalamnya semakin beragam.Keragaman biota laut yang terdapat di wilayah
perairan laut Indonesia begitu tinggi. Mulai dari ikan, moluska, krustasea, alga sampai
dengan karang kesemuanya ditemukan di perairan laut Indonesia dengan jenis yang sangat
beragam. Salah satu bukti tingginya keanekaragaman biota laut di Indonesia adalah dengan
terbentuknya Coral Triangle Initiative (CTI) dan Indonesia termasuk didalamnya bersama
beberapa negara lain seperti Filipina, Australia, Timor Leste, dan Papua New Guinea. Lebih
dari 500 jenis karang hidup di perairan Indonesia, khususnya di perairan laut wilayah timur
Indonesia. Kondisi demikian memungkinkan biota laut lain yang hidup berasosiasi dengan
terumbu karang maupun yang hidup dan mencari makan pada ekosistem terumbu karang
semakin beragam dan belum banyak diketahui. Hal ini mendorong para peneliti dari dalam
negeri maupun luar Indonesia berlomba untuk menggali, mengetahui dan menemukan jenis-
jenis biota laut baru. Sehingga kita sebagai peneliti di bidang kelautan dituntut tidak hanya
mengetahui namun diharapkan mampu mengenali dengan baik biota yang akan di teliti.

Pengetahuan tentang cara mengenali biota laut kurang diminati, karena untuk
mengetahui jenis atau nama spesies biota laut secara detil tidaklah mudah dan memerlukan
waktu yang cukup panjang. Namun, hal ini sangat penting untuk dipelajari mengingat
Indonesia adalah negara dengan megabiodiversity.

BAB III
PEMBAHASAN

A. EKOSISTEM LAUT
Ekosistem laut sebagai salah satu ekosistem di dunia, merupakan suatu dunia sendiri,
di mana ada di dalamnya terdapat proses dan komponen-kompenen kehidupan yang serupa
dengan proses yang terjadi pada ekosistem daratan. Ekosistem air laut luasnya lebih dari 2/3
permukaan bumi ( + 70 % ), karena luasnya dan potensinya yang sangat besar, ekosistem laut
menjadi perhatian banyak orang. Ekosistem laut disebut juga ekosistem bahari yang
merupakan ekosistem yang terdapat di perairan laut, terdiri atas ekosistem perairan dalam,
ekosistem pantai pasir dangkal/bitarol, dan ekosistem pasang surut.
Habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI-
mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar. Di
daerah tropik, suhu laut sekitar 25C. Perbedaan suhu bagian atas dan bawah tinggi.
Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur, maka daerah
permukaan laut tetap subur dan banyak plankton serta ikan. Gerakan air dari pantai ke tengah
menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya, sehingga memungkinkan
terbentuknya rantai makanan yang berlangsung balk. Habitat laut dapat dibedakan
berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.

B. CIRI-CIRI EKOSISTEM AIR LAUT


Ciri-ciri lingkungan ekosistem air laut- Adanya hempasan gelombang air laut maka di
daerah pasang surut yang merupakan perbatasan darat dan laut terbentuk gundukan pasir, dan
jika menuju ke darat terdapat hutan pantai yang terbagi menjadi beberapa wilayah, yaitu
sebagai berikut.
Formasi pescaprae, didominasi tumbuhan Vigna, Spinifex litorus, Ipomoea pescaprae,
Pandanus tectorius.
Formasi baringtonia, tumbuhan yang khas, misalkan Hibiscus tilliaceus, Terminalia catapa,
Erythrina sp.
Hutan bakau, tumbuhan yang khas adalah Rhizopora (bakau), dan Acanthus.
Ciri-ciri lingkungan ekosistem air laut adalah sebagai berikut.
Salinitas tinggi terutama di daerah tropis, sedangkan di daerah dingin cukup rendah.
Ekosistem laut tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
Arus laut yang selalu berputar timbul karena perbedaan temperatur dan perputaran bumi.
Di daerah tropis, seperti di Indonesia, air permukaan laut mempunyai suhu lebih tinggi
dengan suhu air di bagian bawahnya sehingga air permukaan tidak dapat bercampur dengan
air di lapisan bawah. Batas antara lapisan tersebut dinamakan batas termoklin.
Organisme yang hidup di daerah ekosistem air laut memiliki karakteristik tertentu,
seperti hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki tekanan osmosis sel kira-kira sama
dengan tekanan osmosis air laut maka itu adaptasinya tidak terlalu sulit. Sedangkan, hewan
bersel banyak, misalnya ikan, cara adaptasi yang dilakukan dengan cara melakukan banyak
minum, sedikit mengeluarkan urin, pengeluaran air dilakukan secara osmosis, sedangkan
garam mineral dikeluarkan secara aktif melalui insang.
Ekosistem air laut dibedakan atas lautan, pantai, estuari, dan terumbu karang.

C. PEMBAGIAN DAERAH EKOSISTEM AIR LAUT


Pembagian zona laut berdasarkan kedalaman. Laut merupakan wilayah yang sangat
luas, lebih kurang dua pertiga dari permukaan bumi. Wilayah ekosistem laut sangat terbuka
sehingga pengaruh cahaya Matahari sangat besar. Daya tembus cahaya Matahari ke laut
terbatas, sehingga ekosistem laut terbagi menjadi dua daerah, yaitu daerah laut yang masih
dapat ditembus cahaya Matahari, disebut daerah fotik, daerah laut yang gelap gulita, disebut
daerah afotik. Di antara keduanya terdapat daerah remang-remang cahaya yang disebut
daerah disfotik.Berdasarkan jarak dari pantai dan kedalamannya ekosistem laut dibedakan
menjadi zona litoral, neritik, dan oseanik. Secara vertikal kedalaman dibedakan menjadi
epipelagik, mesopelagik, batio pelagik, abisal pelagik, dan hadal pelagik.

