Anda di halaman 1dari 9

MANFISH JOURNAL ISSN 2721-2815

Marine, Environment, and Fisheries p-ISSN:


http://ejurnal.polnep.ac.id/index.php/manfish

Volume 2 Nomor 1 – September 2021

DOI:

PERBANDINGAN PENGISIAN TEKANAN OKSIGEN DAN WAKTU


ANGKUT YANG BERBEDA DALAM SISTEM KEMASAN TERTUTUP
TERHADAP SURVIVAL RATE (SR) BENIH IKAN NILA GIFT
(Oreochromis Niloticus)

Perdana Ixbal Spanton1 dan M. Raka Nur Sukma1


1
Universitas PGRI Ronggolawe, Jl. Manunggal No. 61 Tuban.
Email: prospective@unirow.ac.id

ABSTRAK
Ikan nila termasuk komoditas yang mudah dibudidayakan. Tidak hanya dapat dibudidayakan di
perairan tawar, ikan nila juga dapat dibudidayakan di perairan air payau. Oleh karena itu, perlu
dilakukannya usaha yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas. Pada usaha pembesaran ikan
seringkali untuk mendapatkan benih-benih yang memenuhi syarat atau bibit unggul diperoleh dari
tempat pembenihan yang letaknya berjauhan dari tempat pembesaran. Pengetahuan tentang cara
melakukan kegiatan pengemasan benih ikan dengan sistem tertutup sangat diperlukan demi
menunjang kelancaran pengangkutan yang benar dan lebih efisien. Tujuan dari penentuan tekanan
oksigen dan waktu angkut yang optimal adalah untuk mendapatkan nilai Survival rate (SR) /
Kelulushidupan yang tinggi. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental, dengan desain
percobaan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dilengkapi dengan f faktor dan t taraf yaitu faktor
waktu dan faktor tekanan oksigen dan 3 kali ulangan. Perbandingan pengisian tekanan oksigen dan
waktu angkut yang berbeda dalam sistem kemasan tertutup terhadap Survival Rate (SR) benih ikan
nila gift (Oreochromis niloticus) pada Faktor a (waktu angkut) menunjukkan bahwa nilai T hitung =
12,378> T 0,05 (0,006), dan Faktor b (tekanan oksigen) menunjukkan nilai T hitung = 19,303>T 0,05
(0,003).
Kata Kunci: oksigen, waktu angkut, pH, ikan nila

PENDAHULUAN masyarakat Indonesia sendiri, sentra


Ikan nila termasuk komoditas yang mudah pembenihan ikan nila tersebut bukanlah
dibudidayakan. Tidak hanya dapat berasal dari daerah yang sama, melainkan
dibudidayakan di perairan tawar, ikan nila juga berasal dari wilayah berbeda. Dengan
dapat dibudidayakan di perairan air payau. demikian transportasi benih ikan nila gift ini
Oleh karena itu, perlu dilakukannya usaha sangat diperlukan untuk pendistribusian
yang bertujuan untuk meningkatkan dengan jarak yang jauh dan waktu yang relatif
produktivitas (Fardiansyah, 2011). Dalam lama (Lesmana dan Darmawan, 2001).
kegiatan budidaya perikanan dengan metode Pada usaha pembesaran ikan seringkali
pembesaran ikan, benih adalah salah satu untuk mendapatkan benih-benih yang
aspek terpenting yang harus tersedia. Seperti memenuhi syarat atau bibit unggul diperoleh
halnya pada kegiatan budidaya ikan nila gift dari tempat pembenihan yang letaknya
(O. niloticus) yang sangat populer. Untuk berjauhan dari lokasi tempat pembesaran.

