Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL KEWIRAUSAHAAN

BISNIS PLAN
PEMBIBITAN IKAN BAUNG

Disusun Oleh :

NOVRIANTO
DIKO PRIMA PUTRA
WIDYA OKTAVIANI

TEKNIK PERTAMBANGAN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI
(STTIND) PADANG
2019
A. BISNIS PLAN
1. Judul Rencana Bisnis
“PEMBIBITAN IKAN BAUNG”

2. Ringkasan Eksekutif (Executive Summary)


Ikan baung (Mystus nemurus) merupakan ikan asli perairan Indonesia.
Ikan baung hanya terdapat di perairan-perairan tertentu di Pulau Sumatera,
Jawa, dan Kalimantan. Ikan baung dikenal sebagai salah satu jenis ikan
ekonomis penting air tawar dengan harga berkisar antara Rp 25.000 sampai
Rp 30.000 per kilo (Anonim, 2010). Pasokan baung untuk konsumsi lokal
maupun ekspor, sepenuhnya bergantung kepada hasil tangkapan dari alam.
Hasil pembesaran masih sangat sedikit jumlahnya karena benih yang
dihasilkan berasal dari alam, bukan benih hasil produksi panti benih
(hatchery) (Amri dan Khairuman, 2008).
Pengembangan budidaya ikan baung yang produktif membutuhkan
persediaan benih yang memadai dan berkesinambungan. Salah satu upaya
penyediaan benih yang memadai dan berkesinambungan adalah melalui
pemeliharaan larva dengan manajemen pakan yang tepat baik kualitas
maupun kuantitasnya (Muhammad, 2003). Pada stadia larva, ikan baung
sangat sensitif terhadap ketersediaan pakan dan faktor lingkungan. Pakan
yang sesuai dengan bukaan mulut dan pencernaan larva dibutuhkan untuk
membantu meningkatkan pertumbuhan dan kelulushidupan larva baung
(Muchlisin, 2003).
Pakan alami hewani dan nabati yang digunakan sebagai pakan bagi
larva baung tersedia cukup banyak di alam maupun pasaran. Menurut Cholik
(2005) pakan alami yang sering digunakan selama pemeliharaan larva baung
diantaranya adalah Artemia, kutu air, dan cacing sutera. Menurut Arnosarkun
(1998); Muchlisin (2003) Artemia diketahui menghasilkan pertumbuhan
yang baik bila diberikan bagi larva baung setelah masa kuning telur habis
(yolk egg). Dari segi ekonomis pemberian Artemia relatif lebih mahal dan
sulit dalam penyediaannya. Alternatif pakan bagi larva yang biasa digunakan
selain Artemia adalah suspensi kuning telur ayam rebus.
Kandungan protein yang tinggi, penyediaan yang mudah, dan harga
ekonomis menjadi alasan penggunaan suspensi kuning telur ayam rebus untuk
pakan larva baung. Kutu air dan cacing sutera merupakan jenis pakan alami
yang biasa digunakan untuk pakan larva baung karena mudah didapat, warna
dan gerakannya menarik perhatian larva untuk memakannya. Kutu air dan
cacing sutera dapat dikultur sendiri ataupun dibeli di pasaran dengan harga
yang terjangkau. Sampai saat ini belum diketahui jenis pakan yang paling
sesuai untuk larva ikan baung. Diperlukan penelitian tentang pemberian
pakan yang berbeda untuk mengetahui jenis pakan yang sesuai dalam
memacu pertumbuhan dan kelulushidupan larva ikan baung.
3. Rencana Bisnis
a. Penjelasan Singkat tentang Bisnis
Pembibitan ikan baung merupakan sebuah usaha makro yang
dibentuk untuk membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat,
sehingga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Pembibita ikan bauang ini memfokuskan pada pengelolaan bibit
baung hingga ikan baung siap panen dan dapat didistribusikan.
Harapanya dengan dibentuknya usaha ini dapat memenuhi kebutuhan
pasar akan melimpahnya permintaan pasar terhadap ikan baung.

b. Visi dan Misi


Visi:
Pembibitan ikan baung dengan kualitas baik sehingga dapat
memenuhi permintaan pasar dan meningkatkan kese jahteraan
masyarakat, baik melalui konsumsii ikan baung yang bergizi maupun
dengan penyediaan lapangan kerja.