Zona litoral/ekosistem perairan dalam


Komunitas ekosistem perairan dalam di Indonesia belum banyak diketahui secara
pasti. Hal ini dikarenakan belum dikuasainya perangkat teknologi untuk meneliti hingga
mencapai perairan dalam, tetapi secara umum keanekaragaman komunitas kehidupan yang
ada pada perairan dalam tersebut tidaklah setinggi ekosistem di tempat lain. Komunitas yang
ada hanya konsumen dan pengurai, tidak terdapat produsen karena pada daerah ini cahaya
Matahari tidak dapat tembus. Makanan konsumen berasal dari plankton yang mengendap dan
vektor yang telah mati. Jadi, di dalam laut ini terjadi peristiwa makan dan dimakan. Hewan-
hewan yang hidup di perairan dalam warnanya gelap dan mempunyai mata yang indah yang
peka dan mengeluarkan cahaya. Daur mineralnya terjadi karena gerakan air dalam pantai ke
tengah laut pada lapis atas. Perpindahan air ini digantikan oleh air dari daerah yang terkena
cahaya, sehingga terjadi perpindahan air dari lapis bawah ke atas.
Zona neritik/ekosistem pantai pasir dangkal
Zona neritik merupakan daerah sepanjang pantai. Daerah batas pasang surut disebut
zona litoral, sedangkan daerah dengan kedalaman lebih dari 200 meter dari daerah pasang
surut disebut zona sublitoral. Komunitas yang terdapat di daerah ini ialah produsen, plankton,
konsumen dan pengurai.Komunitas ekosistem pantai pasir dangkal terletak di sepanjang
pantai pada saat air pasang. Luas wilayahnya mencakup pesisir terbuka yang tidak
terpengaruh sungai besar atau terletak di antara dinding batu yang terjal/curam. Komunitas di
dalamnya umumnya didominasi oleh berbagai jenis tumbuhan ganggang dan atau
rerumputan.
Jenis ekosistem pantai pasirdangkal ada tiga, yaitu sebagai berikut.
Ekosistem terumbu karang
Ekosistem pantai batu
Ekosistem pantai lumpur
Zona pelagik
Zona pelagik merupakan wilayah ekosistem laut lepas yang kedalamannya tidak dapat
ditembus cahaya Matahari sampai ke dasar, sehingga bagian dasarnya paling gelap.
Akibatnya bagian air dipermukaan tidak dapat bercampur dengan air dibawahnya, karena ada
perbedaan suhu. Batas dari` kedua lapisan air itu disebut daerah Termoklin, daerah ini banyak
ikannya.
Zona pelagik terdiri atas daerah epipelagik, mesopelagik, batiopelagik, abisal pelagik
(abisopelagik) dan hadal pelagik.
Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman air sekitar 200 m.
Mesopelagik merupakan daerah di bawah epipelagik dengan kedalaman 200-1000 m. Hewan
yang hidup di daerah misalnya adalah ikan hiu. Batiopelagik merupakan daerah dengan
kedalaman 200-2.500 m. Hewan yang hidup di daerah ini misalnya adalah gurita.
Abisalpelagik (Abisopelagik) merupakan daerah dengan kedalaman mencapai 4.000 m, di
daerah ini tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar matahari tidak mampu
menembus daerah ini. Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman
lebih dari 6.000 m.

Berdasarkan kedalamannya, ekosistem air laut dibagi menjadi 4 zona yaitu sebagai berikut.
Litoral
Merupakan daerah yang berbatasan dengan darat.
Neritik
Merupakan daerah yang masih dapat ditembus cahaya matahari sampai bagian dasar yang
dalamnya
300 meter.
Batial
Merupakan daerah yang dalamnya berkisar antara 200 2.500 m.
Abisal
Merupakan daerah yang lebih dalam, yaitu antara 1.500 10.000 m.

Agar tidak terjadi kekeliruan tentang zona (wilayah) laut silahkan perhatikan gambar berikut
ini.

Daya tembus cahaya matahari ke laut terbatas, sehingga ekosistem laut terbagi
menjadi dua daerah, yaitu daerah laut yang masih dapat ditembus cahaya matahari, disebut
daerah fotik , sedangkan daerah laut yang gelap gulita, disebut daerah afotik. Diantara
keduanya terdapat daerah remang-remang cahaya yang disebut daerah disfotik.

D. MANFAAT DARI HABITAT/EKOSISTEM LAUT BAGI KEHIDUPAN MANUSIA


Indonesia memiliki wilayah perairan yang sangat luas,namun keadaan laut di negara
kita sangat kurang terjaga sehingga banyak ancaman sengketa mengenai batas wilayah
perairan laut Indonesia dengan negara-negara tetangga.
Laut merupakan bagian dari samudera.Lautan adalah laut yang sangat luas.Laut
merupakan kumpulan air asin dalam jumlah yang sangat banyak dan menggenangi yang
membagi daratan atas benua atau pulau.
Air merupakan sumber utama yang dibutuhkan setiap makhluk hidup.Air memiliki
peranan yang sangat kuat di dalam kehidupan.Keadaan negara Indonesia yang terletak atau
dikelilingi lautan ini mendatangkan manfaat yang besar bagi warga yang hidup atau tinggal di
dalamnya.Di dalam dan di atas laut terdapat kekayaan sumber daya alam yang dapat
dimanfaatkan.
Berikut akan diuraikan beberapa manfaat laut bagi kehidupan manusia,yaitu:
Laut sebagai sumber makanan
Dikatakan laut sebagai sumber makanan,karena makanan yang biasa kita makan
berasal dari laut,seperti ikan,rumput laut,garam,dsb.Ikan banyak dijumpai di daerah
pertemuan arus panas dan dingin seperti yang terdapat di Jepang,Selat Malaka,New
Foundlandbank.