Open Access Journal 28


Manfish Journal Vol.2 No.1, September 2021

Pengangkutan benih ikan adalah cara terbaik Kemasan tertutup menggunakan kantong
untuk memindahkan benih ikan dari plastik yang dipasok oksigen merupakan salah
pembudidaya ke pembeli. Cara atau metode satu cara terbaik yang sudah umum dilakukan
dalam pengangkutan benih harus benar-benar sampai saat ini. Pada umumnya transportasi
diperhatikan dengan baik, karena diharapkan benih jarak jauh menggunakan metode sistem
bahwa benih yang dikirim bisa sampai ke basah tertutup (Anandasari, 2015). Sistem ini
tangan konsumen dalam keadaan baik dan digunakan juga untuk pengiriman ke luar
hidup. Jika nilai kelulushidupan (survival rate) negeri dengan pesawat terbang. Pengemasan
ikannya kurang baik, maka kemungkinan benih-benih ikan dilakukan dengan kantong
benih mati sangatlah besar (Shavika, 2010). plastik rangkap, tetapi sekarang sudah ada
Sistem pengangkutan benih-benih ikan kantong-kantong plastik atau dari silikon tebal
dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan dan khusus digunakan untuk transportasi ikan
sistem kemasan terbuka dan sistem kemasan hidup. Kesehatan ikan dipengaruhi oleh
tertutup. Pengiriman benih dengan sistem perubahan parameter kualitas air sementara
kemasan terbuka biasanya diterapkan untuk dalam kantong plastik selama proses
pengangkutan jarak pendek, sedangkan sistem pengiriman. Parameter-parameter yang harus
kemasan tertutup digunakan untuk dipertimbangkan antara lain suhu, oksigen
pengangkutan jarak yang lebih jauh (Alfie, terlarut, pH, dan amonia. Stress pada ikan
2009). Pengetahuan tentang bagaimana cara dipicu oleh tingginya tingkat metabolisme dan
melakukan kegiatan pengemasan benih ikan menurunnya kualitas media air selama
dengan sistem tertutup sangat diperlukan demi transportasi dikarenakan kandungan oksigen
menunjang kelancaran pengangkutan yang terlarut cenderung menurun dan terjadinya
benar dan lebih efisien, serta sebuah terobosan akumulasi/tumpukan amonia dalam media
atau upaya yang dapat mengurangi masalah- pengangkutannya (Yanto, 2012). Tingkat
masalah yang terjadi dalam kegiatan perubahan setiap parameter dipengaruhi oleh
pengangkutan benih ikan tersebut (Supriyono berat dan ukuran ikan yang akan diangkut dan
et al., 2010). lama waktu pengiriman (Emu, 2010).
Pengiriman benih ikan sistem tertutup dapat Sebelumya pernah dilakukan penelitian
mengakibatkan tingkat kelulushidupan ikan serupa yaitu Pengaruh Penggantian Oksigen
menurun jika penanganan dilakukan dengan Pada Transportasi Benih Kerapu Dengan
cara yang salah. Contohnya tidak optimalnya Sistem Tertutup dimana transportasi dengan
pengisian tekanan oksigen ke kantong-kantong lama waktu yang berbeda 24 jam; 36 jam; 48
plastik kemasan bisa mempengaruhi angka jam dan 60 jam. Hasil terbaik dari penelitian
kematian yang relatif tinggi karena pendahuluan adalah transportasi selama 24
berkurangnya oksigen terlarut (DO) dalam air. jam. Oksigen diganti dengan cara: oksigen
Selain kurang nya oksigen terlarut dalam air, dalam kantong plastik dibuang diganti dengan
waktu pengangkutan juga sangat berpengaruh oksigen yang baru. Kemudian dikemas
terhadap tingkat kelulushidupan benih ikan. kembali untuk melanjut transportasi hingga 12
Selain itu, keasaman (pH) memegang peranan jam; 24 jam; 36 jam dan 48 jam. Trasportasi
penting dalam bidang perikanan karena dilakukan secara tertutup menggunakan mobil.
berhubungan dengan kemampuan untuk Benih ikan kerapu yang digunakan adalah ikan
tumbuh. Ikan dapat hidup minimal pada pH 4 kerapu hibrida antara betina kerapu macan
dan diatas pH 11, akan mati (Suyanto, 2004). (Epinephelus fuscoguttatus) dan jantan kerapu

