Anda di halaman 1dari 15

Pengelolaan Ekosistem Padang Lamun untuk

Kesejahteraan Masyarakat Pesisir

Gambar 1. Ekosistem Padang Lamun

Daerah perairan pantai adalah wilayah perairan yang berada


antaraujung paparan benua dengan kedalaman laut sekitar 200 m
sampai pantaiyang didalamnya terdapat ekosistem mangrove,
terumbu karang, estuari,padang lamun, sumberdaya hayati dan
nonhayati, serta fasilitas-fasilitas sepertipelabuhan dan pemukiman dan
panorama pesisir.
I. Definisi Padang Lamun
Sering dapat dilihat hamparan hijau pada dasar laut di
pinggir pantai yang menyerupai padang rumput hijau,
yang tidak lain adalahpadang-lamun atau yang populer
d i ke n a l d e n g a n seagrass. Seagrass adalah tempat hidup bagi
banyak organisme, seperti ikan, kepiting, udang,lobster, seaurchin
(bulu babi), dan lainnya.Sebagian besar organismapantai (ikan,
udang,
kepiting
dll)
mempunyai
hubungan
ekologis
denganhabitat lamun. Sebagai habitat yang ditumbuhi
berbagai spesies lamun,padang lamun memberikan tempat yang
sangat strategis bagi perlindunganikan-ikan kecil dari "pengejaran"
beberapa predator, juga tempat hidup dan mencari makan bagi
beberapa jenis udang dan kepiting.
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir, Laut, dan Pulau-Pulau Kecil. Pascasarjana Unpatti 2013

Gambar 2. Struktur Morfologi Tumbuhan Lamun secara Keseluruhan

Habitat Lamun atau yang lebih di kenal dengan kata


s e a g r a s s merupakan habitat pantai yang sangat unik.dengan di
tumbuhi oleh lamun(golongan macrophyte) yang dapat beradaptasi
dengan kondisi pantai yanglabil, tumbuhan lamun memberikan amat

sangat banyak fungsi ekologisbagi organisma yang berasosiasi


dengannya. Banyak organisme yang secara ekologis dan biologis
sangat tergantung pada keberadaan lamun.Banyak orang awam
mengenal kata seagrass sebagai "rumput laut" yang konotasinya ke
arah seaweed. Namun jika dirunut lebih jauh tentang keduatumbuhan ini
akan sangat jauh perbedaanya. Sebagai tumbuhan sejati,s e a g r a s s
m e r u p a k a n t u m b u h a n y a n g m e m p u n y a i a k a r ( Ry z o m e
danserabut akar), batang, daun, bunga dan beberapa
s p e s i e s b e r b u a h . Berbeda dengan seaweed yang merupakan alga
besar (Macro-alga) yangtidak mempunyai akar, batang dan daun

sejati.Sebagai tumbuhan tingkatt i n g g i , s e a g r a s s m e m p u n y a i


s i s t e m re p r o d u k s i d a n p e r t u m b u h a n y a n g khas.
Seperti layaknya padang rumput, seagrass dapat menyebar
denganperpanjangan ryzome (batang akar). Penyebaran seagrass
terlihat sedikitunik dengan pola penyebaran yang sangat tergantung
pada topografi dasar pantai, kandungan nutrient dasar perairan
(substrate) dan beberapa faktor fisik dan kimia lainnya. Kadang
terlihat pola penyebaran yang tidak meratadengan kepadatan yang
relative rendah dan bahkan terdapat semacam ruang-ruang
kosong di tengah padang lamun yang tidak tertumbuhi
olehl a m u n . K a d a n g - k a d a n g t e r l i h a t p o l a p e n y e b a r a n y a n g
b e r ke l o m p o k - kelompok, namun ada juga pola penyebaran
yang merata tumbuh hampir p a d a s e l u r u h g a r i s p a n t a i
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir, Laut, dan Pulau-Pulau Kecil. Pascasarjana Unpatti 2013

landai
dengan
ke p a d a t a n
yang
sedang
d a n bahkan
tinggi.B e r b e d a d e n g a n s e a w e e d , y a n g u m u n n y a s a n g a t
m e m e r l u k a n b e n d a ke r a s d i d a s a r p e r a i r a n s e b a g a i
susbtrat
untuk
melekat.Namun m e m a n g
ada
juga
banyak
yang
tumbuh
dan
menyebar
secara
a l a m i dengan substrat dasar yang lunak.
II.

