Anda di halaman 1dari 9

Budidaya Perairan 2022, Vol. 10 No.

2: 263 - 271

Produksi juvenil ikan gurame (Osphronemus gouramy) menggunakan teknologi


recirculating aquaculture system

(Juvenile production of gurami Osphronemus gouramy by using recirculating aquaculture system)

Zainal Usman1, Ardana Kurniaji2, Siti Aisyah Saridu2, Anton2, Riskayanti3


1)
Staf Pengajar Program Studi Teknik Budidaya Perikanan, Politeknik Kelautan dan Perikanan Kupang
2)
Staf Pengajar Program Studi Teknik Budidaya Perikanan, Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone
3)
Alumni Program Studi Teknik Budidaya Perikanan, Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone
Penulis korespondensi: A. Kurniaji, ardana.kji@gmail.com

Abstract

The purpose of the study was to evaluate the growth and water quality of gouramy (Osprhonemus
gouramy) in juvenile production using the Resirculating Aquaculture System (RAS) technology. The
method was started from the RAS preparation stage, seed stocking, seed maintenance and sampling. Fish
rearing was carried out for 50 days. Parameters measured include specific growth rate, absolute growth
rate, survival rate (SR), and water quality. Methods of collecting data were observation, interviews, direct
participation, and literature studies as well as various other sources. The results showed that the specific
growth rate was 6.7%, absolute growth rate of gouramy was 3.65 gram, body length growth of gouramy
was 5.91 cm and survival value (SR) was 86%. Water quality is temperatures ranging from 26.8-29°C, pH
7-8.4, DO 6.3-7.5 ppm.

KeywordS: gouramy fish, growth, juvenile production, recirculation technology (RAS), water quality

PENDAHULUAN bersifat herbivora sehingga biaya


pemeliharaannya relatif rendah dan dapat hidup
Budidaya merupakan biota akuatik yang di lingkungan perairan berkadar oksigen rendah
diproduksi di lingkungan terkontrol melalui dengan adanya alat pernafasan tambahan
kegiatan pemeliharaan, menumbuhkan dan (Nugroho, 2012).
peningkatan mutu biota tersebut (Effendi, 2004). Budidaya ikan gurami merupakan salah
Dari segi ekonomis, ikan gurami merupakan jenis satu kegiatan budidaya yang banyak diminati
ikan air tawar yang bernilai lebih tinggi para pelaku budidaya, namun banyak
dibandingkan dengan ikan air tawar lainnya permasalahan yang dihadapi. Salah satu masalah
(Ahmad dkk., 2017, Mareta dkk., 2018). adalah ikan gurami memiliki pertumbuhan yang
Budidaya ikan gurami merupakan salah satu lambat (Afriyanti dkk., 2020). Salah satu faktor
usaha perikanan yang menguntungkan jika yang mempengaruhi pertumbuhan ikan yaitu
dibandingkan dengan jenis ikan air tawar lainnya. kualitas air (Setyowati dkk., 2007). Apabila
Hal ini ditandai dengan harga jual ikan gurami kualitas air kurang baik maka akan menghambat
yang lebih mahal dan lebih stabil dipasaran pertumbuhan ikan gurami. Hal ini dijelaskan oleh
(Pratama dkk., 2018). Keunggulan ikan gurami Khairuman dan Amri (2003), jika didukung
adalah rasa dan kandungan gizinya tinggi, dengan kualitas air yang baik, maka pertumbuhan

