Anda di halaman 1dari 8

BENTHOS

Pengertian Bentos
Bentos ialah hewan dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di atas atau di bawah
dasar laut atau pada wilayah yang dinamai zona bentik (benthic zone) maupun dasar
daerah tepian. Bentos ini berbeda dengan plankton yang hidup mengapung bebas di air.
Organisme ini memakan bangkai hewan yang tenggelam ke dasar laut, dan kemudian
mengeluarkannya sebagai kotoran, yang selanjutnya larut menjadi nutrisi yang akan
dibawa kembali ke permukaan dan dipergunakan oleh organisme lain.

Ciri – Ciri Bentos

 Memiliki toleransi yang berbeda terhadap berbagai tipe pencemaran dan


memiliki reaksi yang cepat.
 Dijumpai melimpah di perairan, khususnya di ekosistem sungai, dipengaruhi
oleh berbagai tipe polutan yang ada.
 Memiliki beragam jenis yang tinggi serta memiliki respon terhadap lingkungan
yang stress.
 Hidup menempel didasar perairan.
 Mempunyai siklus hidup yang panjang.

Jenis – Jenis Bentos


1. Jenis Bentos Berdasarkan Ukurannya

 Mikrobentos

Hewan yang mempunyai ukuran lebih kecil dari 0,1 mm. Misalnya marine diatom,
bakteri, flagellata, amoeba, dan ciliata.

 Meiobentos

Bentos yang mempunyai ukuran antara 0,1 mm hingga 1 mm. Misalnya nematoda,
copepoda, dan foraminifera.

 Makrobentos

Bentos yang mempunyai ukuran lebih dari 1 mm. Misalnya bintang laut, seagrass,
rumput laut, cacing annelida, molusca, sponge, dan crustacea.

2. Jenis Bentos Berdasarkan Tempat Hidupnya

 Epifauna

Epifauna ialah hewan yang hidupnya di atas permukaan dasar lautan. Misalnya kepiting,
siput laut, dan bintang laut.

 Infauna
Infauna ialah hewan yang hidupnya dengan cara menggali lubang di dasar lautan.
Misalnya cacing, tiram, macoma, dan remis.

3. Jenis Bentos Berdasarkan Jenisnya

 Zoobentos

Zoobentos ialah hewan yang sebagian atau seluruh siklus hidupnya ini berada di dasar
perairan, baik yang sesil, merayap maupun menggali lubang. Hewan ini mempunyai
beberapa peran penting dalam perairan seperti dalam proses dekomposisi serta
mineralisasi material organik yang memasuki perairan, dan juga menempati beberapa
tingkatan trofik dalam rantai makanan. Zoobentos mendukung dan mempercepat
proses dekomposisi materi organik.

 Phytobentos

Phytobentos ialah tanaman milik bentos. Sumber makanan utama untuk bentos ialah
alga dan organik limpasan dari tanah. Di perairan pantai dan tempat-tempat lain
dimana cahaya menggapai bagian bawah, hewan bentik seperti diatom yang sanggup
berfotosintesis dapat berkembang biak.

Peranan Bentos di Perairan


Bentos sebenarnya mempunyai peranan yang penting dalam suatu ekosistem. Berikut
ini akan dijelaskan pentingnya keberadaan bentos dalam suatu ekosistem:

 Bentos berfungsi dalam proses rantai makanan

Bentos termasuk bagian penting dari rantai makanan, khususnya untuk ikan. Banyak
invertebrata memakan alga dan bakteri, yang terletak di ujung bawah rantai makanan.
Beberapa rusak dan makan daun dan bahan organik lainnya yang masuk air. Sebab
kelimpahan mereka dan posisi sebagai “perantara” dalam rantai makanan air, bentos
memiliki peran penting dalam aliran alami energi dan nutrisi. Invertebrata bentos yang
sudah mati akan membusuk selanjutnya meninggalkan nutrisi yang digunakan kembali
oleh tanaman air dan hewan lainnya dalam rantai makanan.

