ABSTRACT
This research aims to understand and describe the implementation of the policy efforts
of fisheries through the catch fisheries development program in Tanjungpinang city.
Knowing the supporting factors and obstacles and efforts made by the government to
overcome the obstacles. This research is carried out by qualitative approach with data
collection techniques are observation, interview and documentation. Determination of
informants using purposive and snowball sampling. The theory used is a model of policy
implementation according by Van Meter and Van Horn.
The results of this research show that implementation of the policy efforts of fisheries through
the catch fisheries development program in Tanjungpinang city has been well established due
to the low fisherman mindset, budget constraints, lack of coordination in the implementation
of the program, the presence of persons or private beneficiaries, the limitations of the use
fishing gear and catching areas with the regulation implication of the Minister of Marine
and Fishery Number 2 of 2015, the unavailability of fish shelters for the fisherman and the
existance of local fisherman competition to fisherman from outside the region.
Keywords: implementation, efforts of fisheries, catch fisheries development program.
ABSTRAK
yang mengambil keuntungan pribadi, keterbatasan penggunaan alat tangkap dan wilayah
tangkap dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 2
tahun 2015, belum tersedia tempat penampungan ikan (TPI) bagi para nelayan serta
adanya persaingan nelayan lokal terhadap nelayan dari luar daerah.
Kata kunci: implementasi, usaha perikanan, program pegembangan perikanan tangkap.
Tabel 1
Volume dan Nilai Produksi Perikanan Menurut Subsektor di Kota Tanjungpinang 2016
Sumber: Tanjungpinang dalam Angka 2017 (Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kota Tanjungpinang)
116
Implementasi Kebijakan Usaha Perikanan ... (Hilman Malik, Nur Saribulan)
yang berpedoman pada Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau nomor 6 tahun
2006 tentang usaha perikanan. Dimana perikanan tangkap ini termasuk salah satu jenis
usaha perikanan. Pelaksanaan program dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan
produktivitas hasil perikanan tangkap mengalami penurunan yang berpengaruh pada
kesejahteraan nelayan.
Berdasarkan tabel diatas terlihat terjadinya penurunan volume dan nilai produksi
sektor perikanan yang cukup besar dari tahun 2014 hingga tahun 2016. Penurunan volume
produksi otomatis berdampak pada besaran pendapatan.
Tabel 2
Perkembangan Jumlah Produksi Perikanan Kota Tanjungpinang
Tahun (ton)
No Produksi
2013 2014 2015 2016
1 Penangkapan Ikan 18.797 18.797 18.797 18.797
2 Budidaya Air Laut 60,02 60 48 19,248
3 Budidaya Air Tawar 315 365 320 96,158
Sumber: Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kota Tanjungpinang 2017
Tidak hanya itu berdasarkan data yang diperoleh dari dinas kelautan dan perikanan
setempat jumlah produksi perikanan juga menunjukkan hal yang sama yakni terjadinya
penurunan jumlah produksi perikanan, tidak hanya pada usaha penangkapan ikan
namun budidaya air laut serta budidaya air tawar juga mengalami penurunan dalam
jumlah produksi. Selain itu dari Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintahan (LAKIP)
Kota Tanjungpinang juga menunjukkan hal yang sama terkait penurunan produktivitas
perekonomian masyarakat dalam bidang perikanan tangkap, seperti yang terlihat pada
tabel berikut:
Tabel 3
Produktivitas Perekonomian Masyarakat
Realisasi Realisasi Capaian
Indikator Kinerja Target
(2015) (2014) Kinerja
Jumlah produksi perikanan tangkap 15.000 ton 4.364,2 ton 14.706 ton 29 %
Terlihat dari tabel di atas realisasi lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang
mencapai 14.706 ton ada penurunan hingga 70 %. Dari hasil laporan akuntabilitas
penyelenggaraan pemerintahan Kota Tanjungpinang juga menunjukkan bahwa produksi
perikanan tangkap mengalami penurunan dalam 3 tahun terakhir1
1 Dalam Laporan Kinerja Pemerintah Kota Tanjungpinang 2015, Sasaran Strategis 5 point 3 Perikanan Tangkap
(Diakses pada 1 Januari 2017 pukul 21.35)
Hal ini terjadi dikarenakan berbagai setempat yang menjadi salah satu
kendala, salah satunya adalah belum faktor penghambat dalam pelaksanaan
adanya kesadaran masyarakat nelayan program. Sangat disayangkan apalagi
akan pentingnya rasa tanggung jawab. Kota Tanjungpinang yangwilayahnya
Hal ini dijelaskan oleh salah satu aparat sebagian besar perairan dalam hasil
Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan produksi perikanannya mengalami
bahwa bantuan pemerintah yang berupa penurunan.
