Pengangkutan Ikan
Seperti pengangkutan barang, pengangkutan ikan juga memiliki arti dan tujuan yang sama. Namun alat,
dan cara yang digunakan dalam pengangkutan ikan berbeda dengan alat, dan cara dalam pengangkutan
buku. Karena buku benda mati yang tidak mudah rusak. Sedangkan ikan mahluk hidup yang kemungkinan
besar bisa rusak, bahkan mati.
Untuk menentukan alat dan alat pengangkutan sangat tergantung dari karakteristik, dan sifat-sifat hidup
ikan, terutama segala sesuatu yang berhubungan dengan pernapasannya. Jangan sampai selama
pengangkutan alat pernapasannya terganggu. Itu bisa menyebabkan kematian total.
Karena itu, salah satu prinsip dalam pengangkutan ikan adalah bagaimana menciptakan suasana dalam alat
pengangkutan agar ikan bisa bernapas dengan baik, sehingga bisa bertahan hidup hingga di tujuan. Satu hal
lagi yang harus menjadi perhatian adalah selama pengangkutan ikan mengeluarkan kotoran.
Untuk menciptakan suasana seperti itu, maka ada tiga faktor penting yang harus diperhatikan dalam
pengangkutan ikan, yaitu kepadatan, waktu pengangkutan dan perlakuan, sebelum dan selama
pengangkutan. Bila ketiga faktor itu diperhatikan dengan baik, maka prinsip pengakutan bisa tercipta.
Kepadatan ikan tidak boleh teralu tinggi agar tidak berdesak-desakan. Sediakan sedikit areal, atau sekitar
setengah bagian dari tubuhnya. Kepadatan dalam satu wadah sangat tergantung dari ukuran ikan. Ikan
yang berukuran kecil, jumlahnya lebih banyak dari ikan besar.
Kepadatan juga sangat tergantung dari lamanya pengangkutan. Ikan yang diangkut dalam waktu yang lebih
lama, kepadatannya harus lebih rendah, dibanding ikan yang diangkut dalam waktu yang singkat. Ini
sangat tergantung dari ketersediaan oksigen selama pengangkutan.
Waktu pengangkutan juga harus diperhatikan. Karena ikan hidup pada kisaran suhu tertentu. Suhu yang
melebihi ambang batas hidupnya bisa berakibat fatal. Demikian juga dengan suhu yang kurang dari
ambang batas hidupnya. Namun yang sering terjadi adalah melebihi ambang batas, karena selama
pengangkutan, suhu akan naik.
Menentukan waktu pengangkutan harus tepat. Ini berkaitan erat jarak yang akan tempuh dan lamanya
pengangkutan. Selain itu juga berkaitan erat dengan prinsip pengangkutan, yaitu bagaimana menciptakan
suasana yang nyaman bagi ikan. Waktu kapan akan terjadi suasana seperti itu.
Pengangkutan ikan diusahakan pada malam ahari agar suhu udara rendah
Tentu saja itu terjadi pada suhu rendah. Karena itu pengangkutan ikan harus dilakukan pada malam hari,
sehingga bila terjadi kenaikan suhu selama pengangkutan, kenaikan itu tidak terlalu tinggi. Bila ikan akan
diangkut selama 12 jam, maka berangkatnya harus sore hari, sehingga tiba di tempat tujuan pada malam
atau pagi hari.
Perlakuan pada ikan yang akan diangkut juga turut menentukan kesuksesan dalam menerapkan prinsip
pengangkutan ikan, baik sebelum maupun selama pengangkutan. Ini juga berkaitan erat dengan sifat ikan.
Justru inilah yang menjadi faktor terpenting dari yang lainnya, dan menjadi kiat dalam pengangkutan.
Kiat-kiat itu diantaranya :
Pertama : Ikan yang akan diangkut harus diberok dahulu. Yaitu ditampung dalam bak dengan aliran air
bersih, dan tidak diberi pakan tambahan. Tujuan pemberokan adalah untuk mengeluarkan kotoran dari
tubuh ikan. Karena ikan yang baru dipanen banyak mengandung kotorannya.
