Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL KERJA PRAKTIK AKHIR(KPA)

PENGAPLIKASIAN DAN PENGARUH PROBIOTIK PADA


UDANG VANAME (Litopenaeus Vannamei) Di PT GOSYEN
GLOBAL AQUACULTURE, KECEMATAN GANTARANG,
KABUPATEN BULUKUMBA, PROVINSI SULAWESI
SELATAN

PROGRAM STUDI TEKNIK BUDIDAYA PERIKANAN

SALTI

NIT. 20.3.03.157

KEMENTRIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


BADAN RISET KELAUTAN DAN PERIKANAN
POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN SORONG
2022
LEMBARAN PENGESAHAN

Judul :Pengaplikasian dan Pengaruh Probiotik Udang vaname


(Litopenaeus Vannamei) di PT Gosyen Global
Aquaculture, Kecematan Ganatarang, Kabupaten
Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan.
Nama : Salti
Nit : 20.3.03.157

Komisi Pembimbing

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Kadarusman,S.Pi,DEA,M.Sc,ph.D Desilina Arif,A.Pi.,M.Si


NIP.197909232003041003 NIP.19661222 199103 2 003

Menyetujui,
Dewan Penguji,

Ketua Anggota

NIP. NIP.

Mengetahui:

Direktur Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong

Muhamad Ali Ulath, S.Pi.,M,Si


NIP. 19730430 200112 1 002

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis limpahkan kepada Allah SWT akhirnya Proposal


Praktik Kerja Akhir (KPA) yang berjudul “Pengaplikasian dan Pengaruh
Probiotik Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei di PT Gosyen Global
Aquaculture, Kecematan Gnatarang, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi
Selatan.. Pada kesempatan ini izinkan penulis untuk mengucapkan terima kasih
dan rasa hormat atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan ini , yaitu kepada :

1. Bapak Rudi Saranga, S.Pi, M.Si selaku Kordinator Politeknik Kelautan


dan Perikanan Maluku
2. Bapak Muhamad Ali Ulath, S.Pi, M.Si selaku Direktur Politeknik
Kelautan dan Perikanan Sorong
3. Bapak Ahmad Jais Ely, ST,M.Si selaku Wakil Koordinator Politeknik
Kelautan dan Perikanan Maluku
4. Bapak Kadarusman,S.Pi., DEA., M.Sc.,Ph.D selaku pembimbing utama
dalam penulisan proposl ini
5. Ibu Desilina Arif,A.Pi.,M.Si selaku pembimbing pendamping dalam
penulisan proposal ini
6. Semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan penyusunan
proposal ini.
Penulis hanya manusia biasa pasti akan memiliki kesalahan Suatu
kehormatan bagi penulis bila bapak/ ibu berkenan untuk memberikan kritik dan
juga saran yang membangun agar kedepannya bisa lebih baik lagi.

Ambon , November 2022


Penulis

iii
DAFTAR ISI
LEMBARAN PENGESAHAN .......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ vi
PENDAHULUAN .............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang ....................................................................................................1
1.2. Tujuan ................................................................................................................3
1.3. Manfaat ..............................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................4
2.1. Biologi Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) ................................................4
2.1.1. Klasifikasi udang vaname............................................................................4
2.1.2. Morfologi Udang Vaname ..........................................................................4
2.2. Habiat Dan Siklus Hidup .....................................................................................5
2.3. Penggunaan Teknologi Probiotik ........................................................................6
2.4. Peranan Probiotik Dalam Budidaya ....................................................................6
2.5. Pengaruh Pemberian Probiotik ..........................................................................7
2.6. Pemberian probiotik...........................................................................................8
METODE PRAKTIK .........................................................................................................9
3.1. Waktu Dan Lokasi ...............................................................................................9
3.2. Peralatan Dan Bahan ..........................................................................................9
3.3. Prosedur Kerja ..................................................................................................10
3.4. Metode Pengumpulan Data .............................................................................10
3.5. Metode Analisis Data .......................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................13

iv
DAFTAR TABEL
Table 2 Jadwal Kegiatan ....................................................................................................9
Table 3 Alat Dan Bahan .....................................................................................................9

v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 morfologi udang vaname .........................................................................................5
Gambar 2 Siklus hidup udang vaname .....................................................................................6