alat tangkap dan alat operasional
armada sampan disalahgunakan TINJAUAN PUSTAKA
yaitu diperjualbelikan kembali untuk Kebijakan Publik
kepentingan pribadi serta hasil
tangkapan yang tidak disampaikan sesuai Pada dasarnya dalam menjalankan
dengan hasil yang diperoleh2. Selain pemerintahan setiap negara memerlukan
itu, kurangnya sarana dan prasarana suatu aturan untuk menata segala
penangkapan ikan sehingga mereka aktivitasnya. Secara sederhana aturan
kalah bersaing dengan nelayan modern tersebut kita pahami sebagai kebijakan.
yang berdampak terhadap jumlah Pengertian kebijakan sendiri sangat
tangkapan mereka. Cara penangkapan beragam, namun pada intinya sama yaitu
yang hanya menggunakan perahu dan sebuah pilihan dari berbagai alternatif
tindakan yang harus diambil dalam
alat tangkap yang sederhana berupa
rangka mencapai suatu tujuan tertentu.
alat pancing, tidak mampu bersaing
Rose dalam Dunn3 mengatakan bahwa
dengan nelayan modern yang didukung
“kebijakan publik merupakan rangkaian
peralatan serba canggih seperti pukat
pilihan yang kurang lebih saling
udang, pukat kantong, jaring dan kapal
berhubungan (termasuk keputusan-
besar yang memiliki daya jangkau
keputusan untuk tidak bertindak)”
lebih jauh dan luas. Kendala lainnya yang dibuat oleh badan atau pejabat
yaitu keterampilan nelayan yang masih pemerintah. Sementara Nugroho
minim terhadap sarana dan prasarana mengemukakan bahwa Kebijakan
yang mengalami kerusakan kecil, tidak publik adalah jalan mencapai tujuan
bisa diselesaikan sendiri seperti jaring bersama yang dicita-citakan oleh
yang rusak. Padahal program perikanan karenanya kebijakan publik adalah
tangkap ini merupakan program kenyataan keseharian dalam kehidupan
nasional dari pemerintah pusat guna pemerintahan.4
meningkatkan kesejahteraan nelayan Pandangan lain kebijakan publik
tetapi apa yang terjadi belum sesuai menurut Hamdi5 adalah pola tindakan
seperti apa yang diharapkan. Selain itu
3 Dunn, William. 2003. Public Policy Analysis:
kurangnya sosialisasi dari pemerintah
An Introducing Second Edition. Terjemahan.
