MASNI RAHAKBAU
NIT. 20.3.03.134
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Manajemen Kualitas Air pada Pemeliharaan LarvaUdang
vaname(Litopeneaus vannamei) di PT Gosyen Global
Aquaculture
Nama : Masni Rahakbau
NIT : 20.3.03.134
Komisi Pembimbing
Menyetujui,
Dewan Penguji,
Penguji 1 Penguji 2
NIP. NIP.
Mengetahui:
Koordinator Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkah
dan rahmat-Nya, sehinga penulis dapat menyelesaikan Proposal Kerja Praktek
Akhir ( KPA) yang Manajemen Kualitas Air pada Pemeliharaan Udang Vaname di
PT Gosyen Global Aquaculture, Kecamatan Gantarang, Kabupaten Bulukumba
Privinsi Sulawesi Selatan Proposal ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
mengikuti Kerja Praktek Akhir ( KPA) dapat terlaksanakan dengan baik.
Degan selesainya penyusunan proposal Kerja Praktek Akhir ( KPA ) ini,
kiranya jika penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Koordinator dan wakil koordinator politeknik kelautan dan perikanan
sorong atas izin pelaksanaan KPA di PT. Gosyem Global Aquaculture
2. Kadarusman, S.Pi.,DEA,M.SC.PH.D Pembimbing Utama
3. Desilina Arif, A.Pi.,M.Si Selaku Dosen Pembimbing Pendamping
4. Orang tua, adik adik, keluarga, teman teman, penulis yang telah
membantu dalam terselesaikan penyusunan proposal praktik akhir
(KPA).
Penulis manyadari bahwa proposal Kerja Praktek Akhir (KPA) ini masih
jauh dari kesempurnaan sehingga penulis mengharapkan adanya kritik dan saran
yang bersifat membangun.Akhir kata semoga proposal KPA ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak, kususnya bagi penulis.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
1
I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Pelaksanaan Kegiatan Praktik Akhir (KPA) ini memiliki tujuan sebagai berikut:
a.) Untuk mengetahuiManajemen kualitas air pada pemeliharaan larva
Udang Vannamei(Litopeneaus Vannamei)
b.) Untuk mengetahui tingkat penerapan kualitas air pada proses
pemeliharaan larva udang
2
1.3 Manfaat
Pelaksanaan Kegiatan Praktik Akhir (KPA) ini memiliki manfaat sebagai berikut:
a.) Dapat mengetahui Manajemen kualitas air pada pemeliharaan
larvaUdang Vannamei(Litopeneaus vannamei)
b.) Dapat mengetahui tingkat penerapan kualitas air pada proses
pemeliharaan larva udang
3
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Klasifikasi Udang Vannamei
sedangkan alat kelamin udang betina disebut thelicum yang terletak antara kaki
jalan dan kaki renang.Morfologi udang vaname serta bagian organ tubuhnya.Dapat
dilihat pada gambar 1.
Briggs (2004), udang vaname hidup di habitat laut tropis dimana suhu air
biasanya lebih dari 20°C sepanjang tahun. Udang vaname dewasa dan bertelur di
laut terbuka, sedangkan pada stadia post larva udang vaname akan bermigrasi ke
pantai sampai pada stadia juvenil.
Umumnya udag vanname bersifat bentis dan hidup pada permukan dasar laut.
Adapun habitat yang disukai oleh udang vanname adalah dasar laut yang lumer
(soft) yang biaanya campuran lumpur dan pasir (Haliman dan Adijaya,2006)
a. Nokturnal
Menurut Powers dan Bliss (1983), udang memiliki mata yang besar dan
bersifat seperti lapisan pemantul cahaya, fakta yang menguatkan dugaan bahwa
udang bersifat nokturnal dimana udang lebih suka muncul pada malam hari. Jika
terganggu udang dapat melompat sejauh 20-30 cm menghindar dari
gangguan.Udang vaname memiliki sifat nocturnal, yaitu aktif mencari makan pada
malam hari. Pada waktu siang hari lebih suka beristirahat, baik membenamkan diri
dalam lumpur maupun menempel pada suatu benda yang terbenam dalam air
(Nurdjana 1992).
Udang vannamei di alam bersifat omnivora dan pemakan bangkai, tetapi
secara umum merupakan predator bagi invertebrata yang pergerakannya lambat
(Felix & Perez 2002). Lebih lanjut Wyban & Sweeny (1991), menyatakan bahwa
pakan yang diberikan untuk induk berupa cumi 16% total berat tubuh dan 10%
berupa cacing laut serta pemberian pakan enam kali sehari.
b. Kanibalisme
Udang vannamei mempunyai sifat kanibal.Kanibal adalah sifat suka
memangsa jenisnywa sendiri.Sifat ini sering muncul pada udang yang sehat, yang
sedang tidak ganti kulit.Mangsanya adalah udang-udang yang sedang ganti kulit
(moulting). Keadaan kekurangan makanan, sifat kanibal akan tampak pada waktu
udang tingkatan mysis (Mudjiman dan Suyanto 1989).
