Budidaya Ikan
Materi 6
Sistem Akuaponik 1
Vindy Rilani Manurung, S.Pi., MP
2
Definisi Sistem
Akuaponik
Siklus
sebuah ekosistem yang resirkulasi atau
Akuaponik
saling menguntungkan, dengan
menggunakan bakteri untuk mengubah
Tanaman
Mikroba Hidroponik limbah dari ikan/sisa pakan menjadi
nutrisi tanaman.
4. Sumber Air
Sumber air kolam akuaponik dapat berupa air tanah, air hujan atau air PAM, air tanah memiliki
kualitas yang ideal untuk akuaponik.
Kemampuan cahaya matahari untuk tembus sampai dasar kolam dipengaruhi kekeruhan air, air
yang tidak terlalu keruh atau tidak terlalu jernih umumnya baik untuk ikan. Sebelum air distribusikan ke
kolam, sebaiknya sumber air memiliki pH netral.
5. Amoniak
Senyawa nitrogen dan hidrogen yang memiliki aroma tajam dan menyengat, berasal dari protein
yang trkandung pada pakan , level maksimum amoniak dalam perairan adalah 0,5 ppm.
6 Sumber: Halim., 2018
Model-Model Akuaponik
1. Nutrient Film Technique Komponen utama sistem akuaponik adalah kolam ikan, bak
untuk tanaman, auto siphone (mengendalikan pasang surutnya air dalam wadah media
tanam), dan media tanam seperti kerikil atau hydroton (sebagai media filter).
Kelebihan:
• Sederhana dan mudah dalam perawatan
• Jenis tanaman yang bisa ditanam di tanah bisa diterapkan dalam sistem akuaponik
• Rekomendasi untuk pemula
Kelemahan
• Siklus amoniak tidak berfungsi sebaik akuaponik jenis lainnya, yang mewajibkan tersedianya
penyaring khusus
7
8
2. Floating Raft atau Deep Water Culture
Sitem akuaponik ini disebut juga dengan sistem rakit apung atau deep water culture. Cara kerja
akuaponik sistem rakit adalah dengan mengapungkan tanam dalam air, air mengalir perlahan sehingga akarnya
terendam dan mendapatkan unsur hara. Sistem ini harus ditambahkan sistem biofilter dan sistem penjernih air.
Kelebihan:
• Biaya yang digunakan dalam pembuatan sistem ini relatif lebih murah
• Hemat air karena pada sistem ini tidak terbuang
• Akar tanaman terpapar air secara langsung sehingga nutrisi dapat diserap secara optimal
• Perawatan tanaman lebih mudah dan tidak memerlukan perhatian yang tinggi, namun dilakukan secara kontrol.
Kelemahan:
• Hanya cocok digunakan untuk menanam sayuran dan akar serabut
• Akar tanaman rentan terhadap pembusukan karena selalu terendam air
• Menggunakan aerator, agae kebutuhan oksigen ikan dan tanaman terpenuhi
9
10
3. Nutrient Film Technique (NFT)
Sitem akuaponik NFT adalah mengalirkan aliran air yang tipis langsung ke akar
tanaman, ditambahkan biofilter sebagai rumah bakteri tambahan pada filter ini.
Kelebihan:
• Air yang digunakan untuk mengaliri tanaman amat kecil, oleh karena itu pompa yan digunakan
pun cukup kecil.
Kelemahan:
• Teknik ini rentan terhadap perubahan cuaca, dapat berpengaruh pada akar tanaman
• Hanya tanaman yang menyenangi banyak air saja yang bisa ditanam
• Apabila aliran air macet karena tersumbat atau aliran listrik mati, tanaman akan cepat mati n
kering
11
12
Video Akuaponik
https://www.youtube.co
m/watch?v=YKnfR0UPl
kM
https://www.youtube.co
m/watch?v=nlUazp_mQ
Gw&t=16s
13
Jenis Tanaman Akuaponik
1. Kangkung ( umur panen 25-30 hari)
2. Bayam ( 20-25 hari)
3. Selada (30-35 hari)
4. Sawi/ Caisin (25-30 hari )
5. Pakcoy (25-30 hari)
6. Kailan (50-70 hari)
7. Tomat (65-75 hari) sistem irigasi
tetes
8. Cabai (65-75 hari)
14
Jenis Ikan a) Bawal
Akuaponik b) Mas
c) Lele
d) Patin
e) Gurame
f) Nila
15
Ikan Hias
Akuaponik
16
Mata Kuliah Manajemen Budidaya Perikanan
Materi 7
Budidaya Ikan
Sistem Akuaponik 2
(Media dan Aplikasi)
Vindy Rilani Manurung, S.Pi., MP
⊷ Arang kayu
⊷ Kerikil
⊷ Sabut kelapa
⊷ Ijuk
⊷ Rockwoll
⊷ Potongan bambu
Sumber: Widyastuti dan Tim
Akuaponik, 2020
20
Penyemaian
• Jenis tanaman berakar serabut
• Gunakan bibit unggul
• Bebas penyakit (virus, bakteri dan jamur)
• Tanaman disemai terlebih dahulu dan digunakan
pupuk organik ( pupuk kompos, pupuk kandang).