Yogtakarta: Gajah Mada University Press
2 Pernyataan Aparat Dinas Pertanian Pangan dan 4 Nugroho, Riant 2004. Kebijakan Publik Formulasi,
Perikanan Kota Tanjungpinang [dalam https:// Implementasi dan Evaluasi. Jakarta: Elex Media
www.tanjungpinang.gov.id/perikanan diakses Komputindo, hal 51
pada 8 Oktober 2017 pukul 14.00] 5 Hamdi, Muchlis. 2014. Kebijakan Publik (Proses,
118
Implementasi Kebijakan Usaha Perikanan ... (Hilman Malik, Nur Saribulan)
Gambar 1
Jurnal Kebijakan Pemerintahan Vol. 1, No. 2, November 2018: 115 – 135
Model Proses Implementasi Kebijakan Publik Menurut van Meter dan van Horn
120
Implementasi Kebijakan Usaha Perikanan ... (Hilman Malik, Nur Saribulan)
122
Implementasi Kebijakan Usaha Perikanan ... (Hilman Malik, Nur Saribulan)
Tabel 4
Jumlah Produksi dan Nilai Produksi Perikanan Tangkap
Produksi Perikanan Tangkap
No
Tahun Target (ton) Realisasi (ton) Nilai (Rp)
1 2013 20.401 18.797 328.964.895
2 2014 21.421 14.706 294.138.000
3 2015 15.000 4.364,2 100.376.600
4 2016 15.300 1.360,7 35.242.130
5 2017 15.700 1.898,5 50.527.682
Sumber: Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kota Tanjungpinang 2017
Tabel 5
Data Besaran Anggaran yang Digunakan dalam Pelaksanaan Program
Program Pengembangan Perikanan Tangkap
No Tahun
Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)
1 2015 950.825.000,- 866.778.440,-
2 2016 913.420.000,- 892.388.300,-
3 2017 552.416.000,- 550.516.000,-
Sumber: Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kota Tanjungpinang, 2017
124
Implementasi Kebijakan Usaha Perikanan ... (Hilman Malik, Nur Saribulan)
volume tangkapan yang sedikit dan alat berlaku yaitu terkait dengan keterlambatan
tangkap yang kecil. Untuk tahun 2017 usulan proposal yang sering terlambat
program pemberian bantuan berupa sehingga berpengaruh terhadap pengadaan
armada dan sarana prasarana tangkap sarana dan prasarana. Selain itu, dalam
tersebut tidak dapat terlaksana melihat pelaksanaanya, untuk mendapatkan
pemerintah daerah yang mengalami bantuan, nelayan harus memiliki kartu
defisit sehingga perlu melakukan efisiensi nelayan atau identitas nelayan dan juga
anggaran, sehingga tidak memungkinkan harus tergabung dalam dalam kelompok
untuk pelaksanaan program daripada tetap nelayan dan mendirikan koperasi yang
dilaksanakan pelaksanaannya tidak akan berbadan hukum minimal tiga tahun.
berjalan maksimal.
Pernyataan tersebut menunjukkan Komunikasi
untuk tahun 2017 pelaksanaan program • Koordinasi dengan Instansi Lain
pengembangan perikanan tangkap
tidak bisa dilaksanakan melihat kondisi Setiap Organisasi Perangkat Daerah
APBD Kota Tanjungpinang yang (OPD) memiliki peran penting dalam
mengalami defisit anggaran sehingga melakukan koordinasi kinerja dengan OPD
tidak memungkinkan untuk pelaksanaan lain. Dalam proses implementasi program
kegiatan. Karena sumberdaya anggaran perikanan tangkap ini, masih terjadi miss
ini merupakan salah satu faktor penting komunikasi dalam bentuk koordinasi
yang mendukung dalam pelaksanaan antara pihak Kecamatan maupun
kegiatan sehingga apabila anggaran Kelurahan. Dalam prakteknya, seringkali
yang ada terbatas tidak memungkinkan tim teknis dari dinas terkait langsung
untuk pelaksanaan kegiatan dan bergerak sendiri tanpa berkoordinasi
dilakukan pengalihan kegiatan yang tidak dan mengikutsertakan perangkat daerah
mengeluarkan biaya yang cukup banyak. tersebut. Komunikasi yang dilakukan tidak
hanya lingkup internal organisasi berupa
• Waktu komunikasi horizontal (antar pegawai
dalam suatu organisasi), melainkan antar
Menurut van Meter Van Horn, organisasi yakni komunikasi diagonal
tidak hanya sumber daya manusia dan yang dilakukan antara dua organisasi
anggaran saja yang diperlukan untuk untuk menyelenggarakan kegiatan sejenis
keberhasilan suatu kebijakan. Kita juga yakni Dinas, Kecamatan dan Kelurahan.
