Anda di halaman 1dari 20

BIOLOGI LAUT

“KOMUNITAS-KOMUNITAS DAERAH TROPIS”

KELOMPOK 9
1. Dina melani Sekoni
2. Fenti melida Mail
3. lidia natalia Bahan
4. Rosandaria abdul Karim
5. Sandra yubetri Toy
KOMUNITAS-KOMUNITAS DAERAH TROPIS

Komunitas adalah kumpulan dari berbagai komunitas


yang hidup pada suatu waktu dan daerah tertentu yang
saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.
Komunitas juga merupakan kelompok makhluk yang
hidup bersama-sama dalam suatu tempat yang
bersamaan. Dengan memperhatikan keanekaragaman
dalam komunitas maka dapat diperoleh gambaran
tentang organisasi suatu komunitas. Untuk daerah
tropis pada wilayah laut terdapat komunitas Terumbu
Karanga dan Hutan Bakau.
A. Komunitas Terumbu Karang
 
Pengertian
Terubu Karang
Secara fisik terumbu karang Jadi Terumbu karang (Coral
adalah terumbu yang terbentuk Reefs) merupakan ekosistem laut
dari kapur yang dihasilkan oleh tropis yang terdapat di perairan
karang. dangkal yang jernih, hangat (lebih
dari 22 0C), memiliki kadar
Di Indonesia semua terumbu CaCO3(kalsium karbonat) tinggi,
berasal dari kapur yang sebagian dan komunitasnya didominasi
besar dihasilkan koral. Di dalam berbagai jenis hewan karang
terumbu karang, koral adalah keras (Guilcher,1988). Terumbu
insinyur ekosistemnya. Sebagai karang (coral reefs) merupakan
hewan yang menghasilkan kapur ekosistem yang khas di laut
untuk kerangka tubuhnya,karang tropis, tetapi ekosistem itu dapat
merupakan komponen yang pula dijumpai di beberapa daerah
terpenting dari ekosistem tersebut. subtropis, walaupun
perkembangannya tidak sebaik di
perairan laut tropis.
Klasifikasi TerumbuKarang

Berdasarkan kemampuan memproduksi kapur maka karang


dibedakan menjadi dua kelompok yaitu
2. karang
1. karang ahermatipik
hermatipik
Karang hermatifik Karang ahermatipik
merupan karang yang dapat tidak menghasilkan terumbu
membentuk bangunan dan ini merupakan
karang yang dikenal kelompok yang tersebar luas
menghasilkan terumbu dan diseluruh dunia.
penyebarannya hanya
ditemukan didaerah tropis.
Perbedaan utama karang Hermatipik dan karang ahermatipik adalah
adanya simbiosis mutualisme antara karang hermatipik dengan
zooxanthellae, yaitu sejenis algae unisular (Dinoflagellata unisular),
seperti Gymnodinium microadriatum, yang terdapat di jaringan-
jaringan polip binatang karang dan melaksanakan fotosistesis. Hasil
samping dari aktivitas ini adalah endapan kalsium karbonat yang
struktur dan bentuk bangunannya khas. Ciri ini akhirnya digunakan
untuk menentukan jenis atau spesies binatang karang. Karang
hermatipik mempunyai sifat yang unik yaitu perpaduan antara sifat
hewan dan tumbuhan sehingga arah pertumbuhannya selalu bersifat
fototeopik positif. Umumnya jenis karang ini hidup di perairan
pantai /laut yang cukup dangkal dimana penetrasi cahaya matahari
masih sampai ke dasar perairan tersebut. Disamping itu untuk hidup
binatang karang membutuhkan suhu air yang hangat berkisar antara
25-32 0C.
Ada dua tipe karang
Hermatypic corals adalah koloni
1. karang yang membentuk karang yang dapat membentuk
bangunan kapur (hermatypic bangunan atau terumbu dari
corals) kalsium karbonat (CaCO3),
sehingga sering disebut pula reef
building corals.