Potensi Sumberdaya yang Ada pada Padang Lamun


Di seluruh dunia diperkirakan terdapat 55 spesies lamun. Di
Indonesia ditemukan 12 spesies lamun yg termasuk ke dalam 2 famili
(suku), yaitu : (1) Hydrocharitaceae dan (2) Potamogetonaceae.
Padang Lamun di Indonesia yang diperkirakan seluas sekitar 30.000
km2 yang mempunyai peran penting sebagai habitat ikan dan berbagai
biota lainnya. Jenis lamun yang ada di Indonesia dapat dilihat pada table
berikut:
Tabel 1. Jenis-jenis lamun yang terdapat di Indonesia
N
o.
1.

Jenis

Deskripsi

2.

3.

4.

5.
6.

7.

Menurut para ahli ada beberapa karakteristik padang lamun di


antaranya :
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir, Laut, dan Pulau-Pulau Kecil. Pascasarjana Unpatti 2013

1. Tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang sudah sepenuhnya


menyesuaikan diri hidup terbenam di dalam laut.
2. Mempunyai beberapa sifat yang memungkinkannya hidup di
lingkungan laut: (1) mampu hidup di media air asin, (2) mampu
berfungsi normal dalam keadaan terbenam, (3) mempunyai sistem
perakaran jangkar yang berkembang baik, dan (4) mampu
melaksanakan penyerbukan dan daur generatif dalam keadaan
terbenam
3. Memiliki sistem perakaran yang nyata, dedaunan, sistem
transportasi internal untuk gas dan nutrien, serta stomata yang
berfungsi dalam pertukaran gas.
4. Tumbuh subur terutama di daerah terbuka pasang surut dan
perairan pantai atau goba yang dasarnya berupa lumpur, pasir,
kerikil dan patahan karang mati, dengan kedalaman sampai 4
meter. Dalam perairan yang sangat jernih, beberapa jenis lamun
bahkan ditemukan sampai kedalaman 8 15 dan 40 meter (dasar
laut yg masih dpt dijangkau oleh cahaya matahari yg memadai bagi
pertumbuhannya).
5. Membentuk vegetasi tunggal dan vege-tasi campuran. Spesies
lamun yang biasanya tumbuh dengan vegetasi tunggal adalah
Thalasia hemprichii, Enhalus acoroides, Halophila ovalis, Halodule
uninervis, Cymodocea serrulata dan Thalassodendron ciliatum.
6. Lamun bervegetasi tunggal ditemukan pada substrat lumpur dekat
mangrove ke arah laut, sementara yang bervegetasi campuran
terbentuk di daerah intertidal yang lebih rendah dan subtidal yang
dangkal
7. Padang lamun tumbuh dengan baik di daerah yang terlindung dan
bersubstrat pasir, stabil serta dekat sedimen yang bergerak
horizontal.
8. Pertumbuhan lamun diduga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
internal seperti kondisi fisiologis dan metabolisme, serta faktorfaktor eksternal seperti zat-zat hara (nutrient) dan tingkat
kesuburan perairan.
9. Terdiri atas 12 genera; 7 diantaranya adalah tropics (Halodule,
Cymodocea, Syringodium, Thalassodendron, Enhalus, Thalassia dan
Halophila) dan 5 terdapat di perairan temperate (Zostera,
Phyllospadix, Heterozostera, Posidonia dan Amphibolis).
Pada ekosistem padang lamun hidup beranekaragam biota laut,
seperti : Ikan, krustasea, moluska (Pinna sp., Lambis sp., Strombus sp.),
Ekinodermata (Holothuria sp., Synapta sp., Diadema sp., Archaster sp.
Linckia sp.), dan cacing laut (Polikaeta).
Berdasarkan nilai produktivitas padang lamun, asosiasi organisme,
uraian tentang biota dan sumberdaya hayati laut dan tujuannya menem
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir, Laut, dan Pulau-Pulau Kecil. Pascasarjana Unpatti 2013

pati atau mengunjungi padang lamun, maka dapat disimpulkan bahwa


pada ekosistem padang lamun terdapat tiga tipe rantai makanan, yaitu :
1.
Rantai Makanan Detritus (Detritus Food Chain), karena sebagian
besar biota yang hidup pada ekosistem padang lamun menanfaatkan
serasah lamun sebagai makanan (sumber energi).
2.
Rantai Makanan Merumput (Grazing Food Chain), karena sejumlah
fauna laut termasuk reptilia dan mamalia laut menggunakan padang
lamun sebagai padang penggembalaan.
3.
Rantai makanan plankton (Plankton Food Chain). Ketiga rantai
makanan tersebut membentuk jala makanan pada ekosistem padang
lamun.