perlu memperhatikan faktor waktu yang
merupakan salah satu indikator yang • Sosialisasi
penting dalam mendukung pelaksanaan
program. Dalam pelaksanaannya, Sosialisasi dengan memberikan
permasalahan waktu dari pelksanaan informasi dan pendekatan kepada
program pengembangan perikanan masyarakat. Dalam hal ini Dinas
disebabkan oleh beberapa hal. Petama, Pertanian, Pangan dan Perikanan disini
dalam pelaksanaannya terhambat karena melakukan sosialisasi terkait program
masalah prosedur dan ketentuan yang pengembangan perikanan tangkap baik
dalam hal prosedur penerimaan bantuan ketiga atau pihak swasta di sini terkait
maupun dalam meningkatkan kualitas pengadaan barang yang disesuaikan
sumberdaya nelayan. Namun, dalam dengan kebutuhan dan aturan dari
proses pencairan dana program masyarakat dinas, seperti yang terlihat pada tabel
hanya sekedar mengetahui dan menyetujui 6 untuk pihak swasta yang terlibat
bahwa mereka akan mendpatkan bantuan dalam pengadaan barang guna
sarana dan prasarana tangkap. Hal ini diserahkan kepada nelayan.
menggambarkan sebagian informan
b. Komitmen Pelaksana
menganggap unsur komunikasi melalui
pemyampaian informasi, sosialisasi, Komitmen pelaksana dalam
penyuluhan maupun pendampingan pelaksanaan program sudah baik,
belum terlaksana dengan baik. Hal ini di karena benar-benar memprioritaskan
karenakan masyarakat belum memahami untuk membantu masyarakat nelayan
mekanisme pencairan dana bantuan sehingga terwujudnya kesejahteraan
armada dan alat angkap tersebut. bagi mereka. Apa yang mereka katakan
sesuai dengan apa yang mereka
• Karakteristik Badan Pelaksana kerjakan di mana yang dicanangakan
dalam visi Dinas yakni “terwujudnya
a. Kompetensi dan Ukuran staff ekonomi kerakyatan yang berbasis
pelaksana Pertanian Pangan dan Perikanan yang
Penempatan aparatur yang dilakukan berwawasan lingkungan” dengan misi
oleh pemerintah dalam rangka “tersedianya sarana dan prasarana
pelaksanaan reformasi birokrasi penunjang pengembangan ekonomi
terkadang dilakukan tidak sesuai kerakyatan di bidang Pertanian Pangan
dengan kompetensi yang dimiliki dan Perikanan di Kota Tanjungpinang.
aparatur tersebut sehingga pelaksanaan
tugas dan kinerjanya tidak maksimal.
Selain itu adanya keterlibatan pihak
Tabel 6
Kerjasama Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan dengan Pihak Swasta
terkait Pengadaan Barang
No Tanggal Kegiatan Perusahaan
Sumber: Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan, Diolah oleh Peneliti 2018
126
Implementasi Kebijakan Usaha Perikanan ... (Hilman Malik, Nur Saribulan)
128
Implementasi Kebijakan Usaha Perikanan ... (Hilman Malik, Nur Saribulan)
• Faktor Pendukung
• Faktor Penghambat
Faktor-faktor pendukung dalam
Faktor-faktor penghambat dalam
pelaksanaan program pengembangan
pelaksanaan program pengembangan
perikanan tangkap ini yaitu:
perikanan tangkap ini yaitu:
1. Partisipasi Aktif Masyarakat
1. Pola Pikir Masyarakat yang Masih
Dengan adanya program ini, Rendah
Masyarakat nelayan merasakan
Masyarakat nelayan di Kota
manfaat merasa terbantu secara
Tanjungpinang merupakan nelayan
ekonomi dengan tidak mengeluarkan
tradisional yang ditandai dengan
biaya. Karena bantuan yang diberikan
berbagai keterbatasan salah satunya
bukan barang yang satu atau dua tahun
seperti rendahnya tingkat pendidikan
mudah rusak namun dapat digunakan
dan keterampilan. Tingkat pendidikan
dalam jangka waktu yang cukup lama
masyarakat nelayan di Kota
sehingga dapat membantu mereka
Tanjungpinang yang menekuni sebagai
dalam keseharian mereka di laut.
nelayan sejak dari kecil bahkan mereka
2. Permintaan Pasar yang Tinggi hanya berluluskan ijazah SD jarang
terhadap Perikanan. sekali yang menempuh pendidikan
Permintaan terhadap perikanan sampai SMA. Hal ini berpengaruh
yang semakin meningkat, hal ini terhadap pola pikir mereka juga.