Simpel, SEDERHANA
Non listrik
31
Mata Kuliah Manajemen Budidaya Perikanan
Materi 8
4
Nitrogen Anorganik
o Nitrogen yang berbahaya dalam bentuk nitrogen anorganik (mobilized
nitrogen) antara lain amonia dan nitrit.
o Amonia terdiri dari dua bentuk yaitu amonia terionisasi (NH4-) dan tidak
terionisasi (NH3).
o Jumlah amonia terionisasi dan tidak terionisasi dalam air sering disebut
dengan total ammonia nitrogen (TAN).
o Amonia terionisasi tidak bersifat toksik bagi ikan sedangkan amonia tidak
terionisasi bersifat toksik.
o Semakin tinggi suhu dan pH semakin besar persentase kandungan amonia
tidak terionisasi (Boyd, 1990).
“
Kadar amonia yang tinggi di kolam dapat
menyebabkan:
6
”
Toksisitas amoniak akan menurun jika kadar CO2 dalam air
meningkat, karena peningkatan CO2 akan menurunkan pH
sehingga menurunkan kadar amonia tidak terionisasi (NH3)
(Boyd, 1990).
Bentuk nitrogen anorganik dalam kolam ikan adalah nitrit
(NO2-) dan nitrat (NO3-).
Nitrit bersifat toksik bagi ikan, sementara nitrat tidak
bersifat toksik.
Nitrat merupakan sumber nitrogen yang dapat diserap oleh
fitoplankton maupun bakteri.
7
Konsep Bioflok
Konsep dasar bioflok adalah mengubah senyawa organik dan anorganik
yang mengandung senyawa karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O),
nitrogen (N) dan sedikit fosfor (P) menjadi masa sludge berupa bioflok
dengan menggunakan bakteri pembentuk flok (floc forming bacteria)
yang mensintesis biopolymer sebagai ikatan bioflok.
Tujuan utama teknologi bioflok dalam budidaya perairan adalah
memanfaatkan limbah nitrogen anorganik dalam kolam budidaya
menjadi nitrogen organik yang tidak bersifat toksik.
Sistem bioflok (heterotrophic system) dalam budidaya perairan menekankan
pada penumbuhan bakteri pada kolam untuk menggantikan komunitas
autotrofik yang didominasi oleh fitoplankton (McIntosh, 2000). 8
Konsep Bioflok Sistem bioflok amonia dan nitrit
dapat ditekan karena akan
diimobilisasi menjadi nitrogen organik
dalam bentuk protein sebagai
biomasa bakteri.
Pakan yang diberikan tidak semuanya
diasimilasi menjadi daging ikan.
Avnimelech dan Ritvo (2003), hanya
25% nitrogen dari pakan yang dapat
diasimilasi menjadi daging,
sedangkan 75% terbuang ke
lingkungan.
9
Bakteri dalam Sistem Bioflok
Penggunaan bakteri dalam Pertumbuhan bakteri heterotrof dalam
akuakultur telah banyak sistem bioflok dipengaruhi oleh karbon
dilakukan terutama dalam organik yang terlarut dalam air.
bentuk probiotik, baik untuk
Pertumbuhan bakteri heterotrof dapat
manajemen kualitas air maupun
dirangsang dengan meningkatkan rasio
sebagai campuran pakan.
C:N melalui penambahan karbohidrat
Probiotik (Bacillus) dapat
atau penurunan kandungan protein
mengontrol luminous Vibrio
pakan.
(Moriarty, 1999)
Bacillus subtilis mampu Material karbon ini akan mengikat
menurunkan Vibrio dalam nitrogen anorganik yang digunakan
pencernaan udang (Far et al., untuk pertumbuhan sel bakteri
2009) (Hargreaves, 2013).
10
Apa sumber karbon organik yang
mengikat nitrogen anorganik
dalam teknik bioflok?
11
Bioflok dan Manajemen Kualitas Air
Manfaat Bioflok
12
Amoniak
Nitrogen anorganik dalam kolam terutama berasal dari hasil eskresi, feses,
sisa pakan serta tanaman/ikan mati yang mengalami mineralisasi.
