Anda di halaman 1dari 45

Pengelolaan terumbu karang dan

Padang lamun
Pertemuan 15
TERUMBU
Terumbu karang adalah bangunan masif yang terbuat dari carbonat hasil dari
organisme. Organisme terpenting pembentuk terumbu karang adalah karang

Terumbu karang mendukung sekitar 25% spesies laut.


• 4.000 spesies ikan (di Indonesia sekitar 1900 sp.),
• 700 spesies of karang,
• Ribuan tumbuhan dan hewan lainnya.
Terumbu Karang adalah sekumpulan
hewan karang yang bersimbiosis dengan
sejenis tumbuhan alga yang disebut
zooxanhellae.

Terumbu karang termasuk dalam jenis


filum Cnidaria kelas Anthozoa yang
memiliki tentakel.
Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari dua
Subkelas yaitu Hexacorallia (atau
Zoantharia) dan Octocorallia, yang
keduanya dibedakan secara asal-usul,
Morfologi dan Fisiologi.
Proses fotosintesis oleh algae
menyebabkan bertambahnya produksi
kalsium karbonat dengan menghilangkan
karbon dioksida dan merangsang reaksi
kimia sebagai berikut:
Ca(HCO3) CaCO3 + H2CO3 H2O + CO2
Fotosintesis oleh algae yang bersimbiosis
membuat karang pembentuk terumbu
menghasilkan deposit cangkang yang
terbuat dari kalsium karbonat, kira-kira 10
kali lebih cepat daripada karang yang
tidak membentuk terumbu (ahermatipik)
dan tidak bersimbiose dengan
zooxanthellae.
Koloni karang terbentuk dari ribuan atau
lebih individu polip, yang berdiameter 1-3
mm.
Polip memiliki bagian-bagian tubuh terdiri
atas:
1. mulut dikelilingi oleh tentakel yang
berfungsi untuk menangkap mangsa dan
alat pertahanan diri.
2. rongga tubuh (coelenteron) yang juga
merupakan saluran pencernaan
(gastrovascular)
3. dua lapisan tubuh yaitu ektodermis dan
endodermis yang lebih umum disebut
gastrodermis karena berbatasan dengan
saluran pencernaan.
Kemampuan produksi karang:
 Karang hermatipik
 Karang ahermatipik

Terumbu karang terbagi dalam empat tipe:


 Terumbu karang tepi (fringing reefs )
 Terumbu karang cincin (attols )
 Terumbu karang datar (patch reefs)
 Terumbu karang penghalang (barrier reefs )

Berdasarkan arah angin:


 Terumbu menghadap angin (windward reef)
 Terumbu membelakangi angin (leeward reef)
Zona terumbu karang
Kedalaman
Terumbu karang dapat hidup pada kedalaman 50-70 m.
Kebanyakan pad kedalaman 25 m.

Cahaya
Salah satu faktor penting dalam pertumbuhan karang.
Dapat tumbuh pada intensitas berkurang sampai 15-20% dari
permukaan.

Salinitas
Karang tumbuh pada salinitas laut (32-35%o).
Terumbu karang juga dapat tumbuh pada salinitas 42%o (di
Teluk Persia)
Pengendapan (sedimentasi)
Mempunyai efek negatif terhadap
pertumbuhan terumbu karang, dapat
mengurangi cahaya, menutupi dan
menyumbat struktur pemberian makanan.

Perairan pasang surut


Terumbu karang dibatasi oleh tinggi muka air
laut.
Parameter lingkungan penting:
 kecerahan,
 suhu,
 salinitas,
 kedalaman,
 cahaya,
MANFAAT TERUMBU KARANG
Mempunyai beragam manfaat bagi kelangsungan hidup ekosistem laut
itu sendiri.
Mengandung berbagai manfaat yang sangat besar dan beragam, baik
secara ekologi maupun ekonomi.
Manfaat terumbu karang dapat diidentifikasi menjadi dua yaitu manfaat
langsung dan manfaat tidak langsung.
Secara alami, merupakan habitat bagi banyak spesies laut untuk
melakukan pemijahan, peneluran, pembesaran anak, makan dan
mencari makan (feeding & foraging), terutama bagi sejumlah spesies
yang memiliki nilai ekonomis penting.
Sebagai gudang keanekaragaman hayati laut.
Sebagai gudang keanekaragaman hayati menjadikannya sebagai sumber
penting bagi berbagai bahan bioaktif yang diperlukan di bidang medis
dan farmasi.
Manfaat dari terumbu karang yang langsung
dapat dimanfaatkan oleh manusia adalah:
1. Sebagai tempat hidup ikan yang banyak
dibutuhkan manusia dalam bidang pangan,
seperti ikan kerapu, ikan baronang, ikan ekor
kuning), batu karang,
2. Pariwisata, wisata bahari melihat keindahan
bentuk dan warnanya.
3. Penelitian dan pemanfaatan biota perairan
lainnya yang terkandung di dalamnya.
INDONESIA
Terumbu Karang Terancam di Indonesia