Gambar 3.Beberapa biota yg mengkolonisasi padang lamun


(Bengen, 2002)

III.

Fungsi Ekologis Padang Lamun

Pada dasarnya ekosistem lamun memiliki fungsi yang hampir sama


dengan ekosistem lain di perairan seperti ekosistem terumbu karang
ataupun ekosistem mangrove, seperti sebagai habitat bagi beberapa
organism laut, juga tempat perlindungan dan persembunyian dari
predator.
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir, Laut, dan Pulau-Pulau Kecil. Pascasarjana Unpatti 2013

Menurut Azkab (1988), ekosistem lamun merupakan salah satu


ekosistem di laut dangkal yang paling produktif. Di samping itu ekosistem
lamun mempunyai peranan penting dalam menunjang kehidupan dan
perkembangan jasad hidup di laut dangkal, menurut hasil penelitian
diketahui bahwa peranan lamun di lingkungan perairan laut dangkal
sebagai berikut:
1.
Sebagai Produsen Primer
Lamun mempunyai tingkat produktifitas primer tertinggi bila
dibandingkan dengan ekosistem lainnya yang ada di laut dangkal
seperti ekosistem terumbu karang (Thayer et al. 1975).
2.
Sebagai Habitat Biota
Lamun memberikan tempat perlindungan dan tempat menempel
berbagai hewan dan tumbuh-tumbuhan (alga). Disamping itu, padang
lamun (seagrassbeds) dapat juga sebagai daerah asuhan, padang
pengembalaan dan makan dari berbagai jenis ikan herbivora dan
ikanikan karang (coral fishes) (Kikuchi & Peres, 1977).
3.
Sebagai Peredam Arus dan Penangkap Sedimen
Daun lamun yang lebat akan memperlambat air yang disebabkan oleh
arus dan ombak, sehingga perairan di sekitarnya menjadi tenang.
Disamping itu, rimpang dan akar lamun dapat menahan dan mengikat
sedimen, sehingga dapat menguatkan dan menstabilkan dasar
permukaaan. Jadi padang lamun yang berfungsi sebagai penangkap
sedimen dapat mencegah erosi (Gingsburg & Lowestan 1958).
4.
Sebagai Pendaur Zat Hara
Lamun memegang peranan penting dalam pendauran barbagai zat
hara dan elemen-elemen yang langka di lingkungan laut.Khususnya
zat-zat hara yang dibutuhkan oleh algae epifit.
Selain fungsi ekologis, dibutuhkan beberapa parameter lingkungan
yang mempengaruhi kelestarian padang lamun yaitu :
1. Kecerahan
2. Temperatur
3. Salinitas
4. Substrat
5. Kecepatan arus
6. Sedimentasi (pencemaran)

IV.

Pemanfaatan Sumberdaya Padang Lamun

Sebagai sebuah ekosistem yang memiliki kekayaan sumberdaya


yang sangat melimpah, lamun telah banyak memberi banyak manfaat
bagi manusia.Menurut Philips & Menez (1988) lamun sebagai komoditi
yang sudah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat baik secara tradisional
maupun secara modern.

Secara tradisional lamun telah dimanfaatkan untuk :


1. Digunakan untuk kompos dan pupuk
2. Cerutu dan mainan anak-anak
3. Dianyam menjadi keranjang
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir, Laut, dan Pulau-Pulau Kecil. Pascasarjana Unpatti 2013

4.
5.
6.
7.

Tumpukan untuk pematang


Mengisi kasur
Ada yang dimakan
Dibuat jaring ikan

Pada zaman modern ini, lamun telah dimanfaatkan untuk:


1. Penyaring limbah
2. Stabilizator pantai
3. Bahan untuk pabrik kertas
4. Makanan (Buah dan/atau biji dari Enhalus acoroides &
Thalassodendron cilliatum adalah sumber pati (tepung) yang dpt
digunakan sebagai bahan dasar untuk membuat kue (roti)
5. Obat-obatan
6. Sumber bahan kimia.
7. Tempat kegiatan budidaya laut berbagai jenis ikan, kerang-kerangan
dan tiram.
8. Tempat rekreasi atau pariwisata.Padang lamun dimanfaatkan
sebagai tempat rekreasi atau pariwisata bahari, terutama
ekowisata.
9. Daun dari jenis lamun Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii dan
Thalassodendron cilliatum menjadi bahan dasar pembuatan
makanan ternak.
10.
Padang lamun dimanfaatkan sebagai laboratorium alam bagi
kegiatan pendidikan dan penelitian.

V. Dampak Pemanfaaatan Sumberdaya Padang Lamun


Ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem di perairan yang
cukup rentan terhadap perubahan yang terjadi.Sehingga mudah
mengalami
kerusakan.Ekosistem
lamun
juga
sering
dijumpai
berdampingan atau saling tumpang tindih dengan ekosistem mangrove
dan terumbu karang.Bahkan terdapat interkoneksi antar ketiganya,
dimana ekspor dan impor energi dan materi terjadi diantara
ketiganya.Ada ikan jenis-jenis tertentu dapat berenang melintas batas dari
satu ekosistem ke ekosistem lainnya.
Karena fungsi lamun tak banyak dipahami, banyak padang lamun
yang rusak oleh berbagai aktivitas manusia. Luas total padang lamun di
Indonesia semula diperkirakan 30.000 km2, tetapi diperkirakan kini telah
menyusut sebanyak 30 40 %. Kerusakan ekosistem lamun antara lain
karena reklamasi dan pembangunan fisik di garis pantai, pencemaran,
penangkapan ikan dengan cara destruktif (bom, sianida, pukat dasar), dan
tangkap lebih (over-fishing). Pembangunan pelabuhan dan industri di
Teluk Banten misalnya, telah melenyapkan ratusan hektar padang lamun.
Tutupan lamun di Pulau Pari (DKI Jakarta) telah berkurang sebanyak 25 %
dari tahun 1999 hingga 2004.
Kerusakan lamun juga dapat disebabkan oleh natural stress dan
anthrogenik
stress.Kerusakan-kerusakan
ekosistem
lamun
yang
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir, Laut, dan Pulau-Pulau Kecil. Pascasarjana Unpatti 2013

disebabkan oleh natural stress biasanya disebabkan oleh gunung meletus,


tsunami, kompetisi dan predasi. Dan anthrogenik stress bisa disebabkan :

Perubahan fungsi pantai untuk pelabuhan atau dermaga.

Eutrofikasi (Blooming mikro alga dapat menutupi lamun dalam


memperoleh sinar matahari).

Aquakultur (pembabatan dari hutan mangrove untuk tambak


memupuk tambak).

Water polution (logam berat dan minyak).

Over fishing (pengambilan ikan


penangkapannya yang merusak).

yang

berlebihan

dan

cara

Tabel 2. Kegiatan di Padang Lamun dan Dampak Potensial yang


Ditimbulkannya
No.
1

Kegiatan
Pengerukan
dan
pengurungan
yang
berkaitan
dengan
pembangunan
pemukiman pinggir laut,
pelabuhan,
industri,
saluran navigasi.
Pencemaran
limbah
industri, terutama logam
berat,
senyawa
organoklorin

Dampak Potensial
Perusakan total padang lamun.
Perusakanhabitat
di
lokasi
pembangunan hasil pengerukan.
Dampak
sekunder
pada
perairan dengan meningkatnya
kekeruhan air, terlapisnya insang
hewan air.
Terjadi akumulasi logam berat
padang lamun melalui proses
biological magnification.

Pengelolaan Sumberdaya Pesisir, Laut, dan Pulau-Pulau Kecil. Pascasarjana Unpatti 2013

Pembuangan
organik

sampah

Pencemaran oleh limbah


pertanian

Pencemaran minyak
6

Pemanfaatan SD padang
lamun

VI.

