ABSTRAK
Ikan nila (Oreochromis niloticus) adalah termasuk salah satu jenis ikan yang sangat
potensial untuk dibudidayakan secara intensif di keramba jaring apung karena ikan nila
(Oreochromis niloticus) mempunyai sifat biologis yang menguntungkan. Budidaya ikan nila
(Oreochromis niloticus) di KJA ini merupakan teknik akuakultur yang paling produktif.
Permasalahan yang terjadi adalah kepadatan yang digunakkan pada budidaya KJA di
Wadaslintang, Wonosobo kurang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
kepadatan yang berbeda dan untuk mengetahui kepadatan yang paling baik terhadap Efisiensi
Pemanfaatan Pakan (EPP) , pertumbuhan (W,RGR) dan Kelulushidupan (SR) pada ikan nila
larasati (Oreochromis niloticus ) yang dipelihara di KJA. Metode yang digunakan dalam penelitian
adalah metode eksperimen. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan nila Larasati
(Oreochromis niloticus ) berukuran 10±20 cm dengan berat antara 40 ±60 gr/ ekor. Rancangan
percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 3
ulangan. Perlakuan yang diujikan adalah A (kepadatan 50ekor/m³), perlakuan B (kepadatan 75
ekor/m³), dan perlakuan C (kepadatan 100 ekor/m³). Pakan diberikan sebanyak 3 kali sehari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan dengan kepadatan berbeda memberikan pengaruh
nyata (P<0,05) terhadap Efisiensi Pemanfaatan Pakan (EPP), Pertumbuhan (W, RGR) dan tidak
memberikan pengaruh nyata terhadap Kelulushidupan (SR).
Kata kunci: Nila Larasati (Oreochormis niloticus), padat tebar, keramba jaring apung, efisiensi
pemanfaatan pakan( EPP), pertumbuhan (W, RGR), dan kelulushidupan( SR).
ABSTRACT
Keywords: Tilapia (Oreochromis niloticus), stocking densities, floating net cage, feed utilization
eficiency(EPP), growth(W, RGR), survival rate( SR).
Keterangan:
Wadah yang digunakan adalah jaring
keramba yang diletakkan ditengah perairan RGR = Relative Growth Rate
waduk Wadaslintang yang dibiarkan (%/hari)
mengapung. Ukuran jaring yang digunakan Wt = Berat akhir uji pada akhir
pada saat penelitian adalah 6 x 6 x 6 m. Alat penelitian (g)
ukur yang digunakan pada saat penelitian Wo = Berat awal uji pada akhir
adalah alat ukur kualitas air. Lama penelitian penelitian (g)
adalah sekitar 4 bulan ( 120 hari ). t = lama penelitian (hari)
Pakan yang diberikkan selama
penelitian adalah pakan tambahan berupa Efisiensi pemanfaatan pakan dihitung
pellet yang mengandung protein sebesar 32%. berdasarkan rumus Tacon (1987):
Frekuensi pemberian pakan diberikan
sebanyak 3 X yaitu pada pagi ( 08.00 ), pada
siang ( 12.00 ) dan pada sore ( 16.00 ). Pellet 9P F 9K
'22 L H srr¨
yang digunakan adalah jenis pellet yang (
terapung. Jumlah pakan yang 3 % dari berat Keterangan:
seluruh kultivan tiap harinya.
Tahap persiapan meliputi persiapan Wo = Berat awal pada akhir
wadah yaitu pembuatan wadah budidaya, penelitian (g)
pemilihan benih dengan memilih benih yang Wt = Berat akhir pada akhir
berkualitas, penebaran benih dilakukkan pada penelitian (g)
saat pagi/ sore hari agar tidak terjadi fluktuasi F = pakan yang di konsumsi (g)
suhu , pemberian pakan dilakukkan 3 kali EPP = Efisiensi pemanfaatan pakan
sehari pada (pagi,siang dan sore hari) , serta (%)
pengambilan contoh (sampling ) dengan Kelulushidupan dihitung ber-dasarkan
mengambil sampel sebanyak 100 ekor dengan rumus Effendi (1979), yaitu:
3 kali ulangan yang diambil setiap 10 hari Nt
sekali hasilnya. SR x100%
No
Menurut Effendi (1979) Pertumbuhan
bobot individu mutlak dapat di hitung dengan Keterangan :
rumus :
SR = Kelulushidupan (%)
9 L 9P F 9K
No = Jumlah ikan pada awal
Keterangan: penelitian (ekor)
Nt = Jumlah ikan pada akhir
W = Pertumbuhan bobot
penelitian (ekor)
individu mutlak hewan uji
(gram)
Wo = Bobot ikan pada awal HASIL DAN PEMBAHASAN
penelitian (gram)
Hasil penelitian analisa pertumbuhan
Wt = Bobot ikan pada akhir ikan nila larasati (Oreochromis niloticus)
penelitian (gram) yang dipelihara pada KJA Wadaslintang
dengan kepadatan berbeda dapat dilihat pada
Laju pertumbuhan relatif dihitung
Tabel 1. Sedangkan data kualitas air selama
berdasarkan rumus Effendi (1979), yaitu:
penelitian dapat dilihat pada Tabel2.
9P F 9K
4)4 L H srr¨
9K H P
118
Journal of Aquaculture Management and Technology
Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman 115-121
Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfpik
Tabel 1. Pertumbuhan Bobot individu Mutlak( W ), Laju pertumbuhan relatif ( RGR), Efisiensi
Pemanfaatan Pakan ( EPP ), Kelulushidupan ( SR) ikan nila larasati ( Oreochromis niloticus )
selama penelitian
Parameter A (50 ekor/m³) B (75 ekor/m³) C (100 ekor/m³)
pertumbuhan relatif (RGR) ikan nila larasati Dilihat dari data nilai efisien
(Oreochromis niloticus) dengan kepadatan pemanfaatan pakan, ikan nila larasati
75ekor/m³ yaitu sebesar 4,48±0,43. (Oreochromis niloticus ) dengan kepadatan
Laju Pertumbuhan relatif ( RGR ) ikan 50 ekor/m³ memiliki nilai terendah, yang
nila larasati (Oreochromis niloticus) dengan artinya adalah ikan nila nila larasati
kepadatan 50 ekor/m³ lebih baik dibanding (Oreochromis niloticus) memiliki efisiensi
kepadatan 75 ekor/m³ dan 100 ekor/m³. Hal ini pemanfaatan pakan lebih baik dari pada
disebabkan karena laju pertumbuhan ikan nila kepadatan 75ekor/m³ dan 100 ekor/m³.
larasati (Oreochromis niloticus) yang Kompetisi kepadatan yang lebih
dibudidayakan tergantung dari beberapa faktor rendah akan memberikan pertumbuhan yang
yaitu faktor fisika, kimia perairan, dan lebih baik karena kompetisi pakan yang lebih
interaksinya ( Amri, 2003). rendah memberi peluang untuk memperoleh
Nilai rata ± rata laju perttumbuhan relatif energi lebih banyak yang akan dimanfaatkan
ikan nila larasati (Oreochromis niloticus) untuk pertumbuhan ( Smith, 1980).