Integrated Threat Index


# Low
# Medium
# High
Tipe Terumbu
Pulau Karang
Ekosistem
terumbu
CORAL REEF
Kekayaan Karang, Ikan dan Moluska
Distribusi Terumbu
Zonasi Terumbu Terhadap Paparan angin
Hubungan Terumbu dengan Ikan
Lamun
Pengertian
• Lamun (seagrass) adalah tumbuhan laut
berbunga (angiospermae) yang berbiji satu
(monokotil) dan mempunyai akar rimpang, daun,
bunga dan buah.
• Sangat berbeda dengan rumput laut (algae)
(Wood et al. 1969; Thomlinson 1974; Azkab
1999).
• Lamun dapat ditemukan di seluruh dunia kecuali
di daerah kutub. Lebih dari 52 jenis lamun yang
telah ditemukan.
• Di Indonesia hanya terdapat 7 genus dan
sekitar 15 jenis yang termasuk ke dalam 2
famili yaitu:
1. Hydrocharitacea ( 9 marga, 35 jenis)
2. Potamogetonaceae (3 marga, 15 jenis).

Jenis yang membentuk komunitas padang lamun


tunggal, antara lain : Thalassia hemprichii,
Enhalus acoroides, Halophila ovalis, Cymodoceae
serulata, dan Thallasiadendron ciliatum.
Taksonomi
Divisi : Anthophyta
Kelas : Angiospermae
Subkelas : Monocotyledonae
Ordo : Helobiae
Famili : Hydrocharitaceae
Genus : Enhalus
Species : Enhalus acoroides

Famili : Cymodoceaceae
Genus : Cymodocea
Species : Cymodocea rotundata
Cymodocea serrulata
Morfologi
• Tumbuhan lamun terdiri dari akar rhizome dan daun.
• Rhizome merupakan batang yang terpendam dan merayap
secara mendatar dan berbuku-buku.
• Pada buku-buku tersebut tumbuh batang pendek yang
tegak ke atas,berdaun dan berbunga.
• Pada buku tumbuh pula akar (Nontji,1993).
• Lamun memiliki daun-daun tipis yang memanjang seperti
pita yang mempunyai saluran-saluran air (Nybakken, 1992).
• Bentuk daun seperti ini dapat memaksimalkan difusi gas
dan nutrien antara daun dan air, juga memaksimalkan
proses fotosintesis di permukaan daun (Philips dan Menez,
1988).
• Daun menyerap hara langsung dari periran
sekitarnya, mempunyai rongga untuk mengapung
agar dapat berdiri tegak di air, tapi tidak banyak
mengandung serat seperti tumbuhan rumput di
darat (Hutomo,1997)
• Sebagian besar lamun berumah dua,artinya
dalam satu tumbuhan hanya ada jantan saja atau
betina saja.Sistem pembiakannya bersifat khas
karena melalui penyerbukan dalam air (Nontji,
1993).
• Habitat lamun dapat dipandang sebagai suatu
komunitas, dalam hal ini padang lamun
merupakan suatu kerangka struktural yang
berhubungan dalam proses fisik atau kimiawi
yang membentuk sebuah ekosistem.
• Lamun, merupakan bagian dari beberapa
ekosistem dari wilayah pesisir dan lautan perlu
dilestarikan, memberikan kontribusi pada
peningkatan hasil perikanan dan pada sektor
lainya seperti pariwisata.
• Padang lamun merupakan ekosistem yang
tinggi produktifitas organiknya, dengan
keanekaragaman biota yang cukup tinggi.
• Pada ekosistem, ini hidup beraneka ragam
biota laut seperti ikan, krustasea, moluska
(Pinna sp, Lambis sp, Strombus sp),
Ekinodermata ( Holothuria sp, Synapta sp,
Diadema sp, Arcbaster sp, Linckia sp) dan
cacing ( Polichaeta) (Bengen, 2001).
peranan penting bagi ekosistem
• sumber pakan bagi invertebrata, tempat
tinggal bagi biota perairan dan melindungi
mereka dari serangan predator.
• menyokong rantai makanan dan penting
dalam proses siklus nutrien serta sebagai
pelindung pantai dari ancaman erosi ataupun
abrasi (Romimohtarto dan Juwana, 1999).
diversitas dan densitas fauna yang
tinggi
• gerakan daun lamun dapat memerangkap
larva invertebrata dan makanan tersuspensi
pada kolom air.
• batang lamun dapat menghalangi
pemangsaan fauna bentos sehingga kerapatan
dan keanekaragaman fauna bentos tinggi.
• sumber pakan bagi invertebrata, tempat
tinggal bagi biota perairan dan melindungi
mereka dari serangan predator
INTEGRASI DAN KETERPADUAN
PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN KELAUTAN
TERPADU

