Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Airaha, Vol. IX, No.

2 Dec 2020 : 122 – 129, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

Efektifitas Penggunaan Jenis Ekstender dan Dosis Madu Berbeda Terhadap Motilitas dan
Viabilitas Sperma Ikan Nilem (Osteochilus vittatus) Setelah Penyimpanan
The Effectiveness of Using Different Types of Extender and Honey Dosage on the Motility
and Viability of Nilem Fish Sperm (Osteochilus vittatus) After Storage
Dewi Wisudyanti Budi Hastuti*, Riviani
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
*
Corespondensi: dewi.wisudyanti@unsoed.ac.id

Received : September 2020 Accepted : December 2020

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan jenis ekstender dan dosis
madu berbeda terhadap persentase motilitas dan viabilitas sperma ikan nilem setelah
penyimpanan. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial
dengan pola 2 x 3 dan 4 ulangan. Faktor jenis ekstender terdiri atas susu kuning telur dan air
kelapa, sedangkan Faktor dosis madu yaitu 0%, 3%, 6%, dan 9%. Parameter utama yang diukur
adalah motilitas (%) dan viabilitas (detik) sperma. Parameter pendukung meliputi bau, warna,
volume, pH dan viskositas. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik pada taraf kepercayaan
95% menggunakan analisis variansi (ANOVA). Data menunjukkan bahwa semua perlakuan yaitu
jenis ekstender, dosis madu dan interaksi antar keduanya memberikan pengaruh yang sama
terhadap motilitas dan viabilitas sperma ikan nilem selama penyimpanan.
Kata kunci: sperma nilem, penyimpanan, ekstender berbeda

ABSTRACT
This study aims to determine the effect of different types of extender and honey dosage on the
percentage of motility and viability of nilem fish sperm after storage. This study used a completely
randomized design (CRD) factorial pattern with a 2 x 3 pattern and 4 replications. The extender
type factors consisted of egg yolk milk and coconut water, while the honey dosage factors were
0%, 3%, 6%, and 9%. The main parameters measured were sperm motility (%) and viability
(seconds). Supporting parameters include odor, color, volume, pH, and viscosity. The data
obtained were analyzed statistically at the 95% confidence level using analysis of variance
(ANOVA). The data showed that all treatments, namely the type of extender, the dose of honey,
and the interaction between them had the same effect on the motility and viability of the nilem fish
sperm during storage.
Keywords: nilem sperm, storage, different extender
PENDAHULUAN Peningkatan kualitas pasokan benih dapat
Ikan merupakan salah satu sumber protein dilakukan dengan mengupayakan pemijahan
hewani yang makin di gemari oleh masyarakat. induk secara buatan. Keberhasilan pemijahan
Peningkatan permintaan ikan konsumsi sejalan buatan banyak terfokus pada kualitas telur dari
pula dengan peningkatan kebutuhan pasokan induk betina walaupun kualitas dan kuantitas
ikan ukuran benih. Kebutuhan pasokan benih sperma juga sangat menentukan dalam produksi
dapat dipenuhi bila proses produksinya dapat ikan (Bobe & Catherine, 2010). Penanganan
dikontrol dengan baik salah satunya dengan induk jantan yang berulang pada pemijahan
mengatur penjadwalan jumlah induk yang buatan dapat mengakibatkan produksi sperma
dipijahkan dan waktu pemijahan. menurun dan tidak mencukupi, ini bisa

