Anda di halaman 1dari 20

Ekosistem

Terumbu Karang

Materi ke-9
Terumbu Karang

Terumbu karang adalah endapan-endapan


masif yang penting dari kalsium karbonat
(CaCO3) dari Filum Cnidaria dan Kelas
Anthozoa yang bersimbiosis dengan alga
zooxanthellae.
Terumbu dan Karang
Karang: hewan tak bertulang belakang yang Terumbu: atau reef merupakan endapan masif
mampu mensekresi kalsium karbonat (CaCO3 batu kapur (limestone) terutama kalsium karbonat
atau limestone). Hewan ini termasuk ke dalam (CaCO3) yang dihasilkan oleh hewan karang dan
filum Coelenterata (hewan berongga) atau biota-biota lain yang mensekresi kapur (algae
Cnidaria (hewan penyengat). berkapur dan moluska), dan dijadikan sebagai
tempat hidup hewan karang.
Asosiasi Karang dengan Zooxanthellae
Zooxanthellae adalah alga dari kelompok Dinoflagellata yang
bersimbiosis pada hewan, seperti karang, anemon, moluska dan lainnya.
Jumlah zooxanthellae pada karang diperkirakan > 1 juta sel/cm2
permukaan karang, ada yang mengatakan antara 1-5 juta sel/cm2.

Keuntungan bagi Karang: Keuntungan bagi Zooxanthellae:


1. Mendapatkan oksigen dari 1. Mendapat tempat tinggal
zooxanthellae
2. Mendapatkan asam amino
3. Mendapatkan warna pada polip
Morfologi & Anatomi
• Tersusun atas zat kapur (CaCo3).
• Bagian atas (aboral) terdiri atas tentakel&mulut.
• Bagian tengah terdiri atas gastrovascular.
• Bagian bawah (basal) melebar dan menempel
pada substrat.
Morfologi & Anatomi
Tersusun atas 3 layer:
• Bagian terluar (Endodermis)
• Bagian tengah (Mesoglea)
• Bagian dalam (Eksodermis)
Hermatifik dan Ahermatifik

Jenis karang yang memiliki Jenis karang ini tidak memiliki


kemampuan membentuk kemampuan untuk membentuk
terumbu, karang jenis ini terumbu, jenis ini juga dapat
biasanya hanya ditemukan pada ditemui di seluruh dunia
daerah tropis.
Klasifikasi Terumbu Karang
Berdasarkan Jenisnya
1. Terumbu karang keras (Hard Coral) merupakan
karang batu kapur yang keras yang membentuk
terumbu. Walaupun terlihat sangat kuat dan
kokoh, karang sebenarnya sangat rapuh, mudah
hancur dan sangat rentan terhadap perubahan
lingkungan. Contoh: Brain Coral, Elkhorn Coral,
dll.

2. Terumbu karang lunak (Soft Coral) tidak membentuk terumbu.


Contoh: Sea Fans, Bubble Coral, dll.
Klasifikasi Terumbu Karang
Berdasarkan Letaknya
1. Atol (Lingkaran/cincin) adalah jenis karang yang mengelilingi batas dari
pulau-pulau vulkanik yang tenggelam.
Klasifikasi Terumbu Karang
2. Fringing reefs adalah karang yang terdapat di daerah dekat pantai yang
mengelilingi pulau.
Klasifikasi Terumbu Karang
3. Barrier reefs adalah karang yang terletak sejajar dengan garis pantai dan
berjarak beberapa kilometer dari garis pantai.
Klasifikasi Terumbu Karang
Berdasarkan Bentuk Pertumbuhannya