Economic Political
• Urban Pressure Pressure
development
•Fisheries
• Navigation
Coastal •Aquaculture
• Port and
harbours Resources •Agriculture
development
•Mining
• Recreation
Rehabilitation Users Exploitation
• Human
settlement

• Industry site

Management
Measure
PEMANFAATAN RUANG LAUT NASIONAL

– Arahan Kawasan Lindung Laut


– Arahan Kawasan Budidaya
– Arahan Kawasan Strategis Laut Nasional
– Arahan Kawasan Andalan Laut
PETA KAWASAN LINDUNG
LAUT NASIONAL
PETA KAWASAN ANDALAN KELAUTAN
NASIONAL
13 (TIGA BELAS) KAWASAN PEMANFAATAN RUANG LAUT
YANG POTENSIAL UNTUK DIKERJASAMAKAN:
NO KAWASAN LINGKUP WILAYAH PUSAT PENGEMBANGAN PERAIRAN (LAUT/TELUK/SELAT)
.
1. Sumatera Bagian Barat NAD, Sumut, Sumbar, Padang, Sabang, Bengkulu, Samudera Hindia (Sabang-Semeuleu,
Bengkulu, Lampung Lampung Nias, Mentawai, Bengkulu, lampung )
2. Selat Karimata-Laut Kalbar, Kep. Riau, Bangka Batam, Pontianak, Pangkal Batam, Natuna, Babel, Ketapang
Cina Selatan Belitung, Lampung Pinang
3. Selat Makassar-Laut Kaltim, Kalsel, Sulut, Sulteng, Balikpapan, Makassar Pulau Laut, Tarakan-Nunukan
Sulawesi Sulsel Bontang-Mahakam, Tel Palu
Barat, Sulsel
4. Jawa Bagian Selatan Banten, Jabar, Jateng, DI Denpasar Banten, Cilacap, Pangandaran, Malang
Yogyakarta, Jatim, Bali Selatan, Selat Bali
5. Bali – Nusa Tenggara Bali, NTT, NTB Denpasar, Mataram, Kupang Bali, Lombok, Sawu-Sumba
6. Teluk Tolo-Kepulauan Sultra, Maluku Utara, Maluku Kendari Teluk Tolo, Laut Maluku, Laut Banda (Kep.
Sula-Laut Banda Banggai, Kep. Sula, Pulau Buru)
7. Teluk Bone Sultra, Sulsel Makassar, Kendari Teluk Bone, P. Buton, P.Muna Kep.Tukang
Besi, Kep.Bonerate
8. Teluk Tomini Sulut, Sulteng, Sultra Menado, Gorontalo Teluk Tomini, Kep Togean, Laut Sulawesi
9. Laut Sulawesi Sulut, Maluku Utara Menado, Ternate Laut Sulawesi, Laut Maluku
10. Laut Banda-Laut Maluku Ambon, Tual, Saumlaki Laut Banda, Kep Tanimbar
Arafura Kep Kai, Kep Aru
11. Papua Utara Papua Jayapura, Biak Tel. Cenderawasih dsk.,
Samudera Pasifik
12. Halmahera-Kepala Maluku Utara, Papua Ternate, Sorong P. Halmehara dsk., Raja Ampat
Burung-Teluk Bintuni Teluk Bintuni
13. Papua Selatan Papua, Maluku Merauke, Timika Laut Aru, Laut Arafura
PENGEMBANGAN GUGUS PULAU-PULAU
KECIL
 Mengelompokkan pulau-pulau kecil yang tersebar di wilayah
NKRI berdasarkan lokasi geografis dan kondisi fisik, sosial,
ekonomi, budaya, politik dan keamanan.
 Menetapkan pulau-pulau kecil yang berpotensi tinggi sebagai
kawasan prioritas dengan dukungan sarana dan prasarana
wilayah.
 Pengembangan kerjasama terpadu antar kawasan perairan, baik
antar sektor ataupun antar daerah. Kerjasama menyangkut
penyediaan sarana prasarana, pengaturan kegiatan di kawasan
pulau-pulau kecil.
 Meningkatkan aksesibilitas dari dan menuju pulau-pulau kecil
dengan cara peningkatan peran sarana dan prasarana
perhubungan
a.

Anda mungkin juga menyukai