Ahermatypic corals adalah


2. Tidak dapat membentuk koloni karang yang tidak dapat
bangunan karang (ahermatypic membentuk terumbu.
corals).
Hermatypic corals sdalah hewan, yang dalam hidupnya
bersimbiose dengan algae (zooxanthellae) dan hidup di
jaringan-jaringan polyp karang tersebut, serta melaksanakan
fotosintesa. Hasil samping dari aktivitas fotosintesa tersebut
adalah endapan kalsium karbonat (CaCO3), yang struktur
dan bentuk bangunannya khas.
Ciri ini akhirnya digunakan untuk menentukan jenis atau
spesies binatang karang. Karena aktivitas fotosintesa
tersebut, maka peran cahaya matahari adalah penting sekali
bagi hermatypic corals. Sehingga jenis binatang karang ini
umumnya hidup di perairan pantai/laut yang cukup
dangkal, yang mana penetrasi cahaya matahari masih
sampai ke dassar perairan tersebut. Di samping itu, untuk
hidupnya binatang karang membutuhkan suhu air yang
hangat, yaitu berkisar antara 25-32 0C.
mengelompokkan terumbu karang menjadi tiga tipe
umum yaitu :
a.Terumbu karang tepi (Fringing reef/shore reef )
Terumbu karang tepi (Fringing reef) ini berkembang di
sepanjang pantai dan mencapai kedalaman tidak lebih
dari 40 m. Terumbu karang ini tumbuh keatas atau
kearah laut. Pertumbuhan terbaik biasanya terdapat
dibagian yang cukup arus. Sedangkan diantara pantai
dan tepi luar terumbu, karang batu cenderung
mempunyai pertumbuhaan yang kurang baik bahkan
banyak mati karena sering mengalami kekeringan dan
banyak endapan yang datang daridarat.
b.Terumbu karang penghalang (Barrier reef)
Terumbu karang tipe penghalang (Barrief reef ) terletak di
berbagai jarak kejauhan dari pantai dan dipisahkan dari pantai
tersebut oleh dasar laut yang terlalu dalam untuk pertumbuhan
karang batu (40-70 m). Umumnya memanjang menyusuri
pantai dan biasanya berputar-putar seakan – akan merupakan
penghalang bagi pendatang yang datang dari luar.
c. Terumbu karang cincin (atoll)
Terumbu karang cincin (atolls) yang melingkari suatu
goba(laggon).Ekosistem terumbu karang adalah unik karena
umumnya hanya terdapat di perairan tropis, sangat sensitive
terhadap perubahan lingkungan hidupnya terutama suhu,
salinitas, sedimentasi, eutrofikasi dan memerlukan kualitas
perairan alami (Pristine).
Berdasarkan pertumbuhan karang (life form), maka
variasi bentuk karang dibedakan menjadi 6 tipe

1. Tipe
bercabang(branching)
2. Tipe padat(massive)
3. Tipe
kerak(encrusting)
4. Tipe meja(tabulate)
5. Tipe daun(foliose)
6. Tipe
jamur(mushroom).
 
Penyebaran dan Keanekaragaman Karang

Secara taksonomi, terumbu karang dikenal memiliki


7500 spesies terumbu dan menutupi area seluas 2 x 106
km2dilautan tropis sekeliling dunia. Sebagai bentuk
geologis yang masif, terumbu karang menyediakan
perlindungan ombak secara eksistensif sepanjang pesisir
pantai, produksi biologis terumbu karang menghasilkan
komoditi pangan seperti ikan-ikan, molluska (Achituv dan
Dubinsky, 1990).
 
B. Komunitas Hutan Bakau
Pengertian Hutan Bakau
( Mangrove )
Mangrove tersebar di seluruh pantai
tropik dan sub tropik. Mangrove
Hutan bakau merupakan mampu tumbuh hanya pada pantai
yang terlindung dari gerakan
suatu tipe hutan yang tumbuh gelombang. Bila keadaan pantai
di daerah pasang surut, sebaliknya, benih tidak mampu tumbuh
terutama di pantai yang dengan sempurna dan menjatuhkan
akarnya. Mangrove berkembang baik
terlindung, laguna dan muara di daerah estuari tropik dan tersebar
sungai yang tergenang pada pada berbagai daerah. Mangrove juga
saat pasang dan bebas dari ditemukan diluar daerah tropik seperti
di pantai utara Meksiko, sepanjang
genangan pada saat surut
pantai barat dari bagian sentral dan
yang komunitas tumbuhannya utara Amerika utara dan Afrika, dan
bertoleransi terhadap garam. sampai ke selatan pulau di Selandia
Baru (Dahuri et al., 1996).
Manfaat Ekosistem Hutan Mangrove
Santoso dan Arifin (1998) menyatakan ekosistem hutan mangrove bermanfaat
secara ekologis, biologis dan ekonomis. Fungsi hutan mangrove

