Disusun Oleh:
i
KATA PENGANTAR
Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Perencanaan dan Analisa
Usaha Perikanan yang diberikan untuk memenuhi kewajiban sebagai mahasiswa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
kekurangan maka untuk itu saran dan kritikan, kami harapkan demi perbaikan
makalah ini dan penyempurnaan ilmu pengetahuan kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I ................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
PENUTUP ....................................................................................................................... 18
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
iii
DAFTAR TABEL
Table 1 Perkiraan Biaya investasi Budidaya Udang Vaname di Tambak Semi Intensif ... 10
Table 2 Total Biaya .......................................................................................................... 11
Table 3 Perkiraan Biaya Operasional Budidaya Ikan Vaname ......................................... 11
Table 4 Biaya Tetap ......................................................................................................... 12
Table 5. Hasil Panen Persiklus ......................................................................................... 12
Table 6 Biaya Penyusutan ................................................................................................ 13
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Spesies udang ini mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1996. Udang
vannamei mulai dibudidayakan untuk memenuhi kebutuhan udang nasional yang
tidak tercukupi akibat produksi udang windu yang menurun akibat kematian
massal. Namun, udang vannamei ini baru naik daun dan menjadi lahan bisnis
yang potensial sekitar tahun 2001.
B. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Ketersediaan Bibit/Benur
Dalam usaha ternak udang vannamei bibit dikenal dengan sebutan benur.
Benur udang vannamei adalah udang vannamei bibit dalam usia sekitar 15-20
hari. Benur udang vannamei inilah yang nantinya ditebarkan kedalam kolam
untuk dibiarkan menjadi udang vannamei yang kita kenal.
3
Cara mudah lain untuk mengenali benur yang sehat adalah dengan
memperhatikan bentuk perutnya. Perhatikan usus didalam tubuhnya yang
seharusnya terlihat jelas pada bodi transpaaraannya. Usus seharusnya tampak
berisi dan penuh. Justru bila usus tampak kosong, bisa jadi benur dalam kondisii
stres atau sakit sehingga benur cenderung tidak doyan makan. Ini bisa jadi alami
kondisi benur tidak berkualitas.
Lokasi budidaya udang vannamei berada dekat dari sumber air, baik
berasal dari sungai atau dari laut dan bebes dari banjir dengan jumlah cukup
selama proses budidaya. Sumber air tidak tercemar dan berkualitas bagus.
4
Pemasukan dan pengeluaran air tambak dapat dilakukan melalui pintu air.
Kualitas air tambak yang baik akan mendukung pertumbuhan dan perkembangan
udang vannamei secara optimal. Oleh karena itu, kualitas air tambak perlu
diperiksa dan dikontrol secara seksama (Haliman dan Adijaya, 2005).
Ketersedian air sangat penting dalam budidaya udang vaname. Sumber air
dan kualitas air perlu diperhatikan karena jika kualitas air menurun atau sumber
air berkurang maka akan memunculkan serangan penyakit pada udang vaname
yang dibudidayakan. Air yang digunakan untuk budidaya udang vaname biasanya
berasal dari sungai.
5
6. Metode Budidaya
a. Persiapan Tambak
1) Pembersihan lahan, dilakukan dengan pengecakan lahan kolam, dilihat
kondisi kolam, kondisi tanah dasar dan lainnya.
2) Pengeringan lahan, dilakukan pengeringan tanah dasar hingga kering
selama 10 hari hingga 2 bulan, tergantung kondisi cuaca.
3) Pembersihan dasar: dibersihkan dari tanah jenuh dan sisa kotoran budidaya
sebelumnya.
4) Pengapuran dasar: dilakukan pengapuran setelah pengecekan pH tanah,
ditaburkan merata hingga sebagian tanggul kolam, lebih banyak pada titik
berkumpulnya kotoran.
6
menandakan plankton berkembang (Gunarto et al., 2012; Susilowati et al.,
2017; dan Rakhfid et al., 2018).
b. Penebaran benih
c. Pemeliharaan
Pakan diberikan pada hari ke-70 dimana pada saat itu dukungan pakan alami
(plangton) sudah berkurang atau pertumbuhan udang mulai lambat. Dosis pakan
yang diberikan 5-2 persen dari biomassa udang dengan frekuensi pemberian 3
kali/hari yakni 30 persen pada jam 7.00 dan 16.00 serta 40 persen pada jam 22.00.
Pergantian air yang pertama kali dilakukan setelah udang berumur >60 hari
dengan volume pergantian 10 persen dari volume total, sedangkan pada bukaan
berikutnya hingga panen, volume pergantian air ditingkatkan mencapai 15-20
7
persen pada setiap periode pasang. Sebelum umur pemeliharaan mencapai 60 hari
hanya dilakukan penambahan air sebanyak yang hilang akibat penguapan atau
rembesan. Kualitas air yang layak untuk pembesaran vaname adalah salinitas
optimal 10-25 ppt (toleransi 50 ppt), suhu 28-31ºC, oksigen >4ppm, amoniak
<0,1ppm, ph 7,5-8,2 dan H²S <0,003ppm.
d. Panen
8
a. Pembuatan tambak semi intensif / lokasi tambak 100 m x 100 m.
b. Pengadaan sarana kerja
Biaya tetap adalah biaya yang tetap berjumlah sama, tidak berkaitan
dengan berapa volume produksi atau jasa yang dihasilkan. Artinya, ketika volume
tinggi maupun rendah, biaya yang diperlukan tetap sama. Biaya tetap tidak
terpengaruh fluktuasi sesaat yang mungkin terjadi.
