Anda di halaman 1dari 6

P-ISSN 2301-4172

FISERIES VI-1: 1-6, Juli 2017 E-ISSN 2550-133X

KERAGAMAN BAKTERI PATOGEN PADA IKAN LELE DUMBO


(Clarias gariepinus) di BEBERAPA PEMBUDIDAYA
DI KOTA PALEMBANG

Bambang Yuliantoro, Helmizuryani, dan Elfachmi


Program Studi Budidaya Perairan,
Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Palembang
Jalan Ahmad Yani 13 Ulu Palembang Telp. (0711) 511731
e-mail:

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukakan untuk mengidentifikasi keragaman bakteri patogen ikan lele dumbo (Clarias
gariepinus) pada beberapa pembudidaya di kota Palembang. Penelitian ini dilaksanakan di beberapa
pembudidaya ikan lele dumbo(Clarias gariepinus ) di Kota Palembang dan di Laboratorium Penguji Balai
Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan yang dilaksanakan pada bulan Mei-Juli
2017. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey melalui pengambilan sampel pada lokasi
secara langsung untuk mengidentifikasi keragaman bakteri patogen pada ikan lele dumbo. Hasil penelitian
pada stasiun sampling ditemukan lima jenis bakteri yang bersifat patogen terhadap ikan lele dumbo (Clarias
gariepinus) meliputi Edwardsiella tarda, Aeromonas hydrophila, Aeromonas caviae, Plesiomonas shigelloides
dan Alcaligenes faecalis.

Kata kunci : Lele dumbo (Clarias gariepinus), identifikasi, bakteri patogen

ABSTRACT

This research was conducted to identify the diversity of pathogenic bacteria of catfish (Clarias
gariepinus) in some cultivators in Palembang city. This research was conducted in several catfish(Clarias
gariepinus) farmers in Palembang City and in the laboratory of Fish Quarantine And Inspection Agency. This
research had been conducted on May – July 2017. The research method used was survey method through
sampling on site directly to identify the diversity of pathogenic bacteria in catfish (Clarias gariepinus). The
results of research on the sampling station found five types of bacteria that are pathogenic to catfish (Clarias
gariepinus) include Edwardsiella tarda, Aeromonas hydrophila, Aeromonas caviae, Plesiomonas shigelloides
and Alcaligenes faecalis.

Keyword : Catfish (Clarias gariepinus), identification, pathogenic bacteria

I. PENDAHULUAN tahun 2015, tingkat konsumsi ikan di Indonesia


mencapai 41,11 kg/kapita (Kementerian Kelautan
Usaha budidaya ikan air tawar semakin hari dan Perikanan, 2017)
semakin menggiurkan. Menurut laporan Badan Salah satu jenis ikan air tawar yang sangat
Pangan PBB, pada tahun 2021 konsumsi ikan popular dikalangan masyarakat Indonesia adalah
perkapita penduduk dunia mencapai 19,6 kg per ikan lele dumbo (Clarias gariepinus). Jenis ikan ini
tahun. Meski saat ini konsumsi ikan lebih banyak banyak dibudidayakan oleh para petani karena
dipasok oleh ikan laut, namun pada tahun 2018 ikan lele dumbo mempunyai nilai ekonomis yang
produksi ikan air tawar akan menyalip perikanan tinggi, memiliki kemampuan beradaptasi terhadap
tangkap. Hal ini karena perikanan tangkap akan lingkungan yang tinggi, pertumbuhannya cepat
mengalami penurunan akibat overfishing. Oleh serta mudah untuk dibudidayakan. Maka tak
karena, guna memenuhi kebutuhan ikan heran, banyak masyarakat yang berminat untuk
masyarakat dunia, diperlukan peningkatan membudidayakan ikan lele dumbo (Clarias
produksi budidaya ikan air tawar sebagai substitusi gariepinus) (BBAT Sukabumi, 2005).
ikan laut (Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Dalam pengembangan usaha budidaya ikan
2017). lele dumbo ada kendala-kendala yang sering
Indonesia merupakan tempat yang tepat dihadapi oleh para pembudidaya yaitu adanya
untuk membudidayakan ikan air tawar karena penyakit yang menyerang pada ikan lele dumbo
memiliki cukup lahan untuk kegiatan budidaya yang dibudidayakan. Menurut Yanuhar (2005
ikan.Selain itu, konsumsi ikan penduduk Indonesia dalam Simatupang et al., 2013) untuk mencapai
terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan target produksi sesuai yang diharapkan, berbagai
data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) permasalahan menghambat upaya peningkatan

1
P-ISSN 2301-4172
FISERIES VI-1: 1-6, Juli 2017 E-ISSN 2550-133X

produksi. Salah satu permasalahan yang terkait, Cara Kerja


antara lain kegagalan akibat wabah ikan yang 1. Persiapan Alat dan Media Uji
bersifat patogenik dari golongan bakteri.
Bakteri patogen ikan banyak yang termasuk Peralatan seperti cawan petri, tabung reaksi,
golongan bakteri gram negatif seperti Aeromonas, dissecting set harus dilakukan sterilisasi terlebih
Vibrio, Flexibacter.Bakteri Aeromonas dapat dahulu sebelum digunakan dengan menggunakan
menyerang hampir semua jenis ikan air tawar dan oven pada suhu 1600 C selama 1 jam. Untuk
ikan kakap putih yang dipelihara di tambak peralatan seperti nampan bedah, objek glass,
bersalinitas rendah (Kordi, 2004).Berbagai jenis penggaris, timbangan, laminary air flow, inkubator
bakteri yang dapat menginfeksi ikan dan disterilisasi dengan menggunakan alkohol 70%
menimbulkan gejala-gejala klinis misalnya dengan cara menyemprotkan alkohol 70% tersebut
pendarahan, borok, sirip yang hancur dan lesi. ke semua permukaan alat-alat tersebut kemudian
Penyakit pada ikan (patogen) hampir selalu dilap dengan menggunakan tisu.Media uji seperti
terdapat dalam kolam, di permukaan tubuh ikan TSA (trypic soy agar) plate, TSA (tryptic soy agar)
dan pada bagian tubuh ikan (usus atau organ miring, TSIA (triple sugar iron agar), lysine iron
dalam lainnya) yaitu antara lain: Pseudomonas agar, urea, citrat, media motil indol ornithin (MIO),
flourescens, Vibrio angguillarum, Streptococcus oksidatif fermentatif (media OF), pepton, glukosa,
faecalis, Mycobacterium, Aeromonas hydrophila laktosa, maltosa, sorbitol, mannitol, xylose,
dan Nocardia asterroides (Afrianto dan Liviawaty, galaktosa, dulcitol, inositol, sacarosa, disterilisasi
2006). Untuk mencegah terjadinya serangan dengan autoclave pada suhu 1210C 1 atm selama
penyakit maka perlu upaya tindakan awal berupa 15 menit (Badan Standardisasi Nasional, 2012).
identifikasi dan karakteristik bakteri yang
menyerang ikan (Khairuman, 2002). 2. Pengambilan Sampel Uji
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah
untuk mengindentifikasi keragaman penyakit Pada penelitian ini sampel ikan yang diambil
bakteri patogen pada ikan lele dumbo (Clarias sebanyak 10 ekor/lokasi, dengan asumsi
gariepinus) di beberapa pembudidaya di kota prevalensi sebesar 20 % .Sampel ikan yang
Palembang. diambil untuk penelitian diambil secara selektif
(ikan-ikan yang menunjukkan gejala/tanda-tanda
klinis terserang penyakit), dan jika tidak
II. METODOLOGI menunjukkan tanda-tanda terserang penyakit
dapat diambil secara acak terkait dengan
Alat dan Bahan pemeriksaan laboratoris penyakit ikan.
Alat yang digunakan untuk penelitian adalah
nampan bedah, dissecting set, jarum ose, lampu 3. Pemeriksaan Bakteri
bunsen, mikroskop, botol sampel air, pH meter,
termometer , timbangan, penggaris, autoclave, a. Preparasi sampel ikan uji
inkubator, cawan petri, tabung reaksi, rak tabung Untuk pemeriksaan sampel ikan
reaksi, objek glass dan cover. Sedangkan bahan dinekropsi (pembedahan) dan dilakukan
yang digunakan untuk penelitian adalah ikan lele pengamatan klinis yang terdiri dari pemeriksaan
dumbo, triptic soy agar (TSA)plate, tyriptic soy agar eksternal (sirip, sisik, lendir, kulit, insang) dan
(TSA) miring, triple sugar iron (TSIA) agar, KOH pemeriksaan internal (ginjal, limpa, hati).
3%, H2O2 3%, kertas tetrametil, oksidatif Selanjutnya bagian tubuh eksternal maupun
fermentative (OF)media, pepton, lysin iron internal yang mengalami perubahan patologi
agar(LIA), media motil indol ornithin (MIO), simon dijadikan target untuk isolasi bakteri.
citrate, urea agar, methyl red voges proskauer,
gula-gula (glukosa, sacarosa, laktosa, galaktosa, b. Isolasi bakteri
arabinosa, maltose, fruktosa, rafinosa, xylosa, Isolat bakteri dari sampel ditumbuhkan pada
ramnosa, trehalosa). media agar tryptic soy agar (TSA) plate, diinkubasi
pada suhu 25oC selama 24 jam. Koloni bakteri
Metode Penelitian yang tumbuh terpisah dan tampak berbeda
Penelitian ini menggunakan metode survey selanjutnya dibuat menjadi kultur isolat murni.
melalui pengambilan sampel pada lokasi secara
langsung untuk mengidentifikasi keragaman c. Pemurnian bakteri
bakteri patogen pada ikan lele dumbo. Pemurnian bakteri dilakukan dengan cara
Dalam penelitian ini ikan yang digunakan mengambil satu koloni bakteri pada media tumbuh
sebagai ikan uji adalah ikan lele dumbo dengan TSA plate berdasarkan koloni bakteri dominan
rata-rata berat tubuh 50-200 gram. Pengambilan yang tumbuh, kemudian inokulasi kemedia TSA
sampel dilakukan pada lima lokasi pembudidaya miring dengan menggunakan jarum ose yang
lele dumbo yang ada di kota Palembang. sudah disterilkan. Kemudian diinkubasi di
inkubator pada suhu 25oC selama 24-48 jam.

2
P-ISSN 2301-4172
FISERIES VI-1: 1-6, Juli 2017 E-ISSN 2550-133X

d. Uji pendugaan spesies bakteri aseptik, diinkubasi pada suhu 25oC selama 24-48
Uji pendugaan ini meliputi uji gram, jam.Kemudian diamati rekasi yang terjadi.Untuk
oksidase, katalase, uji TSIA, OF, LIA(lysine iron pengujian indol, media pepton ditetesi dengan 10
agar), urea, pepton, citrat dan uji gula.Uji gram tetes reagen kovacs.Uji gula (glukosa, laktosa,
dengan menggunakan bahan reagen KOH 3%.Uji sacarosa, maltose, mannitol, dulcitol, galaktosa,
oksidasedengan menggunakan Kertas tetrametil , xylosa, sorbitol, arabinosa, trehalosa), Isolat
kemudianbakteri digoreskan dengan bakteri diinokulasi ke media gula-gula pada tabung
menggunakan jarum osediatas kertas tetrametil, reaksi secara aseptik, diinkubasi pada suhu 250C
kemudian amati reaksi oksidasi pada goresan di selama 24-48 jam.Kemudian diamati perubahan
kertas tetrametil setelah 10-15 detik. Uji media yang terjadi.
katalasedengan menggunakan bahan reagen
H2023%. Uji katalase dilakukan dengan cara e. Identifikasi bakteri
bakteri diambil menggunakan ose Karakter bakteri berdasarkan pengamatan
kemudiandiletakkan pada gelas objek yang sudah morfologi koloni, pengujian sifat fisiologis maupun
diteteskan larutan H2023%,.Uji TSIA dilakukan sifat biokimia disusun dalam bentuk tabel,
dengan cara menginokulasi bakteri dalam medium kemudian dicocokkan dengan karakter bakteri
TSIA dalam tabung reaksi secara vertikal pada sesuai dengan panduan
bagian bawah dan secara streak pada bagian
miring. Diinkubasi pada suhu 25oC selama 24-48
jam dan diamati perubahan yang terjadi pada III..HASIL DAN PEMBAHASAN
media.Uji OF dilakukan dengan cara isolat
diinokulasikan pada media OF dengan cara Hasil
menusuk. Kemudian diinkubasi pada suhu 25oC Hasil pengujian sampel ikan lele ditemukan
selama 24-48 jam dan diamati perubahan yang lima jenis bakteri yang merupakan bakteri
terjadi. Uji urea agar, isolat bakteri diinokulasikan opportunistik penyebab penyakit ikan maupun
pada media urea agar dengan carastreakdari penyebab penyakit sekunder yaitu Edwardsiella
bawah ke atas. Kemudian diinkubasi pada suhu tarda, Plesiomonas shigelloides, Alcaligenes
25oC selama 24-48 jam dan diamati perubahan faecalis,Aeromonas hydrophila dan Aeromonas
yang terjadi. Uji citrate, isolat diinokulasi pada caviae. Adapun jenis-jenis bakteri yang ditemukan
media simmon s citrate agar dalam tabung reaksi pada tiap-tiap stasiun pengambilan sampel dapat
secara vertikal, kemudian diinkubasi pada suhu dilihat pada Tabel 1.
25oC selama 24-48 jam dan diamati perubahan Prevalensi bakteri patogen yang ditemukan di tiap-
yang terjadi.Uji LIA, Isolat bakteri diinokulasikan ke tiap stasiun pengamatan bervariasi.Prevalensi
media LIA dengan cara ditusuk dan kemudian di bakteri patogen yang ditemukan dapat dilihat pada
streak. Diinkubasi pada suhu 25oC selama 24-48 Gambar 1. Sedangkan, Hasil pengukuran kualitas
jam, kemudian diamati perubahan yang terjadi air pada stasiun pengambilan sampel dapat dilihat
pada media.Uji indol, isolat bakteri diinokulasi ke pada Tabel 2.
dalam media pepton pada tabung reaksi secara

Tabel 1. Jenis bakteri yang ditemukan pada ikan lele dumbo (Clarias
gariepinus) di beberapa pembudidaya di kota Palembang
No Stasiun pengamatan Bakteri yang ditemukan Target organ pemeriksaan
Luka / ginjal Hati
badan
1. Kelurahan Talang betutu Edwardsiella tarda + + +
Kecamatan Sukarame Plesiomonas shigelloides + - -
(Stasiun 1)
2. Kelurahan Sukajadi Plesiomonas shigelloides + - -
Kecamatan Sukarame Alcaligenes faecalis + - -
(Stasiun 2)
3. Kelurahan Bukit Sangkal Aeromonas hydrophila + + +
Kecamatan Kalidoni Aeromonas caviae + - -
(Stasiun 3) Plesiomonas shigelloides + - -

4. Kelurahan Gandus Aeromonas hydrophila + - -


Kecamatan Gandus Edwardsiella tarda + - -
(Stasiun 4) Alcaligenes faecalis + - -

5. Kelurahan Bukit Besar Aeromonas hydrophila + + -


Kecamatan Ilir Barat 1 Plesiomonas shigelloides + - -
(Stasiun 5)
Keterangan : (+) terinfeksi bakteri, (-) tidak terinfeksi bakteri

3
P-ISSN 2301-4172
FISERIES VI-1: 1-6, Juli 2017 E-ISSN 2550-133X

Prevalensi Bakteri Patogen Yang Ditemukan


80
Gambar 1.
70
60
Prevalensi (%)
Edwardsiella tarda
50 Plesiomonas shigelloides
40
Alcaligenes faecalis
30
20 Aeromonas hydrophilla
10 Aeromonas caviae
0
stasiun 1 stasiun 2 stasiun 3 stasiun 4 stasiun 5
Prevalensi bakteri patogen yang di temukan di stasiun pengamatan

Tabel 2. Hasil pengukuran kualitas air

No Lokasi pengambilan Parameter


Sampel Suhu (o C) pH Amoniak (mg/l)
1. Stasiun 1 31 7,8 1,77
2. Stasiun 2 30 6,2 1,24
3. Stasiun 3 30 7,6 1,50
4. Stasiun 4 30 7,2 1,57
5. Stasiun 5 30 7,0 1,35
Sumber : Pengolahan Data Primer

Pembahasan gejala klinis yang ditemukan pada sampel ikan lele


Berdasarkan hasil penelitian bakteri yang terdapat luka pada badan dan luka pada sirip
ditemukan pada sampel lele dumbo yaitu punggung.Menurut Pusat Karantina Ikan (2010),
Edwardsiella tarda, Plesiomonas shigelloides, gejala klinis ikan yang terinfeksi
Alcaligenes faecalis,Aeromonas hydrophila dan bakteriEdwardsiella tarda ditandai adanya luka
Aeromonas caviae.Lima jenis bakteri yang pada bagian tubuh / organ yang terinfeksi.Pada
ditemukan adalah bakteri yang bersifat patogen infeksi ringan penyakit yang disebabkan bakteri ini
yang dapat dapat menyebabkan infeksi atau luka hanya menimbulkan luka-luka kecil dengan ukuran
dan dapat menular ke ikan yang lainnya sehingga 3 – 5 mm. Bakteri Edwardsiella tarda adalah
dapat mengakibatkan kematian pada ikan lele penyebab penyakit
dumbo. Edwardseillosis/Emphisemathous Putrevactive
Prevalensi bakteri patogen yang Disease of Catfish (EPDC).Menurut Plumb (1999),
menginfeksi ikan lele dumbo pada stasiun bakteri Edwardsiella tarda hidup secara alamiah di
pengamatan bervariasi.Berdasarkan hasil nilai perairan tawar dan laut khususnya pada perairan
prevalensi yang ditemukan pada stasiun 1 yang banyak mengandung bahan organik dan
menunjukan bakteri Edwarsiella tarda memiliki ditemukan juga di tanah dan lumpur. Berdasarkan
tingkat prevalensi tertinggi yaitu 50%. Pada stasiun hasil pengukuran kualitas air pada stasiun 1 dan 4
2 menunjukkan bakteri Plesiomonas shigelloides menunjukkan bahwa kandungan amoniak pada
dan Alcaligenes faecalismemiliki tingkat prevalensi kedua stasiun ini cukup tinggi sehingga
yang sama 20%. stasiun 3 menunjukkan bahwa mendukung pertumbuhan kehidupan bakteri.
bakteri Aeromonas hydrophila memiliki tingkat Menurut Tucker (1991), menyatakan bahwa ikan
prevalensi tertinggi yaitu 70%. Pada stasiun 4 lele yang hidup pada perairan dengan kadar
menunjukkan bakteri Edwarsiella tardamemiliki amoniak diatas 0,5 mg/l akan menyebabkan ikan
tingkat prevalensi tetinggi 30%.Pada stasiun 5 menjadi lebih rentan terinfeksi bakteri.
menunjukan bakteri Aeromonas Tingkat prevalensi bakteri Aeromonas
hydrophilamemiliki tingkat prevalensi tertinggi hydrophilatertinggi ditemukan pada stasiun 3 dan
40%. 5. Menunjukkan bahwa bakteri Aeromonas
Ditemukannya Edwardsiella tardapada hydrophilapenyebab penyakit yang lebih
stasiun 1 dan 4 dengan prevalensi yang tinggi di mendominasi menyerang ikan lele pada stasiun
masing-masing stasiun mengindikasi bakteri tersebut. Dari gejala klinis menunjukkan adanya
Edwardsiella tardapenyebab penyakit yang lebih lesi pada tubuh. Menurut Camus (1998),
mendominasi menyerang ikan lele. Dari hasil Aeromonas hydrophilamenyebabkan lesi padakulit
4
P-ISSN 2301-4172
FISERIES VI-1: 1-6, Juli 2017 E-ISSN 2550-133X

dan pembusukan sirip, haemorrhagic septicaemia, IV. KESIMPULAN DAN SARAN


hingga kematian. Infeksi bakteri Aeromonas telah
diketahui selama bertahun-tahun dengan berbagai Kesimpulan
nama diantaranya motil aeromonas septicaemia Keragaman bakteri yang teridentifikasi pada
(MAS), motil aeromonas infeksi (MAI), hemorrhagi stasiun sampling ditemukan lima jenis bakteri yang
septicaemia, red pest (hama merah) dan penyakit bersifat patogen terhadap ikan lele dumbo (Clarias
merah. Bebarapa dapat menyebabkan penyakit gariepinus) meliputi Edwardsiella tarda,
tersebut antara lainAeromonas hydrophiladan Aeromonas hydrophila, Aeromonas caviae,
Aeromonas caviae (Handayani, 2012).Motil Plesiomonas shigelloides dan Alcaligenes faecalis.
Aeromonas mampu beradaptasi pada lingkungan Prevalensi tertinggi yaitu infeksi bakteri
dengan berbagai pH, salinitas, dan suhu (Hazen et Aeromonas hydrophila dengan prevalensi 70%
al. 1978).Bakteri ini tersebar luas di lingkungan pada stasiun 3. sedangkan prevalensi terendah
perairan.Aeromonas dianggap sebagai patogen yaitu infeksi bakteri Plesiomonas shigelloides pada
oportunistik, yang dapat menimbulkan penyakit stasiun 2, Alcaligenes faecalis pada stasiun 2 dan
ketika daya tahan tubuh ikan di populasi melemah 4, Aeromonas hydrophila pada stasiun 4 dengan
atau sebagai infeksi sekunder yang menyertai prevalensi sama yaitu 20%.
penyakit ikan lainnya.Menurut Kordi (2004),
Penyakit akibat bakteri Aeromonas hydrophila Saran
sangat mudah menular pada ikan lain yang berada Untuk meminimalisir perkembangan bakteri
disekitar ikan yang terkena penyakit. patogen perlu dilakukan monitoring kualitas air
Ditemukannya bakteri Aeromonas agar mencegah hidup berkembangnya bakteri
hydrophila di stasiun 3 dan 5 menunjukkan bahwa patogen dalam perairan.
lingkungan perairan untuk budidaya lele
mendukung untuk pertumbuhan dan
perkembangan bakteri ini. Ini terlihat dari hasil DAFTAR PUSTAKA
pengukuran kualitas air pada stasiun 3 dengan
parameter suhu 30o C, pH 7,6 dan amoniak 1,50 Afrianto, E dan Liviawaty.2006. Pengendalian
mg/l. Stasiun 5, suhu 30o C, pH 7,0 dan amoniak Hama dan Penyakit
1,35 mg/l. Menurut Sitanggang (2002) suhu Ikan.Kanisius.Yogyakarta.
perairan yang diinginkan bakteri Aeromonas Austin B, Austin DA. 2007. Bacterial Fish
hydropilla adalah 15o – 30o C dengan pH 5,5-9 Pathogens: Disease in Farmed and Wild
Bakteri Aeromonas caviae ditemukan pada Fish. Fourth Edition.Springer. USA.
stasiun 4.Pada sampel yang terinfeksi Aeromonas
caviae tidak menunjukkan gejala klinis. Menurut Axelrod HR. 1995. Dr. Axelrods Mini Atlas of
Buller (2004), Aeromonas caviae bersifat kurang Freshwater Aquarium Fishes. Mini
virulen dibandingkan beberapa jenismotil Edition.1995 Edition.TFH.Publications Inc.
Aeromonas yang bersifat patogen lainnya. Namun United States.
bakteri ini dapat menyebabkan terjadinya
septicaemia dan kematian jika dalam menginfeksi Badan Standardisasi Nasional.2012. Mikrobiologi
dalam jumlah yang besar. Bahan Pangan dan Pakan-Pedoman
Bakteri Plesiomonas shigelloides di Penyiapan dan Pembuatan Media Biakan-
temukan pada stasiun 1,2,3,dan 5 dengan Bagian 1. SNI ISO/TS 11133-1 : 2012. BSN.
prevalensi masing-masing sebesar Jakarta
30%,20%,30%,30%. Pada sampel ikan uji infeksi Balai Budidaya Air Tawar Sukabumi. 2005. Buletin
bakteri tersebut tidak menunjukkan adanya gejala Perikanan. BBAT Sukabumi
klinis. Menurut Holt JG, et al (1994), Plesiomonas
shigelloidesadalah bakteri kelompok non-spora Buller NB. 2004. Bacteria from Fish and Other
yang membentuk bacillus, gram negatif, oksidase Aquatic Animals A Practical Identification
positif, dan merupakan organisme fakultatif Manual. CABI Publishing. USA.
anaerob yang tersebar luas di air tawar. Camus AC. 1998. Aeromonas Bacterial Infections
Alcaligenes faecalisditemukan pada stasiun - Motile Aeromonas Septicemia.SRAC
2 dan 4 dengan tingkat prevalensi yang sama yaitu Publication 478.
20%. Pada pengamatan terhadap sampel uji tidak Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. 2017.
menunjukkan adanya gejala klinis terhadap infeksi Konsumsi Ikan Di Dunia Terus Meningkat
bakteri ini. Menurut Holt JG, et al (1994), Hingga Tahun 2021.
bakteriAlcaligenes faecalis pada umumnya (http://www.djpb.kkp.go.id/.php/arsip,
ditemukan di lingkungan air dan tanah. Bakteri ini diakses 10 April 2017).
tidak bersifat patogen, tetapi jika terjadi infeksi Gufran, H dan Kordi, K. 2004 Pengendalian Hama
opportunistik maka Alcaligenes faecalis dapat dan Penyakit Ikan.Rineka Cipta dan Bina
bersifat patogen pada ikan. Adiaksara. Jakarta

Hamza A. 2010.Penyakit Yang Disebabkan Oleh


Bakteri.http://www.scribd.com/doc/213827
5
P-ISSN 2301-4172
FISERIES VI-1: 1-6, Juli 2017 E-ISSN 2550-133X

89/Penyakit-bakteri (Di akses 16 Agustus


2017). Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2017.
Handayani. 2012. Prevalensi Infeksi Bakteri Konsumsi Ikan Naik dalam 5 Tahun
Patogen Ikan Patin (Pangasius Terakhir. (http://www.kkp.go.id/.php/arsip, diakses
hypophtalmus) Di Kawasan Minapolitan 10 April 2017).
Kabupaten Banjar. Tesis.Institut Pertanian Kordi MGH. 2004. Penanggulangan Hama dan
Bogor. Tidak Dipublikasikan. Penyakit Ikan. Rineka Cipta. Jakarta.
Hazen TC. 1978. Prevalence and distribution of Plumb, J.A. 1999. Edwardsiella
Aeromonas hydrophila in the USA. Septicaemias.Dalam : Fish Disease and
Journal of.Applied and Environmental Disorder, Vol. 3: Viral, Bacterial and Fungal
Microbiology. 36: 731 - 738. Infection, P.T.K Woo. CABI Pub. New York.
Hidayat, R. 2015. Deteksi Penyebaran Bakteri Pusat Karantina Ikan. 2010. Metode Standar
Aeromonas hydrophila Pada Ikan Lele Pemeriksaan Bakteri Edwardsiella ictaluri.
Dumbo (Clarias gariepinus) Di Kecamatan Jakarta
Medan Tuntungan.Skripsi. Program Studi Simatupang, N dan Anggraini.2013. Potensi
Manajemen Sumberdaya Perairan. Tanaman Herbal Sebagai Antimikrobial
Universitas Sumatera Utara. Tidak Pada Ikan Lele Sangkuriang (Clarias sp).
Dipublikasikan. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia 1(2):216-
Holt JG, Krieg NR, Sneath PA, Staley JT, and 225 .
Stanley. 1994. Bergey s Manual of Sitanggang.T.P. 2002.Inventarisasi Bakteri Pada
Determinative Bacteriology. 9th Ed. Williams Ikan Hias Rainbow, Ikan Cupang, dan
& Wilkins. Baltimore. Guppy Di Daerah Jakarta Barat.Program
Jahja F. 2009. Tingkat Serangan Parasit pada Studi Budidaya Perairan. Fakultas
Larva Kepiting Bakau (Scyllaserrata) Stadia Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institute
Zoea-megalopa yang Diberi Glukosa Pertanian Bogor. Tidak Dipublikasikan.
Terlarut.Skripsi.Program Studi Budidaya Sudjana. 2002. Metode Statistika. Tarsito.
Perairan Jurusan Perikanan Fakultas Ilmu Bandung.
Kelautan dan Perikanan.Universitas Tucker CS. 1991. Water Quantity and Quality
Hasanuddin Makassar. Tidak Requirements for Channel Catfish
Dipublikasikan. Hatcheries. SRAC Publication 461.
Khairuman. 2002. Wabah Penyakit Bakteri Pada
Ikan. Agromedia. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai