Anda di halaman 1dari 3

3.

10 Menerapkan prosedur transportasi dan distribusi Ikan


4.10 Melakukan transportasi dan distribusi ikan

Mata Pelajaran : Teknik Penanganan Pasca Panen


Materi : Prosedur Transportasi Dan Distribusi Ikan (lanjutan )
Pertemuan : 2
Guru : Erlin Fitri Yanti S.Pi

PROSEDUR TRANSPORTASI DAN DISTRIBUSI IKAN (LANJUTAN )

 Cara Distribusi Ikan yang baik

Pada dasarnya distribusi produk hasil perikanan dapat dilakukan dengan model
penerapan system rantai dingin. Dalam system ini suhu ikan hasil tangkapan/panen
diupayakan selalu tetap rendah agar terjaga kesegarannya, yakni dengan
mengoptimalkan penggunaan es dalam penyimpanannya. Sistem rantai dingin yang
diterapkan dalam distribusi dan transportasi ikan dipersyaratkan bahwa semua
kendaraan yang digunakan untuk pengangkutan ikan harus mampu mempertahankan
suhu dingin yang dibutuhkan baik untuk ikan segar maupun mengawetkan produk beku.
Akan lebih baik dengan menggunakan pintu dalam yang dapat menutup sendiri dengan
fleksibel untuk mengurangi kehilangan udara dingin waktu pintu kendaraan pengangkut
dibuka. Pada pengangkutan jarak jauh sebaiknya suhu dipertahankan dan selalu dijaga
pada -18oC atau lebih rendah dan ini bisa dicapai dengan pendinginan mekanis,
pemakaian es kering, sirkulasi gas cair yang dingin. Untuk refrigerasi dan ketelitian
dalam pemuatan, operasi dan pemeliharaannya, sewaktu-waktu harus diperiksa
dengan mengukur suhu produk pada awal dan akhir perjalanan.Pengangkutan harus
dilakukan dengan hati-hati agar produk perikanan tidak terkena suhu tinggi selama
pemuatan dan pembongkaran kendaraan pengangkut.

 Prosedur transportasi dan distribusi ikan

a. Persiapan transportasi dan distribusi ikan

1. Kegiatan pengangkutan terdiri atas kegiatan pengemasan (packing) dan


pengangkutan
2. Ikan yang akan dikemas dipuasakan terlebih dahulu dulu sekitar 24 jam
3. Ikan yang akan dikemas ukurannya sebaiknya seragam untuk memudahkan
pemasaran
4. Air yang akan digunakan berkualitas baik paling tidak sama dengan media budidaya

b. Proses transportasi dan distribusi ikan

Dibagi menjadi transportasi media air dan transportasi non media air sebagai berikut:

1. Transportasi media air


a. Sistem Terbuka
Wadah yang digunakan pada transportasi ini yaitu seperti kantong plastik, pot dari
tanah liat, kotak kayu dilapisi plastik, drum dan bak fiber.
Langkah yang dapat dilakukan pada pengangkutan ikan sistem terbuka yaitu sebagai
berikut :
a. Menyiapkan ikan dengan cara mensortir ikan berdasarkan ukuran, spesies dan
umur serta menyiapkan wadah ikan untuk diangkut.
b. Memasukkan air ke dalam wadah yang akan digunakan untuk transportasi.
c. Memasukkan ikan dengan hati-hati ke dalam wadah yang sudah berisi air.
Selama transportasi harus memperhatikan jalanan yang dilewati. Jalan yang rusak
dan banyak lubang ditengah jalan maka akan membuat ikan mabuk di dalam wadah
akibat banyak goncangan. Hal ini akan dapat mengakibatkan ikan stress. Tubuh ikan
sensitif terhadap gesekan akan mudah terluka. Namun tergantung daripada wadah
yang digunakan. Wadah plastik dapat digunakan untuk pengangkutan ikan dengan
risiko luka terhadap ikan rendah. Namun, plastik ini dapat mudah bocor akibat sobek,
sehingga akan kurang efektif digunakan pada jalanan yang berlubang.

b. Sistem Tertutup
Transportasi media air sistem tertutup menggunakan tambahan oksigen. Metode
penambahan oksigen ini dapat dilakukan yaitu dengan menggunakan aerator, agitator,
blower, tekanan gas oksigen dan cairan oksigen.

Pengangkutan menggunakan kantong plastik yang diikat dan ditambahkan oksigen


dapat dilakukan dengan cara yaitu :
a. Menyiapkan kantong plastik yag akan digunakan dan air bersih
b. Memasukkan air bersih ke dalam kantong plastik
c. Mengisi ikan dalam kantong plastik
d. Memasukkan pipa oksigen sampai pada baggian dasar wadah kantong plastik dalam
keadaan berdiri pada saat diisi.
e. Mengisi wadah dengan oksigen dan mengeluarkan udara dari dalam wadah.
f. Mencabut pipa oksigen dan mengikat bagian ujung kantong plastik dengan erat.

Ikan yang akan diangkut lebih baiknya diberokkan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan
dengan tujuan yaitu menghindari adanya penumpukan kotoran ikan berupa feses
mengandung NH3 atau amoniak yang dapat meracuni ikan pada saat pengangkutan di
dalam wadah.

2. Transportasi Media Non Air


a.Teknik Hibernasi
1.Transportasi Lobster Air Tawar
salah satu kelebihan dari lobster air tawar dibandingan lobster air laut adalah
kemampuan hidup diluar media air dalam llingkungan yang lembab dalam waktu yang
lama. Oleh karena itu, lobster air tawar diperdagangkan dalam keadaan hidup dengan
transportasi menggunakan sistem kering. Media yang digunakan dalam transportasi
harus bersifat lembab, dengan suhu 12,9ºC-25,4ºC. Dalam plastik mika dan lobster
yang telah imotil dimasukkan kedalam kotak plastik mika yang kemudian disusun dalam
box styrofoam dan diberikan es dibagian atas mika dengan dibungkus plastik yang
disusun secara horizontal. Kemudian ditutup dengan rapat dan dilakban.

Gambar. Kemasan sistem sel lobster air tawar selama transportasi.

Pembugaran kembali lobster dilakukan dnegan secara bertahap, yaitu lobster


diangin-anginkan terlebih dahulu selama 3-5 menit agar ammonia yang terjadi selama
transportasi menguap. Kemudian lobster dimasukkan ke dalam air dengan ketinggian
air setengah dari badan lobster dan lobster dibiarkan selama 1 jam, untuk
menghilangkan kotoran. Lobster yang sadar dan bergerak kembali, selanjutnya lobster
baru ditampung di dalam bak penampung sebenarnya.

2. Transportasi Ikan Nila (Oreochromis niloticus) dan Ikan Mas (Cyprinus caprio)

Diagram Alir penyimpanan ikan nila dalam serbuk gergaji dingin

Ikan Nila atau Pengadaptasian 2 hari


Pemberokan 24 Jam
Ikan Mas Hidup dan Penyeleksian
kesehatan ikan

Pemberian es dan air


dalam wadah

Pembiusan ikan
(9-10ºC)

Ikan Bergerak
Pengemasan
Pembugaran

Pembongkaran Penyimpanan dan transportasi


(6 Jam)

Anda mungkin juga menyukai