Bila tidak diberok, maka selama pengangkutan, ikan akan mengeluarkan kotoran, dan kotoran itu akan
menurunkan kualitas air dalam alat pengangkutan, dimana kandungan karbondioksida dan amoniak tinggi,
sedangkan kandungan oksigen rendah. Keadaan ini bisa menyebabkan ikan tidak bisa hidup dengan dan
tidak bisa bernapas dengan bebas.
Kedua : ikan harus diseleksi terlebih dahulu, yaitu dilakukan pemisahan antara ikan yang berukuran besar,
sedang dan kecil. Tujuan seleksi adalah agar ukuran ikan menjadi seragam, sehingga bila diangkut tidak
terjadi persaingan yang terlalu jauh sesama ikan yang diangkut.
Persaingan itu berupa persaingan dalam memperebutkan tempat, dimana ikan yang besar bisa menyisihkan
ikan yang kecil. Keadaan ini bisa menyebabkan ikan kecil mati. Persaingan juga bisa berupa persaingan
dalam mendapatkan oksigen, dimana ikan besar dapat menggunakan oksigen lebih banyak dari ikan kecil.
Ketiga : ikan harus ditreatmen, atau disucihamakan terlebih dahulu, yaitu dengan cara merendam dalam
obat tertentu, contoh Kalium Permanganat (PK), dengan dosis tertertu dan dalam waktu, atau lamanya
tertentu pula. (lihat teknik mengobati penyakit ikan).
Kalium Permanganat (PK)
Tujuan treatmen adalah agar ikan-ikan yang akan diangkut terbebas dari segala penyakit. Ikan yang sakit
bisa terobati, dan ikan yang sehat bisa dicegah agar tidak terserang penyakit. Penyakit bisa menjadi
penyebab kematian dalam pengangkutan. Selain itu, bisa menjadi penyebab tersebarnya satu penyakit dari
satu daerah ke daerah lain.
Setelah kantong plastik diisi air,maka masukkan ikan ke dalam plastik sesuai
kepadatan dn jarak tempuh ikan sampai ke lokasi. Langkah selanjutnya keluarkan
udara yang ada di dalanm kantong plastik dengan cara pegang plastik lalu tekan
sampai permukaan air seghingga udara keluar dari plastik semuanya. Lakukan
pengisian O2 ke dalam plastik dengan cara emutar tabung oksigen sesuai dengan
kebutuhan. Setelah itu, putar platik tersebut agar oksigen tidak lepas. Dan ikan
dengan karet gelang yang kuat sehingga tidak mudah lepas dan gembos. Untuk
pegangkutan jarak dekat, di bawah 2 jam misalnya, masukkan kantong plastik
bersama ikan tersebut ke dalam bagor/zak plastik dan ikan dengan rafia. Untuk
pengangkutan dengan menggunakan angkutan umum akan lebih aman kalau
kantong plastik tersebut dimasukkan ke dalam stereoform, sehingga plastik tidak
mudah bocor.
Selamat mencoba..:)
Cara 3
(2). Oksigen
Kemampuan ikan untuk menggunakan oksigen tergantung dari tingkat toleransi ikan
terhadap perubahan lingkungan, suhu air, pH, konsentrasi CO2 dan hasil metabolisme
seperti amoniak. Biasanya dasar yang digunakan untuk mengukur konsumsi O2 oleh
ikan selama transportasi adalah berat ikan dan suhu air. Jumlah O2 yang dikonsumsi
ikan selalu tergantung pada jumlah oksigen yang tersedia. Jika kandungan
O2 meningkatikan akan mengkonsumsi O2 pada kondisi stabil dan ketika kadar
O2 menurun konsumsi O2 oleh ikan lebih rendah dibandingkan konsumsi pada kondisi
kadar O2 yang tinggi.
(3). Suhu
Suhu merupakan faktor yang penting dalam transportasi ikan. Suhu optimum untuk
transportasi ikan adalah 6 – 8 0C untuk ikan yang hidup di daerah dingin dan suhu 15 –
20 0 untuk ikan di daerah tropis.