2.2.1 Moulting
Manajemen kualitas air adalah suatu usaha untuk menjaga kondisi air tetap
dalam kondisi baik dalam budidaya udang dengan memperhatikan faktor-faktor air
yang merupakan tempat hidup bagi organisme lainnya meliputi suhu, pH, DO
(oksigen terlarut), amoni dan nitrit.
Pemeliharaan larva udang merupakan salah satu kegiatan penting dalam
pembenihan udang. Proses pemeliharaan larva dimulai dari stadia naupli, zoea,
mysis hingga post larva (PL).Metode yang dilakukan pada kegiatan pemeliharaan
larva udang vanname dimulau dari persiapan bak pemeliharaan, persiapan
peralatan, pemasangan aerasi, persiapan air pemeliharaan, penebaran naupli,
pengelolaan pakan, pengelolaan kualitas air, pemanenan dan terakhir pengemasan
benur.
III METODOLOGI
Kegiatan Praktek Akhir (KPA) ini dilaksanakan ± 3 bulan mulai dari Bulan
Maret - Mei 2022 di PT. Gosyem Global Aquaculture, Kecamatan Gantarang,
Kabupaten Bulukumba, Privinsi Sulawesi Selatan
Adapun metode kerja kegiatan manajemen kualitas air di PT. Gosyen Global
Aquaculture sesuai dengan SOP perusahaan adalah sebagai berikut :
- Persiapan wadah pemeliharaan
- Persiapan media
- Melakukan penebaran naupli
- Pemeliharaan larva
- Melakukanpemberian pakan
- Melakukan pengelolaan air
1. Pengambilan sampel
Pemberian EDTA
3.
4. Pemberian probiotik
5. Sirkulasi
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam Kerja Praktik Akhir (KPA)
ini adalah metode survei langsung (observasi) dan partisipasi aktif yang dimana ikut
terlibat langsung dalam kegiatan manajemen kualitas air pada pemeliharaan larva
udang vaname (Litopanaeus vannamei).
Data yang dikumpulkan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer
adalah data yang diperoleh dari hasil nyata saat ikut terlibat langsung pada kegiatan
teknik penerapan manajemen mutu , sedangkan data sekunder adalah data yang
bersumber dari literatur yang dikumpulkan yaitu laporan tahunan, buku-buku
penunjang dan hasil diskusi dengan pembimbing lapangan.
Manajemen kualitas air merupakan suatu cara untuk menjaga atau mengelola
kualitas air sesuai dengan baku mutu bagi kultivan.Cara yang ditempuh dapat
ditinjau dari faktor fisika, kimia dan biologi perairan, diantaranya meliputi kegiatan
monitoring, pengelolaan kualitas air dan perlakuan jika terjadi penyimpangan nilai
optimal parameter kualitas air. Parameter-parameter tersebut merupakan suatu
indikator untuk melihat kualitas air, seperti oksigen terlarut (DO), karbondioksida
(CO2) bebas, pH, suhu, kecerahan, amonia, salinitas dan nitrit.
Nt
SR = No × 100%
Keterangan:
SR = Kelangsungan hidup (%)
Nt = Jumlah larva pada akhir pemeliharaan (ekor)
No = Jumlah larva pada awal pemeliharaan (ekor)
12
DAFTAR PUSTAKA
Briggs, M,. Smith, S.F., Subasinghe, R., Phillips, M. 2004. “Introduction and
moement of penaeus vannamei and penaeus stylirostris in Asia and the
Pacific”, RAP Publication 2004/10
Farchan, M. 2006. Teknik Budidaya Udang Vaname. BAPPL Sekolah Tinggi
Perikanan, Serang.
Khairuman dan K. Amri. 2004. Budiddaya udang galah secara intensif.
Angromedia Pustaka. jakarta.
Mujiman& Suyanto. 2002. Budidaya Udang Windu. Penebar Swadaya. Jakarta.
Nurdjana.M.I., H.Woro. C.Korkakin 1992.Teknologi Pemeliharaan Larva (Larva
Rearingtechnologi). Ditjen, Jakarta
Powers I.W, Bliss DE. 1983. Terresterial Adaptation dalam The Biology Of
Crustaceae. New York (US): Academic Press.
Wardiningsih. 1999. Materi Pokok Teknik Pembenihan Udang. Universitas
Terbuka. Jakarta
Purwanta, W dan Firdayati, M. 2002. Pengaruh Aplikasi Mikroba Probiotik Pada
Kualitas Kimiawi Perairan Tambak Udang. Trobos Press. Jakarta
Widyatmoko, Effendi, H., & Pratiwi, N. T. (2019). The Growth and Survival Rate
of Nile Tilapia, Oreochromis niloticus (Linnaeus, 1758) in the Aquaponic
System with Different Vetiver (Vetiveria zizanioides L. Nash) Plant
Density. Jurnal Iktiologi Indonesia, 19(1).
Wyban, J.A dan Swenney, J. 1991. Intensif Shrimp Producation Technology The
Oceanic. Institute Shrimp Manual the Oceanic Institute, Honlulu, HI, USA.
158 pp.