Open Access Journal 29


Manfish Journal Vol.2 No.1, September 2021

batik (Epinephelus microdon) ukuran 7,0 ± populasi melalui tahap grading yaitu memilah
0,54 cm, dengan kepadatan 125 ekor perbok. individu benih ikan nila gift. Pada penelitian
Benih dikemas dengan kantong plastik ukuran ini, hewan uji yang dibutuhkan sebanyak 1350
tebal 0,08 mm, panjang 120 cm x lebar 53 cm benih ikan nila gift yang selanjutnya benih
diisi 10 liter air laut, ditambahkan oksigen dimasukkan ke dalam media pemeliharaan
dengan perbandingan volume air : oksigen berupa air tawar dalam kolam pemeliharaan.
adalah 1 : 3, lalu dimasukkan dalam kotak Masa pemeliharaan benih ikan nila gift antara
styrofoam berukuran 75x40x30 cm. Hasil 4-7 hari adaptasi sampai benih tersebut tidak
penelitian terbaik adalah setelah ikan mati sebelum dilakukan pengemasan.
ditransportasi 24 jam, kemudian diganti Proses Pengemasan dan Pengisian Oksigen
oksigen dan ditransportasi lagi selama 24 jam,
Pengemasan benih-benih ikan nila gift
sehingga lama waktu transportasi bisa dilakukan dengan kantong plastik rangkap
diperpanjang sampai 48 jam, dengan tingkat yang khusus digunakan untuk pengemasan
kelangsungan hidup hidup 98,4 %. ikan hidup. Selanjutnya disiapkan 27 kantong
Pengisian tekanan oksigen pada sistem plastik berukuran 75 cm x 40 cm sebagai
kemasan tertutup harus tepat dan benar agar
wadah benih ikan nila gift dan 27 buah
kantong plastik berisi ikan sampai tujuan
sterofoam yang berukuran sama sebagai
dengan baik dan hidup. Penentuan tekanan wadah seluruh kantong benih ikan nila gift
oksigen dan waktu angkut akan mempengaruhi untuk 3 kali ulangan. Setelah itu benih dengan
nilai kelulushidupan pada sistem transportasi jumlah 50 ekor dimasukkan ke dalam kantong
ikan. Untuk itu dilakukan penelitian sistem plastik dengan volume air 1,5 liter, kemudian
transportasi dengan kemasan tertutup dengan dilakukan pengisian oksigen pada kemasan.
perbandingan pengisian tekanan oksigen dan Pengisian oksigen dilakukan setelah
waktu angkut.
pengisian air dan ikan nila gift ke dalam
Pengetahuan tentang kelulushidupan benih kantong plastik. Pemberian tekanan oksigen
ikan dengan pengisian oksigen dan waktu sehingga memperoleh DO (Dissolved Oxigen)
angkut yang berbeda pada sistem kemasan
4,9 ppm, 6,4 ppm, dan 7,9 ppm pada 27
tertutup akan menjadi tolak ukur dalam kantong plastik untuk 3 kali ulangan. Plastik
perlakuan terhadap benih ikan saat proses yang telah dikemas (27 kantong) selanjutnya
pengiriman sehingga memiliki nilai Survival dimasukkan dalam sterofoam berukuran 38 x
rate (SR) / Kelulushidupan yang tinggi. Untuk 29,5 x 30,5 cm masing-masing sterofoam
itu yang menjadi tujuan penelitian ini adalah berisi 1 kantong plastik.
untuk mengetahui tingkat kelulushidupan
benih ikan nila gift (O. niloticus) dengan Tabel 1. Tekanan Oksigen dan Dissolved
perbandingan pengisian oksigen dan waktu Oksigen Pada Saat Pengemasan
angkut yang berbeda pada kemasan tertutup.
Dissolved Oxygen
Oksigen Bebas
(DO)
METODE PENELITIAN
15 kg/cm² 4,9 ppm
Persiapan Hewan Uji
Hewan uji yang digunakan adalah benih 30 kg/cm² 6,4 ppm
ikan nila gift (O. niloticus) ukuran 3-5 cm. 45 kg/cm² 7,9 ppm
Dalam menentukan populasi benih ikan nila
gift yang satu ukuran dilakukan estimasi Perlakuan Penelitian

