Abstract
This study aims to determine the effectiveness of adding salt (NaCl) to ectoparasite Argulus
sp. which infested goldfish (Cyprinus carpio) from the Gunung Sari Ornamental Fish Market,
Surabaya. This research was carried out by taking samples from one of the ornamental fish
cultivation sites in Surabaya with a total of 250 goldfish seeds. This study used 25 containers with
10 goldfish seeds each. Each treatment was repeated five times, namely with the salt concentration
P1 = 54 grams/liter, P2 = 108 grams/liter, P3 = 162 grams/liter, P4 = the negative group or the
untreated group and P5 = positive control using methylene. blue 3 grams/liter. The examination of
Argulus sp. conducted at the Parasitology Laboratory, Faculty of Veterinary Medicine, Wijaya
Kusuma University, Surabaya. The completely randomized design method (CRD) was used in the
study. The results were tested by ANOVA with a significant value of 5% (α 0.05). The test results
showed that the treatment with methylene blue was not significantly different from the treatment of
the three salt concentrations which had the same effectiveness. So the ANOVA test results show
that all treatments are not significantly different.
Keywords : Goldfish, Argulus sp., Salt (NaCl)
PENDAHULUAN menurunnya tingkat produksi ikan. Masalah
lain yang sering terjadi seperti kualitas air
yang menurun akibat pencemaran, tingkat
Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan pengetahuan dan keterampilan pembudidaya
jenis ikan yang memiliki nilai ekonomis dan ikan yang masih rendah. Faktor yang harus
daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan, diperhatikan untuk menunjang keberhasilan
selain memiliki potensi baik untuk usaha budidaya ikan ialah penyediaan
dikembangkan mudah juga untuk dilakukan lingkungan yang sesuai dengan pertumbuhan
proses pemijahan. Masalah yang sering benih, sehingga diperoleh kelangsungan
dianggap menjadi penghambat oleh hidup yang tinggi (Rahmawati dan Hartono,
pembudidaya ialah munculnya serangan 2012).
penyakit. Serangan penyakit dapat Kerugian yang diakibatkan oleh infestasi
menyebabkan pertumbuhan ikan menjadi ektoparasit memang tidak sebesar kerugian
sangat lambat, periode pemeliharaan menjadi yang diakibatkan oIeh infeksi organisme lain,
lebih lama, dan meningkatnya biaya yang seperti virus, jamur dan bakteri, namun
harus dikeluarkan. Pada tahap lanjut serangan serangan akibat parasit juga dapat membuat
penyakit tidak hanya mengakibatkan ikan kehilangan nafsu makan, kemudian
kegagalan panen, bahkan dapat juga lemas dan berujung pada kematian. Kerugian
mengakibatkan kerugian ekonomi yang lainnya berupa kerusakan organ yaitu kulit
besar bagi para pembudidaya ikan. lkan mas dan insang, pertumbuhan yang lambat dan
memiliki keunggulan, salah satunya ialah penurunan nilai jual (Bhakti, 2012).
memiliki laju pertumbuhan yang relatif lebih Umumnya, ektoparasit pada ikan ialah
cepat, tingkat kelangsungan hidup tinggi golongan Crustacea, cacing (Nematoda,
serta jumlah telur yang menetas tergolong Trematoda, dan Cestoda) serta protozoa.
tinggi (Purwaningsih, 2013). Permasalahan Ektoparasit ini menginfestasi pada bagian
yang juga sering dihadapi dalam budidaya sirip, sisik, operkulum dan insang ikan.
ikan yaitu penyakit yang dapat menyebabkan Beberapa faktor yang berperan terhadap
20
e-ISSN 2685-8894; p-ISSN 2460-9773
Jurnal Vitek Bidang Kedokteran Hewan Vol. 11 No. 2, November 2021
serangan penyakit pada ikan ialah kepadatan 250 ekor, air tawar bersih, Argulus sp., garam
ikan yang dibudidayakan secara monokuler (Nacl) atau garam non iodium dan pakan ikan
serta faktor biotik dan abiotik (Winaruddin diameter 1 mm dengan kadar protein 35%,
dan Eliawardani, 2007). Dengan demikian serta methylene blue.
diperlukan obat untuk pengendalian parasit,
bahan alternatif yang dapat digunakan yaitu Prosedur Penelitian
garam (NaCl) atau garam non iodium. Bahan
yang mudah didapat dalam kehidupan sehari- A.Persiapan Media Uji
hari, garam merupakan pengendali penyakit Wadah sebagai tempat media uji yang
yang murah, mudah diperoleh, dan ramah akan digunakan terlebih dahulu dicuci
lingkungan serta efektif mengendalikan menggunakan deterjen lalu dibilas dengan air
ektoparasit pada lingkungan air tawar yang bersih yang mengalir lalu dikeringkan selama
tidak membutuhkan biaya besar untuk 24 jam. Setiap wadah yang telah dibersihkan
pembudidaya. kemudian diisi dengan air bersih sebanyak 9
Pengendalian penyakit parasit biasanya liter sehingga air di media uji setinggi 20 cm,
dilakukan dengan obat atau bahan kimia setelah semua sudah terisi kemudian wadah
antara lain; formalin, malachite, dan quinine didiamkan dan diaerasikan selama 48 jam.
hydrochloride. Perlakuan menggunakan
bahan kimia relatif lebih mudah dan efektif B. Adaptasi Ikan
membunuh parasit. Oleh sebab itu, Benih ikan mas terlebih dahulu di
dikembangkan juga penggunaan bahan yang aklimatisasi pada wadah yang sudah siap
terjangkau dan ramah lingkungan yaitu digunakan setelah melalui proses aerasi dan
Sodium chloride (NaCl) (Siallagan, 2017). diadaptasikan selama tiga hari sebelum
dilakukan pemberian perlakuan. Aklimatisasi
METODE PENELITIAN merupakan proses adaptasi dari suatu
organisme (ikan) terhadap lingkungan yang
baru dengan kondisi fisik dan kimia yang
Waktu dan Tempat Penelitian berbeda dari lingkungan asalnya. Selama
Penelitian dilakukan pada bulan Juni- proses adaptasi setiap media uji sudah
Juli 2020 di Laboratorium Parasitologi disiapkan aerator guna membantu agar
Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan kelarutan oksigen dalam air tetap optimal dan
Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Dan sesuai dengan kadar oksigen yang diperlukan
pengambilan sampel ikan di Pasar Ikan Hias ikan mas tersebut.
Gunung Sari Surabaya.
C. Pelaksanaan Penelitian
Materi Penelitian Jika semua bahan dan alat sudah lengkap
Alat Penelitian maka dilanjutkan dengan proses aerasi pada
Alat-alat yang digunakan dalam wadah yang akan digunakan sebagai tempat
penelitian ini adalah toples atau wadah hidup sementara ikan mas. Setelah proses
plastik yang memiliki ukuran aerasi selama 48 jam wadah sudah siap
25cm×20cm×15cm sebanyak 25 unit , aerator digunakan untuk selanjutnya diisi dengan air
sebanyak lima unit, selang bening, saringan hingga memiliki volume 20 cm lalu di setiap
teh, pH meter, termometer, kaca pembesar, media uji sudah terpasang aerator, kemudian
timbangan analitik, kamera, kertas label dan benih ikan mas dimasukkan ke dalam media
alat tulis. uji setiap media berisikan 10 ekor ikan
berukuran antara 8 cm hingga 10 cm.
Bahan Penelitian Jumlah Argulus sp. yang dibutuhkan
Bahan-bahan yang digunakan dalam sebanyak 250 ekor atau 10 ekor Argulus sp.
penelitian ini yaitu benih ikan mas (Cyprinus per media uji. Pengambilan Argulus sp. yaitu
carpio) dari pasar ikan hias Gunung Sari, dengan cara mengembangbiakkan ikan yang
Surabaya dengan ukuran 8-10 cm sebanyak
21
e-ISSN 2685-8894; p-ISSN 2460-9773
Jurnal Vitek Bidang Kedokteran Hewan Vol. 11 No. 2, November 2021
Berdasarkan hasil dari penelitian, Keterangan dari tabel 4.2. Berdasarkan hasil
pemberian garam (NaCl) pada ikan mas analisis sidik ragam menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang nyata pada kadar LDL
untuk pengendalian Argulus sp. dengan pada setiap kelompok perlakuan (P> 0,05).
perendaman yang dilakukan selama 1 jam
memiliki pengaruh untuk menoleransi
aktifitas Argulus sp. pada sirip dan kulit ikan 4
mas. 3
22
e-ISSN 2685-8894; p-ISSN 2460-9773
Jurnal Vitek Bidang Kedokteran Hewan Vol. 11 No. 2, November 2021
(Usman, 2007). Banyaknya Argulus sp. yang Argulus sp. Pada Sirip Ikan Mas
menyerang ikan mas disebabkan karena kulit Sirip pada tubuh ikan mempunyai fungsi
dan sirip adalah salah satu organ tubuh yang sebagai alat gerak dan keseimbangan.
berhubungan dengan dengan air, maka
Apabila sirip ikan terinfestasi parasit pada
Argulus sp. mudah menempel pada bagian
kulit dan sirip dibandingkan dengan organ jumlah besar akan menimbulkan kerusakan
tubuh lainnya. pada sirip sehingga dapat mengganggu
Hal ini sesuai dengan pendapat Riko, pergerakan ikan. Karena letaknya diluar dan
rosidah dan Herawati (2012), menyatakan kontak langsung dengan air, maka bagian ini
bahwa kulit dan sirip mengandung banyak juga sangat mudah terinfestasi oleh parasit.
lendir yang merupakan makan yang baik Apabila sirip ikan terinfestasi parasit pada
untuk parasit sehingga pada 0rgan tubuh ini
jumlah besar akan menimbulkan kerusakan
dapat dijadikan sebagai tempat hidup
ektoparasit. Untuk mengdiagn0sa serangan pada sirip sehingga dapat mengganggu
dari Argulus sp, dapat dilakukan pengamatan pergerakan ikan. Ikan juga akan kelihatan
visual secara lansung terhadap ikan yang berenang tidak tenang. Untuk ikan mas,
dibudidayakan dimana Argulus sp akan kerusakan pada sirip sangat menimbulkan
menempel pada kulit ikan yang terserang, hal kerugian eksonomi karena sirip yang rusak
ini disebabkan karena Argulus sp. merupakan menyebabkan harga jual ikan tersebut
salat satu jenis parasit yang memiliki ukuran
menjadi jatuh.
tubuh yang cukup besar (5 – 10 mm).
Mulyana (2011) mengatakan kulit dan Parasit ini lebih sering menempel di
sisik ikan berperan dalam perlindungan pangkal sirip ikan, karena sirip ikan k0i
mekanik terhadap invasi patogen melalui memiliki jari-jari sirip yang lunak dan ikan ki
penebalan kutikula ataupun hiperflasia sel-sel mempunyai sirip yang lebar. Argulus
malfigi. Reaksi peradangan juga dapat terjadi bukanlah parasite dengan inang yang
di sekitar situs masuknya patogen, dalam hal spesifik, tetapi memliki kecenderungan
ini komponen lainnya yang berperan dalam dalam memilih inangnya. Berdasarkan
proses pertahanan seluler seperti leukosit penelitian Nurlaela (2013), Argulus lebih
akan membanjiri situs untuk memfagosit menyukai inang dari jenis ikan cyprinid dan
patogen yang ada tersebut. Produksi lendir anabant0id dikarenakan kedua jenis ikan ini
yang berlebihan pada kulit ikan ini dapat memiliki sisik yang lunak dan memiliki gerak
mengindikasikan bahwa ikan tersebut sedang yang lambat sehingga parasit Argulus sp.
terinfeksi parasit. sangat mudah menempel pada tubuh ikan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan Kabata Infeksi dari parasit ini menyebabkan
(1985), bahwa kulit ikan seluruhnya ikan lambat dalam bergerak dan nafsu makan
dilindungi oleh lendir yang merupakan menurun. Hal ini sesuai dengan penelitian
makanan yang baik bagi parasit dan kulit Nurlaela (2013) bahwa ikan yang terinfeksi
merupakan organ yang dapat dijadikan Argulus akan mengalami reaksi yang lambat
tempat hidup ektoparasit. Kutu ikan mas ini atau sama sekali tidak bereaksi ketika
senang berlindung di bagian kulit yang lunak, disentuh tangan, sisik mudah rontok dan tidak
seperti pangkal sirip. Jika ikan terserang teratur, sirip sering mengalami kerusakan dan
Argulus sp., dalam jumlah yang tinggi, ikan terlihat pendarahan pada bagian tertentu,
tersebut sering menunjukkan gatal-gatal terdapat luka baik permukaan tubuh maupun
dengan menggosokkan tubuh pada benda- sirip ikan, nafsu makan menurun serta
benda dalam air. beberapa ikan yang berada di permukaan air.
Luka yang membuka ini dapat menjadi awal
23
e-ISSN 2685-8894; p-ISSN 2460-9773
Jurnal Vitek Bidang Kedokteran Hewan Vol. 11 No. 2, November 2021
24
e-ISSN 2685-8894; p-ISSN 2460-9773
Jurnal Vitek Bidang Kedokteran Hewan Vol. 11 No. 2, November 2021
25