122
Jurnal Airaha, Vol. IX, No. 2 Dec 2020 : 122 – 129, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

dikarenakan musim pemijahan ataupun jumlah nantinya dapat menguntungkan bagi sel
jantan yang lebih sedikit dengan jumlah betina spermatozoa (Widjaya, 2011). Selain itu juga
(Mylonas et al., 2010). Akibat adanya mengandung beberapa ion diantaranya yaitu
penurunan kualitas tersebut, penyimpanan natrium (Na+) dan kalium (K+).
sperma merupakan jalan yang bisa ditempuh. Sedangkan, lipoprotein dan lesitin yang
Beberapa keuntungan penyimpanan terdapat dalam kuning telur dapat
sperma antara lain memungkinkan untuk mempertahankan dan melindungi spermatozoa
sinkronisasi ketersediaan gamet jantan dan dari suhu dingin (Permatasari et al., 2013).
betina, memanfaatkan semua sperma yang Sedangkan, karbohidrat ditemukan dalam air
tersedia terutama pada spesies dengan produksi kelapa (Hine et al., 2014) yang dapat
sperma yang rendah, memudahkan transport dimanfaatkan sebagai energi oleh sperma
gamet, memudahkan upaya ferlisasi silang selama penyimpanan.
untuk spesies yang tidak memiliki waktu Sementara, monosakarida yang
pemijahan bersamaan, untuk konservasi terkandung dalam madu sangat dibutuhkan
keanekaragaman hayati, seperti meminimalkan oleh spermatozoa untuk menjaga kelangsungan
perkawinan sedarah dan mengurangi seleksi hidupnya selama penyimpanan. Madu juga
domestikasi (Cabrita et al, 2010; Sunarma et al, berfungsi sebagai sumber energi/nutrisi (Arfah
2010; Asturiano et al, 2017; Martínez-Páramo et al., 2015) serta sebagai buffer untuk
et al., 2017; Di Iorio et al.,2019) mempertahankan pH sperma dalam kondisi
Ikan nilem dipilih sebagai obyek dalam normal (Sulmartiwi et al., 2011).
penelitian ini yang diharapkan hasilnya bisa Berdasarkan data United States
diterapkan pada ikan famili cyprinidae yang lain Department of Agriculture (USDA) yang
seperti ikan mas (Cyprinus carpio). Pemilihan dikemukakan oleh Rahardhianto et al., (2012),
ikan ini juga didasarkan atas ukuran ikan yang madu mengandung 69% monosakarida; 17,1%
relatif kecil, memiliki daya tahan baik, siklus air; 7,2% maltose, 4,2% trisakarida dan
hidup pendek dan dapat dipelihara dalam beberapa polisakarida, 1.5% sukrosa; 0,5%
kondisi laboratorium. Bahan pengencer, rasio vitamin, mineral dan enzim. Tujuan penelitian
pengenceran, bahan pelindung, laju pembekuan ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan
dan laju pencairan kembali merupakan ekstender berbeda yaitu susu + kuning telur dan
beberapa faktor penentu keberhasilan air kelapa dengan kombinasi dosis madu
preservasi sperma (Agarwal, 2011; Murgas et berbeda terhadap persentase motilitas dan
al, 2014). Bahan pengencer yang baik untuk viabilitas sperma ikan nilem (Osteochilus
media penyimpanan sperma adalah yang dapat vittatus).
mensuplai nutrisi sebagai sumber energi dan
bersifat isotonik untuk menjaga keseimbangan METODE PENELITIAN
elektrolit serta mempertahankan tekanan Bahan yang digunakan dalam penelitian
osmotik agar tetap sesuai dengan seminal ini yaitu, sperma dari induk ikan nilem yang
plasma (Betsy & Kumar, 2020). telah matang gonad, hormon sGnRHa
Penggunaan kombinasi ekstender susu, (ovaspec), minyak cengkeh dan es batu yang
kuning telur dan gliserol (Novianto et al, 2014), sudah dicacah menjadi potongan kecil susu
air kelapa dan madu (Sulmartiwi et al., 2011) kemasan plain putih cair, kuning telur, air
serta air kelapa dan gliserol (Kurniawan et al, kelapa muda dan madu.
2013; Untsa, 2018) dilaporkan efektif sebagai Alat yang dibutuhkan pada penelitian ini
media simpan sperma ikan. yaitu, bak kontainer, aerator, lap kain, spuit 1
Glukosa, protein serta vitamin yang larut mL, botol vial 20 mL, kotak styrofoam,
dalam lemak terkandung dalam susu yang timbangan digital, microtube 1,5 mL,

123
Jurnal Airaha, Vol. IX, No. 2 Dec 2020 : 122 – 129, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

micropipette, Chest Freezer/RSACF-150, ditambahkan ekstender 0,9 mL kedalam


CAP 150; termometer; Objek glass dan microtube dengan menggunakan spuit.
Mikroskop Olympus CX33, stopwatch. Penyimpanan sperma dimasukkan ke dalam
Penelitian dilakukan secara eksperimental Freezer dengan suhu -20°C selama 7 hari.
berdasarkan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Pengumpulan data
pola faktorial 4 ulangan dengan pola 2 x 3. Pengamatan kualitas sperma ikan nilem
Faktor jenis ekstender (A) terdiri atas susu dilakukan dengan mikroskop. Sperma yang
kuning telur dan air kelapa sedangkan, faktor telah disimpan dalam frezzer selama 7 hari
dosis madu (B) yaitu 0%, 3%, 6%, dan 9% kemudian diambil dan dibiarkan mencair dalam
sehingga total ada 24 kombinasi perlakuan. suhu ruang. Aktivasi sperma dilakukan dengan
Parameter utama yang diukur adalah persentase menambahkan larutan aktivator (45 mM NaCl,
motilitas (%) dan viabilitas (detik) sperma. 5 mM KCL dan 30 mM TRIS dalam 100 mL
Parameter pendukung meliputi bau, warna, aquadest) (Sunarma et al., 2010) dengan
volume, pH dan viskositas. perbandingan 1:1, kemudian sampel sperma
Persiapan Sperma dari Induk diambil menggunakan pipet dan teteskan pada
Ikan nilem jantan disuntik dengan object glass untuk dilakukan pengamatan
ovaspec sebanyak 0,3 mL/kg. Setelah terlihat presentase motilitas dan viabilitas sperma
gejala mijah kurang lebih 12 jam, ikan dibius dibawah mikroskop Olympus CX33. Metode
dengan minyak cengkeh. Ikan yang sudah yang digunakan dalam evaluasi motilitas
pingsan diambil spermanya dengan metode spermatozoa pada penelitian ini adalah metode
stripping secara perlahan pada daerah perut evaluasi subjektif yaitu ditentukan berdasarkan
kearah anal sampai keluar sperma ikan. Sperma pergerakan sperma setelah diaktifasi. (Sunarma
yang sudah didapatkan lalu ditampung pada et al, 2010; Kurniawan et al., 2013).
mangkuk dan dilakukan pemeriksaan sperma Pengamatan daya tahan hidup spermatozoa
segar secara mikroskopis dan makroskopis. dilakukan dengan mencatat waktu viabilitas
Pengamatan mikroskopis berupa presentase (menit) yaitu mulai bergerak lamban, bergerak
pergerakan (motilitas) spermatozoa dan berputar ditempat (reservoir), berdenyut lemah
penentuan lama waktu hidup (viabilitas) sampai tidak berdenyut lagi atau mati
spermatozoa. Pengamatan makroskopis (Hidayaturrahmah, 2007)
meliputi bau, warna, volume, pH dan viskositas
(Dwitarizki et al., 2015). HASIL DAN PEMBAHASAN
Persiapan larutan ekstender Hasil pengamatan makroskopis dan
Ekstender dengan kombinasi susu mikroskopis sperma segar ikan nilem (O.
kemasan cair, kuning telur dari ayam petelur, vittatus) disajikan pada Tabel 1:
air kelapa muda dan madu. Ekstender dengan Tabel 1. Pemeriksaan makroskopis dan
bahan dasar susu dan kuning kelur kemudian mikroskopis sperma segar.
ditambahkan madu dengan konsentrasi 3%, 6% No Pengamatan Keterangan
dan 9% dari total volume. Begitu pula dengan 1. Bau Khas sperma/
ekstender berbahan dasar air kelapa juga Amis
ditambahkan madu dengan konsentrasi 3%, 6% 2. Warna Putih susu
dan 9% dari total volume. Larutan ekstender 3. Volume 2,8 mL
kemudian disimpan pada suhu 40C apabila 4. pH 8
belum akan digunakan. 5. Kekentalan Kental
Penyimpanan Spermatozoa 6. Motilitas (%) 80%
Penyimpanan spermatozoa dengan 7. Viabilitas 120 detik
memasukkan sebanyak 0,1 mL sperma dan (detik)

124
Jurnal Airaha, Vol. IX, No. 2 Dec 2020 : 122 – 129, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

Sperma segar ikan nilem yang digunakan pengontrol kondisi pH dan penyedia sumber
dalam penelitian ini sudah sesuai dengan nutrisi bagi spermatozoa sehingga fungsi dan
persyaratan untuk preservasi. Hal ini dapat kapabilitas sperma dapat dipertahankan
dilihat dari persentase motilitas yang ≥ 80% (Tiersch, 2006 dalam Mangkunegara et al.,
dan nilai pH 8. Sesuai dengan Devi et al., (2019) 2019).
yang menyatakan bahwa kondisi interval pH Madu yang ditambahkan dalam
normal untuk ikan cyprinidae adalah 7,5-8 ekstender diharapkan dapat mempertahankan
Persentase motilitas spermatozoa pasca kemampuan motilitas dan memperpanjang daya
penyimpanan dalam jenis ekstender dan dosis hidup spermatozoa selama penyimpanan.
madu berbeda tersaji pada Tabel.2 dan Gambar Penyataan ini didukung dari beberapa hasil
1 yang menunjukkan rentang nilai antara 11% - penelitian yang relevan diantaranya adalah
53.3%. Pada perlakuan ekstender susu + kuning Mangkunegara et al., (2019) yang melaporkan
telur persentase motilitas tertinggi terlihat pada bahwa madu digunakan sebagai ekstender pada
perlakuan ekstender susu + kuning telur dengan kriopreservasi ikan gabus berhasil
dosis madu 6% yaitu 53.3% sedangkan, pada mempertahankan motilitas, viabilitas serta
perlakuan ekstender air kelapa persentase melindungi spermatozoa dari kerusakan atau
motilitas tertinggi terlihat pada perlakuan kelainan. Demikian pula yang dilaporkan oleh
ekstender air kelapa tanpa dan dengan dosis Sunarma et al., (2010) bahwa kombinasi
madu 6% yaitu 25%. Walaupun demikian hasil ekstender madu menghasilkan rata-rata
dari analisis variansi menunjukkan hasil yang motilitas spermatozoa 63,33% pasca
tidak berbeda nyata (P>0.05). kriopreservasi.
Perlakuan jenis ekstender, dosis madu dan Perlakuan jenis ekstender, dosis madu dan
interaksi antar keduanya memberikan respon interaksi antar keduanya memberikan respons
yang sama untuk persentase motilitas sperma yang sama untuk viabilitas sperma setelah
setelah penyimpanan. penyimpanan.
Berikutnya, viabilitas spermatozoa pasca Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
penyimpanan dalam jenis ekstender dan dosis jenis ekstender baik susu dan kuning telur
madu berbeda tersaji pada Tabel. 2 dan Gambar. maupun air kelapa mampu mempertahankan
2 yang menunjukkan rentang nilai antara 6.6 motilitas serta viabilitas spermatozoa ikan nilem
detik–15.6 detik. Persentase motilitas tertinggi setelah penyimpanan. Hal ini sesuai dengan
terlihat pada perlakuan ekstender susu + kuning hasil penelitian Anindita (2010) yang
telur dengan dosis madu 6% yaitu 15,6 detik. melaporkan bahwa pemberian susu skim dengan
Sedangkan, pada perlakuan ekstender air kelapa konsentrasi 15% mampu menghasilkan
persentase motilitas tertinggi terlihat pada persentase motilitas 80,98% dan viabilitas 84%
perlakuan ekstender air kelapa dengan dosis pasca kriopreservasi sperma ikan gurami, begitu
madu 6% yaitu 14 detik. Walaupun demikian pula dengan hasil yang dilaporkan novianto et
hasil dari analisis variansi menunjukkan hasil al., 2014 bahwa penggunaan susu skim, kuning
yang tidak berbeda nyata (P>0.05) untuk semua telur dan dosis madu berbeda mampu
perlakuan. mempertahankan motilitas dan viabilitas
Sifat ekstender yang baik adalah isotonik, spermatozoa ikan patin pasca kriopreservasi.
memiliki kapasitas buffer yang baik, Susu menyediakan zat-zat energi bagi
mengandung nutrisi sebagai sumber energi, spermatozoa sedangkan, kuning telur
bersifat antioksidan dan antibacterial (Agarwal, mengandung lecitin dan lippoprotein yang
2011). Ekstender diharapkan juga tidak hanya dapat digunakan sebagai bahan penyangga
sebagai media pengencer dan pelindung sperma (buffer) sperma dan mencegah terjadinya
tetapi juga harus mampu berfungsi sebagai

125
Jurnal Airaha, Vol. IX, No. 2 Dec 2020 : 122 – 129, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

Tabel 2. Persentase motilitas dan viabilitas sperma ikan nilem setelah penyimpanan
Motilitas (%) Viabilitas (detik)
Konsentrasi
Madu Susu + Kuning Susu + Kuning
Air Kelapa Air Kelapa
telur telur
0% 40 ± 12.2a 25 ± 5a 11 ± 2.9a 10.6 ± 4a
3% 41.6 ± 12.5a 20 ± 17.3a 9.6 ± 3.2a 9 ± 3a
6% 53.3 ± 5.7a 25 ± 5a 15.6 ± 4.5 14 ± 3.6a
9% 20 ± 10a 11.6 ± 2.8a 7.3 ± 2.5a 6.6 ± 2.8a

Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak ada pengaruh nyata dari
perlakuan (P>0.05).

MOTILITAS
(%)

VIABILITAS
80 25
a D 20 a
60 a a
a e 15 a a
a a a a a
40 a a a t
10
a i
20
k 5
0 0
0% 3% 6% 9% 0% 3% 6% 9%
Konsentrasi madu Persentase madu
Susu + Kuning telur Air Kelapa susu+kuning telur air kelapa

Gambar 1. Grafik persentase motilitas Gambar 2. Grafik viabilitas sperma ikan


sperma ikan nilem pada semua nilem pada semua perlakuan
perlakuan selama penyimpanan. selama penyimpanan.
Keterangan: angka yang diikuti huruf yang Keterangan: angka yang diikuti huruf yang
sama menunjukkan tidak ada sama menunjukkan tidak ada
pengaruh nyata dari perlakuan pengaruh nyata dari perlakuan
(P>0.05). (P>0.05).
coldshock akibat penurunan temperatur yang et al., 2013). Tingkat abnormalitas spermatozoa
mendadak bagi spermatozoa selama ikan mas terendah sebesar 7,96% dihasilkan
penyimpanan (Widjaya, 2011). dari penggunaan kombinasi ekstender 70% air
Penggunaan air kelapa sebagai ekstender kelapa, 20% kuning telur dan 10 % gliserol
juga banyak dilaporkan. Sulmartiwi et al., (Rohmah et al., 2020)
(2011) melaporkan bahwa air kelapa muda Penambahan madu dalam ekstender akan
dengan konsentrasi 99,4% dan madu 0,6% bisa memberikan energi bagi spermatozoa selama
mengkatkan lama hidup spermatozoa ikan patin penyimpanan karena mengandung gula
selama penyimpanan. Penggunaan dosis air sederhana (monosakarida) yaitu fruktosa dan
kelapa 50% dan gliserol 50% juga dilaporkan glukosa. Manfaat penambahan fruktosa dan
mampu mempertahankan motilitas spermatozoa glukosa dalam ekstender adalah untuk
ikan ikan mas pasca penyimpanan (Kurniawan mempertahankan daya hidup spermatozoa

126
Jurnal Airaha, Vol. IX, No. 2 Dec 2020 : 122 – 129, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

pasca pengenceran, karena proses pembentukan madu berbeda sebagai bahan pengencer
Adenosin Trifosfat (ATP) dan Adenosin menunjukkan pengaruh yang sama terhadap
Difosfat (ADP) harus terus berjalan agar persentase motilitas dan viabilitas sperma ikan
motilitas dapat terus berlangsung (Tumanung et nilem (O. vittatus) setelah penyimpanan.
al., 2015). Hal ini diperkuat dengan pernyataan Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut
Adalina (2017) yang menyebutkan bahwa madu tentang pengaruh dari kematangan
mengandung monosakarida yaitu 40,73% spermatozoa, rasio pengenceran, dan kombinasi
fruktosa dan 27,11% glukosa. ekstender yang tepat sesuai komposisi seminal
Pengamatan motilitas merupakan plasma dari sperma ikan nilem (O. vittatus).
parameter penting yang digunakan untuk
menentukan kualitas spermatozoa. Faktor DAFTAR PUSTAKA
lingkungan seperti jenis pengencer, zat kimia Adalina, Y. (2017). Kualitas Madu Putih Asal
penyusun ekstender, pH, dan osmolaritas Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pros Sem
berpengaruh pada persentase motilitas yang Nas Masy Biodiv Indon, 3(2):189-193.
dihasilkan. (Urabi et al, 2019). Adipu, Y., H. Sinjal & J. Watung. (2011). Ratio
Pergerakan spermatozoa sangat berperan Pengenceran Sperma Terhadap Motilitas
penting terhadap fertilisasi. Spermatozoa yang Spermatozoa Fertilisasi dan Daya Tetas
dikategorikan motil merupakan spermatozoa Telur Ikan Lele. Jurnal Perikanan dan
yang bergerak di tempat, ke depan maupun Kelautan Tropis, 7(1), 48-55.
tidak lurus (Anindita, 2010). Menurut Bozkurt Agarwal, N. K. (2011). Himalayan Aquatic
et al., (2009) dalam Devi et al., (2019) bahwa Biodiversity Conservation & New Tools
walaupun berasal dari spesies ataupun individu in Biotechnology. Editors: Madhu
yang sama tetapi motilitas spermatozoa ikan Thapliyal, Ashish Thapliyal, J.P. Bhatt.
dapat berbeda. Hal tersebut dikarenakan Transmedia Publication, 978-81-904778-
kualitas spermatozoa dipengaruhi oleh 3-6, 2011, pp. 104-127.
beberapa faktor, diantaranya usia, ukuran, dan Arfah, H., Hasan, F., Setiawati, M. (2015).
kondisi fisiologis ikan. Persentase motilitas Pemberian berbagai jenis madu dengan
yang berbeda juga dapat disebabkan oleh rasio pengenceran berbeda terhadap
metode pengamatan yang digunakan. Metode kualitas sperma Pangasianodon
pengamatan yang digunakan dalam penelitian
hypopthalmus. Jurnal Akuakultur
ini adalah metode subjektif. Oleh karena itu,
Indonesia, 14(2), 164–170.
perbedaan dalam interpretasi data yang
diperoleh sangat mungkin terjadi dikarenakan Anindita, I. (2010). Pengaruh Pemberian
faktor subjektivitas dan pengalaman peneliti . Berbagai Konsentrasi Susu Skim
Viabilitas merupakan durasi dari Terhadap Kualitas Spermatozoa Ikan
pergerakan progresif yang diukur dengan Gurami (Osphronemus gouramy ,
satuan waktu (detik). Pengamatan Lacepede 1801) Dua Hari Pasca
viabilitas berguna untuk mengetahui sampai kriopreservasi. Skripsi. Universitas
berapa lama spermatozoa hidup (viable) atau Indonesia.
tidak hidup (unviable) yang dilihat dari Asturiano, J. F., Cabrita E, Horváth Á . (2017).
pergerakan spermatozoa (Adipu et al, 2011; Progress, challenges and perspectives on
Fauvel et al, 2010; Cosson, 2019). fish gamete cryopreservation: A mini-
review. General and Comparative
SIMPULAN Endocrinology, 245, 69-76.
Penggunaan susu dan kuning telur juga air Betsy, J & Thilak Pon Jawahar K. (2020)
kelapa yang dikombinasikan dengan dosis Cryopreservation of Fish Gametes: An