vi
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Udang vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan udang introduksi.
Habitat asli udang ini adalah di perairan pantai laut Amerika Latin seperti
Meksiko, Nikaragua dan Puertorico. Udang ini kemudian diimpor oleh negara-
negara pembudidaya udang di Asia seperti China, India, Thailand, Bangladesh,
Vietnam dan Malaysia. Dalam perkembangannya, Indonesia kemudian juga
memasukan udang vaname sebagai salah satu jenis udang budidaya tambak,
selain udang windu (Penaeus monodon) dan udang rebung (Penaeus
merguiensis) yang sudah terkenal lebih dahulu (Amri dan Kanna, 2008).
Beberapa para petambak udang di indonesia mulai mencoba membudidayakan
udang vaname ,karna hasil yang luar biasa. Apalagi produksi udang windu
yang saat ini sedang mengalami penurunan karena terserang, terutama penyakit
bintik putih (white spot syndrome virus) (Haliman dan Adijaya 2005).
Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia (KKP, 2020),
budidaya udang vaname saat ini merupakan andalan sektor perikanan budidaya.
Kontribusi nilai ekspor udang terhadap nilai ekspor perikanan Indonesia
periode 2012-2018 rata-rata mencapai 36,27%, sedangkan Indonesia
memproduksi 33.500 ton dalam volume senilai 258, 5 juta US dolar, (BPS,
2019). Walaupun dalam volume ekspor udang Indonesia selama periode 2012-
2018 hanya 18,95% tetapi nilainya 911,2 ribu ton dari total volume ekspor
hasil perikanan dan menempatkan Indonesia sebagai empat besar negara
produsen udang budidaya di dunia (FAO, 2019)
Probiotik adalah bakteri menguntungkan yang saling berasosiasi dengan
tujuan menjaga kesehatan usus udang dan memperbaiki kualitas lingkungan
dengan menguraikan sampah organik di kolam yang berasal dari sisa pakan,
sisa molting dan sampah organik lainnya yang dapat menyebabkan blooming
fitoplankton. probiotik yang mempunyai kemampuan dalam mempertahankan

1
kualitas air dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen guna
terciptanya sistem budidaya udang yang berkelanjutan (Khazani, 2007).

Jenis jenis probiotik yang digunakan untuk udang vanname (Litopenaeus


vannamei) adalah VTP, POWER LAC, POWER LAC 1, dan BEKATUL. Di
dalam probiotik juga melakukan pengecekan yang mencakup pengecekan pH
yang dilakukan setiap hari dan pengecekan probiotik ke media agar yang
dilakukan 1 minggu sekali.

Aplikasi probiotik dalam bidang perikanan seperti budidaya udang, saat


ini sangat diperlukan karena diharapkan dapat mengatasi masalah yang ada
pada tambak super intensif. Salah satu faktor yang merupakan permasalahan
yang dapat ditemukan pada budidaya udang pada tambak super intensif yaitu
jumlah limbah organik yang sangat tinggi. Limbah organik pada tambak udang
super intensif umumnya berasal dari sisa pakan, kotoran dan metabolit udang di
dasar tambak. Pada kondisi yang demikian udang tidak dapat hidup secara
optimal karena stress dan rentan terhadap serangan penyakit, sehingga perlu
upaya untuk menguranginya dan salah satu upaya adalah penggunaan probiotik
(Boyd, 1989).

Walaupun probiotik sudah diketahui sangat bermanfaat untuk


diaplikasikan pada tambak ternyata pada tingkat petani tambak mengalami
kesulitan dalam pemanfaatan probiotik. Penggunaan probiotik tersebut harus
sesuai petunjuk aplikasi dan tergantung peruntukannya, sehingga akan
menambah biaya produksi karena harga bahan baku terutama untuk
perbanyakan probiotik di pasaran cukup mahal (Gunarto, dkk., 2006).

Dari uraian diatas, maka penulis dalam mengambil judul “Pengaplikasian


Probiotik dan Pengaruh pada Udang Vanname (litopenaeus vannamei) Secara
intensif di PT Gosyen Global Aquaculture, Kecematan Ganatarang, Kabupaten
Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan.

2
1.2.Tujuan
1. Untuk mengetahui cara pengaplikasian probiotik pada udang vaname
(Litopenaeus Vannamei) di PT Gosyen Global Aquaculture, Kecematan
Ganatarang, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan.
2. Untuk mengetahui pengaruh probiotik pada udang vaname (Litopenaeus
Vannamei) di PT Gosyen Global Aquaculture, Kecematan Ganatarang,
Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan.

1.3.Manfaat
Adapun manfaat dari praktik kerja lapangan II ini yaitu:

1. Dapat cara pengaplikasian probiotik pada udang vaname (Litopenaeus


Vannamei) di PT Gosyen Global Aquaculture, Kecematan Ganatarang,
Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan.
2. Dapat mengetahui pengaruh probiotik pada udang vaname (Litopenaeus
Vannamei) di PT Gosyen Global Aquaculture, Kecematan Ganatarang,
Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan.