Penurunan kandungan oksigen


terlarut.
Dapat
terjadieutrofikasi
yg
mengakibatkan
blooming
(peledakan)
perifiton
yg
menempel di daun lamun, dan
juga meningkatkan kekeruhan yg
dpt menghalangi CM
Pencemaran pestisida dapat
mematikan hewan yang
berasosiasi dengan padang
lamun.
Pencemaran pupuk
mengakibatkan eutrofi kasi di
perairan padang lamun &
sekitarnya.
Lapisan minyak pd daun lamun
dapat mengha langi proses
fotosintesa.
Mematikan tumbuhan lamun
Perubahan struktur vegetasi
padang lamun.
Perubahan substrat dasar
padang lamun yg dpt
mengganggu pertumbuhan
lamun.
Menurunnya fungsi padang
lamun sebagai habitat utama
berbagai biota laut.

Strategi Pengelolaan Sumberdaya Padang Lamun

Pelestarian ekosistem padang lamun merupakan suatu usaha yang


sangat kompleks untuk dilaksanakan, karena kegitan tersebut sangat
membutuhkan sifat akomodatif terhadap segenap pihak baik yang berada
sekitar kawasan maupun di luar kawasan. Pada dasarnya kegiatan ini
dilakukan demi memenuhi kebutuhan dari berbagai kepentingan. Namun
demikian, sifat akomodatif ini akan lebih dirasakan manfaatnya bilamana
keberpihakan kepada masyarakat yang sangat rentan terhadap
sumberdaya alam diberikan porsi yang lebih besar.
Dengan demikian, yang perlu diperhatikan adalah menjadikan
masyarakat sebagai komponen utama penggerak pelestarian areal
padang lamun. Oleh karena itu, persepsi masyarakat terhadap
keberadaan ekosistem pesisir perlu untuk diarahkan kepada cara pandang
masyarakat akan pentingnya sumberdaya alam persisir (Bengen, 2001).
Salah satu strategi penting yang saat ini sedang banyak dibicarakan
orang dalam konteks pengelolaan sumberdaya alam, termasuk ekosistem
padang lamun adalah pengelolaan berbasis masyakarakat (Community
Based Management). Raharjo (1996) mengemukakan bahwa pengeloaan
berbasis masyarakat mengandung arti keterlibatan langsung masyarakat
dalam mengelola sumberdaya alam di suatu kawasan.. Dalam konteks ini
pula perlu diperhatikan mengenai karakteristik lokal dari masayakarakat
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir, Laut, dan Pulau-Pulau Kecil. Pascasarjana Unpatti 2013

di suatu kawasan. Sering dikatakan bahwa salah satu faktor penyebab


kerusakan sumber daya alam pesisir adalah dekstrusi masayakarakat
untuk memenuhi kebutuhannya. Oleh karena itu, dalam strategi ini perlu
dicari alternatif mata pencaharian yang tujuannya adalah untuk
mangurangi tekanan terhadap sumberdaya pesisir termasuk lamun di
kawasan tersebut.
a.

Pengelolaan Berwawasan Lingkungan


Dalam perencanaan pembangunan pada suatu sistem ekologi pesisir
dan laut yang berimplikasi pada perencanaan pemanfaatan
sumberdaya alam, perlu diperhatikan kaidah-kaidah ekologis yang
berlaku untuk mengurangi akibat-akibat negatif yang merugikan bagi
kelangsungan
pembangunan
itu
sendiri
secara
menyeluruh.Perencanaan dan pengelolaan sumberdaya alam pesisir
dan laut perlu dipertimbangkan secara cermat dan terpadu dalam
setiap perencanaan pembangunan, agar dapat dicapai suatu
pengembangan lingkungan hidup di pesisir dan laut dalam lingkungan
pembangunan.

b.