263
Budidaya Perairan 2022, Vol. 10 No. 2: 263 - 271

ikan akan cepat. Salah satu solusi agar Desain RAS


pertumbuhan ikan akan cepat yaitu dengan Desain teknologi RAS (Resirculation
pengelolaan kualitas air baik dengan cara Aquaculture System) yang digunakan pada
pemeliharaan secara intensif melalui sistem penelitian ini dilengkapi dengan bak reservoir,
resirkulasi (Denoh dkk., 2019). pompa air, tabung filter, blower dan panel. Bak
Sistem resirkulasi budidaya atau reservoir berfungsi untuk menampung air
recirculating aquaculture system (RAS) sebelum masuk ke dalam wadah budidaya, agar
merupakan sistem pemeliharaan budidaya ikan air yang masuk tetap steril. Pompa berfungsi
yang menggunakan sistem dengan perputaran air untuk mengalirkan air dari keseluruhan sistem
dari wadah pemeliharaan yang lalu dialirkan ke resirkulasi yang menghubungankan bak tandon
dalam wadah filter, dan kemudian dialirkan ke tabung filter, dan menghubungkan tabung
kembali ke wadah pemeliharaan yang dibantu filter ke wadah pemeliharaan (akuarium).
oleh pompa (Norjanna dkk., 2015, Sulistyo et al., Tabung filter berfungsi untuk menyaring
2017). Sistem resirkulasi dikembangkan agar kotoran dari bak reservoir untuk memperbaiki
kualitas air tetap terjaga dan optimal dengan cara kualitas air kemudian disalurkan ke wadah
meningkatkan kandungan oksigen terlarut pada pemeliharaan (akuarium). Adapun bahan yang
air, serta dapat mengurangi kadar ammonia dan terdapat pada tabung filter berupa zeolit dan
limbah organik yang dihasilkan oleh ikan arang aktif. Blower pada dasarnya hampir sama
(Verawati, 2017). Secara prinsip dasar dengan aerator yaitu berfungsi menghasilkan
mekanisme RAS adalah kandungan amonium gelembung udara atau pemompa udara yang
yang dikonversi menjadi nitrit dan menjadi nitrat akhirnya bertujuan untuk meningkatkan
yang rendah racun sehingga air bisa digunakan kandungan oksigen di wadah budidaya ikan.
kembali untuk kegiatan budidaya (Hapsari et al., Panel berfungsi untuk mengontrol peralatan yang
2020). Tujuan dari penelitian untuk mengevaluasi terpasang pada instalasi RAS. Adapun desain
pertumbuhan dan kualitas air kegiatan RAS dapat dilihat pada Gambar 1 berikut:
penggelondongan ikan gurami (Osprhonemus
gouramy) dengan teknologi Resirculating
Keterangan :
Aquaculture System (RAS). A : bak reservoir
B : pompa air
METODE PENELITIAN C : tabung filter
1 1,2 : akuarium
Bahan dan Alat penelitian
Bahan yang digunakan adalah benih ikan
gurami yang berukuran 1-2 cm dan pakan alami
berupa Tubifex sp., air, spon, plastik packing dan
karet gelang. Alat yang digunakan adalah
akuarium ukuran 60×40×40 cm, alat ukur C B A
kualitas air (Oxygen Meter dan pH Meter), seser,
media filter (arang dan zeolit), centong, cawan
petri, talenan, selang sipon, ember, timbangan Gambar 1. Desain Teknologi RAS
neraca, penggaris, tabung oksigen dan rak besi.

264
Budidaya Perairan 2022, Vol. 10 No. 2: 263 - 271

Persiapan Wadah Akuarium dengan lingkungan. Benih yang ditebar


Wadah yang digunakan dalam kegiatan berukuran 1-2 cm, jumlah benih yang ditebar
pembesaran ikan gurami yaitu akuarium yang 1000 ekor dengan volume air 84 L atau 12
berukuran 60×40×40 cm. Akuarium dilengkapi ekor/L. Benih yang ditebar di wadah
dengan satu titik aerasi terdapat inlet dan outlet
akuarium yaitu benih yang sehat, benih tubuh
untuk mengalirkan air dari akuarium ke wadah
lengkap dan tidak cacat. Adapun ciri-ciri
filter dan begitupun sebaliknya. Filter yang
digunakan yaitu tabung filter. Adapun bahan
benih yang sehat yaitu berenang lincah,
yang dimasukkan ke dalam tabung filter yaitu bentuk tubuh normal, ukuran seragam dan
arang tempurung, zeolit. Air dipasok ke akuarium bebas penyakit.
menggunakan pompa untuk mengalirkan air yang
sudah difilter ke akuarium. Adapun tahapan yang Pemeliharaan Benih
dilakukan dalam persiapan wadah yaitu Benih ikan gurami dipelihara selama 50
pembersihan akuarium, pencucian akuarium dan hari. Pemberian pakan pada benih gurami
pengeringan akuarium. dilkakukan secara ad libitum. Frekuensi
Akuarium diisi air bersih dengan pemberian pakan 3-4 kali sehari yaitu pada pukul
ketinggian 35 cm, kemudian dipasangi aerasi. 07.00 WITA, 12.00 WITA dan 15.00 WITA.
Sistem resirkulasi dipastikan berjalan dengan Jenis pakan yang diberikan pada benih gurami
baik dengan memastikan tidak ada kebocoran yaitu Cacing sutera (Tubifex sp) (Subandiyah
pada akuarium, debit air yang masuk dan keluar dkk., 2003).
seimbang dan sistem aerasi bekerja dengan baik. Pengendalian penyakit dilakukan dengan
Proses persiapan wadah sebaiknya dilakukan mengamati setiap hari kondisi ikan aktif atau
secara urut karena dapat memutus rantai penyakit berada dipermukaan air, gerakan ikan agresif,
dari pemeliharaan sebelumnya apabila dilakukan tubuh ikan terserang penyakit atau tidak sampai
dengan benar (Sulistyo dkk., 2016). ikan dipanen Apabila ikan terserang penyakit,
ikan tersebut di ambil dari wadah pemeliharaan
Penebaran Benih untuk mencegah penyebaran penyakit. Kemudian
Penebaran tersebut dilakukan dengan dilakukan pengobatan sesuai dengan penyakit
mengambil benih yang sudah disiapkan ikan dan dosis yang dianjurkan dan terdaftar di
KKP. Setelah pengobatan, ikan dikarantinakan
kemudian ditebar di dalam akuarium secara
sampai ikan sembuh. Pencegahan penyakit
perlahan hingga benih keluar dengan
dilakukan mulai dari persiapan wadah seperti
sendirinya. Penebaran tersebut tidak membersihkan wadah akuarium dan juga
dilakukan aklimatisasi, karena lingkungan mengontrol kualitas air agar sesuai (Rosidah dan
yang digunakan masih media air sebelumnya Afizia, 2012).
sehingga parameter kualitas airnya masih
tetap sama. Penebaran benih dilakukan pada Pengambilan Data
pagi hari saat suhu lingkungan masih dalam Data yang diukur pada penelitian ini
keadaan sejuk. Hal ini didukung oleh adalah laju pertumbuhan mutlak, laju
pertumbuhan spesifik, tingkat kelangsungan
Andriyanto dkk. (2012), bahwa waktu yang
hidup dan kualitas air:
tepat untuk melakukan penebaran benih
Laju Pertumbuhan Mutlak (g) = Wt
adalah pada saat pagi atau sore hari. Hal ini
(berat/panjang akhir) - W0 (berat/panjang
bertujuan untuk menghindari stres pada ikan
awal) (Efendie, 1979)
dan benih dapat segera menyesuaikan diri

265
Budidaya Perairan 2022, Vol. 10 No. 2: 263 - 271

Laju Pertumbuhan Harian (%) = [In (Berat jumlah pakan serta frekuensi pemberian
Akhir) – ln (Berat Awal) / Lama Waktu pakan.
Pemberian] x 100 Munaeni dkk., 2019)
Tingkat Kelangsungan Hidup (%) = [Jumlah 4 3,646

Pertumbuhan berat (g)


Ikan Akhir Pemeliharaan (ekor)/Jumlah 3,5 2,923
Penebaran (ekor)] x 100 (Sulistyo 2016). 3
2,5
2 1,273
Analisis Data 1,5
Data parameter pertumbuhan, 1 0,528 0,69
kelangsungan hidup dan kualitas air yang 0,5 0,128
diperoleh dianalisis secara secara deskriptif. 0
0 10 20 30 40 50
HASIL DAN PEMBAHASAN Waktu (Hari)

Pertumbuhan
Pertumbuhan benih gurami 7
5,91
menunjukkan rata-rata pertumbuhan berat 6 5,11
benih ikan gurami pada hari 0 yaitu 0,128 Pertumbuhan Ppanjang (cm) 5 4,12
gram, kemudian diikuti pada hari ke-10 4 3,22
dengan berat rata-rata yaitu 0,528 gram, pada 3
1,83 2,13
hari ke-20 dengan berat rata-rata 0,69 g, pada 2
hari ke-30 dengan berat rata-rata 1,27 g, pada 1
hari ke-40 dengan pertambahan berat 2,92 g 0
dan pada hari ke-50 berat mencapai 3,65 g 0 10 20 30 40 50
(Gambar 2). Waktu (Hari)
Dari hasil pengukuran pada Gambar 2
Gambar 2. Laju pertumbuhan berat dan panjang
diperoleh data rata-rata pertumbuhan panjang
benih gurami, pada hari ke-0 yaitu 1,83 cm,
Menurut Wibowo dkk. (2017), bahwa
kemudian pada hari ke-10 rata-rata
kualitas pakan (palatabilitas, daya lezat pakan
pertumbuhan panjang benih gurami yaitu
dan kandungan gizi pakan) dapat
2,13 cm, pada hari ke-20 yaitu 3,22 cm, pada
mempengaruhi tingkat konsumsi pakan yang
hari ke-30 yaitu 4,12 cm, rata-rata
semakin tinggi, oleh karena itu semakin
pertumbuhan panjang benih pada hari ke-50
banyak pakan yang dikonsumsi dan
yaitu 5,11 cm dan rata-rata pertumbuhan
dimanfaatkan oleh ikan maka akan semakin
pada hari ke-50 yaitu 5,91 cm. Pengamatan
baik untuk pertumbuhan ikan. Selain dari
pertumbuhan menunjukkan bahwa panjang
pemberian pakan yang baik juga diperhatikan
dan berat rata-rata mengalami perubahan
kualitas air. Kualitas air yang baik juga dapat
setiap 10 hari. Menurut Dani dkk. (2005),
mempengaruhi pertumbuhan benih. Effendi
pertumbuhan dipengaruhi oleh ukuran dan
dkk. (2006) menyatakan bahwa
umur ikan, kualitas dan kuantitas pakan yang
kelulushidupan ikan serta pertumbuhan ikan
diberikan, perbedaan komposisi bahan,
akan dipengaruhi oleh kualitas air yang baik.

266
Budidaya Perairan 2022, Vol. 10 No. 2: 263 - 271

Tabel 1. Laju pertumbuhan spesifik dan sehingga nafsu makan ikan juga akan menurun
kelangsungan hidup Untuk meningkatkan nafsu makan maka suhu
No Parameter Hasil wadah dibuat stagnan selama pemeliharaan
menggunakan thermostat (heater) yang diatur
1 Laju Pertumbuhan 6,7
Harian (%/hari) pada suhu 30⁰C (Gambar 3).
2 Kelangsungan 86
Hidup (%) 30 29
29 28,1 28,1

Suhu (⁰C)
Persentase kelulushidupan ikan 28 26,8
26,8
gurami yang dianggap berhasil adalah 80-95 27
% (SNI, 2000b). Sementara jumlah tebar 26
benih ikan gurami adalah 1.000 ekor dengan 25
hasil panen 860 ekor berukuran 4-6 cm, maka 10 20 40 30 50
persentase kelulushidupan penggelondongan Waktu (hari)
ikan gurami selama 50 hari adalah 86 %.
Besar kecilnya kelulushidupan dipengaruhi Gambar 3. Hasil pengukuran suhu air
oleh faktor internal yang meliputi jenis
kelamin, keturunan, umur, reproduksi, Jika batas suhu yang mematikan
terlampaui, maka akan menyebabkan ikan dan
ketahanan terhadap penyakit dan faktor
hewan air lainnya mati (Irawan, 2000). Kondisi
eksternal meliputi kualitas air, padat
pH berpengaruh terhadap kelulushidupan dan laju
penebaran, jumlah dan komposisi pertumbuhan ikan. pH dapat berpengaruh
kelengkapan asam amino pakan (Nugroho terhadap kelulushidupan dan laju pertumbuhan
dkk., 2015). ikan karena pada saat pH rendah nafsu makan
dapat menurun sehingga akifitas enzim
Kualitas air pencernaan menjadi rendah dan proses respirasi
Pemeliharaan benih ikan gurami dengan akan sulit diakukan karena terjadi penggumpalan
menggunakan sistem resirkulasi menunjukkan lendir pada insang (Pratama dan Mukti, 2015).
respon yang signifikan. Hal tersebut dikarenakan Kadar pH pembesaran benih ikan gurami yang
suhu pada akuarium stabil. Nilai suhu pada optimal adalah 6,5-8,0 (SNI, 2000b).
akuarium berkisar antara 26,8-29⁰C sesuai untuk Nilai pH yang diperoleh selama masa
mendukung pemeliharaan benih ikan gurami. pemeliharaan yaitu 7-8. Kadar pH pada
Berdasarkan BSN (2000), benih ikan penggelondongan benih masih berada pada taraf
gurami dapat hidup baik pada suhu 25- 30⁰C. yang optimal untuk menunjang kelulushidupan
(Jumaidi et al., 2016) menyatakan ikan tropis dan serta laju pertumbuhan (Gambar 4). Apabila pH
subtropis tidak tumbuh dengan baik pada suhu kurang dari kisaran optimal maka pertumbuhan
dibawah 26⁰C atau 28⁰ C dan saat suhuberada ikan terhambat dan ikan sangat sensitif terhadap
dibawah 10⁰ C atau 15⁰ C akan menimbulkan bakteri dan parasit. Sedangkan jika pH lebih dari
kematian. Semakin tinggi suhu maka laju kisaran optimal maka pertumbuhan ikan
metabolisme tubuh ikan akan semakin tinggi terhambat. Namun pada kondisi yang kurang
sehingga ikan akan memiliki nafsu makan yang optimal, suatu jenis ikan akan mencapai ukuran
tinggi, begitu pula sebaliknya, suhu yang rendah yang lebih kecil dibandingkan pada kondisi
akan menurunkan laju metabolisme ikan optimal (Jumaidi dkk., 2017).

267
Budidaya Perairan 2022, Vol. 10 No. 2: 263 - 271

10 8,4 8,4 pH dan suhu perairan. Pakan yang tersisa di


8,04 7,97
8 7 perairan merupakan sumber nitrogen terbesar
dalam budidaya yang dapat memacu
Nilai pH

6
pertambahan kadar amoniak (Gambar 5).
4
2
8 7,5 7,5
0

Dissolved Oxygen
10 20 40 30 50 7,5
Waktu (hari) 7

(ppm)
6,4 6,5
6,3
6,5
Gambar 4. Hasil pengukuran pH air 6
5,5
Oksigen terlarut membantu didalam 10 20 40 30 50
proses oksidasi bahan buangan serta Waktu (hari)
pembakaran makanan untuk menghasilkan
energi bagi kehidupan dan pertumbuhan ikan Gambar 5. Hasil pengukuran DO air
gurami. Pengaruh menurunnya kadar oksigen
terlarut dalam air dapat menyebabkan stres, Kadar amoniak tinggi dapat
anoreksia, hipoksia jaringan, pingsan bahkan menyebabkan naiknya kadar pH darah dan
kematian massal. Kadar oksigen terlarut yang memiliki efek yang merugikan pada reaksi
baik untuk budidaya ikan gurami adalah 4-6 berbagai enzim dan stabilitas membran. Efek
ppm (Sarwono dan Sitanggang). Kadar negatif tersebut meliputi kerusakan insang
oksigen terlarut pembesaran benih ikan yang menyebabkan pengurangan kapasitas
gurami adalah 6,3 – 7 ppm. Kadar oksigen darah dalam membawa oksigen, serta
terlarut pada penggelondongan benih masih kerusakan histologi pada sel darah merah.
berada pada taraf yang optimal untuk Tingginya kadar amoniak dalam perairan
menunjang kelulushidupan serta laju akan menyebabkan terjadinya penurunan
pertumbuhan. nafsu makan. Kandungan amoniak yang
Oksigen dapat menurunkan tingkat dapat ditoleransi oleh ikan gurami adalah < 1
konsumsi pakan pada ikan jika kelarutannya mg/L (Jumaidi et al., 2017). Pengukuran
dalam air makin berkurang, karena oksigen kadar amoniak dilakukan dua kali selama
sangat diperlukan sebagai sumber energi penelitian yaitu pada awal pemeliharaan dan
untuk mengoksidasi (merombak) zat-zat pada akhir pemeliharaan. Pengukuran awal
makanan yang masuk. Walaupun kandungan kadar amoniak penggelondongan benih
oksigen terlarut sedikit ikan gurami masih gurami adalah 0,05 mg/L dan pengukuran
dapat hidup dan tumbuh karena memiliki alat akhir pemeliharaan yaitu 0,07 mg/L.
bantu pernapasan tambahan yaitu labirin Pemeliharaan dari fase larva dapat
(Jumaidi et al., 2017). Amoniak adalah hasil mempengaruhi tingkat adaptasi sehingga
dari penguraian protein yang merupakan dapat terbiasa dengan kualitas air yang tidak
racun bagi ikan. Konsentrasi amoniak dalam sesuai dari kualitas air optimal, tetapi dapat
perairan dipengaruhi oleh kepadatan, pakan, menyebabkan kematian apabila benih tidak
dapat beradaptasi dan diatas batas toleransi.

268
Budidaya Perairan 2022, Vol. 10 No. 2: 263 - 271

Amoniak yang tinggi menyebabkan Diberi Pakan dengan dan Tanpa


meningkatnya konsumsi oksigen, kerusakan Kromium Trivalen. Aquacultura
pada insang, dan mengurangi kemampuan Indonesiana. 6 (1): 19-25.
transpor oksigen dalam darah (Jumaidi dkk., [BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2000.
2017). Produksi benih ikan gurami
(Osphronemus gouramy) kelas
KESIMPULAN benih sebar. Sukabumi:
Penggelondongan ikan gurame
Pengembangan Ikan BBAT
menggunakan teknologi RAS menghasilkan laju Sukabumi.
pertumbuhan spesifik 6,7%, pertumbuhan bobot Dani NP, Budiharjo A, Listyawati S. 2005.
tubuh 3,65 g, pertumbuhan panjang 5,91 cm dan Komposisi pakan buatan untuk
kelangsungan hidup 86%. Kualitas air yaitu suhu meningkatkan pertumbuhan dan
berkisar 26,8-29oc, ph 7-8,4 dan DO 63,-7,5 ppm. kandungan protein ikan tawes
(Puntius javanicus Blkr.).
DAFTAR PUSTAKA Biosmart 7(2): 83-90.
Denoh M, Sumantriyadi, Sofian. 2019.
Afriyanti EA, Hasan ODS, Djunaidah IS.
Teknologi resirkulasi sistem pada
2020. Kinerja pertumbuhan ikan
lahan terbatas untuk meningkatkan
gurami Osphronemus gouramy
produksi ikan gurami
Lacepède, 1801 yang diberi pakan
(Osphronemus gouramy). Jurnal
kombinasi tepung ikan dan tepung
Akuakultura 3 (2): 49-53.
azolla (Azolla microphylla). Jurnal
Efendie N. 1979. Biologi Perikanan. Bogor,
Iktiologi Indonesia 20(2): 133-
Indonesia: Yayasan Pustaka
141.
Nusantara.
Ahmad N, Martudi S, Dawami D. 2017.
Effendi I, Bugri HJ, Widanarni. 2006.
Pengaruh kadar protein yang
Pengaruh padat penebaran
berbeda terhadap pertumbuhan
terhadap kelangsungan hidup dan
ikan gurami (Osphronemus
pertumbuhan ikan gurami
gouramy). Jurnal Agroqua: Media
Osphronemus gouramy Lac.
Informasi Agronomi dan Budidaya
ukuran 2 cm. Jurnal Akuakultur
Perairan 15(2): 51–58.
Indonesia 5(2): 127-135.
Andriyanto S, Tahapari E, Insan I. 2012.
Hapsari AW, Hutabarat J, Harwanto D.
Pendederan ikan patin di kolam
2020. Aplikasi komposisi filter
outdoor untuk menghasilkan benih
yang berbeda terhadap kualitas air,
siap tebar di Waduk Malahayu,
pertumbuhan dan kelulushidupan
Brebes, Jawa Tengah. Media
ikan nila (Oreochromis niloticus)
Akuakultur. 7 (1): 20-25.Hastuti,
pada sistem resirkulasi. Sains
S. 2005. Resistensi Stress Suhu
Akuakultur Tropis 4(1): 39–50.
Lingkungan dan Pertumbuhan
Irawan AH. 2000. Menanggulangi hama dan
Kompensasi Ikan Gurami
penyakit ikan. Solo: CV. Aneka.
(Osphronemus gouramy) yang

269
Budidaya Perairan 2022, Vol. 10 No. 2: 263 - 271

Jumaidi A, Yulianto H, Efendi E. 2017. beku, Artemia sp. awetan dan


Pengaruh debit air terhadap cacing sutera untuk pertumbuhan
perbaikan kualitas air pada sistem dan kelangsungan hidup larva ikan
resirkulasi dan hubungannya gurami (Osphronemus gouramy
dengan sintasan dan pertumbuhan Lac.). Journal of Aquaculture
benih ikan gurame (Oshpronemus Management and Technology
gouramy). e-Jurnal Rekayasa dan 4(2): 117-124.
Teknologi Budidaya Perairan Pratama BA, Susilowati T, Yuniarti T. 2018.
5(2):587-596. Pengaruh perbedaan suhu terhadap
Khairuman, Amri K. 2003. Pembenihan dan lama penetasan lama penetasan
pembesaran ikan gurami secara telur, daya tetas telur,
intensif. Agromedia Pustaka. kelulushidupan dan pertumbuhan
Jakarta 136 hal. benih ikan Gurami (Osphronemus
Mareta RE, Subandiyono S, Hastuti S. 2018. gouramy) Strain Bastar. Jurnal
Pengaruh enzim papain dan Sains Akuakultur Tropis 2(1): 59-
probiotik dalam pakan terhadap 65.
tingkat efisiensi pemanfaatan Pratama NA, Mukti AT. 2015. Pembesaran
pakan dan pertumbuhan ikan larva ikan gurami Osphronemus
gurami (Osphronemus gouramy). gourami secara intensif di Sheva
Sains Akuakultur Tropis 1(1): 21- Fish Boyolali, Jawa Tengah.
30. Journal of Aquaculture and Fish
Munaeni W, Disnawati, Yuhana M, Setiawati Health 7(3): 103-110.
M, Bujang A, Abidin LB, Kurniaji Rosidah, Afizia WM. 2012. Potensi ekstrak
A. 2019. Buton forest union extract daun jambu biji sebagai
(Eleutherine bulbosa (Mill) antibakterial untuk menanggulangi
potential on growth performance serangan bakteri aeromonas
of vannemi shrimp (Litopenaeus hydrophila pada ikan gurami
vannamei). Pak. J. of Biological (Osphronemus gouramy
Science 22 (1): 15-20. lacepede). Jurnal Akuatika 3(1):
Norjanna F, Efendi E, Hasani Q. 2015. 19-27.
Reduksi amonia pada sistem Sarwono B, Sitanggang M. 2007. Budidaya
resirkulasi dengan pengunaan gurami. Penebar Swadaya. Jakarta.
filter yang berbeda. e-Jurnal Setyowati DN, Hardaningsih I, Priyono SB.
Rekayasa dan Teknologi Budidaya 2007. Survival Rate And Growth
Perairan 4(1): 427–432. Of Post Larvae Of Several Giant.
Nugroho E. 2012. ‘Endang Pamularsih’ 1, 149–153.
Gurami yang Jempolan. Media Subandiyah S, Satyani D, Aliyah. 2003.
Akuakultur Volume 7(2): 99-102. Pengaruh subtitusi pakan alami
Nugroho, Subandiyono, Herawati VE. 2015. (Tubifex) dan buatan terhadap
Tingkat pemanfaatan Artemia sp. pertumbuhan ikan tilan lurik

270
Budidaya Perairan 2022, Vol. 10 No. 2: 263 - 271

merah (Mastacembelus
erythrotaenia Bleeker, 1850).
Jurnal Iktiologi Indonesia 3(2): 67-
72.
Sulistyo J, Muarif, Mumpuni F. S. 2016.
Pertumbuhan dan kelangsungan
hidup benih ikan gurami
(Osphronemus gouramy) pada
sistem resirkulasi dengan padat
tebar 5, 7, dan 9 ekor/liter. Jurnal
Pertanian 7(2): 87-93.
Verawati. 2017. Pengaruh perbedaan padat
penebaran terhadap pertumbuhan
dan kelangsungan hidup benih
ikan gurami (Osphronemus
gouramy) pada sistem resirkulasi.
Jurnal Mina Sains1(1): 6–12.
Wibowo WP, Samidjan I, Ra chmawati D.
2017. Analisis laju pertumbuhan
relatif, efisiensi pemanfaatan
pakan dan kelulushidupan benih
ikan gurami (Osphronemus
gouramy) melalui substitusi silase
tepung bulu ayam dalam pakan
buatan. Journal of Aquaculture
Management and Technology
6(2): 51–58.

271

Anda mungkin juga menyukai