127
Jurnal Airaha, Vol. IX, No. 2 Dec 2020 : 122 – 129, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

Overview. In: Betsy J., Kumar S. (eds) viabilitas spermatozoa ikan mas
Cryopreservation of Fish Gametes. (Cyprinus carpio L.) pada beberapa
Springer,Singapore.https://doi.org/10.10 konsentrasi larutan fruktosa.
07/978-981-15-4025-7_7. Bioscientiae, 4 (1), 9-18.
Bobe, J & Labbé C. (2010). Egg and sperm Hine, T. M., Burhanuddin, Marawali A. (2014).
quality in fish. General and Comparative Efektivitas air buah lontar dalam
Endocrinology. 165(3). 535-548. mempertahankan motilitas, viabilitas dan
Cabrita, E., Sarasquete C , Martínez-Páramo S, daya tahan hidup spermatozoa sapi bali.
Robles V, Beirão J, Pérez Cerezales S, Jurnal Veteriner, 15(2), 263-273.
Herráez M. P. (2010). Cryopreservation Kurniawan, I. Y., Basuki F., Susilowati T.
of fish sperm: applications and (2013). Penambahan Air Kelapa Dan
perspectives. Journal of Applied Gliserol Pada Penyimpanan Sperma
Ichthyology, 26(5), 623 – 635. Terhadap Motilitas dan Fertilitas
Cosson, J,. (2019). Fish Sperm Physiology: Spermatozoa Ikan Mas (Cyprinus carpio
Structure, Factors Regulating Motility, L.). Journal of Aquaculture Management
and Motility Evaluation, Biological and Technology, 2(1), 51-65.
Research in Aquatic Science, Yusuf Martínez-Páramo S., Horváth Á , Labbé C ,
Bozkurt, IntechOpen, DOI: Zhang T , Robles V , Herráez P , Suquet
10.5772/intechopen. 85139 M , Adams S , Viveiros A , Tiersch T. R.
Devi, O. S., Susilowati T, Nugroho R. A,. , Cabrita E . (2017). Cryobanking of
(2019). Pengaruh penambahan madu aquatic species. Aquaculture, 472, 156-
dengan dosis berbeda dalam media 177.
pengencer nacl fisiologis terhadap Mangkunegara, A.A., S. H. Dwinanti, M.
kualitas sperma ikan tawes (Barbonymus Syaifudin. (2019). Pemanfaatan madu
gonionotus). Jurnal Sains Akuakultur sebagai bahan ekstender untuk
Tropis, 3(2), 21-30. kriopreservasi sperma ikan gabus
Di Iorio, M., Esposito S , Rusco G , Roncarati (Channa striata). Jurnal Akuakultur
A , Miranda M , Gibertoni, P. P., Cerolini Rawa Indonesia, 7(2): 123 – 134.
S , Iaffaldano N . (2019). Semen Murgas, L. D. S., V. O. Felizardo, E. S.
cryopreservation for the Mediterranean Andrade, M. R. Ferreira, D. A. J. Paula,
brown trout of the Biferno River (Molise- A. F. S. Carvalho. (2014).
Italy): comparative study on the effects of Cryopreservation of sperm in Brazilian
basic extenders and cryoprotectants. Sci migratory freshwater fish. In book:
Rep 9, 9703 doi:10.1038/s41598-019- Recent Advances in Cryopreservation.
45006-4. Chapter: 4. Intech Open, Brasil.
Dwitarizki, N. D., Ismaya, Asmarawati, W. Mylonas, C.C, Fostier A, Zanuy S . (2010).
(2015). Pengaruh pengenceran sperma Broodstock management and hormonal
dengan air kelapa dan aras kuning telur manipulations of fish reproduction.
itik serta lama penyimpanan terhadap General and Comparative
motilitas dan viabilitas spermatozoa Endocrinology, 165 (3), 516-534.
domba garut pada penyimpanan 5°C. Novianto, B. R., Sudarno, Masithah E D.
Buletin Peternakan, 39 (3),49-56. (2014). Pengaruh perbedaan konsentrasi
Fauvel, C., Suquet M, Cosson J. (2010). gliserol dalam susu skim kuning telur
Evaluation of fish sperm quality. Journal untuk proses penyimpanan sperma beku
of Applied Ichthyology. 26 (5), 636–643. terhadap motilitas dan viabilitas
Hidayaturrahmah. 2007. Waktu motilitas dan spermatozoa ikan patin (Pangasius

128
Jurnal Airaha, Vol. IX, No. 2 Dec 2020 : 122 – 129, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

pangasius). Jurnal Ilmiah Perikanan dan Air Kelapa dan Gliserol Terhadap
Kelautan, 6 (1), 1-6. Motilitas dan Viabilitas Sperma Ikan Koi
Permatasari, W.D., E.T. Setiatin. & D. (Cyprinus carpio). Skripsi. Universitas
Samsudewa. (2013). Studi Tentang Muhammadiyah Malang.
Pengencer Kuning Telur dan Urabi, D., Farida F, Lestari, T. P. (2019).
Pengaruhnya Terhadap Kualitas Pengaruh Penambahan Madu Pada
Semen Beku Sapi Jawa Brebes. Animal Pengenceran Sperma Terhadap
Agricultural Journal, 2(1), 143-151. Motilitas Spermatozoa Ikan Baung
Rahardhianto, A., Abdulgani, N., & Trisyani, (Mystus nemurus). Jurnal Ruaya, 7(2),
N. (2012). Pengaruh Konsentrasi Larutan 47-54.
Madu dalam NaCl Fisiologis terhadap Widjaya, N. ( 2011). Pengaruh Pemberian
Viabilitas dan Motilitas Masa Susu Skim dengan Pengencer Tris
Penyimpanan. Jurnal Sains Dan Seni Kuning Telur Terhadap Daya Tahan
ITS, 1(1), 58–63. Hidup Spermatozoa Sapi Pada Suhu
Rohmah, Q., Hari Santoso, Hasan Zayadi. Penyimpanan 5ºC. Sains Peternakan, 9
(2020). Pengaruh kombinasi bahan (2), 72-76.
pengencer air kelapa, kuning telur dan
gliserol terhadap normalitas
spermatozoa ikan mas (Cyprinus carpio
L). e-Jurnal Ilmiah Sains Alami, 2 (2),
28-38.
Sulmartiwi, L., Ainurrohmah, Eka & A. Shofy
Mubarak. (2011). Pengaruh Konsentrasi
Air Kelapa Muda dan Madu dalam NaCl
Fisiologis terhadap Motilitas dan Lama
Hidup Spermatozoa Ikan Patin
(Pangasius pangasius). Jurnal Ilmiah
Perikanan dan Kelautan, 3 (1), 67-71.
Sunarma, A., Budihastuti, D. W. & Sistina, Y,.
(2010). Penggunaan Ekstender Madu
yang Dikombinasikan dengan
Krioprotektan Berbeda pada Pengawetan
Sperma Ikan Nilem (Indonesian
Sharkminnow, Ostechilus hasseltii
Valenciennes, 1842), Omni Akuatika,
9(11), 51–55.
Tumanung, S, Sinjal, H.J, Watung, J.C.
(2015). Penambahan Madu Dalam
Pengenceran Sperma Untuk
Meningkatkan Motilitas, Fertilisasi dan
Daya Tetas Telur Ikan Mas (Cyprinus
carpio L). Jurnal Budidaya Perairan,
3(1), 51-58.
Untsa, A. T. (2018). Penyimpanan Sederhana
Sel Sperma Menggunakan Kombinasi

129

Anda mungkin juga menyukai