a. Bercabang: tumbuh ke arah b. Padat: dominan ke arah c. Lembaran: pertumbuhan d. Seperti meja: bentuk bercabang
vertikal maupun horisontal. horisontal daripada vertikal. koloni ke arah horisontal, dengan arah mendatar dan rata
Percabangan dapat memanjang atau Karang ini memiliki permukaan dengan bentuk lembaran seperti meja. Karang ini ditopang
melebar, sementara bentuk cabang yang halus dan padat; bentuk yang pipih. dengan batang yang berpusat atau
dapat halus atau tebal. yang bervariasi, seperti bertumpu pada satu sisi membentuk
setengah bola, bongkahan batu, sudut atau datar.
dan lainnya
Hubungan Antara Ekosistem Mangrove, Ekosistem Lamun dan
Ekosistem Terumbu Karang
1. Interaksi Fisik
Terumbu karang dan lamun disini berfungsi sebagai penahan ombak dan arus yang kuat
untuk memperlambat pergerakannya terhadap mangrove. Ini merupakan salah satu
interaksi fisik dari terumbu karang dan lamun terhadap mangrove sehingga mangrove
terlindungi dari ombak dan arus yang kuat.
2. Bahan Partikel Organik
Partikel organik yang berasal dari serasah lamun dan mangrove dapat mempengaruhi
pertumbuhan dari terumbu karang. Tingginya partikel organik yang tersuspensi
diperairan dapat menurunkan fotosintesis dari lamun dan zooxanthela di perairan.
Partikel organik ini akan mengurangi intensitas cahaya matahari yang dibutuhkan lamun
dan zooxanthella untuk proses fotosintesis. Selain itu partikel organik yang terbawa dari
ekosistem mangrove ke ekosistem lamun dan terumbu karang merupakan makanan bagi
biota-biota perairan seperti filter feeder dan detritus feeder.
3. Bahan Organik Terlarut
Mangrove kaya akan nutrien yang biasanya terbawa ke ekosistem lamun dan terumbu
karang melalui aliran sungai maupun efek pasang surut. Nutrien ini diserap langsung
oleh lamun melalui perakarannya, dan zooxanthella memperoleh nutrien tersebut juga.
4. Migrasi Fauna
Migrasi fauna dapat disebabkan oleh meningkatnya predator pada suatu
ekosistem, berkurangnya makanan, reproduksi, meningkatnya persaingan
dalam memperbutkan makanan, tempat persembunyian yang aman, dll.
Ketika ekosistem mangrove dalam keadaan rusak atau terganggu oleh
aktivitas manusia maupun oleh pengaruh alam, maka biota-biota/fauna
yang hidupnya disekitar mangrove akan beralih tempat ke ekositem lamun
maupun terumbu karang untuk memperoleh perlindungan.
5. Dampak Manusia
Penebangan hutan mangrove untuk pemukiman, pebukaan lahan pertanian
dan pertambakan dapat mengakibatkan erosi sehingga mengeruhkan
perairan. Pengaruhnya ini akan berdampak pada ekosistem lamun dan
terumbu karang yang ada disekitarnya. Proses fotosintesis akan yang
berjalan akan terhambat.
Biota yang Hidup pada Ekosistem
Terumbu Karang

1. Alga Bentik 2. Avertebrata 3. Vertebrata


• Halimeda sp. • Porifera • Ikan hias
• Turbinaria sp. • Echinodermata • Caesio spp.
• Crustacea
• Achantophora sp. • Bivalvia
Fungsi Terumbu Karang

1. Benteng Alam
Terumbu karang menjaga pantai dan masyarakat pesisir dari erosi
gelombang dan badai. Terumbu karang adalah benteng alam yang
melindungi pelabuhan dan pantai dari hantaman ombak.
2. Tempat Tinggal (Habitat)
Terumbu karang berfungsi sebagai tempat spawning, feeding dan nursery
ground bagi biota laut.
3. Pariwisata
Terumbu karang dapat dijadikan sebagai tempat wisata bawah laut
dikarenakan keindahannya.
4. Tempat Penelitian
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pertumbuhan Terumbu Karang

• Suhu: terumbu karang tumbuh dan berkembang optimal pada suhu 23-25
derajat celcius. Dan tidak dapat berkembang pada suhu dibawah 18 derajat
celcius.
• Salinitas: terumbu karang hanya dapat hidup di perairan laut dengan
salinitas 30-35 ppt.
• Kedalaman: terumbu karang umumnya hidup pada kedalaman 25 meter.
• Kecerahan: kecerahan yang tinggi ideal untuk memicu produktivitas
perairan.
• Gelombang: dapat memberikan pasokan pergantian air segar, oksigen dan
plankton namun dapat merusak struktur terumbukarang jika gelombang
terlalu besar.
Faktor-Faktor yang Merusak
Terumbu Karang

• Masuknya aliran air tawar


• Terkontaminasi oleh limbah dan sampah
• Pemanasan suhu bumi (Global Warming)
• Alat tangkap perusak (Pengeruk, peledak, dll)
• Uji coba senjata militer
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai