Abstract
Fisheries especially freshwater fish is an alternative attempt to run the economy. One of the obstacles in comet fish
farming is a disease, especially parasites. Argulus japonicus ectoparasites infestations can be lead to death and
economic loss to farmers. The purpose of this study was to determine the transformation or abnormalities in comet
fish skin caused by ectoparasite Argulus japonicus male and female. This study was conducted in August-September
2015 in the Laboratory of Education Faculty of Fisheries and Marine Airlangga University. The method used in this
study is the experimental method. Effect of treatment of pathological changes in anatomy processed with statistical
analysis Variance Analysis Patterns Factorial Complete Randomized Block Design. This study used two groups of
treatments namely the one using Argulus japonicus two groups of males and females using Argulus japonicus. Each
group uses four treatments and five replications. The variables were observed in this study is the change in the
anatomic pathology comet fish skin. Scoring is done to determine the degree of damage to fish skin anatomic
pathology comet. The results showed that the infestation of ectoparasites Argulus japonicus males and females may
lead to changes in anatomical pathology in fish comet, the extent of damage of anatomic pathology comet fish that
occurs following the degree of infestation of ectoparasites Argulus japonicus, treatment of infestation Argulus
japonicus both males and females that also affects the damage in anatomic pathology of comet fish, and the
condition of pisciculture comet good throughout the study to minimize the influence of other outside influence
Argulus japonicus infestations.
Key Words : Comet fish (Carassius auratus auratus), infestation, ectoparasites, Argulus japonicus, anatomic
pathology
84 | J I P K V o l . 8 N o . 2
D iterima /sub mitted :14 Ja nu ari 2016
D isetu ju i/acce pted :18 Ju ni 20 16
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )
ke dalam akuarium setelah A. Japonicus a. Nilai 0 : Nilai nol diberikan jika belum
menginfestasi ikan komet. Pemeliharaan terjadi kerusakan.
ikan komet terinfestasi A. japonicus dilaku- b. Nilai 1 : Nilai satu diberikan jika ter-
kan selama tujuh hari. dapat kerusakan kurang dari atau sama
Pemeriksaan patologi anatomi ikan dengan 25 persen pada seluruh permu-
komet (Carassius auratus auratus) dilaku- kaan tubuh ikan, merupakan tingkat ke-
kan dengan mengamati perubahan struktur rusakan ringan.
dan tampilan organ (insang, mulut, kulit, c. Nilai 2 : Nilai dua diberikan jika terdapat
dan sirip) yang telah terinfestasi Argulus kerusakan sebesar 26-50 persen pada se-
japonicus dan mengalami kerusakan berupa luruh permukaan tubuh ikan, merupakan
pembengkakan, pelepuhan, dan perdarahan tingkat kerusakan sedang.
pada masing-masing organ tersebut. Peme- d. Nilai 3 : Nilai tiga diberikan jika terdapat
riksaan patologi anatomi meliputi gejala kerusakan sebesar 51-75 persen pada se-
klinis pada daerah yang terinfestasi Argulus luruh permukaan tubuh ikan, merupakan
japonicus setiap dua hari sekali selama tujuh tingkat kerusakan berat.
hari karena berdasarkan penelitian pendahu- e. Nilai 4 : Nilai empat diberikan jika terda-
luan dengan dilakukan pemeriksaan dalam pat kerusakan lebih dari 75 persen pada
jangka waktu dua hari sekali terdapat peru- seluruh permukaan tubuh ikan, merupa-
bahan yang signifikan terhadap ikan yang kan tingkat kerusakan sangat berat.
diamati jika dibandingkan dengan pemerik-
Parameter Penelitian
saan setiap hari. Pengamatan patologi ana- Parameter utama yang diamati adalah
tomi dilakukan selama tujuh hari karena perubahan patologi anatomi pada ikan
berdasarkan penelitian pendahuluan ikan komet yang diinfestasi Argulus japonicus
yang telah diinfestasi hanya mampu berta- jantan dan betina pada setiap derajat infes-
han selama tujuh hari. Selama pengamatan tasi, dilakukan dengan mengamati peruba-
tersebut dilakukan proses skoring berdasar- han struktur dan tampilan organ (insang,
kan daerah yang rusak dan keparahan ke- mulut, kulit, dan sirip) yang telah diinfestasi
rusakan pada tubuh ikan. Dasar skoring Argulus japonicus.
menurut Mahasri (2007) adalah sebagai Parameter penunjang penelitian beru-
berikut :
pa kualitas air yang meliputi suhu, oksigen
88 | J I P K V o l . 8 N o . 2
D iterima /sub mitted :14 Ja nu ari 2016
D isetu ju i/acce pted :18 Ju ni 20 16
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )
terlarut (DO), dan pH yang diukur selama tidak nyaman. Hasil pengamatan gejala
penelitian. Pengukuran suhu menggunakan klinis dapat dilihat pada tabel 1.
termometer, pengukuran oksigen terlarut
Penentuan Perubahan Patologi Anatomi
(DO) menggunakan DO test kit, dan pe-
Ikan Komet
ngukuran pH menggunakan pH paper. Perubahan patologi anatomi ikan
Analisis Data komet sangat terlihat pada perlakuan
Penelitian ini bersifat eksperimental. infestasi berat, dengan perlakuan ikan komet
Kusriningrum (2008) menjelaskan, eksperi- yang diinfestasi 15 Argulus japonicus, yaitu
mental dapat didefinisikan sebagai suatu tin- perlakuan D1, D2, D3, dan D4 pada masing
dakan yang dibatasi dengan nyata dan dapat masing kelompok. Pengukuran kerusakan
dianalisis hasilnya. Analisis statistik peru- patologi anatomi dilakukan secara skoring
bahan patologi anatomi ikan komet meng- kemudian analisis statistik perubahan pato-
gunakan Analisis Variansi Rancangan Acak logi anatomi ikan komet menggunakan
Lengkap Pola Faktorial untuk mengetahui Analisis Variansi Rancangan Acak Lengkap
pengaruh perlakuan. Pola Faktorial untuk mengetahui pengaruh
perlakuan. Nilai skoring 0 ditemukan pada
Hasil dan Pembahasan
perlakuan kontrol, nilai skoring 1-2 dite-
Pengamatan Gejala Klinis
mukan pada tingkat infestasi ringan, nilai
Perlakuan ikan komet yang tidak
skoring 2-3 ditemukan pada tingkat infestasi
diinfestasi Argulus japonicus, yaitu perla-
sedang, dan nilai skoring 3-4 ditemukan
kuan A1, A2, A3, A4, dan A5 pada masing-
pada tingkat infestasi berat.
masing kelompok, adalah ikan kontrol yang
Hasil analisis statistik menunjukkan
menunjukkan aktivitas berenang yang
pada perlakuan infestasi A. japonicus yang
normal dan terlihat sehat sampai akhir
berbeda derajat infestasi berpengaruh ter-
penelitian, tidak menunjukkan perubahan
hadap kerusakan patologi anatomi ikan
gejala klinis apapun. Gejala klinis pada ikan
komet, pada perlakuan infestasi masing-
komet yang diinfestasi terlihat dari tingkah
masing A. japonicus jantan dan betina juga
laku ikan yang tidak normal karena adanya
berpengaruh terhadap kerusakan patologi
Argulus japonicus yang menempel pada
anatomi ikan komet. Patologi anatomi ikan
tubuh ikan sehingga membuat ikan merasa
komet dapat disim-pulkan bahwa semakin
89 | J I P K V o l . 8 N o . 2
D iterima /sub mitted :14 Ja nu ari 2016
D isetu ju i/acce pted :18 Ju ni 20 16
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )
90 | J I P K V o l . 8 N o . 2
D iterima /sub mitted :14 Ja nu ari 2016
D isetu ju i/acce pted :18 Ju ni 20 16
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )
tinggi derajat infes-tasi A. japonicus, maka normal bagi ikan komet. Kondisi pemeli-
semakin tinggi tingkat kerusakan patologi haraan ikan komet yang baik selama pene-
anatomi ikan komet yang ditimbulkan. litian dapat meminimalkan pengaruh lain di
Berdasarkan hasil analisis faktor per-bedaan luar pengaruh infestasi A. japonicus. Kua-
derajat infestasi dengan kerusakan litas air akuarium ternyata juga cocok
Berdasarkan hasil analisis faktor perbedaan dengan lingkugan hidup Argulus japonicus
jenis kelamin dengan kerusakan patologi yang mampu bertahan pada kisaran suhu
anatomi ikan komet dapat disimpulkan 20oC dan pH air 7-8, sehingga Argulus
bahwa Argulus japonicus betina paling japonicus dapat menginfestasi ikan komet.
berpengaruh karena memiliki rata-rata Perubahan kualitas air secara mendadak
kerusakan terbanyak. Hal ini terlihat dari dapat merupakan salah satu faktor penyebab
adanya perdarahan pada beberapa bagian kematian (Mahasri, 2005).
kulit dan sirip. Perdarahan pada infestasi
Kesimpulan dan Saran
berat terlihat lebih jelas dan dominan Berdasarkan hasil penelitian dapat
dibandingkan dengan derajat infes-tasi disimpulkan bahwa infestasi ektoparasit
sedang dan infestasi ringan. Argulus japonicus jantan dan betina menga-
Hasil pengamatan secara makroskopis kibatkan perubahan patologi anatomi pada
menunjukkan bahwa pada kulit ikan komet ikan komet (Carassius auratus auratus)
normal (tidak terinfestasi A. japonicus) tidak yaitu hemoragi pada sirip dorsal, sirip
terdapat perubahan patologi anatomi. Hal ini pectoral, sirip anal, dan caudal, serta sisik
berarti kulit ikan tidak mengalami kerusakan rontok. Tingkat kerusakan patologi anatomi
pada perlakuan kontrol. Hemoragi ditem- kulit ikan komet yang terjadi mengikuti
ukan pada derajat infestasi ringan, sedang, derajat infestasi ektoparasit Argulus japo-
dan berat. Menurut Plumb (1994) hemoragi nicus, semakin banyak derajat infestasi
adalah keluarnya darah dari pembuluh darah ektoparasit pada bagian tubuh ikan maka
dan banyak terdapat pada kulit, membran semakin parah kerusakan patologi anatomi
mukosa, dan di antara sel-sel jaringan atau yang terjadi. Perlakuan infestasi masing-
organ. masing Argulus japonicus jantan dan betina
Kualitas air akuarium ikan komet juga berpengaruh terhadap kerusakan pato-
pada penelitian ini menunjukkan bahwa
logi anatomi ikan komet, ektoparasit betina
kondisi air dalam akuarium dalam kondisi
91 | J I P K V o l . 8 N o . 2
D iterima /sub mitted :14 Ja nu ari 2016
D isetu ju i/acce pted :18 Ju ni 20 16
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )
paling berpengaruh karena memiliki rata- Kismiyati. 2009. Infestasi Ektoparasit Argu-
lus Japonicus (Crustacea : Arguli-
rata kerusakan paling parah. Saran yang
dae) pada Ikan Mas Koki Carassius
dapat diberikan penulis dalam penelitian Auratus (Cypriniformes : Cyprini-
dae) dan Upaya Pengendaliannya
lebih lanjut mengenai infestasi Argulus
Dengan Ikan Sumatera (Puntius tet-
japonicus jantan dan betina pada ikan komet razona (Cypri-niformes : Cyprini-
dae). Disertasi. Program Pasca Sar-
(Carassius auratus auratus) bagi para
jana. Universitas Airlangga. Sura-
pelaku budidaya ikan hias harus mampu baya. 126 hal.
Kismiyati., S. I. Kurnia dan Kusnoto. 2012.
dalam melakukan diagnosis pada ikan komet
Lama perendaman Ikan Komet (Ca-
(Carassius auratus auratus) yang terinfes- rasius auratus auratus) dalam pera-
san Daun Pepaya (Carcia Papaya)
tasi Argulus japonicus yang dapat menye-
sebagai Pengendali Argulus sp.
babkan kematian dan kerugian ekonomis. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelau-
tan, 1 (2). 6 hal.
Daftar Pustaka Mahasri, G. 2005. Manajemen Kualitas Air.
Alifuddin, M., A. Priyono dan A. Fakultas Kedokteran Hewan, Univer-
Nurfatimah. 2002. Inventarisasi Pa- sitas Airlangga. Surabaya. 81 hal.
rasit Pada Ikan Hias Yang dilalu- Mahasri, G. 2007. Protein Membran Imuno-
lintaskan di Bandara Soekarno-Hatta, genik Zoothamnium penaei Sebagai
Cengkareng, Jakarta. Jurnal Akua- Bahan Pengembangan Imunostimu-
kultur Indonesia, 1(3) :123-127. lan Pada Udang Windu (Penaeus
Anshary, H. 2008. Parasitologi Ikan. Modul monodon Fabricus) Terhadap Zoo-
Pembelajaran Berbasis Student Cen- thamniosis. Disertasi Program Pasca-
ter Learning (SCL). Universitas Ha- sarjana. Universitas Airlangga. 284
sanudin. Makasar. 126 Hal. hal.
Diahsari, A. R. 2013. Prevalensi dan Inten- Mulia, D. S. 2010. Tingkat Infeksi Ekto-
sitas Argulus pada Ikan Koi (Cypri- parasit Protozoa pada Benih Ikan
nus carpio) di Sentra Ikan Koi Nila (Oreochromis niloticusi) di
Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Balai Be-nih Ikan (BBI) Pandak dan
Skripsi. Fakultas Perikanan dan Sidabowa, Kabupaten Bayumas.
Kelautan. Universitas Airlangga. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Surabaya. hal 21-22. Kelautan.Universitas Muhamadiyah.
Jithendran, K. P., M. Natarajan and I. S. Purwokerto. hal 2.
Azad. 2008. Crustacean Parasitesand Plumb, J. A. 1994. Health Maintenance of
Their Management in Brackish Fin- Cultured Fishes. CRC Press Inc.
fish Culture. India. Marine Finfish USA. pp. 42-45.
Aquaculture Network. 47-60. Poly, W, J. 2007 Global diversity of fishlice
Kearn, G. C. 2004. Leeches, Lice and Lam- (Crustacea: Branchiura: Argulidae)
preys. A Natural History of Skin and in freshwater. Journal of Hydro-
Gill Parasites of Fishes. Spinger. Ne- biologia, 10 (595): 209-212.
therlands. pp. 343-345. Soen’an, H.P., 2010. Mendulang devisa dari
ikan hias. Available at
http://www.dkp.go.id/index.php/ind/n
92 | J I P K V o l . 8 N o . 2
D iterima /sub mitted :14 Ja nu ari 2016
D isetu ju i/acce pted :18 Ju ni 20 16
Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan (ISSN: 2085-5842 )
93 | J I P K V o l . 8 N o . 2
D iterima /sub mitted :14 Ja nu ari 2016
D isetu ju i/acce pted :18 Ju ni 20 16