selama 4 bulan dapat dilihat pada gambar 2. Nilai rata-rata dari Efisiensi
Series1 Series1 Series1 Pemanfaatan Pakan ( EPP ) ikan nila larasati
Laju Pertumbuhan Relatif
Efisiensi Pemanfaatan
Series1
, A,
48.68
Pakan% Series1
, B,
35.32
Series1
, C,
18.18
Perlakuan
Gambar2. Laju Pertumbuhan Relatif Ikan Nila
Larasati ( Oreochromis niloticus )
selama 4 bulan penelitian
Perlakuan
Efisiensi Pemanfaatan Pakan Gambar3. Efisiensi Pemanfaatan Pakan (EPP)
Nila Larasati ( Oreochromis niloticus ) selama
Nilai efisiensi pemanfaatan pakan 4 bulan penelitian
pada tabel menunjukkan bahwa kepadatan
50 ekor/m³ pada ikan nila larasati Kelulushidupan
(Oreochromis niloticus ) memiliki EPP yang
lebih tinggi dan lebih baik dibandingkan Berdasarkan tabel tersebut di atas,
kepadatan lainnya yaitu sebesar 48,68±0,22, menunjukkan bahwa rerata dan SD nilai
kemudian diikuti ikan nila larasati kelulushidupan (SR) berturut - turut adalah
(Oreochromis niloticus ) dengan kepadatan ikan nila larasati (Oreochromis niloticus )
75 ekor/m³ yaitu sebesar 35,32±0,38 dan ikan dengan kepadatan 50 ekor/m³ yaitu sebesar
nila larasati ( Oreochromis niloticus ) dengan 98,62±0,61, ikan nila larasati (Oreochromis
kepadatan 100 ekor/m³ sebesar 18,18±0,26. niloticus ) dengan kepadatan 75ekor/m³ yaitu
EPP merupakan salah satu faktor sebesar 96,62±0,80 dan ikan nilalarasati
terpenting bagi ikan dalam menunjang (Oreochromis niloticus ) dengan kepadatan
pertumbuhan bobot badannya. Kualitas 100 ekor/m³ yaitu sebesar 97,67±0,38.
pakan dan jumlah pakan yang diberikkan Menurut Yulianto (2006),
juga mempengaruhi hasil pertumbuhan ikan. kelulushidupan dipengaruhi oleh faktor dalam
Pakan yang bermutu adalah pakan yang dan faktor luar yang mana faktor dari dalam
dapat memberikan pertumbuhan atau merupakan faktor dari individu ikan tersebut
pertambahan bobot yang maksimal dengan dan faktor dari luar merupakan faktor yang
pemberian pakan yang optimal pada ikan dipengaruhi oleh kualitas pakan dan kualitas
yang dibudidayakan ( Subandiyono, 2010 ). air.
120
Journal of Aquaculture Management and Technology
Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman 115-121
Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jfpik
Kompetisi ruang gerak dapat nila. Menurut Rakhmat (2007), suhu perairan
mempengaruhi kelulushidupan ikan karena yang optimal untuk budidaya ikan nila adalah
dalam kolam yang luasannya sama dengan pada suhu antara 25 - 30oC, sedangkan suhu
padat tebar berbeda pada masing-masing udara optimal untuk budidaya ikan nila adalah
perlakuan dimungkinkan terdapat persaingan 25±30oC.
dalam hal kesempatan mendapatkan pakan. Kandungan oksigen terlarut selama
Perlakuan padat tebar tinggi menyebabkan penelitian adalah 3 - 4. Oksigen terlarut yang
rendahnya konsumsi pakan pada ikan yang optimal untuk budidaya ikan nila adalah
dapat menjadikan stres ikan dan akhirnya berkisar antara 3 - 5mg/L ( Djarijah, 2002 ).
mengalami kematian. Derajat keasaman (pH) air media selama
Hal ini sesuai dengan pendapat penelitian berlangsung adalah 6 - 7.
Stickney ( 1979 ) , yang menyatakan bahwa Sebaiknya ikan dibudidayakan pada kisaran
semakin meningkatnya padat penebaran dari nilai pH netral yaitu pada kisaran 6,5 - 8,0.
ikan yang dipelihara maka persaingan untuk Sehingga hasil pengukuran pH perairan pada
memperebutkan ruang gerak sehingga individu saat penelitian masih termasuk dalam batas
yang kalah akan terganggu kelangsungan yang bisa digunakan untuk budidaya ikan
hidupnya. (Sucipto, 2005).
Nilai rata ± rata kelulushidupan selama 4
bulan dapat dilihat pada gambar 4.
KESIMPULAN DAN SARAN
Series1, Series1, Series1,
A, B, C, Kesimpulan
98.62 96.06 97.67 Berdasarkan hasil penelitian yang
Kelulushidupan%
DAFTAR PUSTAKA