Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Airaha, Vol.10, No.

02 (Dec 2021):177 – 184, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

Efektivitas Penggunaan Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.) SebagaiPengendalian


InfestasiArgulus sp. Pada Ikan Koi (Cyprinus carpio)
The Effectiveness of using Papaya Leaf Extract(Carica papaya L.) as Infestation
ControlArgulus sp. in Koi Fish (Cyprinus carpio)

Khoiriah Harahap1), Suri Purnama Febri1)*, Siti Komariyah1), Iwan Hasri2)


¹Program Studi Akuakultur Fakultas Pertanian Universitas Samudra
2
Program Studi Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Gajah Putih
*Korespondensi: suripurnamafebri@unsam.ac.id

Received: June 2021 Accepted: October 2021

ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah menganalisa efektivitas ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.)
sebagai pengendali infestasi Argulus sp. pada ikan koi (Cyprinus carpio) dan menganalisa
konsentrasi ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) yang tepat untuk pelepasan Argulus sp.
pada tubuh ikan koi (Cyprinus carpio). Metode yang digunakan adalah laboratorium
eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang di lakukan adalah
P1 (8 ml), P2 (10 ml), P3 ( 12 ml), P4 (14 ml) dengan tiga ulangan. Hasil uji Anova
menunjukkan perendaman ekstrak daun pepaya berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap waktu
pelepasan Argulus sp., waktu kematian Argulus sp.,mortalitas Argulus sp., sedangkan
terhadap survival rate (SR)tidak berpengaruh nyata (P<0,05). Ekstrak daun pepaya terbaik
bagi pengendalian infestasi Argulus sp. pada ikan koi yaitu pada perlakuan P4 (14 ml)
dengan waktu rata-rata kematian 8 menit 90 detik.
Kata Kunci : ekstrak daun pepaya, ikan koi, Argulus sp., Infestasi

ABSTRACT
The purpose of this study was to analyze the effectiveness of papaya leaf extract (Carica
papaya L.) as a control for Argulus sp. on koi fish (Cyprinus carpio) and analyzed the
appropriate concentration of papaya leaf extract (Carica papaya L.) for the release of
Argulus sp. on the body of koi fish (Cyprinus carpio). The method used is an experimental
laboratory with a completely randomized design (CRD). The treatments were P1 (8 ml), P2
(10 ml), P3 (12 ml), P4 (14 ml) with three replications. The results of the ANOVA test showed
that the immersion of papaya leaf extract had a significant (P>0.05) effect on the release time
of Argulus sp., Argulus sp.death time, Argulus sp.'s mortality, while it had no significant
effect (P<0.05) on survival rate ( SR). The best papaya leaf extract for controlling Argulus sp.
in koi fish, namely in treatment P4 (14 ml) with an average time of death 8 minutes
90seconds.
Keywords: papaya leaf extract, koi fish, Argulus sp., Infestation

PENDAHULUAN Indonesia ikan koibukanlah komoditas


Pada pasar nasional dan baru,hanya saja di masyarakat kurang
internasional, ikan koi (Cyprinus dikenal jika di bandingkan dengan ikan
carpio) merupakan jenis ikan air mas koki. Tingginya akan permintaan
tawarbernilai ekonomis yang tinggi ikan koi membuat para
serta memiliki warna tubuh yang pembudidayauntuk meningkatkan
menarik, berbentuk tubuh yang ideal usaha budidaya ikan tersebut(Ulfiana
sehingga memiliki prospek penjualan et al., 2012).
yang baik (Azmi et al., 2013). Di Di Indonesia hingga saat ini yang

177
Jurnal Airaha, Vol.10, No.02 (Dec 2021):177 – 184, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

menjadi masalah utama pada budidaya ikan mas koi berukuran 3-6 cm,
ikan hias diantaranya adalah penyakit. diaklimatisasi terlebih dahulu selama
Penyakit menyebabkan kerugian 24 jam terhadap media budidaya.
ekonomis karena memperlambat Pembuatan ekstrak buah papaya
pertumbuhan sehingga periode mengacu pada(Haser et al., 2018b).
pemeliharaan lebih lama, tingginya Pertama-tama daun pepaya yang masih
penggunaan pakan, tingginya padat segar kemudian potong atau diiris tipis-
tebardan kematian sehingga berakibat tipis, Setelah dipotong daun pepaya di
pada menurunnya jumlah produksi angin-anginkan kurang lebih selama 1-
(Handajani dan Samsundari, 2005 2 minggu sampai daun pepaya kering,
dalam Annur et al., 2021). Daun pepaya yang sudah kering
Beberapa aspek yang berperan selanjutnya dilakukan proses
penting menyebabkan adanya penyakit pembuatan ekstrak, dimana pembuatan
pada ikan yaitu inang, agen penyakit ekstrak ini akan dilakukan di Lab
dan lingkungan. Jika salah satu dari Kimia FKIP Universitas Syiah Kuala.
ketiga unsur tersebut ada, maka Untuk proses ekstrak digunakan pepaya
peluang adanya penyakit akan besar yang telah dikeringkan kemudian
terjadi. Pada ikan koi penyakit yang dihaluskan dan serbuk di tambahkan
sering menyerang adalah penyakit dengan 200 ml etanol/10 gram serbuk
parasitik oleh Argulussp.dari sub daun pepaya. Selanjutnya ekstrak daun
kelasBranchiura. pepaya yang telah dicampur etanol
Salah satu cara pengendalian disaring dengan menggunakan
ektoparasit Argulus sp. pada ikan koi whatman paper no. 1 yang ditampung
adalah dengan pemberian ekstrak daun dalam baskom untuk dipekatkan
papaya. Kandungan yang terdapat pada dengan menggunakan rotari evaporator
daun papaya salah satunya adalah zat pada suhu 45˚C, hingga diperoleh hasil
alkaloid carpain yaitu dapat membuat ekstrak yang siappakai.
Argulus sp. tidak mampu menempel Parameter Uji
pada inangnya. Berdasarkan uraian Survival Rate(SR)
inilah sehingga perlu dilakukan Pengamatan yang dilakukan
penelitian terkait efektivitas dengan menghitung survival rate ikan
penggunaan ekstrak daun pepaya koi menggunakan rumus (Effendie,
(Carica papaya L.) sebagai 1979) dalam (Haser et al., 2018a):
pengendalian infestasiArgulus sp. pada
ikan Koi (Cyprinus carpio).
Keterangan :
BAHAN DAN METODE SR : Survival rate (%)
Adapun rancangan yang Nt : Jumlah ikan akhir (ekor)
digunakan pada penelitian ini yaitu N0 : Jumlah ikan awal (ekor)
metode eksperimen menggunakan Gejala Klinis Ikan Koi
Rancangan Acak Lengkap (RAL) Pengamatan gejala klinis dilakukan
dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan pada untuk mengetahui bagaimana kondisi ikan
masing- masing perlakuan yaitu, P1 saat terserang Argulus sp..
(Penambahan 8 ml ekstrak daun pepaya Waktu Pelepasan Argulus sp.
/ 10 L air), P2 (Penambahan 10 ml Pengamatan yang akan dilakukan
ekstrak daun pepaya / 10 L air), P3 mengamati pelepasan Argulus sp. pada
(Penambahan 12 ml ekstrak daun ikan koi dengan menuliskan waktu
pepaya / 10 L air), P4 (Penambahan 14 pelepasan Argulus sp. tersebut.
ml ekstrak daun pepaya / 10 Lair). Persentase Pelepasan Argulus sp.
Sebelum diberikan perlakuan Persentase pelepasan Argulus sp.

178
Jurnal Airaha, Vol.10, No.02 (Dec 2021):177 – 184, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

yaitu pada waktu 15 menit sekali diihat


dengan kasat mata. Cara pengamatan
yaitu ikan koi satu persatu dimasukkan Keterangan :
dalam 3 beaker gelas kemudian MR : Laju Mortalitas (%)
menyusul Argulus sp. sebanyak 3 ekor No : Jumlah awal pengamatan Argulus sp.
dimasukkan dan di tunggu selama 15 (ekor)
menit, apabila Argulus sp. sudah Nt : Jumlah akhir pengamatan Argulus
menempel pada ikan koi (telah sp.(ekor)
terinfestasi Argulus sp.) maka Pengukuran Kualitas Air
dimasukkan ke dalam wadah toples kualitas air yang dilakukan
yang telah terisi air (Kismiyati et al., pengukuran yaitu suhu, pH dan DO
2009). Selama pengamatan ini waktu yang diukur setiap hari yaitu pada pagi,
pelepasan dicatat pada menit keberapa siang, dan sore hari.
Argulus sp. lepas dari ikankoi. Analisis Data
Waktu Kematian Argulus sp. Data pengamatan dianalisis
Pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan ANOVA untuk
dengan menghitung waktu kematian mengetahui pengaruh perlakuan
Argulus sp. menggunakan rumus Alwi terhadap variabel yang diamati. Jika
(1994) dalam Aalberg et al. (2016): berpengaruh nyata maka akan
dilakukan uji lanjut Duncan untuk
Keterangan : mengetahui pebedaan antar perlakuan.
t : waktu (s)
wk : waktu kematian Argulus sp.(s) HASIL DAN BAHASAN
wt : waktu infestasi Argulus sp.(s) Survival Rate (SR)
Mortalitas Argulus sp. Hasil Survival Rate (SR) yang
Pengamatan yang dilakukan diinfestasi Argulus sp. yang diberi
dengan menghitung mortalitas Argulus ekstrak daun pepaya dapat dilihat pada
sp. dengan menggunakan rumus Alwi Gambar 1.
(1994) dalam Aalberg et al. (2016):

Gambar 1. Survival Rate (SR) Ikan Koi


Gambar 1, menunjukkan bahwa ekstrak penelitian sebelumnya pada semua perlakuan
daun pepaya dengan berbagai dosis yang tidak ada ikan yang mengalami kematian,
direndam dengan waktu 12 jam pada ikan koi tetapi pergerakan ikan melemah. Hal ini
yang diuji tantang dengan Argulus sp. tidak menunjukkan bahwa perendaman ikan
berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap nilai SR dengan perasan daun pepaya menggunakan
ikan Koi. Nilai SR pada semua perlakuan konsentrasi ≤ 30% aman digunakan pada ikan
yaitu 100%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan lama waktu perendaman 20 menit,
ekstrak daun pepaya tidak menyebabkan namun ≤ 30% pada konsentrasi melebihi 20
kematian pada ikan koi. Sementara pada hasil menit perendaman ikan mengalami kematian

179
Jurnal Airaha, Vol.10, No.02 (Dec 2021):177 – 184, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

(Puspitasari et al., 2012). berdiam pada dasar perairan, ikan


Gejala Klinis Ikan Koi mempunyai reaksi yang lambat atau sama
Azmi et al. (2013) mengatakan ikan sekali tidak bereaksi ketika disentuh dengan
yang terserang Argulus sp. mengalami tangan. Hal ini merupakan reaksi awal ikan
keabnormalan tingkah laku, yaitu yang terserang oleh parasit Argulus sp. pada
berenangnya tidak beraturan, menggesekkan saat pengamatan berlangsung. Argulus sp.
tubuhnya pada wadah dan berenang yang menginfestasi inang juga dapat
mendekati aerasi. Gejala klinis ikan yang menyebabkan luka pada permukaan tubuh,
terinfestasi Argulus sp. ditandai dengan pendarahan, berenang tidak teratur,
seringnya ikan menggesekkan badan pada kehilangan keseimbangan, dan produksi
benda-benda seperti batu, tanaman air, lendir yang berlebih (Taylor et al., 2005).
dasar/dinding akuarium, ikan terlihat Pengamatan gejala klinis ikan koi dapat
kehilangan keseimbangan, pasif dengan dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 . Gejala klinis ikan koi paska infestasi Argulus sp.
Perlakuan Tingkah Laku Ikan Kerusakan Morfologi Gambar Kerusakan Ikan
8 ml/L Ikan awalnya Luka pada bagian perut,
berenang normal, sisik ikan rontok
semakin lama ikan
mulai berenang
lambat, gerakan naik
turun kepermukaan

10 ml/L Ikan berenang Luka pada bagian sirip C B


mendekati aerasi, ekor, sisik rontok dan A
menggosok-gosokkan sirip punggung luka
badan ke dinding
wadah dan berenang
tidak beraturan
12 ml/L Ikan berdiam di Sisik ikan rontok, warna B
wadah, mengeluarkan kulit ikan mulai
feses secara memudar, dan
A
berlebihan, dan pendarahan pada
gerakan berenang naik punggung ikan.
turun permukaan
14 ml/L Ikan mengeluarkan Pendarahan pada sirip
feses dan lendir secara perut, warna kulit B A
berlebihan, gerakan memudar, sisik ikan
semakin lambat dan rontok, luka pada bagian
berenang sirip ekor. C
kepermukaan
Keterangang: (A) Luka pada bagian sirip ekor, (B) Sisik ikan ekor, (C) Pendarahan pada
punggung ikan, (D) Pendarahan pada sirip dada.
Pengamatan bagian eksternal dilakukan berlebih. Terjadinya luka atau pendarahan
dengan mengamati perubahan yang terjadi pada bagian tubuh ikan koi yang terinfestasi
pada tubuh ikan koi. Gejala klinis eksternal Argulus sp. karena selain menempel dan
terlihat pada seluruh tubuh pasca infestasi menghisap darah ikan, Argulus sp. juga
Argulus sp. yaitu seperti pendarahan pada mengeluarkan cairan racun. Pendarahan pada
sirip ekor, ekor pada ikan tidakutuh lagi, luka ikan karena serangan Argulus sp. disebabkan
pada permukaan tubuh, dan produksi lendir oleh iritasi dari bahaya alat penghisap

180
Jurnal Airaha, Vol.10, No.02 (Dec 2021):177 – 184, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

(stylet/sucker) (Steckler & Yanong, 2013). menggunakan ekstrak daun pepaya, daun
Adapun cara parasit Argulus sp. pepaya memiliki kandungan zat aktif yaitu
menyerang ikan koi yaitu dengan menghisap salah satunya adalah alkaloid carpain yang
darahnya menggunakan sucker, sehingga dapat mengakibatkan Argulus sp. tidak dapat
ikan memiliki luka yang di akibatkan menempel padainangnya.
serangan dari Argulus sp. yang akan Waktu Pelepasan
menimbulkan pendarahan dan kerusakan Berdasarkan hasil uji analisis varian
pada jaringan luar tubuh ikan koi kemudian (Anova) air ekstrak daun pepaya
terjadi inflamasi pada tubuh ikan koi tersebut. berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap waktu
Pengendalian Argulus sp. dilakukan pelepasan Argulus sp. (Tabel 2).
Tabel 2. Waktu Pelepasan Argulus sp. yang direndam ekstrak daun pepaya
Perlakuan Waktu Pelepasan (menit) Pelepasan (%)
d
8 ml/L 16,09±0,00 100±0,00
10 ml/L 8,26±0,08c 100±0,00
b
12 ml/L 4,88±0,29 100±0,00
14 ml/L 2,73±0,24a 100±0,00
Keterangan: Huruf yang beda pada kolom yg sama menunjukkan bahwa perlakuan berbeda nyata, nilai yang
tertera merupakan nilai rata-rata dan standart error.

Berdasarkan uji lanjut Duncan Pada perlakuan P4 terlihat waktu


didapatkan hasil bahwa pelepasan Argulus sp. tercepat Argulus sp. lepas yaitu pada waktu 2
pada ikan koi yang direndam esktrak daun menit 73 detik dengan dosis ekstrak daun
pepaya berbeda nyata (P<0,05) pada semua pepaya14 ml/L, hal tersebut disebabkan
perlakuan. Semakin tinggi dosis ekstrak daun Argulus sp. tidak mampu bertahan terhadap
pepaya yang diberikan maka semakin cepat kandungan anti parasit yaitu alkaloid carpain
Argulus sp. yang lepas. Argulus sp. yang yang terdapat pada kandungan daun pepaya.
lepas disebabkan adanya kandungan zat Pada penelitian sebelumnya perasan daun
alkanoid pada daun pepaya (Carica papaya pepaya yang konsentrasi 30% rata-rata dapat
L.) dan perubahan kualitas air yang telah melepaskan Argulus sp. sebanyak 88%
diberikan ekstrak daun pepaya dapat dengan perendaman selama 20 menit.
mengubah kondisi lingkungan sehingga Persentase pelepasan Argulus sp. pada semua
peluang Argulus sp. untuk tetap menempel perlakuan 100% hal ini menunjukkan bahwa
sangat rendah dan Argulus sp. dapat ekstrak daun pepaya dapat melepaskan
melepaskan diri. Ekstrak daun pepaya yang Argulussp.
diberikan dengan dosis yang tepat membuat Waktu Kematian Argulussp.
Argulus sp.tidak nyaman dengan perubahan Berdasarkan hasil uji analisis varian
lingkungan dikarenakan Argulus sp. tidak (Anova) ekstrak daun pepaya pada media
dapat beradaptasi dan menginfestasi inangnya pemeliharaan ikan koi berpengaruh nyata
dengan waktu yang lama sehingga (P<0,05) terhadap kematian Argulus sp.
melepaskan diri dari ikan (Yıldız & (Tabel 3).
Kumantas, 2002).
Tabel 3. Waktu kematian Argulus sp. setelah direndam ekstrak daun papaya
Perlakuan Waktu kematian (menit)
8 ml/L 34,87±0,33d
10 ml/L 23,01±0,00c
12 ml/L 11,51±0,00b
14 ml/L 8,90±2,30a
Keterangan: Huruf yang beda di kolom yg sama menunjukkan bahwa perlakuan berbeda nyata, nilai yang tertera
merupakan nilai rata-rata dan standart error.

Berdasarkan Tabel 3, semua perlakuan penelitian berbeda nyata. Hal ini

181
Jurnal Airaha, Vol.10, No.02 (Dec 2021):177 – 184, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

menunjukkan dosis pemberian ekstrak daun mengakibatkan kematian. Alkaloid ini aman
pepaya dapat mempercepat kematian Argulus bagi manusia dan hewan. Alkaloid golongan
sp. Daun pepaya mengandung berbagai zat pyrolidine mudah terurai sehingga tidak
yaitu papain, flavonoid, alkaloid, saponin, meninggalkan residu bagi lingkungan.
glikosida dan senyawa fenol yang membuat Pada saat perlakuan ekstrak daun
daun pepaya memiliki aktivitas anti bakteri pepaya ada beberapa Argulus sp. yang masih
(Akujobi et al., 2010). Menurut Haser et al. hidup, hal ini disebabkan karena Argulus sp.
(2018b) kandungan zat aktif dalam daun mampu bertahan hidup pada inangnya dan
pepaya salah satunya adalah alkaloid carpain. mampu bertahan hidup pada saat perubahan
Alkaloid carpain merupakan insektisida lingkungan. Argulus sp. mengalami kematian
yang mempengaruhi sistem saraf yang setelah beberapa menit perendaman ekstrak
mengakibatkan impuls saraf akan mengalami daun pepaya (Carica papaya L.) disebabkan
simulasi dan menunjukkan gejala yang tidak oleh kandungan zat aktif alkaloid yang
terkendali dan mengakibatkan Argulus sp. terdapat pada daun pepaya sehingga membuat
tidak dapat menempel lagi pada inang. Argulus sp. lepas dan mati.
Menurut Yildiz dan Kumantas (2002), Mortalitas Argulus sp.
carpain termasuk alkaloid dalam golongan Berdasarkan hasil dari uji analisis
pyrolidine. Alkaloid golongan pyrolidine varian (Anova) perlakuan ekstrak daun
merupakan racun saraf bagi golongan pepaya terhadap mortalitas Argulus sp.
Arthropoda, bekerja cepat menimbulkan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap
gejala kelumpuhan dan akhirnya mortalitas Argulus sp. Tabel 4.
Tabel 4. Mortalitas Argulus sp. setelah direndam ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.)
Perlakuan Mortalitas (%)
8 ml/L 35,56 % ± 9,77a
10 ml/L 46,67%± 0,00b
12 ml/L 57,78 % ± 0,00b
14 ml/L 80,00 % ± 0,00d
Keterangan: Huruf yang berbeda di kolom yg sama menunjukkan bahwa perlakuan berbeda nyata, nilai yang
tertera merupakan nilai rata-rata dan standart error.

Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa diantara senyawa polar dan non polar maka
semua perlakuan berbeda nyata (P<0,05). dapatlah membentuk busa dan busa ini
Dilihat dari nilainya, Argulus sp. yang paling dengan mudah akan mengganggu
banyak mati yaitu pada P4. Semakin tinggi metabolisme parasit hingga akhirnya terjadi
dosis ekstrak daun pepaya yang diberikan kematian (Puspitasari et al., 2012).
maka semakin banyak Argulus sp. yang mati, Pengukuran Kualitas Air
persentase kematian, yaitu 80% pada dosis Kualitas air merupakan faktor utama
yang paling tinggi (14 ml/L). kegiatan budidaya, kualitas air yang baik
Daun pepaya juga memiliki senyawa tidak akan menjadi hambatan dalam kegiatan
aktif seperti saponin. Saponin ini melakukan budidaya, sebaliknya apabila kualitas air
penghambatan dengan cara membentuk tidak baik maka akan mempengaruhi
senyawa kompleks dengan membran sel kelangsungan hidup ikan budidaya. Salah
melalui ikatan hidrogen sehingga dapat satu dampak dari kualitas air yang tidak baik
menghancurkan sifat permeabilitas membran adalah kurangnya nafsu makan ikan, stress,
sel dan akhirnya dapat menimbulkan dan mudah terserang penyakit (Purba et al.,
kematian pada sel (Martins et al., 2004). 2017). Parameter yang dibutuhkan dalam
Saponin mengandung senyawa polar yang kualitas air yaitu berkisar normal.
dapat larut pada air dan sifat non polarnya Pemberian ekstrak daun pepaya pada
karena saponin memiliki gugus hidrofob media pemeliharaan ikan koi dapat
yaitu aglikon. Karena saponin terdispersi mempengaruhi kualitas air tersebut yaitu

182
Jurnal Airaha, Vol.10, No.02 (Dec 2021):177 – 184, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

terjadinya kenaikan suhu dan pH air. Namun dan kandungan DO yang baik pada ikan koi
kisaran suhu dan pH tersebut tidak yaitu 5 ppm. Namun pada konsentrasi yang
berdampak buruk pada ikan koi, dan masih lebih kecil dari 5 ppm ikan koi bisa hidup
mendukung kegiatan budidaya ikan koi, hal akan tetapi nafsu makan pada ikan koi
tersebut dapat dilihat dari tidak adanya menurun. Semakin tinggi kandungan oksigen
kematian pada ikan koi sebagaimana yang terlarut dalam air semakin baik untuk
terlihat pada Gambar 1. keperluan budidaya (Mas’ud, 2019).
Pada kegiatan budidaya ikan koi suhu Pengukuran kualitas air sebelum dan
yang baik adalah 23oC - 30oC dengan pH ikan sesudah diberikan ekstrak daun pepaya dapat
koi adalah 6,5 - 9,0 (Khairuman et al., 2008), dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Kualitas Air
Sebelum Penambahan Ekstrak Sesudah Penambahan Ekstrak Daun
Perlakuan Daun Pepaya Pepaya
Suhu (°C) pH DO (ppm) Suhu (°C) pH DO (ppm)
8 ml/L 21,8 7,7 7 22,6 8 7
10 ml/L 21,8 7,9 7 22,8 7 7
12 ml/L 21,6 7,6 7 22,6 8 7
14 ml/L 22,0 7,9 7 23,2 8 7

SIMPULAN mortalitas Argulussp. Semakin besar dosis


Berdasarkan hasil penelitian dapat yang diberikan maka semakin cepat dan
disimpulkan bahwa perendaman ekstrak daun banyak Argulus sp. yang lepas dan mati.
pepaya pada ikan koi sebagai pengendalian Dosis ekstrak daun papaya terbaik yaitu pada
Argulus sp. tidak berpengaruh nyata (P>0.05) 14 ml/L. Waktu Argulus sp. mati setelah
pada survival rate, namun berpengaruh nyata pemberian ekstrak daun pepaya paling cepat.
(P<0.05) terhadap waktu pelepasan Argulus
sp., waktu kematian Argulus sp., dan

DAFTAR PUSTAKA
Aalberg, K., Koščová, L., Šmiga, Ľ., Košuth, .
P., Koščo, J., Oros, M., … Lazar, P. Azmi, H., Indriyanti, D. R., & Kariada, N.
(2016). A Study Of Fish Lice (Argulus (2013). Identifikasi Ektoparasit Pada
Sp.) Infection In Freshwater Food Fish. Ikan Koi (Cyprinus Carpio L) Di Pasar
Folia Veterinaria, 60(3), 54–59. Ikan Hias Jurnatan Semarang. Life
https://doi.org/DOI: 10.1515/FV-2016- Science, 2(2).
0030. Haser, T. F., Febri, S. P., & Nurdin, M. S.
Akujobi, C. N., Ofodeme, C. N., & Enweani, (2018a). Efektifitas Ekstrak Daun
C. A. (2010). Determination of Pepaya Dalam Menunjang Keberhasilan
antibacterial activity of carica papaya Penetasan Telur Ikan Bandeng (Chanos
(pawpaw) extracts. Nigerian Journal of chanos Forskall). Jurnal Agroqua:
Clinical Practice, 13(1), 55–57. Media Informasi Agronomi Dan
Annur, A., Febri, S. P., & Syahril, M. (2021). Budidaya Perairan, 16(2), 92.
Identifikasi Dan Prevalensi Ektoparasit https://doi.org/10.32663/ja.v16i2.427.
Ikan Kerapu Lumpur (Epinephelus Haser, T. F., Febri, S. P., & Nurdin, M. S.
tauvina) Pada Keramba Jaring Apung (2018b). Pengaruh Perbedaan Suhu
Di Kuala Langsa. Jurnal Pengelolaan Terhadap Sintasan Ikan Bandeng
Perikanan Tropis (Journal of Tropical ( Chanos chanos Forskall ). 1, 239–242.
Fisheries Management), 5(1 SE- Kismiyati, Subekti, S., Kusdarwati, R., &
Articles), 37–43. Yusuf, R. W. N. (2009). Isolasi Dan
https://doi.org/10.29244/jppt.v5i1.34544 Identifikasi Bakteri Gram Negatif Pada

183
Jurnal Airaha, Vol.10, No.02 (Dec 2021):177 – 184, p-ISSN 2301-7163, e-ISSN 2621-9638

Luka Ikan Maskoki (Carassius auratus) papaya L.) sebagai pengendali infestasi
Akibat Infestasi Ektoparasit Argulus sp. Argulus pada ikan komet (Carassius
Jurnall Ilmiah Perikanan Dan auratus auratus). Jurnal Ilmiah
Kelautan, 1(2), 129–134. Perikanan Dan Kelautan, 4(1), 49–52.
Martins, M. L., Tavares-Dias, M., Fujimoto,
R. Y., Onaka, E. M., & Nomura, D. T. Steckler, N., & Yanong, R. P. (2013).
(2004). Haematological alterations of Argulus (Fish Louse) Infections in Fish.
Leporinus macrocephalus (Osteichtyes: Edis, 2013(2), 1–4.
Anostomidae) naturally infected by https://doi.org/10.32473/edis-fa184-
Goezia leporini (Nematoda: Anisakidae) 2012.
in fish pond. Arquivo Brasileiro de Taylor, N. G. H., Sommerville, C., &
Medicina Veterinaria e Zootecnia, Wootten, R. (2005). A review of
56(5), 640–646. Argulus spp. occurring in UK
https://doi.org/10.1590/s0102- freshwaters. Environment Agency
09352004000500011. Report, 1–30.
Mas’ud, F. (2019). Prevalensi dan Derajat Ulfiana, R., Gunanti, M., & Suprapto, H.
Infeksi Dactylogyrus sp. pada Insang (2012). Tingkat Kejadian Aeromonasis
Benih Bandeng (Chanos chanos) di Pada Ikan Koi (Cyprinus carpio carpio)
Tambak Tradisional, Kecamatan Yang Terinfeksi Myxobolus koi Pada
Glagah, Kabupaten Lamongan Jurnal Derajat Infeksi Yang Berbeda
Ilmiah Perikanan Dan Kelautan, 3(1), [ Aeromonasis Incidence Rate In Koi
27. (Cyprinus carpio carpio) That Infected
https://doi.org/10.20473/jipk.v3i1.11616 Myxobolus koi At Different Degrees Of
. Inf. Jurnal Ilmiah Perikanan Dan
Purba, F. A., Fikri, A., Rasuldi, R., WIlianti, Kelautan, 4(2).
M. I., & Febri, S. P. (2017). Hubungan https://doi.org/10.20473/jipk.v4i2.11568
Faktor Parameter Biologi Dan Fisika .
Perairan Terhadap Pertumbuhan Tiram Yıldız, K., & Kumantas, A. (2002). Argulus
Oyster Di Perairan Kota Langsa, Aceh. Foliaceus Infection In A Goldfish
Jurnal Ilmiah Samudra Akuatika, 1(1), (Carassius Auratus). Veterinary
64–71. Medicine, 57(2), 512.
Puspitasari, P., Kismiyati, & Sulmartiwi, L. https://doi.org/10.4324/9781315828428-
(2012). Perasan daun pepaya (Carica 234.

184

Anda mungkin juga menyukai