Untuk mengontrol iklim dunia


Tanpa peranan laut,maka hampir keseluruhan planet Bumi ini akan menjadi terlalu
dingin bagi manusia untuk hidup,karena laut memiliki peranan penting dalam mengontrol
iklim dunia dengan memindahkan panas dari daerah ekuator menuju daerah kutub.Hampir
60% penduduk hidup atau tinggal di daerah sekitar pantai.Bumi ditutupi oleh air yaitu sekitar
70% dikelilingi oleh air.
Air laut bergerak secara terus-menerus mengelilingi Bumi dalam satuan sabuk aliran
yang sangat besar yang disebut dengan Global Conveyor Belt bergerak dari permukaan ke
dalam samudera dan kembali lagi ke eprmukaan.Angin,temperatur dan salinitas(kadar garam
air laut) air laut mengontrol sabuk aliran global.Sabuk aliran ini yang kemudian
memindahkan energi panas yang dipancarkan oleh Matahari ke Bumi.
Angin laut membawa uap yang merupkaan sumber untuk turunnya hujan didaratan
ataupun lautan.Arus laut panas dapat memperbaiki keadaan iklim di daerah-daerah yang
didatangi arus tersebut,sebab dengan datang nya arus panas ke arus dingin akan
menyebabkan pertemuan kedua arus sehingga menjadikan atau membentuk arus baru.
Lautan berperan menangkap karbon dioksida (CO2) dari atmosfer dalam jumlah yang
sangat besar.Sekitar CO2 tersebut diserap dan disimpan dilautan.CO2 yang tersimpan di
dlaam laut hingga berabad-abad mampu mengurangi pemanasan global atau bahasa keren nya
Global Warming..
Laut memilik peranna yang sangat besar bagi kehidupan makhluk hidup.Manusia
sebagai makhluk yang paling tinggi derajat nya dan memiliki akal pikiran maka sudah
seharusnya menjaga laut dan tetap melestarikaknnya,bukan malah merusak nya(mengambil
keuntungan nya saja tanpa memikirkan akibat nya di masa yanga kan datang).
Jika ekosistem laut berkurang maka kemampuan laut untuk menyerap CO2 akan
berkurang pula,maksud dari berkurang nya ekosistem lauta seperti rusaknya terumbu karang
dan hutan bakau.Kerusakan hutan bakau semakin marak terjadi karena banyak masyarakat
yang mengalihkan fungsi lahan.Dan kerusakan terumbu karang seperti eksploitasi terumbu
karang tanpa ada penanaman nya kembali.
Laut sebagai tempat rekreasi dan Hiburan
Selain digunakan untuk iklim dunia dan sumber makanan,laut juga dapat dijadikan
salah satu pilihan untuk dijadikan tempat berwisata/rekreasi.Misalnya,
-Jika airnya jernih maka dapat digunakan untuk tempat pemandian
-Dapat dijadikan objek tourisme jika memiliki teluk-teluk yang indah
-Dapat dijadikan tempat menyelam,jika laut itu memiliki terumbu karang yang indah dan
makhluk laut yang ada di sekitar terumbu karang itu.
Pembangkit Listrik Tenaga Ombak,Angin,Pasang Surut,dsb
Tempat Budidaya Ikan,Kerang Mutiara,Rumput Laut,dsb
Laut juga berperan di dalam mata pencaharian manusia,laut dijadikan tempat
budidaya untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia terutama bagi orang-orang yang tinggal
di daerah pantai atau laut.
Laut sebagai tempat barang tambang
Di Laut dangkal sekitar Asia Tenggara telah terbukti banyak ditemukan barang
tambang serta minyak bumi.Saat ini kita tinggal menikmati hasil dari pengendapan makhluk-
makhluk laut yang telah mati jutaan tahun yang lalu yang kita kenal dengan namaminyak
bumi.
Di laut pinggiran daerah Continental Self banyak terdapat endapan mineral yang
sangat berguna bagi industri,seperti yang terdapat di Bangka dan Belitung.
Sebagai Objek Riset Penelitian
Laut sering digunakan sebagai tempat dan alat bantu untuk penelitian yang terkait
tentang morfologi dasar laut,gerakan air laut,salinitas air laut,proses-proses yang terjadi
didalam laut,bagaimana kehidupan di dalam laut serta manfaat laut bagi manusia,terutama
penduduk sekitar.
Laut sebagai Sumber Air Minum
Jika kita berfikir sesaat,pasti yang terlintas di benak kita bagaimana mungkin air laut
dapat diminum,sementara rasanya asin.Memang benar,air laut tidak bisa diminum secara
langsung.Air laut dapat diminnum jika telah melalui sebuah proses yang disebut dengan
DESALINASI.
Laut sebagai Jalur Transportasi
Sebelum ada jalan darat dan udara,maka laut lah yang berperan penting dalam proses
transportasi.Laut merupakan jalur transportasi yang baik dan mudah sebab tidak perlu
membuad jalan seperti jalur transportasi darat.
Manfaat Laut bagi penduduk lokal
Peranan laut bagi penduduk lokal sangat lah besar.Karena selain sebagai mata
pencaharian mereka ,laut juga merupakan bagian yang tak terlepas dari tanggungjawab
mereka sebagai nelayan untuk dikelola dan di pelihara dengan penuh rasa
tanggungjawab.Awalnya penduduk lokal mengartikan laut sebagai salah satu bagian saja dari
wilayah negara kita yang diciptakan oleh sang pencipta,namun setelah mereka merasakan
fungsi yang begitu besar dari laut itu maka penduudk lokal menempatkan laut itu sebagai
lahan dan sumber kehidupan bagi mereka untuk melanjutkan dan mempertahankan kehidupan
dalam rangka menuju kepada kehidupan yang sejahtera dan lebih baik.Fungsi laut bagi
kehidupa pneduduk lokal yaitu: Berfungsi sebagai kekayaan alam yang perlu dijaga,dikelola
dan dilestarikan.
Laut sebagai lahan mereka menggantungkan hidup an meneruskan hidup(sebagai
tempat mata pencaharian). Laut berfungsi sebagai sarana bagi penduduk lokal untuk
mengembangkan keterampilan mereka di bidang perikanan.