 Bentos bisa digunakan untuk melihat kualitas air pada suatu perairan

Tak seperti ikan, bentos tidak dapat bergerak banyak maka mereka kurang mampu
menghindar dari efek sedimen serta polutan lain yang mengurangi kualitas air. Oleh
sebab itu, bentos bisa memberikan informasi mengenai kualitas air sungai dan kualitas
air danau. siklus hidup lama mereka memungkinkan penelitian yang akan dilakukan
oleh ahli ekologi akuatik untuk menentukan setiap penurunan kualitas lingkungan.
TERUMBU KARANG

Terumbu Karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis


(interaksi) dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanthellae. Terumbu karang
termasuk jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki tentakel. Secara sederhana,
karang terdiri dari satu polip, bentuknya seperti tabung dengan mulut yang terletak di
bagian atas dan dikelilingi oleh tentakel. Pada kebanyakan spesies, satu individu polip
karang akan berkembang menjadi banyak individu yang disebut koloni. Hewan ini
berbentuk unik dan warna beraneka rupa serta dapat menghasilkan CaCO3 (kalsium
karbonat).

Manfaat Terumbu Karang


Terumbu karang merupakan tempat tinggal makhluk hidup dan lingkungan.
Secara ekologi, berikut manfaat terumbu karang:

1. Habitat dan sumber makanan


Terdiri dari beragam hewan dan tumbuhan, terumbu karang bermanfaat sebagai
sumber makanan hewan laut. Ada berbagai jenis makhluk hidup yang tinggal,
berlindung, berkembang biak, dan mencari makan pada terumbu karang.

2. Keanekaragaman hayati
Terumbu karang terdiri dari berbagai variasi pada tingkat genetik, spesies dan
ekosistem. Ada berbagai tumbuhan dan hewan laut yang memiliki ketahanan hidup
yang tinggi.

3. Pelindung ekosistem
Terumbu karang dapat menjaga ekosistem yang berada di laut dan pantai.
Contohnya, ekosistem hutan bakau melindungi pantai dari ombak besar. Terumbu
karang bisa memperkecil energi ombak pantai ke daratan, sehingga mencegah abrasi
dan kerusakan lingkungan.

4. Mengurangi pemanasan global


Pemanasan global terjadi karena proses kimia yang menyebabkan suhu di
permukaan bumi meningkat. Adanya hewan karang dan tumbuhan alga, bisa
mengurangi proses kimia dari pemanasan global. Proses kimia tersebut adalah
perubahan gas karbondioksida menjadi zat kapur yang menjadi bahan pembentuk
terumbu.

5. Manfaat terumbu karang secara ekonomi


Terumbu karang bisa menjadi penghasil komoditi perikanan yang tinggi. Ada
beragam jenis ikan yang bisa dipakai untuk kebutuhan manusia. Selain itu, terumbu
juga bermanfaat sebagai sumber obat-obatan. Berikut manfaat terumbu karang:

 Sumber perikanan dan sumber obat


 Keindahan terumbu karang bisa dijadikan obyek wisata menari
 Masyarakat sekitar bisa memanfaatkan biota laut untuk sumber makanan dan
pendapatan
 Sebagai tempat tinggal bagi berbagai jenis ikan, teripang, dan rumput laut
untuk dibudidayakan
 Ikan-ikan yang hidup di terumbu karang seperti bintang laut, sea anemone, dan
tube worm bisa dijual untuk ikan hias
 Terumbu karang bisa melindungi pantai dari bahaya abrasi

Jenis – jenis Terumbu Karang

1. Terumbu Karang Tepi


Merupakan karang yang berada di sepanjang pantai dengan kedalaman 40
meter. Terumbu ini berada di permukaan laut terbuka. Terumbu karang tepi berada di
pesisir pantai dari pulau-pulau besar.

Karang tumbuh ke atas, ke arah luar, dan menuju laut lepas. Proses pengembang
biakkan terumbu, bentuknya melingkar ditandai dengan ban. Bagian endapan karang
mati mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu mengarah
vertikal. Contoh terumbu karang tepi yaitu Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan
(Banten), Nusa Dua (Bali).

2. Terumbu Karang Penghalang


Terumbu karang ini berada lumayan jauh dari pantai. Jarak dari pantai sekitar
0,52 kilometer dari laut lepas. Sementara di perairan dengan kedalaman 75 meter,
terumbu karang ini bisa membentuk kolom air atau celah perairan yang lebarnya
mencapai puluhan kilo.

Terumbu karang penghalang umumnya berada di benua atau pulau besar.


Terumbu ini membentuk gugusan pulau karang yang terputus, contohnya Batuan
Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan Banggai
(Sulawesi Tengah).