Penambahan sumber karbon akan mengikat nitrogen anorganik menjadi
senyawa organik yang mengandung protein tinggi.
Rasio C:N yang tinggi (>15) akan merangsang bakteri heterotrof untuk
mengasimilasi ammonium nitrogen dari air menjadi biomasa sel bakteri (Davies,
2005, Ebeling et al., 2006).
13
Lanjutan
14
Oksigen Terlarut Alkalinitas dan pH
Karbondioksida dalam kolam melimpah karena
Oksigen terlarut pada sistem heterotrof semua organisme baik ikan maupun bakteri
relatif stabil, baik pada waktu siang
memproduksinya.
maupun malam.
Hal ini berpengaruh terhadap alkalinitas maupun pH air.
Aplikasi teknologi bioflok memerlukan Karbondioksida yang terbentuk akan bereaksi dengan
ketersediaan aerator/paddle wheel
air dan selanjutnya membentuk bikarbonat (Wurts dan
secara kontinyu untuk menjaga
Durborow, 1992). Bikarbonat merupakan penyusun
ketersediaan oksigen terlarut dan
utama alkalinitas air.
menjaga pergerakan air dalam kolam
Semakin banyak karbondioksida yang dihasilkan
untuk menghindari pengendapan
semakin tinggi bikarbonat yang terbentuk.
bioflok.
Alkalinitas mengacu pada kapasitas penyangga air,
Oksigen terlarut diperlukan oleh bakteri atau kemampuannya untuk menahan perubahan pH.
heterotrof karena bersifat aerob dan
Berdasarkan reaksi tersebut, pH air dalam sistem
menguraikan bahan organik
bioflok tidak terlalu tinggi dibandingkan sistem autotrof
karena reaksi asam yang dihasilkan serta kemampuan
sebagai penyangga air (Avnimelech, 2009)
15
Terima Kasih
16
Mata Kuliah Manajemen Budidaya Perikanan vindyrilani.m@usu.ac.id
Materi 9
PELUANG
1. Solusi Pemenuhan kebutuhan
protein dari perikanan dan
sayuran untuk mencukupi
kebutuhan gizi masyarakat
“Budikdamber” menjadi solusi potensial bagi 2. Kreatif dalam memanfaatkan
budidaya perikanan di lahan sempit dengan lokasi sempit dan penghematan
penggunaan air yang lebih hemat air budidaya.
Alat dan Bahan Media Budikdamber
1. Ember volume 78 liter
2. gelas plastik,
3. kawat,
4. Media air,
5. alat pengukur kualitas air.
Bahan:
1. Arang kayu,
2. Ikan lele 60 ekor
Desain Pembuatan Budikdamber
1. Ember volume 78 liter yang diisi air
setinggi 50 cm atau sebanyak 60 liter air.
2. Bagian atas ember digantungkan gelas
plastik yang berisi arang kayu sebagai
media tanam kangkung aquaponik.
3. Agar tanaman kangkung dapat tumbuh
dengan baik maka gelas plastik diberi
lubang-lubang kecil sebagai tempat
masuknya air ke media tanam kangkung.
4. Luas lahan yang dibutuhkan untuk satu
buah media sistem budikdamber ini
adalah 0,2 m2.
Desain Pembuatan Budikdamber
1. Media budikdamber mampu
menampung 60 ekor ikan lele
dengan kepadatan 1 ekor per liter.
2. Sistem budikdamber di rancang
mempunyai kelebihan yaitu tidak
membutuhkan listrik seperti yang
biasa di gunakan pada sistem
resirkulasi aquaponik yang ada di
masyarakat
3. Wadah budidaya ikan yang
digunakan mudah didapatkan,
hemat dalam penggunaan air serta
tambahan penanaman sayuran
kangkung untuk memenuhi
kebutuhan sayuran.
Pemeliharaan
1. Ember diletakkan di tempat terkena matahari
2. Kangkung tumbuh pd hari ke 3, bila ada kutu di daun kangkung,
segera buang daun atau batang karena kangkung akan kriting dan
mati
3. Pemberian pakan pada ikan secara sekenyangnya (ad satiation) 2-
3 kali dengan waktu tetap:
5-7cm pakan pelet PF 800,
10cm pakan pelet PF 1000,
>12cm pakan pelet 781-2, 781-1, 781).
Pergantian Air
Pergantian air dilakukan apabila:
1. Nafsu makan ikan menurun
2. Air berbau busuk (NH3, H2S)
3. Ikan mengantung (kepala diatas, ekor ke
bawah)