Pengelolaan Berbasis Masyarakat


Menurut definisi, pengelolaan sumberdaya berbasis masyarakat
adalah suatu strategi untuk mencapai pembangunan yang berpusat
pada manusia, dimanan pusat pengambilan keputusan mengenai
pemanfaatan sumberdaya secara berkelanjutan di suatu daerah
terletak atau berada di tangan organisasi-organisasi dalam
masyarakat di daerah tersebut (Carter, 1996). Pengelolaan
sumberdaya berbasis masyarakat (community-base management)
dapat didefinisikan sebagai proses pemberian wewenang, tanggung
jawab, dan kesempatan kepada masyarakat untuk mengelola
sumberdaya lautnya, dengan terlebih dahulu mendefinisikan
kebutuhan, keinginan, dan tujuan serta aspirasinya (Nikijuluw, 2002;
Dahuri, 2003).
Pengelolaan berbasis masyarakat yang dimaksudkan di sini adalah
co-management (pengelolaan bersama), yakni pengelolaan yang
dilakukan oleh masyarakat bersama-sama dengan pemerintah
setempat, yang bertujuan untuk melibatkan masyarakat lokal secara
aktif dalam kegiatan perencanaan dan pelaksanaan suatu
pengelolaan.Pengelolaan
berbasis
masyarakat
berawal
dari
pemahaman bahwa masyarakat mempunyai kemampuan untuk
memperbaiki kualitas hidupnya sendiri dan mampu mengelola
sumberdaya mereka dengan baik, sehingga yang dibutuhkan
hanyalah dukungan untuk mengelola dan menyadarkan masyarakat
dalam
memanfaatkan
sumberdaya
yang
tersedia
secara
berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhannya.Kegiatan pengelolaan
berbasis masyarakat saat ini menunjukkan bahwa masyarakat masih
membutuhkan dukungan dan persetujuan dari pemerintah setempat

Pengelolaan Sumberdaya Pesisir, Laut, dan Pulau-Pulau Kecil. Pascasarjana Unpatti 2013

10

dalam hal pengambilan keputusan.Demikian pula dalam pelaksanaan


suatu kegiatan, dukungan pemerintah masih memegang peranan
penting dalam memberikan pengarahan, bantuan teknis, dan
merestui kegiatan yang sudah disepakati bersama. Sebaliknya, bila
tidak ada dukungan partisipasi masyarakat terhadap program yang
sudah direncanakan oleh pemerintah, maka hasilnya tidak akan
optimal. Oleh karena itu, keterlibatan masyarakat dan pemerintah
setempat secara bersama-sama sangatlah penting sejak awal
kegiatan.
Konsep pengelolaan yang mampu menampung banyak kepentingan,
baik kepentingan masyarakat maupun kepentingan pengguna lainnya
adalah konsep Cooperative Management (Pomeroy dan Williams,
1994).Dalam konsep Cooperative Management, ada dua pendekatan
utama yaitu pengelolaan yang dilakukan oleh pemerintah (goverment
centralized management) dan pengelolaan yang dilakukan oleh
masyarakat (community based management). Dalam konsep ini
masyarakat lokal merupakan partner penting bersama-sama dengan
pemerintah dan stakeholders lainnya dalam pengelolaan sumberdaya
alam di suatu kawasan. Masyarakat lokal merupakan salah satu kunci
dari pengelolaan sumberdaya alam, sehingga praktek-praktek
pengelolaan sumberdaya alam yang masih dilakukan oleh
masyarakat lokal secara langsung menjadi bibit dari penerapan
konsep tersebut.Tidak ada pengelolaan sumberdaya alam yang
berhasil dengan baik tanpa mengikutsertakan masyarakat lokal
sebagai pengguna dari sumberdaya alam tersebut.
Menurut Dahuri (2003) mengatakan bahwa ada dua komponen
penting keberhasilan pengelolaan berbasis masyarakat, yaitu: (1)
konsensus yang jelas dari tiga pelaku utama, yaitu pemerintah,
masyarakat pesisir, dan peneliti (sosial, ekonomi, dan sumberdaya),
dan (2) pemahaman yang mendalam dari masing-masing pelaku
utama
akan
peran
dan
tanggung
jawabnya
dalam
mengimplementasikan program pengelolaan berbasis masyarakat.
Konsep pengelolaan berbasis masyarakat memiliki beberapa aspek
positif (Carter, 1996), yaitu: (1) mampu mendorong timbulnya
pemerataan dalam pemanfaatan sumberdaya alam, (2) mampu
merefleksi kebutuhan-kebutuhan masyarakat lokal yang spesifik, (3)
ampu meningkatkan efisiensi secara ekologis dan teknis, (4) responsif
dan adaptif terhadap perubahan kondisi sosial dan lingkungan lokal,
(5) mampu meningkatkan manfaat lokal bagi seluruh anggota
masyarakat yang ada, (6) mampu menumbuhkan stabilitas dan
komitmen, dan (7) masyarakat lokal termotivasi untuk mengelola
secara berkelanjutan.
Pengelolaan ekosistem padang lamun pada dasarnya adalah suatu
proses
pengontrolan
tindakan
manusia
agar
pemanfaatan
sumberdaya alam dapat dilakukan secara bijaksana dengan
Pengelolaan Sumberdaya Pesisir, Laut, dan Pulau-Pulau Kecil. Pascasarjana Unpatti 2013