3. Terumbu Karang Cincin (Atolls)


Terumbu ini berbentuk cincin yang mengelilingi pulau-pulau vulkanik.
Kumpulan karang ini tidak memiliki perbatasan dengan pantai, sehingga tidak terlihat.
Terumbu karang cincin biasanya berada di perairan laut dalam.

4. Terumbu Karang Datar


Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas permukaan laut. Kumpulan karang ini
bisa membentuk pulau datar dalam waktu lama. Umumnya, pulau yang terdiri dari
terumbu ini berkembang secara horizontal atau vertikal. Terumbu karang datar berada
di perairan laut dangkal. Di Indonesia, contoh terumbu karang datar dapat dilihat di
Kepulauan Seribu (DKI Jakarta) dan Kepulauan Ujung Batu (Aceh).

Bentuk dan Penyebaran Terumbu Karang


Berdasarkan wilayah, terumbu karang yang terbesar terdiri dari spesies karang,
ikan, dan mollusca. Berdasarkan wilayah tumbuh terumbu karang berikut bentuk-
bentuk terumbu karang:

1. Terumbu atau Reef


Terumbu ini berasal dari endapan masif batu kapur, kalsium karbonat yang
dihasilkan hewan karang, alga berkapur, dan mollusca. Konstruksi batu kapur
biogenesis ini menjadi struktur dasar ekosistem pesisir. Dalam navigasi laut, terumbu
merupakan punggung laut yang terbentuk dari batuan kapur di laut dangkal.

2. Karang atau Coral


Karang ini dibentuk hewan ordo scleractinia yang mampu mensekresi
scleractinia. Karang adalah hewan yang klonal, tersusun dari puluhan atau jutaan
individu polip. Contoh hewan klonal adalah tebu atau bambu yang memiliki banyak
ruas. Karang terdiri atas polip seperti bambu yang memiliki banyak ruas.

3. Karang Terumbu
Pembangun utama struktur terumbu disebut karang hermatipik dan karang yang
menghasilkan kapur. Karang terumbu ini berbeda dari karang lunak yang tidak
menghasilkan kapur.

4. Terumbu Karang
Terumbu karang ini ada di biota laut penghasil kapur, khususnya batu dan alga
berkapur. Ada beberapa hewan yang kerap melekat karang ini seperti moluska,
krustasea, echinodermata, polychaeta, porifera, dan tunikata. Biota laut yang hidup di
perairan lain termasuk Plankton dan jenis nekton.

Zonasi Terumbu Karang


1. Terumbu karang menghadap angin (Windward Reef)
Terumbu karang ini menghadap arah datangnya angin. Zona ini diawali dengan
lereng terumbu menghadap ke arah laut lepas. Kehidupan biota laut ini, berada di
kedalaman 50 meter dan didominasi karang lunak.

Pada kedalaman 15 meter terdapat tera terumbu yang memiliki ciri karang


keras, tinggi, dan subur. Bagian daratan pulau terdapat penutupan alga koralin yang
cukup luas di punggungan bukti terumbu yang mempengaruhi gelombang kuat.

2. Terumbu membelakangi angin (Leeward Reef)


Terumbu ini berada di sisi yang membelakangi arah datangnya angin. Zona ini
umumnya punya hamparan terumbu karang yang lebih sempit daripada terumbu
karang yang menghadap angin.

Kedalaman bentangan biasanya mencapai 50 meter, tetapi kondisinya kurang


ideal untuk pertumbuhan terumbu karang. Penyebabnya karena kombinasi faktor
gelombang dan sirkulasi air lemah, serta sedimen yang lebih besar.

MANGROVE

Pengertian Mangrove

Hutan mangrove adalah hutan yang terdapat di sepanjang pantai atau muara
sungai dan dipengaruhi oleh gerakan pasang surut perpaduan antara air sungai dan air
laut, yang tergenang pasang dan bebas dari genangan pada saat surut yang
komunitasnya bertoleransi terhadap garam. Sungai mengalirkan air tawar untuk
mangrove, dan pada saat pasang pohon mangrove dikelilingi oleh air garam atau air
payau (Waryono, 2000). Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis,
yang didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan
berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Hutan mangrove banyak
ditemui di pantai, teluk yang dangkal, estuaria, delta, dan daerah pantai yang terlindung
(Gunarto, 2004).

Ciri ciri Hutan Mangrove


Hutan mangrove mempunyai karakteristik atau ciri- ciri tertentu. Beberapa
karakteristik atau ciri- ciri yang dimiliki oleh hutan mangrove ini antara lain adalah
sebagai berikut:

 Didominasi oleh tumbuhan mangrove atau tumbuhan bakau, yakni tumbuhan


yang mempunyai akar mencuat ke permukaan
 Tumbuh di kawasan perairan payau, yakni perairan yang terdiri atas campuran
air tawar dan air asin
 Sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut
 Keberadaannya terutama di daerah yang mengalami pelumpuran dan juga
terjadi akumulasi bahan organik
Ekosistem Hutan Mangrove
Ekosistem hutan mangrove ini bisa dikatakan sebagai jenis ekosistem yang khas.
Mengapa dikatakan khas? Hal ini karena ada sesuatu yang membedakan antara yang
dimiliki oleh ekosistem hutan mangrove ini dan tidak dimiliki oleh ekosistem hutan
yang lainnya. Beberapa ke khasan yang dimiliki oleh ekosistem hutan mangrove ini
antara lain adalah adanya pelumpuran yeng mengakibatkan hal – hal sebagai berikut:
 Kurangnya abrasi tanah
 Salinitas tanah yang tinggi
 Mengalami daur penggenangan oleh pasang surut air laut
 Hanya sedikit jenis tumbuhan yang dapat hidup
 Jenis tumbuhan yang dapat tumbuh bersifat khas karena telah melewati proses
adaptasi dan juga evolusi
Bentuk Adaptasi Hutan Mangrove
Semua makhluk hidup harus melakukan adaptasi demi bisa bertahan hidup di
lingkungannya Demikian halnya dengan pepohonan yang berada di hutan mangrove ini.
Pepohonan mangrove harus melalukan adaptasi demi bertahan hidup melawan
kerasnya lingkungan hidupnya, yakni yang berada di tepi pantai . Adaptasi tersebut
dilakukan baik secara fisik maupun secara non fisik atau secara fisiologis. Beberapa
bentuk adaptasi yang dilakukan oleh tumbuh- tumbuhan yang ada di hutan mangrove
ini antara lain adalah:
 Mengembangkan akar tunjang – Pengembangan akar tunjang ini dilakukan
oleh mangrove Rhizophora spp. Mangrove ini biasanya hidup di zona terluar dari
lingkungan hutan mangrove. Pengembangan akar tunjang ini dilakukan untuk
bisa bertahan hidup dari ganasnya gelombang laut yang menerpa.
 Menumbuhkan akar napas – Penumbuhan akar napas ini dilakukan oleh
mangrove jenis Avicennia spp dan Sonneratia spp. Akar napas tersebut muncul
dari pekatnya lumpur dan bertujuan untuk mengambil oksigen dari udara.
 Penggunaan akar lutut – Untuk pohon kendeka atau Bruguiera spp, bentuk
adaptasi yang dilakukan adalah akar lutut atau knee root.
 Akar papan – Adaptasi dengan menggunakaan akar papan dilakukan oleh
tumbuhan nirih atau Xylocarpus spp. Akar papan yang dimiliki oleh tumbuhan
ini berbentuk panjang dan berkelok- kelok. Keduanya ini untuk menunjang
tegaknya pohon di atas lumpur dan untuk mendapatkan udara untuk bernapas.
 Lubang pori atau lentisel – Kebanyakan dari flora yang tumbuh di hutan
mangrove ini memiliki lentisel atau lubang pori. Lubang ini digunakan untuk
bernafas. Contohnya adalah di tanaman pepagan.
 Mengeluarkan kelebihan garam – Mengeluarkan kelebihan garam adalah
bentuk adaptasi fisiologis. Adaptasi ini dilakukan oleh Avicennia spp, untuk
mengatasi salinitas yang tinggi. Avicennia spp mengeluarkan kelebihan garam
melalui kelenjar di bawah daunnya.
 Pengembangan sistem perakaran yang hampir tidak tertembus oleh air
garam – Adaptasi ini dilakukan oleh Rhizophora spp, dimana air yang telah
terserap telah hampir tawar. Kandungan garam sekitar 90% hingga 97% tidak
mampu melewati saringan akar- akar ini. sementara untuk garam yang sudah
terserap di tubung pohon akan diakumulasikan di daun tua dan akan terbuang
saat daun tersebut gugur.

