DISUSUN OLEH :
4.1 Hasil
Tabel 1 data tutupan terumbu karang
Posisi JK Pj Kategori %Cover
5 S 5 2.5
21 ACT 16 8
25 ACB 4 2
37 S 12 6
43 CS 6 3
49 S 6 3
57 ACB 8 4
67 S 10 5
79 CF 12 6
83 S 4 2
92 ACB 9 4.5
103 S 11 5.5
109 ACB 6 3
115 S 6 3
119 ACB 4 2
126 S 7 3.5
129 ACB 3 1.5
134 S 5 2.5
141 DCA 7 3.5
148 S 7 3.5
157 OT 9 4.5
162 R 5 2.5
167 S 5 2.5
186 R 19 9.5
189 S 3 1.5
199 CM 10 5
200 S 1 0.5
TOTAL 200 100
Tabel 2 pengelompokan data setiap terumbu karang
Keterangan %
S 41
ACT 8
ACB 17
CS 3
CF 6
DCA 3.5
OT 4.5
CM 5
R 12
TOTAL 100
Tabel 3. Pengelompokan data jenis terumbu karang menjadi Hard Coral, Soft Coral dan Dead
Coral
HC 39
SC 0
DC 3.5
40
30
20
10
0
HC
SC
DC
Jenis karang
Berdasarkan kriteria data kerusakan terumbu karang yang ada di atas dengan hasil
persentase tutupan karang hidup yang didapat dengan nilai 39 % .Hal ini menunjukkan
bahwa ekosistem terumbu karang yang ada disekitar pelabuhan desa Kahyapuh sudah tidak
bagus lagi atau bisa dikatakan terancam rusak atau sedang mengalami kerusakan sedang.
Hal ini dapat terjadi karena faktor lingkungan yang sudah tidak memungkinkan lagi.
Selain itu ,rendahnya persentase tutupan karang dikarenakan ada beberapa faktor yang tidak
mendukung seperti cahaya, kecerahan, gelombang dan arus. Faktor kecerahan berhubungan
dengan penetrasi cahaya. Kecerahan perairan tinggi berarti penetrasi cahaya yang tinggi dan
ideal untuk memicu produktivitas perairan yang tinggi pula. Karena karang membutuhkan
oksigen untuk hidupnya dalam jumlah yang cukup maka ketersediaan oksigen di perairan
akan menjadi faktor pembatas bagi kehidupan karang. Gelombang merupakan faktor
pembatas karena gelombang yang terlalu besar dapat merusak struktur terumbu karang,
contohnya gelombang tsunami. Namun demikian, umumnya terumbu karang lebih
berkembang di daerah yang memiliki gelombang besar. Aksi gelombang juga dapat
memberikan pasokan air segar, oksigen, plankton, dan membantu menghalangi terjadinya
pengendapan pada koloni atau pada polip. Faktor arus dapat berdampak baik atau buruk.
Bersifat positif apabila membawa nutrien dan bahan-bahan organik yang diperlukan oleh
karang dan zooxanthellae, sedangkan bersifat negatif apabila menyebabkan sedimentasi di
perairan terumbu karang dan menutupi permukaan karang sehingga berakibat pada kematian
karang.
Selain itu, ekosistem terumbu karang serta biota sangat sensitive terhadap berbagai hal
seperti : (1) Aliran air tawar yang berlebihan dapat menyebabkan perubahan salinitas yang
drastis, (2) Beban sedimen dapat mengganggu biota yang mencari makan, (3) Suhu
ekstrim/diluar toleransi, (4) Polusi seperti biosida dari aktivitas pertanian yang masuk ke
parairan (Dahuri, 2001). Dengan demikian, lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan karang
adalah berada di sedikit di bawah permukaan laut, perairan dangkal, oligotrofik.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang sudah didapatkan maka dapat disimpulkan bahwa terumbu
karang yang ada di sekitar dermaga pulau enggano sedang dalam kedaan rusak sedang . hal
tersebut dikarenakan tutupan karang hanya mencapai nilai persentase cover sebesar 39% .
Kerusakan terumbu karang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu seperti
kecerahan,kekeruhan,salinitas,suhu,arus dan gelombang . area yang baik untuk terumbu
karang yaitu daerah yang memiliki gelombang yang besar ,suhu yang stabil , memiliki kadar
garam yang baik dan tidak ditutupi oleh sedimenasi sehingga karang nedapatkan pasokan
udara dan bisa melakukan proses fotosintesis.
5.2 Saran
Dari penelitian yang sudah dilakukan maka disarankan untuk kedepan agar peralatan
yang memadai sehingga hasilnya sesuai yang diharapkan praktikum. Selain itu kepada semua
mahasiswa agar benar-benar serius dan memperhatikan penjelasan dari dosen sehingga
praktikum dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan apa yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Endrawati, Hadi.2000.Biologi Laut ( Botani Laut ) Klasifikasi Dan Ciri Lamun. Semarang;
Universitas Diponegoro Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan.
Philips,C.R. and E.G. Menez. 1988. Seagrass. Smith Sonian. Institutions Press.
WashingtonD.C.
Romimohtarto,K. dan S, Juwana. 1999.Biologi Laut. Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut.
Jakarta ; Puslitbang Oseanologi – LIPI. Jakarta.
Saleh, Amrullah. 2007. Teknik Pengukuran dan Analisis Kondisi Terumbu Karang.
(terhubung berkala) http://www.scribd.com (10 November 2009).
LAMPIRAN