PEMINGSANAN IKAN
Kondisi pingsan merupakan kondisi tidak sadar yang dihasilkan dari sistem saraf
pusat yang mengakibatkan turunnya kepekaan terhadap rangsangan dari luar dan
rendahnya respon gerak dari rangsangan tersebut. Pingsan atau mati rasa pada ikan
berarti sistem saraf kurang berfungsi ..
Pemingsanan ikan dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu melalui penggunaan suhu
rendah, pembiusan menggunakan zat-zat kimia dan penyetruman menggunakan arus
listrik.
1. Pemingsanan dengan penggunaan suhu rendah .
Metode pemingsanan dengan penggunaan suhu rendah dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu
q penurunan suhu secara langsung, dimana ikan langsung dimasukan dalam air yang
bersuhu 100 – 150C. Sehingga ikan akan pingsan.
Penurunan suhu secara bertahap, dimana suhu air sebagai media ikan diturunkan
No BAHAN DOSIS
1 MS-222 0.05 mg / l
2 Novacaine 50 mg / kg berat ikan
3 Barbitas sodium 50 mg / kg berat ikan
4 Ammobarbital sodium 85 mg / kg berat ikan
5 Methyl paraphynol (dormisol) 30 mg / l
6 Tertiary amyl alcohol 30 mg / l
7 Choral hydrate 3-3.5 g lt
8 Urethane 100 mg / l
9 Hydroksi quinaldine 1 mg / l
10 Thiouracil 10 mg / l
11 Quinaldine 0.025 mg / l
12 2-Thenoxy ethanol 30 – 40 ml / 100 lt
13 Sodium ammital 52 – 172 mg / l
Selain bahan-bahan anestasi sintetik diatas pembiusan juga dapat dilakukan dengan
menggunakan zat caulerpin dan caulerpicin yang berasal dari ekstrak rumput
laut Caulerpa sp.
Pembiusan ikan dikatakan berhasil bila memenuhi tiga kriteria, yaitu :
1 Induksi bahan pembius dalam tubuh ikan terjadi dalam waktu tiga menit atau kurang,
sehingga ikan lebih mudah ditangani.
2. Kepulihan ikan sampai gerakan renangnya kembali normal membutuhkan waktu kurang
dari 10 menit.
3. Tidak ditemukan adanya kematian ikan selama 15 menit setelah pembongkaran
PENGEMASAN
Pada pengangkutan kering diperlukan media pengisi sebagai pengganti air. Menurut
Wibowo (1993), yang dimaksud dengan bahan pengisi dalam pengangkutan ikan hidup
adalah bahan yang dapat ditempatkan diantara ikan hidup dalam kemasan untuk
menahan ikan dalam posisinya. Selanjutnya disebutkan bahwa bahan pengisi memiliki
fungsi antara lain mampu manahan ikan agar tidak bergeser dalam kemasan, menjaga
lingkungan suhu rendah agar ikan tetap hidup serta memberi lingkungan udara dan
kelembaban memadai untuk kelangsungan hidupnya.
Media pengisi yang sering digunakan dalam pengemasan adalah serbuk
gergaji, serutan kayu, serta kertas koran atau bahan karung goni. Namun penggunaan
karung goni sudah tidak digunakan karena hasilnya kurang baik. Jenis serbuk gergaji
atau serutan kayu yang digunakan tidak spesifik, tergantung bahan yang tersedia.Dari
bahan pengisi yaitu sekam padi, serbuk gergaji, dan rumput laut , menururt Wibowo
(1993) ternyata sekam padi dan serbuk gergaji merupakan bahan pengisi terbaik karena
memiliki karakteristik, yaitu :
Berongga
Memberikan RH tinggi.
Media serbuk gergaji memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan jenis media
lainnya. Keunggulan tersebut terutama pada suhu. Serbuk gergaji mampu
mempertahankan suhu rendah lebih lama yaitu 9 jam tanpa bantuan es dan tanpa
beban di dalamnya. Sedangkan rumput laut kurang efektif karena menimbulkan lendir
dan bau basi selama digunakan