Selain itu, tidak jarang bantuan sarana berjalan sesuai harapan sehingga
dan prasarana yang telah diberikan dari pihak Kelurahan dan Kecamatan
bukan dimanfaatkan untuk keperluan merasa diabaikan padahal, secara
melautnya melainkan dijual untuk geografis mereka lebih tahu kondisi
mendapatkan uang kembali. wilayah dan penduduknya.
2. Anggaran dalam Implementasi 4. Adanya pihak yang mengambil
Keterbatasan angaran menjadi salah keuntungan pribadi dalam Pelaksanaan
satu hambatan dalam pelaksanaan Kebijakan Usaha Perikanan
program karena adanya efisiensi Pendidikan nelayan yang rendah,
anggaran untuk tahun anggaran 2017 menyebabkan nelayan “diperdaya”
dan kedepannya lebih diprioritaskan oleh petugas lapangan atau tim
kepada pembangunan fasilitas umum. penyuluh untuk memberikan bantuan
Serta, untuk tahun 2017 dan beberapa yang sudah diberikan kepada
tahun kedepan dana belum dapat pemerintah kepada petugas tersebut.
dicairkan karena adanya aturan baru Karena alasan satu dan lainnya terpaksa
dipusat terkait persyaratan pemberian nelayan tersebut menyerahkan bantuan
bantuan kepada nelayan yang harus yang ia miliki baik diterima dalam
berbentuk koperasi dan berbadan bentuk uang maupun barang. Pihak
hukum87 sehingga pelaksanaan yang mengambil keuntungan pribadi
program untuk tahun 2017 hingga disini tidak hanya dari pihak pelaksana
2018 terhenti. melainkan dari kelompok sasaran
3. Kurangnya Koordinasi yakni pihak nelayan. Tidak jarang
karena tingkat pendidikan dan pola
Setiap Organisasi Perangkat Daerah
pikir mereka yang rendah mengambil
(OPD) memiliki peran penting
keuntungan dari pemberian bantuan
dalam melakukan koordinasi
program pengembangan perikanan
kerja dengan instansi lain. Dalam
tangkap tersebut dengan menjualnya
Implementasi program pengembangan
kembali untuk memperoleh
perikanan tangkap ini OPD yang
keuntungan.
bertanggungjawab yaitu Dinas
Pertanian Pangan dan Perikanan 5. keterbatasan Penggunaan Alat
begitu juga dengan pelaksanaan Tangkap dan Wilayah Tangkap
dan pengawasan program juga dari Peraturan Menteri Kelautan dan
dinas tersebut. Koordinasi dalam Perikanan Republik Indonesia Nomor
pelaksanaan program hanya dilakukan 2 Tahun 2015
terhadap pihak Kelurahan dan Dikeluarkannya Peraturan Menteri
Kecamatan. Namun dalam koordinasi Kelautan dan Perikanan Republik
yang dilakukan tersebut tidak terjalin Indonesia Nomor 2 tahun 2015
dengan baik. Dalam pelaksanaan survei tentang larangan penggunaan alat
terhadap nelayan yang akan menerima penangkapan Ikan Pukat Hela (trawis)
bantuan maupun dalam pelaksanaan dan Pukat Tarik (Sein Nets) di wilayah
pemberian bantuan koordinasi tidak perikanan negara Republik Indonesia
130
Implementasi Kebijakan Usaha Perikanan ... (Hilman Malik, Nur Saribulan)
132
Implementasi Kebijakan Usaha Perikanan ... (Hilman Malik, Nur Saribulan)
e.
Memberikan alternatif alat dilakukan menyesuaikan dengan
tangkap dengan melakukan studi kondisi dan permasalahan yang
banding ke daerah yang lebih terjadi baik dalam organisasi maupun
maju dalam hal perikanan tangkap pelaksanaan di lapangan sehingga
agar tetap menjaga diperlukan:
f.
Produktivitas perikanan tangkap a.