a. Fungsi ekologis
 pelindung garis pantai dari abrasi
mempercepat perluasan pantai melalui pengendapan
mencegah intrusi air laut ke daratan
tempat berpijah aneka biota laut
tempat berlindung dan berkembangbiak berbagai
jenis burung, mamalia, reptil, dan serangga
sebagai pengatur iklim mikro.
b. Fungsi Biologi
 nursery ground , feeding ground, spawning ground,
bagi berbagai spesies udang, ikan, dan lainnya
 habitat berbagai kehidupan liar.
c. Fungsi ekonomis
 penghasil keperluan rumah tangga (kayu bakar,
arang, bahan bangunan, bahan makanan, obat-
obatan)
 penghasil keperluan industri (bahan baku kertas,
tekstil, kosmetik, penyamak kulit, pewarna)
 penghasil bibit ikan, nener udang, kepiting, kerang,
madu dan telur burung
Secara ekonomi, mangrove mampu
memberikan banyak lapangan
pekerjaan bagi masyarakat, baik itu
penyediaan benih bagi industri
perikanan. selain itu kayu dari
tumbuhan mangrove dapat Secara fisik mangrove
dimanfaatkan untuk sebagai kayu berfungsi dalam peredam
bakar, bahan kertas, bahan angin badai dan gelombang,
konstruksi yang memiliki nilai pelindung dari abrasi, penahan
ekonomis yang cukup tinggi dan
lumpur, dan perangkap
juga saat ini ekosistem mangrove
sedang dikembangkan sebagai sedimen. Ekosistem mangrove
wahana untuk sarana rekreasi atau ini mampu menghasilkan zat-
tempat pariwisata yang dapat zat nutrient yang mampu
meningkatkan pendapatan Negara. menyuburkan perairan laut
dan berperan dalam siklus
karbon, nitrogen dan sulfur.
Tipe Struktur Vegetasi Mangrove

Secara sederhana, mangrove umumnya


tumbuh dalam 4 zona, yaitu
1. pada daerah terbuka
2. daerah tengah
3. daerah yang memiliki sungai berair payau
sampai hampir tawar
4. serta daerah ke arah daratan yang memiliki
air tawar
Gangguan Hutan Mangrove

Gangguan hutan adalah suatu kekuatan utama yang akan


menyebabkan terjadinya perubahan yang signifikan pada
struktur dan komposisi hutan. Gangguan pada hutan dapat
terjadi secara alami seperti kebakaran hutan, banjir, gempa
bumi, angin dan kematian karena hama atau penyakit.
Gangguan dapat juga terjadi oleh karena aktivitas manusia
seperti penebangan kayu. Gangguan alami merupakan
faktor penting dalam mempengaruhi perkembangan
ekosistem dan gangguan yang disebabkan oleh aktivitas
manusia dapat menyebabkan perubahan pada struktur dan
komposisi hutan
Kriteria hutan yang mengalami
Klasifikasi hutan mangrove gangguan ringan yaitu:
berdasarkan kerapatannya adalah
sebagai berikut : mangrove primer,
1). Intensitas gangguan sedikit
mangrove sekunder, dan sedang.
mangrove jarang. Mangrove 2). Penyebab utama terjadinya
primer adalah mangrove dengan gangguan adalah: gangguan
kerapatan vegetasi tingkat pohon
antara 500 – 1.000 pohon/ha,
alami dengan skala kecil
mangrove sekunder adalah seperti angin.
mangrove dengan kerapatan 3). Vegetasi terdiri dari semai,
vegetasi tingkat pohon antara pancang, tiang dan pohon
200 s/d 499 pohon/ha,
yang berdiameter besar.
sedangkan mangrove jarang adalah
mangrove dengan kerapatan 4). Tidak ada perubahan
vegetasi tingkat pohon di bawah signifikan pada struktur
200 pohon/ha (Ditjen RLPS, 2002). hutan.
pencegahan
Mencegah terjadinya kerusakan hutan mangrove dengan
cara mengadakan kegiatan konservasi bahkan
merestorasi dengan mengembalikan dan menata kembali
yang mengalami kerusakan. Oleh karena itu, kegiatan
konservasi dan restorasi hutan mangrove tidak hanya
sekedar untuk melindungi dan melestarikan spesies serta
menyediakan obyek wisata (ekoturism), tetapi harus
pula berfungsi untuk meningkatkan kondisi sosial
ekonomi masyarakat sekitarnya dalam konteks
pembangunan berwawasan lingkungan

Anda mungkin juga menyukai