Dalam proses pengemasan secara tertutup ini masih terdapat kelebihan dan kekurangan
yang ulasannya sebagai berikut.
Kelebihan pengemasan tertutup.
media air tahan terhadap guncangan selama proses pengangkutan berlangsung,
dapat dilakukan untuk pengangkutan jarak jauh ( menggunakan pesat ),
memudahkan penataan dalam pemanfaatan ruang selama pengangkutan.
Kelemahan pengemasan tertutup.
media air tidak dapat bersentuh dengan udara langsung sehingga tidak ada suplai
oksigen tambahan,
tidak dapat dilakukan penggantian air, dan
memerlukan kecermatan dalam mempehitungkan kebutuhan oksigen dengan lama
waktu pengangkutan.
Sama seperti dengan metode pengemasan tertutup diatas, pengemasan dengan metode
terbuka juga memiliki kelebhan dan kekurangan yang diantaranya adalah sebgai berikut.
Kelebihan pengemasan ikan metode terbuka.
difusi oksigen melalui udara ke media air masih dapat berlangsung,
dapat dilakukan penambahan oksigen melalui aerator, dan
dapat dilakukan penggantian air sebagian selama perjalanan.
Kelemahan pengemasan ikan metode terbuka.
dapat menimbulkan stres pada ikan,
tidak dapat dilakukan untuk pengiriman menggunakan pesawat terbang, dan
metode ini sangat cocok untuk pengiriman ikan ukuran konsumsi melalui darat/laut.
1.3.1. Diberokkan
Berbeda dengan pengiriman produk mati, dalam pengiriman ikan hias, selain harus tepat
waktu ikan juga harus tetap hidup dan sehat sampai tujuan. Untuk mewujudkan tujuan
pengiriman ini ternyata tidak semudah yang diperkirakan, dan masih banyak pengusaha ikan
yang mengalami kesulitan dalam pengiriman. Ini disebabkan dalam pengiriman ikan hias banyak
hal yang harus dipertimbangkan, misalnya berapa perbandingan jumlah ikan, air, dan oksigen,
serta cara pengemasan dan alat angkut yang digunakan agar ikan selamat ditujuan.
Prinsipnya ada 2 kegiatan dalam pengiriman ikan hias yaitu pengemasan dan
pemberangkatan. Keduanya harus dilakukan dengan cepat dan tepat, sesuai dengan syarat
pengiriman ikan.
Untuk memperlancar pengiriman, sebelum pengemasan dilakukan, ikan harus sudah
diseleksi lebih dahulu. Seleksinya meliputi jenis, ukuran, dan kesehatan ikan. Sehingga ikan
yang dikirim benar - benar hanya ikan yang sejenis, seragam, dan sehat sesuai permintaan
pembeli.
Selain seleksi, satu kegiatan penting yang harus dilakukan sebelum ikan dikemas adalah
memberokkan ikan. Pemberokkan adalah suatu perlakuan untuk mengistirahatkan ikan setelah
mendapat penanganan tertentu ditempat pemeliharaan. Maksudnya adalah agar ikan kondisinya
lebih baik, dan tidak stress selama diperjalanan (minimum bisa dikurangi).
Pemberokkan dilakukan dalam air bersih yang sudah disterilkan, selama 2 -3 hari. Selama
pemberokkan ikan tidak diberi pakan, namun kondisi kesehatan ikan tetap terus dijaga.
Kandungan oksigen (O2) dalam air harus cukup, sebaiknya tidak kurang dari 8 ppm, dan
kandungan amoniak (NH4) tidak melebihi 0,1 ppm.
Bersamaan dengan pemberokkan dilakukan juga seleksi kesehatan, serta penghitungan
jumlah ikan. Seleksi kesehatan ini tidak hanya dilakukan terhadap ikan sakit, tetapi juga
keutuhan tubuhnya, seperti ikan yang bengkok, dan rusak. Ikan sakit, tidak normal, atau rusak
dipisahkan dari ikan yang sehat. Ikan sehat, dan normal inilah yang siap dikirim.
1.3.3. Didesinfeksi
Perlu diperhatikan, terutama saat pemberokkan dan pengepakkan, semua peralatan dan
pekerja harus didesinfeksi terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar ikan tetap sehat, terhindar dari
serangan jasad patogen akibat kontak dengan pekerja, alat, maupun kolam/bak yang digunakan.
Sebelum masuk ruang pemberokkan, pekerja harus mencuci tangan dan kaki terlebih
dahulu dengan menggunakan larutan lysol, atau disinfektan lainnya. Sebaiknya yang memasuki
ruang pemberokkan hanyalah pekerja yang menangani ikan saja.
Desinfeksi juga dilakukan terhadap alat-alat, dan tempat wadah yang akan dipakai.
Desinfeksi wadah/tempat dapat dilakukan dengan cara menyemprotkan larutan desinfektan
sebelum wadah/tempat diisi air. Sedangkan deinfeksi alat-alat dapat dilakukan dengan
merendamnya dalamlarutan desinfektan, kemudian dibilas dengan iar bersih.
1.3.4. Pengangkutan
Dalam pengangkutannya selain keselamatan, tepat waktu perlu juga diperhatikan. Untuk
itu alat transportasi yang digunakan, cara penempatan karton-karton, dan waktu
pemberangkatannya perlu dipertimbangkan. Pengangkutan dapat melalui darat, dapat juga
melalui air, atau udara disesuaikan dengan jarak, dan kemudahan pengiriman. Untuk pengiriman
berjarak tempuh kurang dari 24 jam, dan dapat dilalui mobil, pengirimannya dapat melalui darat.
Sedangkan untuk daerah dengan jarak pengiriman lebih dari 24 jam, dapat menggunakan
pesawat terbang. Namun apabila daerah pengiriman tidak mungkin melalui darat dan udara,
maka pengirimannya bisa melalui air menggunakan kapal.
Agar kemasan/karton berisi ikan tidak rusak, maka penataannya harus dilakukan dengan
benar. Kemasan/karton-karton harus disusun berjajar satu-satu, dan rapat sehingga terlihat rapih,
dan tahan goncangan. Namun bila kemasan ingin disusun bertingkat, maka harus menggunakan
rak-rak.
Dalam dunia usaha bidang perikanan khususnya budidaya ikan merupakan salah satu
sector dunia usaha yang menggunakan tenaga kerja untuk memenuhi target produksinya. Tempat
kerja adalah suatu ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana
tenaga kerja bekerja atau sering dimasuki tempat kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana
terdapat sumbersumber bahaya. Pada dunia usaha budidaya ikan tempat bekerjanya terdapat di
dalam ruangan atau diluar ruangan bergantung pada tingkat usahanya. Usaha budidaya ikan
dapat dilakukan secara ekstensif, semi intensif ataupun intensif sangat menentukan penerapan
kesehatan dan keselamatan kerjanya. Pada usaha budidaya ikan secara ektensif atau tradisional
dimana pada usaha ini tidak banyak menggunakan peralatan-peralatan yang dapat menimbulkan
bahaya bagi para pekerjanya.
4.1.2. Bahan
1) Ikan yang telah dibius
2) Oksigen (dalam tabung)
3) Air segar
4.2.3. Bahan
1) Ikan yang akan dibius
2) Minyak cengkeh (0,1%)
3) Air segar
BAB V PROSEDUR KERJA
5.1. Kegiatan 1
1) Isi kantong plastic dengan air segar
2) Masukkan ikan ke dalam kantong plastic
3) Masukkan minyak cengkeh kedalam media pengemasan (5-10 ml/liter), suhu 20-3 °C
4) Apabila belum terlihat tubuhnya dan tidak bergerak namun tetap bernapas (±5 menit)
perlu dipertimbangkan untuk menambah bahan bius
5) Jaga agar ikan selalu tenggelam dalam air untuk menghindari kembung
Pasca pembiusan
1) Masukkan ikan yang dibius kedalam wadah penampungan, air tidak mengandung bahan
kimia lain, air wadah diberi aerasi
2) Bila ikan kembung bisandisiapkan daun ketapang kering, lalu masukkan kedalam air
media dalam wadah
5.2. Kegiatan 2
1) Kantong plastic diisi air 10 liter, diusahakan suhu air sama dengan suhu tempat
penampungan ikan, kemudian masukkan ikan
2) Kempeskan kantong plastik sampai tidak ada udara di dalamnya
3) Sisa ruang diisi dengan oksigen
4) Ikat dengan karet gelang, kemudian masukkan ke dalam sterofoam dalam posisi
ditidurkan
5) Untuk mempertahankan suhu, masukkan es batu yang sudah dibungkus plastik ke dalam
sterofoam
5.3. Tingkah Laku Ikan
No. Menit ke Tingkah laku ikan Keterangan
Ikan diam, tidak aktif, lemas, ikan
1. 00:01:30 Pemingsanan
mengeluarkan kotoran dari mulut
Minyak cengkeh
2. 00:04:23
ditambahkan ½ ml
3. 00:05:36 Ikan pingsan Pemingsanan
4. 00:00:30 Sirip mulai bergerak Dibangunkan
5. 00:01:45 Insang dan mulut mulai bergerak Dibangunkan
6. 00:03:35 Ekor mulai Dibangunkan
7. 00:04:20 Ikan mulai bergerak normal Dibungankan