3
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Biologi Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)

2.1.1. Klasifikasi udang vaname

Klasifikasi udang vannamei (Litopenaeus Vannamei) Menurut Haliman


dan Dian (2006) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia
Sub kingdom : Metazoea
Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustacea
Kelas : Malacostraca
Sebkelas : Eumalacostraca
Ordo : Decapoda
Subordo : Dendrobrachiata
Familia : Litopenaeus
Spesies : Litopenaeus vannamei

2.1.2. Morfologi Udang Vaname


Menurut Wyban dan sweeney (1991), vaname secara
morfologi dapat dibedakan dalam dua bagian yaitu bagian kepala yang
menyatuh dengan dada disebut chepalotorax dan bagian perut disebut
abdomen. Pada bagian kepala terdapat mata majemuk yang bertangkai,
rostrum, dimana gerigi rostrum pada bagian atas biasanya terdiri dari
sembilan buah dan bagian bawah terdiri dari tiga buah dan dilengkapi
pula dengan sepasang antena yang panjang.
Pada bagian perut terdapat lima pasang kaki renang (pleopoda)
yang terletak pada masing-masing ruas, sendangkan pada ruas ke enam
terdapat kaki renang yang telah berubah untuk menjadi kipas (uropoda)
yang ujungnya membentuk ujung ekor yang disebut dengan telson dan
dibawahnya terdapat lubang dubur (anus).
Alat kelamin jantan disebut petasma, yang terletak diantara
kaki renang pertama, sedangkan alat kelamin udang betina disebut

4
thelicum yang terletak antara kaki jalan dan kaki renang. Morfologi
udang vaname serta bagian organ tubuhnya.

Gambar 1 morfologi udang vaname

2.2. Habiat Dan Siklus Hidup


Briggs et al (2004), menyatakan bahwa udang vaname hidup di habitat laut
tropis dimana suhu air biasanya lebih dari 20°C sepanjang tahun. Udang vaname
dewarsa dan bertelur di laut terbuka, sedangkan pada stadia post larva udang vaname
akan bermigrasi ke pantai sampai pada stadia juvenil.
Menurut Wardiningsih (1999) dan Mudjiman (2003), secara umum pergantian
bentuk larva mulai dari menetas sampai menjadi Post Larva (PL), yang siap untuk
ditebar ke dalam tambak ada empat fase atau stadia. Empat fase tersebut adalah fase
Nauplius, fase protozoa atau disebut pula sebagai fase Zoea, fase Mysis dan yang
terakhir adalah fase Post Larva (PL).
Bila diamati lebih teliti, maka pada setiap fase terdiri dari beberapa sub fase
(stadium), yang mempunyai bentuk berlainan. Siklus hidup udang vaname dapat di
lihat pada Gambar 2.

5
Gambar 2 Siklus hidup udang vaname

2.3. Penggunaan Teknologi Probiotik


Menurut Poernomo (2004) probiotik adalah mikroorganisme yang memiliki
kemampuan mendukung pertumbuhan dan produktifitas udang. Penerapan
probiotik pada udang selain berfungsi untuk meyeimbangkan mikroorganisme
dalam pencernaan agar tingkat serapannya tinggi, probiotik juga bermanfaat
menguraikan senyawa-senyawa sisa metabolisme dalam air .Sehingga
probiotik dapat berfungsi sebagai bioremediasi, biokontrol, imunostimulan
serta memacu pertumbuhan. Tujuan utama penggunaan probiotik (kultur
tunggal atau multikultur), antara lain meningkatkan kualitas air dan dasar
tambak juga dapat mempercepat pertumbuhan udang, meningkatkan
kesehatan udang dan sebagai agent hayati (biological control agents) untuk
mengendalikan berbagai penyakit pada tambak. Probiotik yang biasa
digunakan dalam budidaya antara lain ; lycheniforsis (Bakteri Nitrifikasi),
merubah senyawa nitrat dasar tambak menjadi nitrit makanan plankton,
bakteri Fotosintetik (Photo synthetic bacteria), menggunakan N – anorganik
untuk mengoksidasi gas H2S menjadi sulfur melalui proses fotosintesa

( Simarmata 2006)

2.4. Peranan Probiotik Dalam Budidaya


Peranan bakteri probiotik sebagai kontrol biologis pada sistem budidaya

6
adalah :

pada tanaman, misal Mycorriza, Rhizobium dan bakteri pelarut pospat.