Perlunya meningkatkan penga
di daerah sendiri;menyediakan wasan baik internal maupun
tempat penampungan ikan bagi eksternal dengan melakukan kerja
para nelayan untuk menjaga nilai sama dengan pihak keamanan
jual mereka terhadap harga pasar. untuk mengantisipasi adanya pihak
g.
Melakukan bimbingan dan yang mengambil kesempatan
pembinaan guna meningkatkan dalam penyalahgunaan anggaran
kualitas sumber daya nelayan yang dialokasikan dalam Program
untuk menjaga persaingan dengan Pengembangan Perikanan Tang
nelayan dari luar daerah; kap.
h.
Perlu adanya bimbingan dan b. Melakukan inovasi terkait dengan
pelatihan bagi aparat pelaksana produktivitas hasil perikanan
dalam pelaksanaan program dengan mengintegrasikan tempat
pengembangan perikanan tangkap penampungan ikan dan rumah
guna meningkatkan tujuan dari makan atau restoran seafood se
implementasi kebijakan; hingga lebih meningkatkan pen
dapatan nelayan agar terwujudnya
i.
Perlu adanya pembinaan bagi kesejahteraan bagi mereka.
para nelayan tradisional melalui
sosialisasi agar menambah dan 4. Perlunya penyusunan regulasi di
memperluas pengetahuan mereka tingkat daerah berupa peraturan
sehingga dapat meningaktkan daerah maupun peraturan kepala
produktivitas hasil tangkapan daerah terkait pelaksanaan kebijakan
mereka; usaha perikanan melalui program
pengembangan perikanan tangkap
j.
Perlunya mengkaji dan meng dengan merujuk dan disesuaikan
analisis bila perlu membentuk tim terhadap peraturan Perundang-
khusus guna mengatasi faktor- Undangan yang lebih tinggi di
faktor yang menjadi penghambat atasnya.
dalam implementasi kebijakan.
3. Seharusnya pemerintah lebih peka
melihat permasalahan yang terjadi
DAFTAR PUSTAKA
terkait perikanan tangkap karena
merupakan salah satu potensi unggulan Dunn, William. 2003. Public Policy Analysis:
di wilayah Kota Tanjungpinang yang An Introducing Second Edition.
dapat dijadikan peluang investasi Terjemahan.Yogyakarta: Gajah Mada
kedepannya, untuk itu upaya yang University Press.
134
Implementasi Kebijakan Usaha Perikanan ... (Hilman Malik, Nur Saribulan)
Hamdi, Muchlis. 2014. Kebijakan Publik Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 14
(Proses, Analisis dan Partisipasi). Tahun 2016 tentang Pemberian Hibah
Bogor: Gahlia Indonesia. dan Bantuan Sosial yang Bersumber
Nugroho, Riant 2004. Kebijakan Publik dari APBD
Formulasi, Implementasi dan Evaluasi. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Riau
Jakarta: Elex Media Komputindo. Nomor 6 tahun 2006 tentang Usaha
Syafri, Wirman dan Israwan Setyoko. 2010. Perikanan
Implementasi Kebijakan Publik
dan Etika Profesi Pamong Praja. Internet
Jatinangor: ALQA Prisma Interdelta.
https://www.tanjungpinang.gov.id/perikanan
Vanderstoep, S.W., & Jhonston, D.2009. (diakses pada 8 Oktober 2017 pukul
Research Methods for Real Life: 14.00)
Blending Qualitative and Quantitative
Laporan Kinerja Pemerintah Kota
Approaches.
Tanjungpinang 2015, Sasaran Strategis
Wahab, Solichin. 2012. Analisis Kebijakan: 5 point 3 Perikanan Tangkap (Diakses
dari Formulasi hingga ke Penyusunan pada 1 Januari 2017 pukul 21.35)
Model Implementasi Kebijakan
https://dkp.go.id (diakses pada 15 Oktober
Publik.
2017)
https://www.tanjungpinang.gov.id/perikanan
Peraturan Perundang-Undangan (diakses pada 10 Oktober 2017)
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah
Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009
tentang Perikanan Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan Nomor 12
Tahun 2012 tentang Usaha Perikanan
Tangkap di Laut Lepas