Open Access Journal 30


Manfish Journal Vol.2 No.1, September 2021

Rancangan percobaan yang digunakan Kelompok (RAK). Data yang diperoleh,


dalam penelitian ini adalah rancangan faktorial terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dan
dengan desain percobaan Rancangan Acak homogenitas. Data dipastikan normal dan
Kelompok (RAK) dengan menggunakan 2 homogen yang selanjutnya dilakukan uji T
faktor perlakuan dengan 3 kali ulangan, maka (ragam) dengan taraf kepercayaan 95%.
secara keseluruhan akan didapat 27 unit Dengan menggunakan analisis sidik ragam
percobaan. Faktor 1 adalah pengisian oksigen ANOVA (Analysis of Variance). Apabila uji T
sebanyak 15 kg/cm² (b1), 30 kg/cm² (b2), 45 menunjukkan berpengaruh nyata pada
kg/cm² (b3) dan faktor 2 adalah waktu angkut perlakuan, maka dilakukan uji Beda Nyata
8 jam (a1), 16 jam (a2), 24 jam (a3). Terkecil (BNT) antar perlakuan pada taraf
95%.
Variabel Pengamatan
Parameter yang diamati dalam penelitian ini
HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah kelulushidupan benih ikan nila gift (O.
Hasil penelitian yang telah dilakukan pada
niloticus). Kelulushidupan benih ikan nila gift
kemasan tertutup dengan benih ikan nila gift
dilihat dari jumlah benih yang masih hidup
dengan kepadatan 50 ekor/kantong dengan
setelah proses pengemasan dan waktu angkut.
pengisian tekanan oksigen 15 kg/cm²,
Kemudian dilihat juga kelulushidupan benih
30kg/cm², 45 kg/cm² dan waktu angkut 8 jam,
ikan nila gift pasca pengemasan dan
16 jam, dan 24 jam menunjukkan nilai Survival
pengangkutan. Untuk menghitung jumlah
Rate (SR)/ kelulushidupan benih ikan nila pada
benih ikan nila yang masih hidup setelah
Gambar 1. Tingkat kelulusanhidup tertinggi
dilakukan pengemasan selama 8 jam, 16 jam,
terdapat pada perlakuan dengan pengisian
dan 24 jam, yaitu dengan cara mengamati dan
oksigen sebanyak 45 kg/cm² (b3) dan waktu
menghitung setiap pergerakan benih ikan nila
angkut 8 jam (a1), yaitu sebesar 91,33%
gift yang terdapat dalam satu kantong plastik
Pada Gambar 2. Menunjukkan nilai oksigen
tersebut.
terlarut (DO) pada masing – masing perlakuan
Menurut Effendi (2003), kelulushidupan
yaitu b1 = 4,9 pada 8 jam pertama dan
ikan uji didapatkan dengan menghitung jumlah
mengalami penurunan hingga 3,7 pada 24 jam.
ikan uji yang hidup pada awal sampai akhir
penelitian, dengan rumus : oksigen terlarut (DO) b2 = 5,8 pada 8 jam
pertama dan mengalami penurunan hingga 4,9
Nt pada 24 jam. Oksigen terlarut (DO) b3 = 7,9
SR = x 100%
No pada 8 jam pertama dan mengalami penurunan
hingga 6,7 pada 24 jam. Dapat diartikan bahwa
SR = Kelulushidupan ikan (%);
Nt = Jumlah ikan pada akhir penelitian (ekor);
pengisian tekanan oksigen dan waktu angkut
No = jumlah ikan pada awal penelitian (ekor) yang berbeda mempunyai dampak terhadap
Parameter penunjang dalam penelitian ini penurunan kadar oksigen terlarut (DO).
yaitu pengukuran suhu, pH dan DO. Adapun parameter penunjang dalam
penelitian ini meliputi DO, suhu, dan pH yang
Analisis Data dilakukan sebelum pengemasan yang berada
Analisis data dilakukan menggunakan pada tempat pemberokan dan sesudah
program manual dan Perhitungan Minitab pengemasan yaitu pada jam ke 8, 16, dan 24
dengan menggunakan Rancangan Faktorial dapat dilihat pada Gambar 2, 3 dan 4.
dengan desain percobaan Rancangan Acak

Open Access Journal 31


Manfish Journal Vol.2 No.1, September 2021

100
Kelulushidupan (%)

90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
15 (b1) 30 (b2) 45 (b3)
8 jam (a1) 72,67 84 91,33
16 jam (a2) 56,67 68,67 80,67
24 jam (a3) 43,33 58,67 64

Gambar 1. Kelulushidupan Benih Ikan Nila Gift (O. niloticus)

9
8
Dissolved Oxygen (ppm)

7
6
5
4
3
2
1
0
b1 (15) b2 (30) b3 (45)
8 Jam 4,9 5,8 7,9
16 jam 4,5 5,1 7,1
24 jam 3,7 4,9 6,7