Fungsi Hutan Mangrove


Seperti yang kita ketahui bersama bahwasanya hutan merupakan sesuatu yang
sangat penting di Bumi. Hutan sebagai paru-paru dunia memiliki fungsi yang sangat
vital dalam berbagai hal. Misalnya sebagai penetralisir udara yang ada di Bumi dimana
telah terkontaminasi dengan berbagai polusi di udara. Selain sebagai pembersih udara,
hutan juga sangat berperan sebagai penangkal banjir dan juga tanah longsor. Selain itu
hutan juga berperan sebagai penyeimbang ekosistem dan menyimpan cadangan air di
akar- akar pohonnya, sehingga ketika musim kemarau tiba kita tidak akan kehabisan air
tawar. Itulah fungsi dari hutan secara umum. Lalu, apakan hutan mangrove ini memiliki
fungsi seperti dengan hutan- hutan pada umumnya? Tentu saja ya, hutan mangrove
memiliki fungsinya sendiri. Beberapa fungsi atau manfaat yang dimiliki oleh hutan
mangrove ini antara lain adalah:

1. Fungsi ekonomi. Dilihat dari segi ekonomisnya, hutan mangrove ini memiliki fungsi
sebagai berikut:
 Menghasilkan beberapa jenis kayu yang kualitasnya diakui baik
 Menghasilkan hasil- hasil non kayu. Hasil non kayu yang dihasilkan hutan ini
dikenal sebagi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK). Hasil hutan bukan kayu ini
biasanya serupa arang kayu, tanin, bahan pewarna, kosmetik, hewan, serta
bahan pangan dan juga minuman.
2. Fungsi ekologis. Dilihat dari segi ekologisnya, hutan mangrove ini memiliki fungsi
sebagai berikut:
 Hutan mangrove memiliki fungsi sebagai pelindung pantai dari abrasi ombak-
ombak laut yang bisa mengikis pinggir- pinggir pantai
 Menjadi habitat berbagai jenis hewan. Hewan- hewan yang hidup di sekitar
pantai antara lain biawak air, kepiting bakau, udang lumpur, siput bakau, dan
berbagai jenis ikan belodok
 Menjadi tempat hidup atau habitat bagi banyak tumbuhan atau flora
Persebaran Hutan Mangrove
Hutan mangrove ini bukanlah hutan yang sulit untuk kita temui keberadaannya.
Ada berbagai wilayah yang memiliki hutan mangrove. Hutan mangrove ini tersebar luas
di bagian memiliki iklim cukup panas di dunia. Hutan mangrove ini terutama banyak di
temui di daerah sekitar garis khatulistiwa tau ekuator, yakni daerah yang memiliki iklim
tropis, dan sedikit di daerah yang memiliki iklim sub tropika.

Sementara di Indonesia, adalah negara yang memiliki hutan mangrove terluas di dunia,
yaitu antara 2,5 hingga 4,5 juta hektar. Luas sekian ini melebihi hutan mangrove yang
ada di Brazil yakni 1,3 jukta hektar, Nigeria yakni 1,1 juta hektar, dan Australia yakni
0.97 hektar. Luas hutan mangrove yang dimiliki Indonesia ini memenuhi 25% dari total
semua hutan mangrove yang ada di dunia. Meskipun jumlahnya banyak, namun
sebagian dari kondisi hutan mangrove tersebut kondisinya rusak.

Di Indonesia sendiri, hutan mangrove yang paling luas terdapat di sekitar


Dangkala Sunda yang relatif tenang. Tempat ini juga merupakan tembat bermuaranya
berbagai sungai- sungai besar, yakni di pantai timur Sumatera dan pantai barat serta
selatan Kalimantan. Selain itu hutan mangrove terdapat di pantai utara Pulau Jawa,
namun di wilayah ini kondisi hutan mangrove yang ada telah lama terkikis oleh
kebutuhan penduduknya terhadap lahan yang ada.

SUMBER : https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://m.merdeka.com/
jatim/mengenal-fungsi-terumbu-karang-dan-perannya-bagi-kehidupan-laut-ini-lengkapnya-
kln.html&ved=2ahUKEwiLxuaioL_2AhWcwzgGHeM2D6IQFnoECD4QAQ&usg=AOvVaw3j_pRt-
Fa5tP0uqUP0hu9J

https://www.google.com/amp/s/ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hutan/hutan-mangrove/amp

Anda mungkin juga menyukai