E. PENCEMARAN LAUT
Pencemaran laut merupakan suatu peristiwa masuknya material pencemar seperti
partikel kimia, limbah industri, limbah pertanian dan perumahan, ke dalam laut, yang bisa
merusak lingkungan laut. Material berbahaya tersebut memiliki dampak yang bermacam-
macam dalam perairan. Ada yang berdampak langsung, maupun tidak langsung.
Sebagian besar sumber pencemaran laut berasal dari daratan, baik tertiup angin,
terhanyut maupun melalui tumpahan. Salah satu penyebab pencemaran laut adalah kapal
yang dapat mencemari sungai dan samudera dalam banyak cara. Misalnya melalui tumpahan
minyak, air penyaring dan residu bahan bakar. Polusi dari kapal dapat mencemari pelabuhan,
sungai dan lautan. Kapal juga membuat polusi suara yang mengganggu kehidupan organisme
perairan, dan air dari balast tank yang bisa mempengaruhi suhu air sehingga menganggu
kenyamanan organisme yang hidup dalam air.
Bahan pencemar laut lainnya yang juga memberikan dampak yang negatif ke perairan
adalah limbah plastik yang bahkan telah menjadi masalah global. Sampah plastik yang
dibuang, terapung dan terendap di lautan. Sejak akhir Perang Dunia II, diperkirakan 80
persen sampah plastik terakumulasi di laut sebagai sampah padat yang mengganggu
eksositem laut. Massa plastik di lautan diperkirakan yang menumpuk hingga seratus juta
metrik ton. Kondisi ini sangat berpengaruh buruk, dan sangat sulit terurai oleh bakteri.
Sumber sampah plastik di laut juga berasal dari Jaring ikan yang sengaja dibuang atau
tertinggal di dasar laut.
Limbah kimia yang bersifat toxic (racun) yang masuk ke perairan laut akan
menimbulkan efek yang sangat berbahaya. Kelompok limbah kimia ini terbagi dua, pertama
kelompok racun yang sifatnya cenderung masuk terus menerus seperti pestisida, furan,
dioksin dan fenol. Terdapat pula logam berat, suatu unsur kimia metalik yang memiliki
kepadatan yang relatif tinggi dan bersifat racun atau beracun pada konsentrasi rendah. Contoh
logam berat yang sering mencemari adalah air raksa, timah, nikel, arsenik dan kadmium.
Ketika pestisida masuk ke dalam ekosistem laut, mereka segera diserap ke dalam
jaring makanan di laut. Dalam jaring makanan, pestisida ini dapat menyebabkan mutasi, serta
penyakit, yang dapat berbahaya bagi hewan laut, seluruh penyusun rantai makanan termasuk
manusia. Racun semacam itu dapat terakumulasi dalam jaringan berbagai jenis organisme
laut yang dikenal dengan istilah bioakumulasi. Racun ini juga diketahui terakumulasi dalam
dasar perairan yang berlumpur. Bahan-bahan ini dapat menyebabkan mutasi keturunan dari
organisme yang tercemar serta penyakit dan kematian secara massal seperti yang terjadi pada
kasus yang terjadi di Teluk Minamata.
Bahan kimia anorganik lain yang bisa berbahaya bagi ekosistem laut adalah nitrogen,
dan fosfor. Sumber dari limbah ini umumnya berasal dari sisa pupuk pertanian yang
terhanyut kedalam perairan, juga dari limbah rumah tangga berupa detergent yang banyak
mengandung fosfor. Senyawa kimia ini dapat menyebabkan eutrofikasi, karena senyawa ini
merupakan nutrien bagi tumbuhan air seperti alga dan phytoplankton. Tingginya konsentrasi
bahan tersebut menyebabkan pertumbuhan tumbuhan air ini akan meningkat dan akan
mendominasi perairan, sehingga menganggu organisme lain bahkan bisa mematikan.
Muara merupakan wilayah yang paling rentan mengalami eutrofikasi karena nutrisi
yang diturunkan dari tanah akan terkonsentrasi. Nutrisi ini kemudian dibawa oleh air hujan
masuk ke lingkungan laut, dan cendrung menumpuk di muara. The World Resources Institute
telah mengidentifikasi 375 hipoksia (kekurangan oksigen) wilayah pesisir di seluruh dunia.
Laporan ini menyebutkan kejadian ini terkonsentrasi di wilayah pesisir di Eropa Barat, Timur
dan pantai Selatan Amerika Serikat, dan Asia Timur, terutama di Jepang. Salah satu
contohnya adalah meningkatnya alga merah secara signifikan (red tide) yang membunuh ikan
dan mamalia laut serta menyebabkan masalah pernapasan pada manusia dan beberapa hewan
domestik. Umumnya terjadi saat organisme mendekati ke arah pantai.
Lautan biasanya menyerap karbon dioksida dari atmosfer. Karena kadar karbon
dioksida atmosfer meningkat, lautan menjadi lebih asam. Potensi peningkatan keasaman laut
dapat mempengaruhi kemampuan karang dan hewan bercangkang lainnya untuk membentuk
cangkang atau rangka. Kehidupan laut dapat rentan terhadap pencemaran kebisingan atau
suara dari sumber seperti kapal yang lewat, survei seismik eksplorasi minyak, dan frekuensi
sonar angkatan laut. Perjalanan suara lebih cepat di laut daripada di udara.
Hewan laut, seperti paus, cenderung memiliki penglihatan lemah, dan hidup di dunia
yang sebagian besar ditentukan oleh informasi akustik. Hal ini berlaku juga untuk banyak
ikan laut yang hidup lebih dalam di dunia kegelapan. Dilaporkan bahwa antara tahun 1950
dan 1975, ambien kebisingan di laut naik sekitar sepuluh desibel (telah meningkat sepuluh
kali lipat). Jelas sekarang bahwa sumber pencemaran sangat bervariasi. Tidak hanya dari hal-
hal yang menurut kita hanya bisa dilakukan oleh industri besar, namun juga bisa disebabkan
oleh aktiftas harian kita

F. PENANGGULANGAN PENCEMARAN LAUT


Untuk menanggulangi pencemaran laut dewasa ini tidaklah begitu mudah, hal ini
disebabkan karena laut mempunyai jangkauan batas yang tidak nyata. Meskipun demikian
ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pencemaran laut, antara lain:
dengan cara membuat alat pengolah limbah, penimbunan (alokasi) bahan pencemar di tempat
yang aman, dan daur ulang limbah. Selain itu, mengingat demikian luas laut kita maka salah
satu cara Penanggulangan Pencemaran Di Laut adalah dengan upaya pencegahan. Langkah
ini, tentu lebih mudah dan murah dibandingkan dengan upaya perbaikan atau rehabilitasi
lingkungan laut yang telah tercemar. Terkait dengan itu, agar dapat dilakukan pencegahan
pencemaran laut sedini mungkin, perlu dilakukan pemantauan. Pemantauan adalah
pengukuran berdasarkan waktu, atau pengulangan pengukuran, atau pengukuran berulang-
ulang pada waktu-waktu tertentu. Sedangkan Pemantauan lingkungan laut dapat diartikan
sebagai pengulangan pengukuran pada komponen atau parameter lingkungan laut untuk
mengetahui adanya perubahan lingkungan akibat pengaruh dari luar. Pelaksanaan
pemantauan lingkungan dapat meliputi segi-segi hukum, kelembagaan dan pembuatan
keputusan dari masalah-masalah pencemaran lingkungan. Dengan demikian dalam
pelaksanaan pemantauan lingkungan laut haruslah dimiliki suatu sistem yang dikenal dengan
istilah sistem pemantauan lingkungan laut. Pemantauan laut sering dilakukan untuk berbagai
tujuan. Meskipun demikian, umumnya pemantauan ini dilakukan dengan maksud untuk
mendapatkan informasi tentang empat kategori.
Pertama, kepatuhan (compliance). Untuk memastikan bahwa kegiatan (industri dan
sebagainya) benar-benar telah dilakukan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dan
persyaratan-persyaratan izin yang ditentukan. Kedua, verifikasi model. Yaitu untuk
memeriksa berlakunya anggapan-anggapan dan ramalan-ramalan yang digunakan sebagai
dasar untuk mengevaluasi alternatif-alternatif pengelolaan. Ketiga, pemantauan perubahan,
yaitu untuk mengidentifikasi dan kuantifikasi perubahan lingkungan laut jangka panjang yang
diharapkan atau dihipotesiskan sebagai akibat yang mungkin timbul oleh kegiatan manusia.
Keempat, penerapan baku mutu pengendalian pencemaran laut, yang khususnya dilakukan
dalam pelaksanaan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan) dan ANDAL
(Analisis Dampak Lingkungan) sebagai upaya pengelolaan lingkungan. Selain kegiatan
pemantaun lingkungan laut tersebut, ada beberapa tindakan nyata yang dapat dilakukan agar
pencemaran dan kerusakan ekosistem laut dapat dicegah dan dihindari sedini mungkin:
2. Kegiatan berupa pelarangan dan pencegahan, yaitu melarang dan mencegah semua kegiatan
yang dapat mencemari ekosistem laut.
3. Kegiatan pengendalian dan pengarahan yang meliputi teknik penangkapan biota, eksploitasi
sumberdaya pasir dan batu, pengurukan dan pengerukan perairan, penanggulan pantai,
pemanfaatan dan penataan ruang kawasan pesisir, konflik, dan pembuangan limbah.
4. Kegiatan penyuluhan tentang keterbatasan sumberdaya, daya dukung, kepekaan dan
kelentingan pesisir, teknik penangkapan, budidaya dan sebagainya yang berwawasan
lingkungan laut kepada pemuka masyarakat.
5. Melakukan kegiatan konservasi yang meliputi konservasi pada kawasan ekosistem laut
(karang, mangrove, lagun, dan rumput laut), biota, kualitas perairan dan sebagainya.
6. Melakukan kegiatan pengembangan yang meliputi budidaya, penelitian, pendidikan dan
pembuatan buku-buku pedoman dan Perda yang dijabarkan dari UU lingkungan hidup terkait
lingkungan laut.
7. Melakukan kegiatan berupa penerapan dalam kehidupan masyarakat berupa penerapan
peraturan-peraturan dan sanksi hukum yang terkait dengan pencemaran lingkungan laut.
Akhirnya, sesungguhnya kualitas lingkungan laut itu sangat berhubungan erat dengan
kualitas manusia. Bukankah manusia itu dianggap sebagai pemilik kekuasaan? Sayangnya,
kekuasaan ini seringkali membuat manusia bertindak serakah, sehingga kualitas lingkungan
laut menjadi rusak. Untuk itu, adanya kegiatan ekplorasi dan ekploitasi sumberdaya laut yang
tidak mempertimbangkan kehidupan generasi saat ini dan akan datang harus segera dihindari
sedini mungkin, bila tidak siap-siap kita didera derita ekosistem laut yang rusak.

G. KOMUNITAS DI DALAM EKOSISTEM AIR LAUT


Menurut fungsinya, komponen biotik ekosistem laut dapat dibedakan menjadi 4,
yaitu:
1. Produsen
terdiri atas fitoplankton dan ganggang laut lainnya
2. Konsumen
terdiri atas berbagai jenis hewan. Hampir semua filum hewan ditemukan di dalam ekosistem
laut.
3. Zooplaokton
terdiri atas bakteri dan hewan-hewan pemakan bangkai atau sampah.
Pada ekosistem laut dalam, yaitu pada daerah batial dan abisal merupakan daerah gelap
sepanjang masa.Di daerah tersebut tidak berlangsung kegiatan fotosintesis, berarti tidak ada
produsen, sehingga yang ditemukan hanya konsumen dan dekompos saja. Ekosistem laut
dalam merupakan suatu ekosistem yang tidak lengkap.

H. KADAR GARAM AIR LAUT


Kadar air laut merupakan salah satu faktor penting dalam mempelajari air laut. Air
laut mengandung garam-garaman, gas terlarut, bahan organik dan partikel yang tak terlarut.
Keberadaan garam-garaman mempengaruhi sifat fisis air laut (seperti densitas,
kompresibilitas, titik beku dan temperatur dimana densitas menjadi maksimum) beberapa
tingkat tetapi tidak menentukannya. Beberapa sifat lainnya seperti viskositas, daya serap
cahaya tidak terpengaruh secara signifikan oleh salinitas.
Bagaimanakah awalnya air laut bisa menjadi asin(karena kandungan garamnya tinggi)
padahal air laut juga berasal dari air di darat. Awalnya diperkirakan bahwa zat-zat kimia yang
menyebabkan air laut asin berasal dari darat yang dibawa oleh sungai-sungai yang mengalir
ke laut entah dari batuan-batuan darat, dari tanah longsor atau gejala alam lainnya. Jika hal
ini benar maka tentunya susunan kimiawi air sungai akan sama dengan susunan kimiawi air
laut. Menurut teori, zat-zat garam tersebut berasal dari dalam dasar laut melalui proses
outgrassing yakni perembesan dari kulit bumi di dasar laut yang berbentuk gas ke permukaan
dasar laut. Bersamaan dengan gas-gas ini terlarut pula hasil kikisan kerak bumi dan bersama-
sama garam-garam ini merembes pula air, semua dalam perbandingan yang tetap sehingga
terbentuk garam di laut. Kadar garam ini tetap tidak merubah sepanjang masa.
Sebaran salinitas di laut dipengaruhi oleh beberapa faktor dan keadaan lingkungannya
seperti pola sirkulasi air, curah hujan, penguapan, musim, aliran sungai, serta interkasi antara
laut dan daratan/gunung es. Secara umum, salinitas dapat disebut sebagai jumlah kandungan
garam dari suatu perairan yang dinyatakan dalam permil. Secara ideal, salinitas merupakan
jumlah dari seluruh garam-garaman dalam gram pada setiap kilogram air laut.
Penentuan harga salinitas dilaut dilakukan dengan meninjau komponen yang
terpenting saja yaitu klorida (Cl). Kandungan klorida ditetapkan sebagai jumlah dalam ion
klorida pada satu kilogram air laut jika semua halogen digantikan oleh klorida. Penetapan ini
mencerminkan proses kimiawi tritasi untuk menentukan kandungan klorida.

I. ADAPTASI BIOTA LAUT TERHADAP LINGKUNGAN YANG BERKADAR


GARAM TINGGI
Pada hewan dan tumbuhan tingkat rendah tekanan osmosisnya kurang lebih sama dengan
tekanan osmosis air laut sehingga tidak terlalu mengalami kesulitan untuk beradaptasi. Tetapi
bagaimanakah dengan hewan tingat tinggi, seperti ikan yang mempunyai tekanan osmosis
jauh lebih rendah daripada tekanan osmosis air laut. Cara ikan beradaptasi dengan kondisi
seperti itu adalah:
hanyak minum
air masuk ke jaringan secara osmosis melalui usus
sedikit mengeluarkan urine
pengeluaran air terjadi secara osmosis
garam-garam dikeluarkan secara aktif melalui insang

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Ekosistem laut disebut juga ekosistem bahari yang merupakan ekosistem yang
terdapat di perairan laut, terdiri atas ekosistem perairan dalam, ekosistem pantai pasir
dangkal/bitarol, dan ekosistem pasang surut. Ekosistem air laut luasnya lebih dari 2/3
permukaan bumi ( + 70 % ), karena luasnya dan potensinya yang sangat besar. Ekosistem laut
dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaannya secara horizontal.
Laut sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, misalnya sebagai sumber makanan, sebagai
pengontrol iklim dunia, sebagai tempat rekreasi/hiburan dan lain sebagainya. Namun saat ini
laut semakin tercemar oleh limbah-limbah kimia, untuk mengatasi hal tersebut perlu
dilakukan penanggulangan pencemaran laut dengan cara membuat alat pengolah limbah,
penimbunan (alokasi) bahan pencemar di tempat yang aman, dan daur ulang limbah. Selain
itu, mengingat demikian luas laut kita maka salah satu cara Penanggulangan Pencemaran Di
Laut adalah dengan upaya pencegahan.

3 JENIS SUMBER DAYA HAYATI LAUT


Dua per tiga wilayah Indonesia adalah lautan yang mempunyai potensi sumberdaya alam
yang sangat penting bagi kehidupan bangsa. Di laut tropika pada umumnya dicirikan
dengan keragaman yang tinggi dari segi jumlahnya. Lingkungan laut Indonesia berbagai
macam laut hidup dalam laut dalam maupun yang terdapat dalam wilayah laut paparan.
Jenis sumberdaya laut terbagi menjadi du jenis yaitu sumberdaya dapatpulih dan
sumberdaya yang tidak dapat pulih.

1.Ikan

Secara geografis Indonesia merupakan negara kelautan yang terdiri dari ribuan pulau, laut
Indonesia juga sejak dulu sudah terkenal dengan kaya akan ikan. Indonesia menjadi salah
satu negara tropis yang menjadi salah satu negara yang menjadi daerah penting bagi
kegiatan ekspor ikan dunia. Jenis ikan di Indonesia dalam laut dalam ( 100-350 m ) di
temukan dalam laut lepas Cilacap Jawa tengah. Kesebelas jenis ikan laut dalam yang
berhasil ditemukan adalah ikan dasar laut Chimaeridae, Cepalidae jenis Cepala dan
Owstonia yang sekilas mirip ikan layur berwarna merah, Triglidae, Satyrichthys welchi,
Satyrichthys reiffeli, Pterygotrigla sp, Pleuronectiformes (ikan sebelah), Percichthysdae
(sejenis kakap kecil), Sternoptychidae (sejenis teri laut dalam), Myctophidae (sejenis teri laut
dalam), pari biola, dan hiu raja.

Berdasarkan peluang industri perikanan baik dalam skala kecil ( perairan nusantara )
maupun skala besar (ZEEI dan samudra) dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Ikan pelagis besar seperti tuna, cakalang, marlin, tongkol, tenggiri dan cucut
dapat ditangkap di perairan nusantara dan samudera terutama di perairan Laut
Banda, Laut Seram sampai Teluk Tomini, Laut Arafura dan Samudera Hindia
yang memiliki peluang pengembangan secara lestari sekitar 321.766 ton per
tahun.
2. Ikan pelagis kecil seperti ikan layang, selar, tembang, lemuru, dan kembung dapat
ditangkap di perairan nusantara antara lain di perairan Laut Cina Selatan, Selat
Makasar dan Laut Flores, Laut Banda, Laut Seram sampai Teluk Tomini, Laut
Sulawesi dan Samudera Pasifik, Laut Arafura dan Samudera Hindia. Peluang
pengembangan perikanan ikan pelagis kecil secara lestari masih sekitar 1.715
ribu ton.
3. Ikan karang konsumsi seperti kerapu, kakap, lancam, beronang dan ekor kuning
berpeluang dikembangkan di sekitar perairan Selat Makasar dan Laut Flores, Laut
Banda, dan Laut Seram sampai Teluk Tomini dengan potensi lestari sekitar
31.355 ton.
4. Kelompok lobster seperti udang karang dan barong berpeluang dikembangkan di
perairan Laut Cina Selatan, Laut Banda, dan Laut Seram sampai Teluk Tomini,
dengan potensi sekitar 2.400 ton per tahun.

Jenis ikan dasar/demersal lain yang cukup dominan serta mempunyai prospek baikuntuk
dikembangkan adalah ikan sebelah Engyprosopon sp.dan ikan lidah(Cynoglossidae), serta
iakn layur(Trichiurus sp) yang akhir-akhir ini merupakan iakn eksport ke negara
Jepang.Namun untuk ini perlu dikethui bahwa ukuran yangdiminati adalah ukuran panjang
diatas 20 cm. Maka diperlukan pembinaan pada nelayan agar mau mengubah/memodifikasi
mata jaring lebih besar sehingga yang tertangkap adalah jenis yang besar dan juga untuk
penangkapannya jenis ikan sebelah ini perlu kecepatan penarikan jaring lebih besar (sekitar
4-5 knot) Sedang untuk penarikan udang cukup dengan kecepatan antara 2-3 knot.
Dari total produksi hasil tangkapan alat cantrang dapat dipisahkan dengan urutan menurut
besar nya produksi adalah iakn rucah(campuran), ikan petek(Leiognathidae), ikan
beloso,ikan tigowojo dan ikan pari/pe. Berdasarkan plot data sebaran ikan rucah yang
berada di perairan Semarang,menunjukan bahwa konsentrasi gerombolan ikan tidak merata
dengan garis kepadatan hasil tangkap berkisar antara 7.00 Kg/catch sampai 13.00 Kg/catch.
Dari hasil tangkapannya terlihat bahwa jenisnya cukup beragam, diantaranya seperti ikan
kuniran(Upeneus Sp), ikan layur(Trichiuridae), ikan gerot-gerot(Pomadasyidae) dan ikan
sebelah(psettodidae),iakn buntal(tetraodontidae) dan ikan lainnya.

2. Terumbu Karang

Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis
tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae. Hewan karang bentuknya aneh, menyerupai
batu dan mempunyai warna dan bentuk beraneka rupa. Hewan ini disebut polip, merupakan
hewan pembentuk utama terumbu karang yang menghasilkan zat kapur. Polip-polip ini
selama ribuan tahun membentuk terumbu karang.Zooxanthellae adalah suatu jenis algae
yang bersimbiosis dalam jaringan karang. Zooxanthellae ini melakukan fotosintesis
menghasilkan oksigen yang berguna untuk kehidupan hewan karang.