Gambar 2. Kandungan Oksigen Terlarut (DO) dalam kemasan

Hasil yang didapatkan dari penelitian diartikan bahwa semakin tinggi tekanan
tingkat kelulushidupan bibit nila yang terbaik oksigen dan semakin cepat waktu angkut
terdapat pada perlakuan b3 yaitu dengan dalam kemasan tertutup, maka tingkat
kepadatan 50 ekor/kantong, dengan pemberian kelulushidupan benih ikan nila yang
tekanan oksigen 45 kg/cm² dan menghasilkan didapatkan semakin tinggi.
oksigen terlarut (DO) 7,9 – 6,7; Suhu 26,8 – Kadar Oksigen terlarut (DO) memegang
27,8; dan pH 6,8 – 7,8. Perlakuan yang peranan penting dalam bidang perikanan,
dilakukan dengan waktu pengangkutan 8 jam. karena berhubungan dengan kualitas air.
Hasil dari tingkat kelulushidupan bibit nila Semakin banyak jumlah DO (Dissolved
yaitu mencapai nilai 91,33 %. Hal ini dapat oxygen) maka kualitas air semakin baik, jika

Open Access Journal 32


Manfish Journal Vol.2 No.1, September 2021

kadar oksigen terlarut yang terlalu rendah akan (Rully, 2011).. Tingkat kelulushidupan pada
menimbulkan bau yang tidak sedap akibat bibit ikan nila yang terbaik yaitu pada
degradasi anaerobik dan bisa menyebabkan perlakuan a1b3. Hal tersebut dipengaruhi oleh
terjadinya racun. Apabila oksigen terlarut beberapa parameter penunjang yang ideal
berkisar antara 1-5 mg/L dapat menyebabakan untuk proses pengemasan pada kemasan
pertumbuhan ikan menjadi lambat sedangkan tertutup yaitu dengan suhu 26,8 °C, pH 6,8
oksigen terlarut yang kurang dari 1 mg/L dapat ppm, dan DO 7,9 ppm.
bersifat toksik bagi sebagian besar spesies ikan

28
27,5
27
Suhu Air

26,5
26
25,5
25
b1 (15) b2 (30) b3 (45)
8 jam 26,5 26,8 26,8
16 jam 26 27,3 27,7
24 jam 27,4 27,8 27,8

Gambar 3. Suhu air dalam kemasan Benih Ikan Nila Gift (O. niloticus)

7
6,8
6,6
pH Air

6,4
6,2
6
5,8
5,6
b1 (15) b2 (30) b3 (45)
8 jam 6,1 6,5 6,8
16 jam 6,3 6,6 6,9
24 jam 6,3 6,8 6,9

Gambar 4. Derajat Keasaman (pH) air dalam kemasan Benih Ikan Nila Gift (O. niloticus)

Open Access Journal 33


Manfish Journal Vol.2 No.1, September 2021

Pada kepadatan benih ikan nila yang sehingga menghasilkan oksigen terlarut (DO)
digunakan didalam penelitian ini yaitu 50 4,9 ppm. Hal ini sesuai dengan pernyataan
ekor/kemasan tertutup dengan pemberian Effendi (2003) yang menyatakan bahwa kadar
tekanan oksigen 15 kg/cm². Pelaksanaan waktu oksigen terlarut pada perairan alami biasanya
angkut yaitu 8 jam. Pengangkutan selama 8 berkisar antara 4-8 ppm, karena oksigen
jam yang sudah dilaksanakan, kemudian terlarut (DO) yang melebihi 8 ppm
dilakukan pengecekan parameter yaitu nilai mengakibatkan kembung bagi beberapa jenis
oksigen terlarut (DO) 4,9 ppm, tekanan ikan.
oksigen 15 kg/cm². Pengecekan parameter DO yang kurang dari 4 ppm dapat
yang kedua dilakukan pada waktu mengakibatkan stress pada ikan dan akan
pengangkutan selama 8 jam atau 16 jam menimbulkan kematian (Sucipto dan
setelah jam pengangkutan pertama. Prihartono, 2005). Oleh sebab itu perlakuan b3
Menunjjukan parameter oksigen terlarut (DO) dalam kantong yang berisi 50 ekor benih ikan
dengan nilai yaitu 4,5 ppm, dan tekanan nila gift memiliki nilai kelulushidupan atau SR
oksigen 30 kg/cm². Pengecekan parameter (Survival rate) tertinggi dikarenakan DO
yang ketiga dilakukan pada waktu paling tinggi di kantong perlakuan b3 yang
pengangkutan selama 8 jam atau 24 jam mana DO tidak lebih dari 8.
setelah jam pengangkutan pertama. dan waktu Suhu rata-rata yang diperoleh pada setiap
angkut 24 jam dengan pemberian tekanan perlakuan adalah 26,5-27,8° C (Gambar 3).
oksigen 45 kg/cm². Naik turunnya suhu dipengaruhi oleh suhu
Pada perlakuan b1 menunjukan hasil lingkungan pada waktu ke 8 jam, 16 jam, dan
parameter oksigen terlarut (DO) dengan nilai 24 jam pada saat dalam kemasan. Peningkatan
yaitu 3,7 ppm. Nilai oksigen terlarut b1 paling suhu menyebabkan peningkatan kecepatan
rendah sehingga dampak dari menipisnya metabolisme dan respirasi organisme air dan
kadar oksigen terlarut (DO) dapat selanjutnya dapat mengakibatkan peningkatan
mengakibatkan kematian pada ikan nila. Pada konsumsi oksigen oleh ikan. Suatu aktivitas
perlakuan b2 menunjukan hasil parameter metabolisme ikan berbanding lurus terhadap
oksigen terlarut (DO) dengan nilai yaitu 4,9 suhu air. Semakin tinggi suhu air semakin aktif
ppm. Nilai oksigen terlarut (DO) b2 masih bisa pula metabolisme ikan, demikian pula
dikatakan ikan dapat dapat bertahan hidup sebaliknya (Zairin, 2004). Pengangkutan jarak
dengan oksigen terlarut (DO) diantara 4 – 8 jauh dan lama oksigen harus selalu tersedia dan
ppm. Pada perlakuan b3 menunjukan hasil suhu tidak boleh melebihi 28 °C, adapun suhu
parameter oksigen terlarut (DO) dengan nilai yang ideal untuk pengangkutan ikan tropis
yaitu 6,7 ppm. adalah 20 °C – 24 °C (Jhingran dan Pullin,
Nilai oksigen terlarut (DO) b3 Tertinggi 1985).
diantara perlakuan yang lainnya, sehingga Gambar 4 menunjukkan derajat keasaman
tingkat kelulushidupan ikan nila paling tinggi (pH) berkisar antara 6,1-6,9. Nilai pada derajat
jika dibandingkan dengan perlakuan b1 dan b2. keasaman (pH) pada semua perlakuan masih
Pada perlakuan dan ulangan b1, b2, b3 dalam kisaran optimum kehidupan untuk
didapatkan hasil kematian ikan nila tertinggi pengangkutan yaitu 6 . Kriteria pH yang ideal
yaitu pada perlakuan dan ulangan b1, karena adalah 6,5-8,5 (Fulazzaky and Seong, 2009).
pemberian tekanan oksigen pada media Suhu dan pH air untuk pertumbuhan optimal
pengemasan b1 paling rendah yaitu 15 kg/cm² adalah 20-250 C dan 7-8. Kisaran nilai pH yang

Open Access Journal 34


Manfish Journal Vol.2 No.1, September 2021

mematikan ikan adalah dibawah 4 dan diatas nilotius). Kelayakan kualitas air tersebut
11 (Susanto, 2004). Jadi dapat disimpulkan digunakan untuk menjaga agar kelangsungan
bahwa fluktuasi nilai pH pada media hidup benih ikan nila gift air tawar tetap tinggi
pengemasan system tertutup tidak berbahaya dalam media transportasi dengan sistem
bagi kelangsungan hidup benih ikan nila gift. kemasan tertutup.
Penelitian yang telah dilakukan pada
kemasan tertutup diperoleh hasil dengan benih DAFTAR PUSTAKA
ikan nila gift dengan kepadatan 50 Anandasari RV. 2015. Efektivitas zeolit,
ekor/kantong dengan pengisian tekanan karbon aktif dan minyak cengkeh
oksigen 15 kg/cm², 30kg/cm², 45 kg/cm² dan terhadap fisiologis benih udang galah
(Macrobrahium rosenbergii) pada
waktu angkut 8 jam, 16 jam, dan 24 jam
transportasi tertutup dengan kepadatan
Survival Rate (SR) / kelulushidupan tinggi [Tesis]. Sekolah Pascasarjana,
meningkat. Tingkat kelulushidupan terbaik Institut Pertanian Bogor: Bogor.
terdapat ada perlakuan a1b3 yaitu dengan Alfie. 2009. Kelangsungan Hidup Benih
kepadatan 50 ekor/kantong dengan tekanan Bawal Air Tawar pada Sistem
oksigen 45 kg/cm² menghasilkan DO 7,9 ppm Pengangkutan Tertutup dengan Padat
dengan waktu angkut 8 jam tingkat Penebaran 43, 86, dan 129 Ekor Per
Liter [Skripsi]. Fakultas Perikanan dan
kelulushidupan mencapai 91,33 %. Hal ini
Kelautan Institut Pertanian Bogor:
dapat diartikan bahwa semakin tinggi tekanan Bogor.
oksigen dan semakin cepat waktu angkut Effendi. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi
dalam kemasan tertutup maka tingkat Pengelolaan Sumberdaya dan
kelulushidupan ikan akan semakin tinggi. Lingkungan Perairan. Kanisius:
Kelulushidupan yang terbaik pada perlakuan Yogyakarta.
a1b3 juga dipengaruhi oleh parameter Fulazzaky MA. and Seong TW. 2009.
Assesement of water quality status for
penunjang yang ideal untuk proses
the Se-langor river in Malaysia. Water,
pengemasan dengan suhu 26,8 °C, pH 6,8 Air and Soil Pollution.
ppm, dan DO 7,9 ppm. Emu S. 2010. Pemanfaatan Garam pada
Pengangkutan Sistem Tertutup Benih
KESIMPULAN Ikan Patin pagasius sp. Berkepadatan
Dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian Tinggi dalam Media yang Mengandung
pengisian tekanan oksigen dan waktu angkut Zeolit dan Arang Aktif [Tesis]. Fakultas
Perikanan dan Kelautan Institut
yang berbeda berpengaruh nyata pada
Pertanian Bogor: Bogor.
Kelulushidupan benih ikan nila gift Jhingran VG. and Pullin RS. 1985. A hatchery
(Oreochromis niloticus) terbukti pada nilai manual for common chinese and Indian
tengah setiap perlakuan yang memiliki mayor carps. Asian Development Bank.
peringkat perbedaan yang sangat nyata. Hal ini Inter-national Center for Living Aquatic
dapat diartikan bahwa semakin tinggi tekanan Resource Management.
oksigen dan semakin cepat waktu angkut Lesmana DS. dan Darmawan I. 2001.
Budidaya Ikan Hias Air Tawar. Penebar
dalam kemasan tertutup maka tingkat
Swadaya: Jakarta.
kelulushidupan semakin tinggi. Rully R. 2011. Penentuan Waktu Retensi
Kualitas air yang terdiri dari amoniak, suhu, Sistem Akuaponik untuk Mereduksi
pH, dan DO dapat masih layak untuk Limbah Budidaya Ikan Nila Merah
kehidupan benih ikan nila gift (Orechromis Cyprinus sp. [Skripsi]. Departemen

Open Access Journal 35


Manfish Journal Vol.2 No.1, September 2021

Budidaya Perairan Fakultas Perikanan Tertutup Ikan Hias dan Benih Ikan
dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Budidaya dengan Kepadatan Tinggi.
Bogor: Bogor Penelitian Strategis Nasional: Jakarta.
Shavika. 2010. Studi Transportasi Ikan Mas Susanto R. 2004. Nila. PT. Penebar Swadaya:
Cyprinus carpio MenggunakanbSistem Jakarta
Kering dengan Media Busa. Institut Yanto H. 2012. Kinerja MS-222 dan
Pertanian Bogor: Bogor. Kepadatan Ikan Botia (Botia
Sucipto A. dan Prihartono RE. 2005. macranthus) yang Berbeda Selama
Pembesaran Nila Merah Bangkok. Transportasi. Jurnal Penelitian
Penebar Swadaya: Jakarta. Perikanan 1(1): 43-51.
Supriyono E., Anang HK., dan Kukuh N. 2010.
Pemanfaatan Sumberdaya Lokal dalam
Pengembangan Teknologi Pengepakan

Open Access Journal 36

Anda mungkin juga menyukai