Sementara biaya variabel adalah biaya yang ikut berubah. Perubahan ini
berjalan beriringan dengan perubahan dalam output atau hasil produksi.
9
Table 1 Perkiraan Biaya investasi Budidaya Udang Vaname di Tambak Semi
Intensif
Alat Yang
Dibutuhkan
Skop 2 buah 80.000 160.000
Ember ukuran 20 kg 4 buah 34.000 136.000
Waring 100 meter 6.000/m 600.000
Pompa air 1 buah 12.000.000 12.000.000
Pembuatan Rumah
Jaga
Kayu balok 20 balok 75.000 1.500.000
10
Papan (lantai) 12 buah 45.000 540.000
Komponen Biaya %
11
Vitamin 120.000
Obat-obatan 120.000
No Komponen Harga
1. Penyusutan 2.450.750
2. Gaji pekerja 850.000
3. Perawatan tambak dan tendon 1.500.000
4. Biaya listrik 4.000.000
Total Biaya 8.800.750
12
2. Biaya penyusutan
= 344.640.000– 66.140.750
13
= 278.499.250
Laba bersih
ROI =
Total Investasi
344.640.000
ROI =
329.796.000
= 1,04 %
Dari perhitungan ROI diatas, dapat dilihat bahwa nilai ROI yang
diperoleh adalah sebesar 1,04 %. Persentase tersebut menunjukkan bahwa usaha
budidaya udang vannamei di tambak hanya memperoleh 1,04% keuntungan dari
besarnya modal yang dikeluarkan selama 1 tahun. Angka tersebut menunjukkan
bahwa, usaha budidaya ikan kerapu dalam tambak ini mendapat keuntungan Rp
1,04% dalam setiap biaya yang diinvestasikan.
Benefit Cost Ratio merupakan analisa yang paling sederhana karena masih
dalam keadaan nilai kotor. Lewat analisis B/C dapat diketahui kelayakan suatu
usaha. Bila nilainya 1 (satu), berarti usaha itu belum mendapatkan keuntungan dan
perlu adanya pembenahan. Rumus untuk mendapatkan nilai B/ C adalah:
344.640.000
𝐁/𝐂 = 66.140.750
= 5.210
14
B/C ratio menunjukkan perbandingan antara keuntungan dan biaya produksi.
Berdasarkan perhitungan B/C ratio, diperoleh nilai B/C ratio adalah 5.210
Berdasarkan kriteria nilai B/C, nilai B/Cratio yang diperoleh lebih besar dari 1
sehingga dapat di interpretasikan bahwa usaha budidaya udang vannamei ini layak
dilaksanakan, atau dapat dijelaskan bahwa dengan modal Rp. 𝟔𝟔. 𝟏𝟒𝟎. 𝟕𝟓𝟎 kita
dapat memperoleh hasil penjualan sebesar 2 kali jumlah modal.
BEP (Break Event Usaha) / TPP atau titik impas /titik pulang pokok adalah
keadaan suatu usaha ketika tidak memperoleh laba dan tidak rugi.
biaya tetap
BEP (unit ) =
harga jual per unit − biaya variabel persatuan
8.800.750
BEP (unit ) =
80.000 − 60.000
8.800.750
BEP (unit ) = = 440.04 unit
20.000
Total Biaya
BEP produksi =
Harga Penjualan
Rp. 66.140.750
=
Rp. 80.000
= 82,67 kg
15
Menurut William J. Stanton (1993:92) pasar dapat didefinisikan sebagai
berikut : “ Pasar adalah orang-orang yang mempunyai kebutuhan dan keinginan
untuk puas, uang untuk berbelanja dan kemauan untuk belanjakan”.Dari definisi
diatas terdapat 3 unsur penting didalam pasar yaitu : (Orang dengan segala
keinginannya, Daya beli mereka , dan Kemauan untuk membelanjakannya).
Pasar lokal adalah pasar yang daerah pemasaannya hanya meliputi daerah
tertentu, dan pada umumnya menawarkan barang yang dibutuhkan masyarakat
disekitarnya.
3. Model Pemasaran
16
Model pemasaran udang vannamei pada daerah Buton Tengah Kec.
Mawasangka menggunakan model pemasaran langsung. Yang dimana
pembudidaya menjual langsung ke pasar dan ada juga pengumpul yang datang
ambil langsung ke petambak. Dalam hal ini petambak menggunkan dua aspek
pasar.
4. Sarana Distribusi
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
18
DAFTAR PUSTAKA
Ray, Lala I.P dkk. 2013. Temporal Variation of Water Quality Parameters ini
Intensively IMC Cultured Lined Pond. UACVM IASI, Faculty of Animal
Sciences. Vol. 52(14).
Wachidatus Sa’adah. 2019. Permintaan Udang Vannamei (Litopenaeus
vannamei) Di Kelompok Pembudiaya Udang At-Taqwa Paciran
Lamongan. Online file:///C:/Users/user64/Downloads/2222-8097-1-
PB%20.pdf
https://journal.unram.ac.id/index.php/jppi/article/view/455
19