Pusat keanekaragaman hayati laut dunia, terutama terumbu karang terletak di kawasan
segitiga karang. Kawasan ini meliputi Indonesia, Philipina, Malaysia, Timor Leste, Papua
New Guinea dan Kepulauan Salomon. Jika ditarik garis batas yang melingkupi wilayah
terumbu karang di ke-6 negara tersebut maka akan menyerupai segitiga. Itu sebabnya
wilayah tersebut disebut sebagai segitiga karang dunia (coral triangle). Total luas terumbu
karang di coral triangle sekitar 75.000 Km2.

Indonesia sendiri memiliki luas total terumbu karang sekitar 51.000 Km2 yang menyumbang
18% luas total terumbu karang dunia dan 65% luas total di coral triangle. Saat ini, kepulauan
Raja Ampat di Papua Barat merupakan kepulauan dengan jumlah jenis terumbu karang
tertinggi di dunia. Berdasarkan sebuah kajian ekologi yang dipimpin oleh The Nature
Conservancy (TNC) dengan melibatkan para ahli terumbu karang dan ikan dunia pada tahun
2002, ditemukan sekitar 537 jenis karang dan 1074 jenis ikan di kepulauan Raja Ampat.

Manfaat Terumbu Karang

Jumlah jenis terumbu karang di Raja Ampat tersebut merupakan 75% dari seluruh jenis
terumbu karang dunia yang pernah ditemukan. Walaupun kepulauan Carribean di Amerika
tengah dan Great Barrier Reef Marine Park di Australia sangat terkenal, kedua kawasan
tersebut hanya memiliki sekitar 400 jenis karang.
Beberapa kepulauan di Indonesia yang juga memiliki jenis karang cukup tinggi adalah Nusa
Penida (Bali) , Komodo (NTT), Bunaken (Sulut), Kepulauan Derawan (Kaltim), Kepulauan
Wakatobi (Sultra), dan Teluk Cendrawasih (Papua). Kepulauan tersebut juga merupakan
tujuan utama wisata bahari, khususnya wisata selam dunia.

Manfaat terumbu karang bagi manusia selain aset wisata bahari adalah sebagai benteng
alami pantai dari gempuran ombak dan sumber makanan dan obat-obatan, Sekitar 120 juta
orang hidupnya sangat bergantung pada terumbu karang di coral triangle.

Melihat fungsi penting terumbu karang bagi kehidupan manusia, maka pada pertemuan
APEC di Sydney tahun 2007, Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono
telah mencanangkan perlindungan terhadap terumbu karang di kawasan segitiga karang
dunia bersama 6 negara coral triangle lainnya (CT6). Inisiative CT6 untuk melindungi
terumbu karang di coral triangle disebut Coral Triangle Initiative (CTI). Inisiative ini
mendapat banyak dukungan dari negara maju seperti Amerika dan Australia.

3. Rumput Laut

Rumput laut adalah salah satu sumberdaya hayati yang terdapat di wilayah pesisir dan laut.
Dalam bahasa Inggris, rumput laut diartikan sebagai seaweed. Sumberdaya ini biasanya
dapat ditemui di perairan yang berasosiasi dengan keberadaan ekosistem terumbu karang.
Rumput laut alam biasanya dapat hidup di atas substrat pasir dan karang mati. Beberapa
daerah pantai di bagian selatan Jawa dan pantai barat Sumatera, rumput laut banyak
ditemui hidup di atas karang-karang terjal yang melindungi pantai dari deburan ombak. Di
pantai selatan Jawa Barat dan Banten misalnya, rumput laut dapat ditemui di sekitar pantai
Santolo dan Sayang Heulang di Kabupaten Garut atau di daerah Ujung Kulon Kabupaten
Pandeglang. Sementara di daerah pantai barat Sumatera, rumput laut dapat ditemui di
pesisir barat Provinsi Lampung sampai pesisir Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh
Darussalam.

Selain hidup bebas di alam, beberapa jenis rumput laut juga banyak dibudidayakan oleh
sebagian masyarakat pesisir Indonesia. Contoh jenis rumput laut yang banyak
dibudidayakan diantaranya adalah Euchema cottonii dan Gracelaria sp. Beberapa daerah
dan pulau di Indonesia yang masyarakat pesisirnya banyak melakukan usaha budidaya
rumput laut ini diantaranya berada di wilayah pesisir Kabupaten Administrasi Kepulauan
Seribu, Provinsi Kepulauan Riau, Pulau Lombok, Sulawesi, Maluku dan Papua.
Keberadaan rumput laut di wilayah pesisir banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai
salah satu komoditas yang dapat menghasilkan uang. Selain menyumbang pendapatan
bagi masyarakat, rumput laut juga mempunyai manfaat ekologi yang besaran nilainya dapat
dimoneterisasi. Valuasi ekonomi sumberdaya merupakan pendekatan untuk menilai
besaran moneter sumberdaya, termasuk rumput laut. Nilai manfaat rumput laut alam terdiri
atas nilai penggunaan langsung yang dapat dihitung dengan menggunakan teknik effect on
production (EOP), sedangkan manfaat penggunaan tidak langsung dapat dihitung dengan
teknik contingent valuation method (CVM). ini bertujuan untuk menghitung nilai ekonomi
sumberdaya rumput laut alam di pesisir Ujung Kulon dengan menggunakan pendekatan
valuasi ekonomi sumberdaya.

Anda mungkin juga menyukai