Misi:
Misi Jangka Pendek
1) Memenuhi permintaan pasar terhadap permintaan ikan baung
yang tinggi
2) Menyediakan ikan baung yang memiliki kualitas baik
3) Menyediakan ikan baung dengan harga terjangkau bagi
masyarakat
4) Membuka sekolah edukasi pembibitan ikan baung untuk
meningkatkan keterampilan warga maupun pengunjung tempat
usaha kami agar memiliki pengetahuan yang baik dalam
pembibitan ikan baung.
Misi Jangka Panjang
1) Membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat umum yang ingin
bekerjasama dengan kami.
2) Menjadi sebuah usaha yang mampu meningkatkan kesejahteraan
pegawai dan karyawannya
3) Memberikan produk ikan baung yang berkualitas tinggi pada
pelanggannya dan menjawab kebutuhan pasar

c. Analisis SWOT
Strength Weakness
 Bahan Baku berupa induk ikan  Belum memproduksi olahan ikan
baung. baung
 Kualitas hasil panen baik  Penentuan harga dasar yang bisa
 Permintaan pasar yang tinggi dan mencakup seluruh lapisan
kurangnya pembudidayaan ikan masyarakat
baung di sekitar masyarakat.  Kerugian jika musim hujan tiba,
 Harga yang ditawarkan kompetiti air kolam akan naik dan baung
dan terjangkau akan keluar dari kolam, sehingga
dibutuhkan sirkulasi kolam yang
baik.
Opportunities Threats
 Tidak ada UKM pembibitan ikan  Munculnya pesaing yang
baung di sekitar masyarakat. menggunakan bahan baku yang sama
 Permintaan pasar yang tinggi dari  Persaingan harga pasar setelah
berbagai daerah muncul pesaing baru
 Krisis ekonomi global yang dapat
memperburuk pendapatan

3. Struktur Organisasi

Semua bagian dari rangkaian bisnis dijalankan oleh tiga orang.


Pemilik perusahaan sebagai manajer produksi, manager pemasaran, dan
sekaligus sebagai akuntan dalam proses produksi. Sehingga dalam proses
produksi, dibutuhkan energi yang sangat besar karena mayoritas kegiatan
produksi dijalankan hanya oleh beberapa orang
Ketua

Mg Pemasaran Mg Packaging Mg Keuangan Mg Adm & SDM

Promosi Bahan Baku Kasir Rekruitmen


Penjualan Peralatan Pembukuan Pegawai/Karyawan
Distribusi Perlengkapan Akuntansi
Produksi

Karyawan

5. Strategi Bisnis
 Direct Selling
Promosi secara langsung dari mulut ke mulut pada tahap awal
pengenalan tempat pembibitan.
 Brosur
Bentuk promosi akan dilakukan dengan menyebarkan dan
menempelkan brosur atau flyer di lingkungan perumahan, lingkungan, pasar
tempat-tempat umum (terminal, stasiun, halte dll)

 Online Marketing
Membuat website yang berisi tentang Usaha yang dijalanan, badan
hukum, pengetahuan tentang kandungan ikan baung, tata cara pembibitan
ikan baung yang kami lakukan, dan proses jual beli online sehingga pembeli
dapat memantau secara langsung baung yang siap panen dalam keadaan
kualitas baik dan yang belum, karena proses pembibitan dilaporakan secara
langsung melalui website.
.
 Kartu Stamp
Memberikan kartu stamp kepada konsumen sehingga konsumen dapat
mengumpulkan stamp dari setiap pemesanan hasil panen baung.
 Stiker
Memberikan stiker kepada pembeli sebagai salah satu bentuk promosi
yang kami lakukan.

6. Analisis Masa Depan Industri


a. Perspektif Masa Depan
Ikan baung merupakan salah satu sumber makanan bergizi tinggi,
sehingga dalam pengolahannya akan selalu dibutuhkan dan permintaan
pasar akan ikan baung akan selalu tinggi sehingga peluang keberjalanan
usaha ini terlihat baik.
b. Analisis Persaingan
Persaingan dalam dunia bisnis tidak dapat dielakkan. Seorang
wirausahawan akan maju apabila ia mau berusaha untuk bersaing. Bekerja
keras agar usaha yang ditekuni menjadi terbaik diantara sekian banyak para
wirausahawan.
Begitu juga kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk dapat
bersaing dengan pesaing-pesaing kami yaitu:
1) Perusahaan dengan jenis usaha yang sama
2) Perusahaan dalam satu areal wilayah kerja
Guna menunjang hasil persaingan yang baik, kami akan lebih selektif
dalam bekerja yang meliputi proses pembibitan dan pemasaran yang akan
kami buat profesional. Kami yakin perusahaan lain akan menganggap
perusahaan kami sebagai saingan terberat.

c. Segementasi Pasar yang Dimasuki


Segmentasi pasar sangat berpengaruh terhadap kemajuan ekonomi
industri maka dari itu harus dinpertimbangkan dan dipikirkan dengan cermat
dan waspada karena pasar merupakan salah satu tujuan dari pendistrbusian
usaha kami, dengan sedikit saja kelalaian dan kecerobohan dapat
mengurangi penghasilan perusahaan dan mengakibatkan banyak dampak
negative bagi perkembangan perusahaan tersebut.
Maka dari itu kami berusaha semaksimal mungkin mengiklankan
usaha kami sehingga diharapkan akan banyak yang menjadi pembeli tetap,
sehingga kami tidak perlu untuk menghawatirkan segmentasi pasar kembali.
Menurut pendapat kami hasil panen ikan baung yang akan kami
hasilkan pastinya akan bisa menembus pasar karena memiliki kualitas yang
baik dan terjamin sehingga tidak mengecewakan pembeli, mengandung
protein karbohidrat dan aman untuk dikonsumsi. Selain itu harga yang
ditawarkan pastinya bersing dengan produk lainnya.

7. Proyeksi Keuangan
Proyeksi Keuangan
Modal usaha didapat dari:
a. Modal pribadi
b. Pinjaman dari teman-teman, keluarga dan investor

Analisis Usaha
Untuk menganalisa suatu usaha perlu menentukan biaya produksi
yaitu biaya tetap (investasi) dan biaya variabel (operasional). Biaya produksi
merupakan modal yang harus dikeluarkan untuk melakukan usaha. Biaya tetap
merupakan biaya yang penggunaanya tidak habis dalam satu musim produksi,
sedangkan biaya variabel merupakan biaya yang habis dalam satu musim
produksi atau biaya yang dapat berubah tergantung kuantitas produksi.
Analisis finansial sangat dibutuhkan dalam usaha apapun untuk mengetahui
tingkat efisiensi, serta tingkat keberhasilan usaha dan layak tidaknya usaha
tersebut untuk dijalankan.
Tabel 1. Biaya Tetap dalam Produk Simiko
Biaya Tetap
No Nama Kuantitas Satuan Harga Satuan Jumlah (Rp)
Barang/Kebutuhan (Rp)

1 Sewa Tanah 3 Tahun Rp 600.000.- Rp 1.800.000,-

2 Pembuatan kolam :

Batu bata 850 Buah Rp 500,- Rp 425.000,-

Semen 2 Karung Rp 68.000,- Rp 136.000,-

Pasir 1 Bak Rp 160.000,- Rp 160.000,-

Kapur 1 Karung Rp 8.000,- Rp 8.000,-

Terpal 4(3x4 m) Buah Rp 75.000,- Rp 300.000,-

Tukang 1 Orang Rp 50.000,- Rp 50.000,-

3 Pralon 2 Buah Rp 23.000,- Rp 46.000,-

4 Jaring 4 Buah Rp 45.000,- Rp 180.000,-

5 Ember 5 Buah Rp 18.000,- Rp 90.000,-

6 Timbangan 1 Buah Rp 400.000,- Rp 400.000,-

7 Bambu 4 Buah Rp 12.000,- Rp 48.000,-

8 Drigen 10 Buah Rp 30.000,- Rp 300.000,-

12 Paku 2 Kg Rp 5.000,- Rp 10.000,-

Jumlah Rp 3.963.000,-

Biaya Variabel
No Nama Kuantitas Satuan Harga Satuan Jumlah (Rp)
Barang/Kebutuhan (Rp)

1 Pembelian induk 10 Ekor Rp 35.000,- Rp 350.000,-

2 Pakan 2 Karung Rp 250.000,- Rp 500.000,-

3 Obat-obatan/vaksin 2 Botol Rp 20.000,- Rp 40.000,-

4 Biaya Panen Rp 50.000,- Rp 50.000,-

Jumlah Rp 940.000,-

Biaya Gaji
No Nama Kuantitas Satuan Harga Satuan Jumlah (Rp)
Barang/Kebutuhan (Rp)

1 Pemberian Gaji 3 Bulan Rp 100.000,- Rp 300.000,-


Karyawan

Jumlah Rp 300.000,-

Biaya Transportasi
No Nama Kuantitas Satuan Harga Satuan Jumlah (Rp)
Barang/Kebutuhan (Rp)

1 Biaya Transportasi 3 Bulan Rp 100.000,- Rp 300.000,-

2 Biaya Lain-lain 3 Bulan Rp 20.000,- Rp 60.000,-

Jumlah Rp 360.000,-

Biaya Total = Biaya Tetap + Biaya Tidak Tetap

= (Rp 3.963.000) + (Rp 940.000 + Rp 300.000 + Rp 360.000)

= Rp. 5.293.000
+

HPP (Harga Pokok Penjualan)

HPP =

= Rp. 2.157 per ekor

2500 menunjukan penurunan jumlah ikan lele dari awalnya 3000, karena lele
merupakan karnivora dan dalam pembudidayaan tak jaran ditemukan banyak
lele yang menjadi mangsa ikan lele lain.

Harga per ekor adalah Rp.3.000, untuk 4 ekor sama dengan 1 kg ikan lele
sehingga 1 kg ikan lele kami menjualnya dengan harga Rp.12.000. dalam
kanca pasar harga kami termasuk murah karena dipasaran harga 1 kg Lele
mencapai Rp. 15.000

1. Total Penerimaan (TR)


Total Penerimaan= Harga (P) x Jumlah Produksi (Q)
= Rp 12.000,00 x 625
= Rp 7.500.000
2. Pendapatan
Pendapatan = Penerimaan (TR) – Biaya Total (TC)
= Rp 7.500.000 – Rp 5.393.000
= Rp 2.107.000
3. R/C Ratio (Nilai Kelayakan
Suatu Usaha)
Total Penerimaan
R/C Ratio = Total Biaya Produksi
=

= 1,39> 1

B/C Ratio =

= 0,39> 0

Analisis R/C Ratio merupakan salah satu analisis yang digunakan


untuk mengetahui apakah suatu unit usaha mengalami kerugian, impas
atau untung. Analisis R/C Ratio merupakan analisis yang membagi antara
penerimaan dengan total biaya yang dikeluarkan. Jika hasil yang diperoleh
lebih besar dari satu maka usaha yang dijalankan mengalami keuntungan,
jika diperoleh sama dengan satu maka usaha tersebut impas, dan apabila
yang diperoleh kurang dari satu maka usaha tersebut mengalami kerugian.
Perhitungan analisis R/C Ratio diatas diperoleh bahwa nilai R/C Ratio
sebesar 1,39 Nilai tersebut lebih dari satu, maka usaha pembudidayaan
ikan lele kami layak untuk dijalankan karena mendapatkan keuntungan.
Analisa Break Event Point (balik modal)

BEP = Keuntungan bersih 1 bulan x berapa kali produksi dalam


1 bulan
< x 2) x 2 bulan

5.393.000 < 8428.000


Dalam waktu 2 bulan atau 3-4 kali panen, maka Break Event Point modal awal
kami akan kembali. Ini yang menjadi penguat untuk tetap membuka usaha ini.
PENUTUP
Demikian proposal yang kami buat, semoga langkah ini dapat turut
andil dalam memberika sumber makanan bergizi dan memberikan
lapangan pekerjaan serta memajukan ekonomi Indonesia.
Kesimpulan
Setelah kami membuat proposal diatas, diharapkan usaha yang
kami buat dapat berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan apapun.
Semoga usaha ikan baung yang kami buat dapat bermanfaat dan dapat
memenuhi kebutuhan sehari – hari masyarakat sekitar. Untuk itu, kami
sangat berharap anda mau mengunjungi tempat usaha ikan baung kami.
Kritik dan Saran
Sebelumnya kami selaku pembuat makalah proposal ini, minta
maaf kepada seluruh pembaca apabila ada kekurangan dalam pembuatan
proposal ini. Kami sadar bahwa usaha yang kami buat ini belum
sempurna, demi kesempurnaan pelayanan kami kepada pelanggan. Apabila
ada hal yang mengganjal tentang tentang pelayanan kami di hati anda anda
dapat menghubungi customer service kami di nomor 082383223728 (a.n
NOVRIANTO). untuk itu, kritik dan saran yang membangun akan sangat
kami harapkan demi kesempurnaannya usaha kami ini. Terimakasih
sebelumnya kami selaku pembuat makalah proposal ini minta maaf kepada
seluruh pembaca apabila ada kekurangan dalam membuat proposal ini.

Anda mungkin juga menyukai