11

mengindahkan kaidah kelestarian lingkungan. Apabila dilihat


permasalahan pemanfaatan sumberdaya ekosistem padang lamun
yang menyangkut berbagai sektor, maka pengelolaan sumberdaya
padang lamun tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri, tetapi harus
dilakukan secara terpadu oleh beberapa instansi terkait. Kegagalan
pengelolaan sumberdaya ekosistem padang lamun ini, pada
umumnya disebabkan oleh masyarakat pesisir tidak pernah
dilibatkan, mereka cenderung hanya dijadikan sebagai obyek dan
tidak pernah sebagai subyek dalam program-program pembangunan
di wilayahnya. Sebagai akibatnya mereka cenderung menjadi masa
bodoh atau kesadaran dan partisipasi mereka terhadap permasalahan
lingkungan di sekitarnya menjadi sangat rendah. Agar pengelolaan
sumberdaya ekosistem padang lamun ini tidak mengalami kegagalan,
maka masyarakat pesisir harus dilibatkan.
Dalam pengelolaan ekosistem padang lamun berbasis masyarakat ini,
yang dimaksud dengan masyarakat adalah semua komponen yang
terlibat baik secara langsung maupun tak langsung dalam
pemanfaatan dan pengelolaan ekosistem padang lamun, diantaranya
adalah masyarakat lokal, LSM, swasta, Perguruan Tinggi dan kalangan
peneliti lainnya. Pengelolaan sumberdaya ekosistem padang lamun
berbasis masyarakt dapat diartikan sebagai suatu strategi untuk
mencapai pembangunan yang berpusat pada masyarakat dan
dilakukan secara terpadu dengan memperhatikan aspek ekonomi dan
ekologi. Dalam konteks pengelolaan sumberdaya ekosistem padang
lamun berbasis masyarakat, kedua komponen masyarakat dan
pemerintah
sama-sama
diberdayakan,
sehingga
tidak
ada
ketimpangan dalam pelaksanaannya.
Pengelolaan berbasis masyarakat harus mampu memecahkan dua
persoalan utama, yaitu: (1) masalah sumberdaya hayati (misalnya,
tangkap lebih, penggunaan alat tangkap yang tidak ramah
lingkungan, kerusakan ekosistem dan konflik antara nelayan
tradisional dan industri perikanan modern), dan (2) masalah
lingkungan yang mempengaruhi kesehatan sumberdaya hayati laut
(misalnya, berkurangnya daerah padang lamun sebagai daerah
pembesaran sumberdaya perikanan, penurunan kualitas air,
pencemaran).
c.

Pendekatan Kebijakan
Perumusan kebijaksanaan pengelolaan ekosistem padang lamun
memerlukan suatu pendekatan yang dapat diterapkan secara optimal
dan berkelanjutan melalui pendekatan keterpaduan. Pendekatan
kebijakan ini mengacu kepada pendekatan pengelolaan wilayah
pesisir dan lautan secara terpadu, yaitu pengelolaan pemanfaatan
sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang ada di wilayah
pesisir. Hal ini dapat dilakukan dengan cara penilaian menyeluruh,
menentukan tujuan dan sasaran pemanfaatan, serta merencanakan

Pengelolaan Sumberdaya Pesisir, Laut, dan Pulau-Pulau Kecil. Pascasarjana Unpatti 2013

12

kegiatan pembangunan. Pengelolaan ekosistem padang lamun secara


terpadu
mencakup
empat
aspek,
yaitu:
(1)
keterpaduan
wilayah/ekologis; (2) keterpaduan sektoral; (3) keterpaduan disiplin
ilmu; dan (4) keterpaduan stakeholders (pemakai).
d.

Rehabilitasi Padang Lamun


Merujuk pada kenyataan bahwa padang lamun mendapat tekanan
gangguaun
utama
dari
aktivitas
manusia
maka
untuk
merehabilitasinya dapat dilakukan melalui dua pendekatan: yakni ; 1)
Rehabiltasi lunak (soft Rehabilitation), dan 2) rehabilitasi keras (Hard
Rehabilitation)
a) Rehabilitasi lunak
Rehabilitasi lunak lebih menekankan pada pengendalian
perilaku manusia.Rehabilitasi lunak mencakup hal-hal sebagai
berikut:
1)
Kebijakan dan strategi pengelolaan. Dalam pengelolaan
lingkungan diperlukan kebijakan dan strategi yan jelas untuk
menjadi acuan pelaksanaan oleh para pemangku kepentingan (
stake holdes).
2)
Penyadaran masyarakat (Public
awareness). Penyadaran
masyarakat dapa dilaksanakan dengan berbagai pendekatan.
3)
Pendidikan. Pendidikan mengenai lingkungan termasuk
pentingnya melestarikan lingkungan padang lamun. Pendidikan
dapat disampaikan lewat jalan pendidikan formal dan nonformal.
4)
Pengembangan riset.Riset diperlukan untukmendapatkan
informasi yang akurat untuk mendasari pengambilan Keputusan
dalam pengelolaan lingkungan.
5)
Mata pencaharian yang alternatif. Perlu dikembangkan
berbagai kegiatan untuk mengembangkan mata pencarian
alternatif yang ramah lingkungan yang
dapat dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Masyarakat yang
sejahtera akan lebih mudah diajak untuk menghargai dan
melindungi lingkungan.
6) Pengikut
sertaan
masyarakat. Pertisipasi masyrakat
dalam berbagai kegiatan lingkungan apat memberi motivasi
yang lebih kuat dan lebih menjamin keberlanjutanya.Kegiaan
bersih pantai dan pengelolaan sampah misalnya merupakan
bagian dari kegiatan ini.
7) Pengembangan Daerah Pelindungan Padang Lamun (segr
ass sanctuary)berbasis masyarakat. Daerah perlidungan
padang lamun merupakan bank sumberdaya yang dapat lebih
menjamin ketersediaan sumberdaya ikan dalam jangka
panjang.
8)
Peraturan
perundangan.Pengembangan
peraturan
perundangan perlu dikembangkan dan dilaksanakan dengan
tidak meninggalkan kepentingan masyarakat luas.Keberadaan

Pengelolaan Sumberdaya Pesisir, Laut, dan Pulau-Pulau Kecil. Pascasarjana Unpatti 2013

13

hukum adat, serta kebiasaan masyarakat lokal perlu dihargai


dan dikembangkan.
9)
Penegakan huku secara konsisten. Segala peraturan
perundangan tidak akan ada dimankan bila tidak ada ditegakan
secara konsisten. Lembaga-lembaga yang terkait dengan
penegakan hukum perlu diperkuat, termasuk lembaga-lembaga
adat.
b) Rehabilitasi Keras
Rehabiltasi keras menyangkut kegiatan langsung perbaikan
lingkungan dilapangan.Ini dapat dilaksanakan misalnya dengan
rehabilitasi lingkungan atau dengan transplantasi lamun
dilingkungan yang perlu direhabilitasi.Kegiatan transplantasi lamun
di Indonesia belum berkembang luas.Berbagai percobaan
transplantasi lamun telah dilaksanakanoleh Pusat Penelitian
Oseanografi LIPIyang masih dalam taraf awal. Pengembangan
transplantasi lamun telah dilaksanakan diluar negeri dengan
berbagai tingkat keberhasilan, (Himnasurai Untama, 2012)

Referensi :

Arifbayuadi, 2010. Pengelolaan Ekosistem Lamun. Word Press.com


Dahuri, dkk. 2001. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan
Secara Terpadu. Pradnya Paramita, Jakarta.
Gufron & Kordi, 2011. Ekosistem Padang Lamun, Fungsi Potensi dan
Pengelolaan. Rineka Cipta Jakarta
Himnasurai Untama, 2012. Pengelolaan Padang Lamun. Blog
Himpunan Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan
(Himnasurai), Universitas Antakusuma Pangkalan Bun, Kalimantan
Tengah

Pengelolaan Sumberdaya Pesisir, Laut, dan Pulau-Pulau Kecil. Pascasarjana Unpatti 2013

14

Pengelolaan Sumberdaya Pesisir, Laut, dan Pulau-Pulau Kecil. Pascasarjana Unpatti 2013

15

Anda mungkin juga menyukai