Pemberian probiotik melalui lingkungan (air dan dasar tambak) bertujuan


Memperbaiki serta mempertahankan kualitas air dan dasar tambak,
mengoksidasi senyawa organic sisa pakan, kotoran udang, plankton dan
organisme mati, menurunkan senyawa metabolit beracun (ammonia, nitirt),
mempercepat pembentukan dan kestabilan plankton, menurunkan
pertumbuhan bakteri yang merugikan, penyedia pakan alami dalam bentuk
flok bakteri dan menumbuhkan bakteri pengurai. Sedangkan pemberian
bakteri melalui pakan bertujuan : Menyeimbangkan fungsi usus sehingga
mampu menekan bakteri yang merugikan, menghasilkan enzim yang
membantu sistem pencernaaan makanan, mengandung protein yang dapat
dimanfaatkan oleh ikan dan udang yang memakannya, dan meningkatkan
kekebalan tubuh udang dan ikan.

2.5. Pengaruh Pemberian Probiotik


Pengaruh penggunaan probiotik adalah untuk aplikasi probiotik rutin dengan
sistem sedikit ganti air mempunyai pH cenderung tinggi, NH3 dan H2S relatif
rendah, kecerahan lebih pekat, suhu, salinitas, warna air, DO, pH, memenuhi
kebutuhan hewan yang dibudidayakan. Penggunaan probiotik pada usaha

7
budidaya ikan dan udang dapat mengurangi penggunaan bahan kimia dan
antibiotik, berpengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup, pertumbuhan,
FCR dan produksi ikan serta udang (Simarmata 2006).

2.6. Pemberian probiotik


Pemberian probiotik secara oral Mansyur danMalik (2008) menyatakan
bahwa ada dua macam cara aplikasi probiotik ,yaitu melalui lingkungan(air
dan dasar tambak) dan secara oral melalui pakan. Salah satu aplikasi probiotik
yang umum digunakan pada budidaya udang yaitu melalui pakan.

Pemberian probiotik pada air budidaya dilakukan dengan perlakuan tanpa


pemberian probiotik dan pemberian probiotik selang tiga hari, selang lima
hari, selang tujuh hari dengan masing dosis 0,5 ppm sebanyak 0,1 ml.

8
METODE PRAKTIK
3.1. Waktu Dan Lokasi
Kegiatan Kerja Praktik Akhir (KPA) ini dilaksanakan ± 3 bulan
mulai dari Maret sampai dengan bulan Mei 2023 di PT Gosyen Global
Aquaculture, Kecematan Ganatarang, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi
Selatan.

Table 1 Jadwal Kegiatan

Maret April Mei


No Jenis kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan pemeliharaan
Persiapan wadah
Persiapan media
2. Pemeliharaan Udang
Penebaran benur
Pemberian pakan
3 Pengelolaan kualitas air
4 Sampling
5 Pengamatan
Hama penyakit
6 Panen parsial
6 Panen total

3.2. Peralatan Dan Bahan


Table 2 Alat Dan Bahan

No Alat Fungsi
1 Bak probiotik Sebagai pengampung
2 Blong probiotik Untuk tempat pengisisna
probiotik
3 Mesin pompa air Untuk menark air
4 Selang air Untuk menyalurkan air

No Bahan Fungsi

9
1 Power lac Sebagai bahan untuk pembuatan
probiotik sopin
2 Permipan?ragi Sebagi bahan untuk pembuatan
probiotik
3 Molase Sebagai bahan pembuatan
probiotik
4 Pakan Untuk makanan/asupan yang
diberikan kepada udang vaname
5 Ditamx(vit C) Sebagai penambah pada
probiotik jika di butuhkan
6 Air Sebagai pelarut bahan
7 Saponin Sebagai bahan probiotik

3.3. Prosedur Kerja


A. Kulutr probiotik
a. Air dimasukan kedlam drum kapasitas 200 liter yang di isi
b. Ditambahkan mulases atau tetes sebnyak 8 liter
c. Ditambhakan vitamin b sebanyak 400 gram kemudian di aduk
sampai rata
d. Ditambahkan 4 liter AT-BAK
e. Probiotik dapat di pananen setelah 48 jam
B. Pemberian probiotik secara ligkungan
a. alat dan bahan disiapkan
b. probiotik ditangkan dalam baskom dengan dosis 10 ppm
c. probiotik ditebar secara merata pada wadah budidaya dengan
mengikuti feeding area dan menggunakan rakit
C. Pemberian probiotik dengan campura pakan
a. Alat dan bahan disiapkan
b. Pakan dituangkan ke dalam baskom sesuai kebutuhan udang
c. Kemudian dicampurkan dengan probiotik dengan dosis 20%-30%
d. Kemudian di aduk secara merata dengan menggunakan serok
e. Selanjutnya di tebar secara merata pada wadah budidaya
menggunakan rakit dengan mengikuti feeding area

3.4. Metode Pengumpulan Data


Metode praktikan dalam praktek kerja lapangan adalah :
1. Observasi / Praktik Langsung (Partisipasi Langsung)
Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan
pencatatan secara cermat dan sistematik. Sedangkan Partisipasi adalah

10
kegiatan langsung yang dilakukan oleh praktikkan untuk mendapatkan hasil
sesuai yang diperlukan.
2. Wawancara
Wawancara adalah pengumpulan data dengan cara bertanya langsung
dengan responden.
3. Studi Pustaka
Studi pustaka adalah suatu pembahasan yang berdasarkan pada buku-
buku referensi yang bertujuan untuk memperkuat materi pembahasan.

3.5. Metode Analisis Data


Pengolahan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data kemudian
diseleksi sesuai dengan data yang dibutuhkan, kemudian data tersebut
diklasifikasikan agar sesuai dengan judul dan tujuan.Data yang akan diolah
yaitu data yang bersifat angka meliputi data teknis dan data finansial.

Pengolahan Data Teknik Menurut Farchan (2006), rumus yang


digunakan dalam pengolahan data teknis meliputi :

A. Menghitung berat rata-rata udang (average body weight)

Berat udang yang terjala (g)


ABW = Jumlah udang yang terjala (Ekor)

B. Menghitung pertambahan berat rata-rata harian (average daily growth)

ABW II gr/ekor −ABW I gr/ekor


ADG = Selisih waktu dari sampling sebelumnya (hari)

C. penentuan dosis probiotik secara lingkungan


Volume x 10
Dosis = 1000

11
D. Penentuan probiotik secara oral

jumlah paka x30


Dosis =
100

E. Menghitung tingkat kelangsungan hidup (survival rate).

Jumlah udang yang hidup (ekor)


SR =
jumlah udang yang tebar (kg)

F. Menghitung konversi pakan (food convention ratio)

Total pakan komulatif (Kg)


FCR = Biomassa udang akhir (Kg)

12
DAFTAR PUSTAKA

Amri, Khairul dan I. Kanna. 2008. Budidaya Udang Vaname: Secara Intensif, Semi
Intensif, dan Tradisional PT Gramedia Pustaka Utama.Jakarta

Boyd. C.E. 1989. Water Quality Management and Aeration in Sdrimp Farming.
Fisheries and allied Aquacultures Departement Series No.2. Alabama
Agramiculture Experiment Station. Auburn University. Alabama.

Briggs, M., Smith, S.F., Subasinghe, R., Phillips, M. 2004. “Introduction and
movement of Penaeus vannamei and Penaeus stylirostris in Asia and the
Pacific”, RAP Publication 2004/10.

FAO. 2019. GLOBEFISH Highlights July 2019 ISSUE, with Jan.-Mar. 2019
Statistics – A quarterly update on world seafood markets. Globefish
Highlights no. 3-2019.

Farchan, M. 2006. Teknik Budidaya Udang Vaname. BAPPL STP Press. Serang

Haliman, R.W & Dian A.S. 2006. Udang Vaname. Penebar Swadaya. Jakarta
Haliman, R.W dan Adijaya D.2005. “Udang Vannamei”. Penebar Swadaya. Jakarta

KKP, 2020. Program Percepatan Tambak Udang Nasional. Materi Presentasi Direktur
KKI

Mansyur A. dan Malik A. T., 2008. Probiotik : Pemanfaatannya untuk PakanIkan


Berkualitas Rendah. Media Akuakultur Volume 3 Nomor 2. Balai Riset
Perikanan Budidaya Air Payau. Maros

Simarmata, T. 2006. Revitalisasi Ekosistem Tambak Dengan Pemanfaatan Tehnologi


Bioremediasi dan Probiotik. Makalah Pada Seminar Teknologi Bioremediasi
dan Probiotik. Banyuwangi.

13
Wardiningsih. 1999. Materi Pokok Teknik Pembenihan Udang. Universitas Terbuka.
Jakarta
Wyban.Swineei N J.A. 1988. Inducet Ovarian maturation of penaeusvannamai by
inplantation of Lobster ganglion, Journal of The Word Aquaculture
Societi : 19(4): 204-209.

14

Anda mungkin juga menyukai