Anda di halaman 1dari 9

Laporan Praktikum Mata Kuliah Manajemen Kualitas Air

Teknologi & Manajemen Perikanan Budi Daya


Departemen Budi Daya Perairan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor
2014
Manajemen Kualitas Fisik Air dengan Bahan Fisik
(Physical Water Quality Management With Physical Materials)

Kelompok 6
Muhammad Agung (C14120001), Lasmaria Manik (C14120004), , Savni Retalia S (C14120023),
Khoirul Umam (C14120031), Ruwaidah H (C14120047), Tiky Setyawany (C14120065), Acep
Muhamad Hidayat (C14110076), Irma Herwanti (C14120080), Asda Wittah (C14120099)

Asisten :
Nurul Wulandari

Abstrak
Manajemen kualitas air mempunyai peran yang sangat penting pada keberhasilan
budidaya perairan. Sistem resirkulasi merupakan suatu wadah pemeliharaan biota akuatik
menggunakan sistem perputaran air, yaitu air dialirkan dari wadah pemeliharaan ikan ke wadah
filter (treatment) lalu dialirkan ke wadah pemeliharaan. Salah satu bentuk sistem resirkulasi
sederhana ialah double bottom filter. Praktikum ini bertujuan mempelajari teknik manajemen
kualitas air dengan sistem double bottom menggunakan bahan fisik. Pemeliharaan ikan Nila
(Oreochromis nilaticus) dilakukan selama 5 hari dengan pemberian pakan 2 kali sehari secara ad
libitum. Praktikum ini menggunakan sistem resirkulasi double bottom filter dengan lima jenis
substrat yang berbeda yaitu kontrol (tidak diberi substrat), batu bata, batu kerikil, pasir malang, dan
pasir silika. Uji parameter yang dilakukan adalah suhu, pH, DO, TAN dan nitrit. Hasil praktikum
menunjukkan bahwa Hasil yang didapat pada perlakuan batu kerikil adalah nilai suhu yang stabil
25-26 oC , pH berkisar antara 7.78 – 7,91, nilai DO berkisar antara 4,6 – 5,4 mg/L, nilai TAN
berkisar anatara 1,283 – 1,263 mg/L, dan nilai nitrit berkisar antara 0.017 – 0.605 mg/L.
kata kunci: Double bottom filter, ikan Nila, kualitas air, resirkulasi, dan substrat fisik.
Abstract
Water quality management has a very important role in the success of aquaculture.
Recirculation system is a container maintenance of aquatic biota using water circulation system,
the water flowed from container to container pisciculture filter (treatment) and then poured into a
container maintenance. One of the simplest forms of the recirculation system is a double bottom
filter. Practicum aims to study techniques of water quality management through the management of
physical factors by utilizing a double bottom filter system with physical materials. Maintenance of
Nile Tilapia (Oreochromis nilaticus) carried out for 5 days with 2 times a day feeding ad libitum.
Practical uses double bottom filter recirculation system with five different types of substrates,
namely control (not given substrate), bricks, gravel, sand poor, and silica sand. Test parameters
were carried out is the temperature, pH, DO, TAN and nitrite. Lab results showed that the results
obtained in the treatment of gravel is the value of a stable temperature 25-26 ° C, pH ranged
between 7.78 - 7.91, DO values ranged from 4.6 to 5.4 mg / L, the value of TAN ranged anatara
1.283 - 1,263 mg / L, and nitrite values ranged between 0017-0605 mg / L.
keyword: Double bottom filter, physical a substrate, recirculation, tilapia and water quality.
PENDAHULUAN windu adalah 15-22 ppt, sedangkan untuk
udang putih 20-30 ppt. Oksigen memegang
Manajemen kualitas air mempunyai
peranan penting bagi mahluk hidup. Bagi
peran yang sangat penting pada
hewan air pemenuhan kebutuhan oksigen
keberhasilan budidaya perairan. Air, sebagai
dipenuhi dengan oksigen yang terlarut dalam
media hidup ikan, berpengaruh langsung
air, maupun langsung dari udara pada
terhadap kesehatan dan pertumbuhannya.
beberapa jenis hewan tertentu (misalnya
Kualitas air penentuan keberadaan
lele). Ikan dan udang memerlukan oksigen
berbagai berbagai jenis organisme
untuk menghasilkan energi untuk
yang ada dalam ekosistem tambak, baik
beraktivitas, pertumbuhan, reproduksi dan
terhadap kultivan yang dibudidayakan
lain-lain. Jumlah oksigen yang ada dalam air
maupun biota lainnya sebagai penyusun
dinyatakan dalam satuan ppm (part per
ekosistem tambak tersebut. Kualitas air yang
million/bagian per sejuta). Sedangkan
jauh dari nilai optimal dapat menyebabkan
alkalinitas Adalah kapasitas air untuk
kegagalan budidaya, sebaliknya kualitas air
menetralkan setiap penambahan asam
yang optimal dapat mendukung
tanpa menurunkan pH. Alkalinitas
pertumbuhan ikan.
merupakan buffer (penahan) terhadap
Kualitas air yang baik merupakan
pengaruh pengasaman. Alkalinitas
sarat mutlak berlangsungnya budidaya untuk
disebabkan oleh adanya ion-ion bikarbonat
menghasilkan produktivitas yang tinggi.
(HCO3-), karbonat (CO32-), hidroksida (OH-)
Dilihat dari segi fisika, kimia dan biologi, air
dan ion-ion lain dalam jumlah kecil. Pada
mempunyai beberapa fungsi dalam
praktikum kali ini akan dibahas bagaimana
menunjang kehidupan ikan dan udang serta
menejemen kualitas kimia air dengan bahan
pakan alaminya yaitu Dari segi fisika air
fisik. Praktikum ini bertujuan mempelajari
merupakan tempat hidup dan menyediakan
teknik manajemen kualitas air dengan
ruang gerak bagi ikan atau udang, dari segi
sistem double bottom menggunakan bahan
kimia sebagai pembawa unsur-unsur hara,
fisik.
vitamin maupun gas-gas terlarut lainnya, dari
METODOLOGI
segi biologi merupakan media yang baik
untuk kegiatan biologis serta pembentukan
Waktu dan Tempat
dan penguraian bahan organik.
Praktikum mengenai manajemen
Pengendalian kondisi lingkungan
kualitas kimia air dengan bahan fisik
budidaya agar tetap stabil dan optimal bagi
dilakukan di Laboratorium Lingkungan,
organisme perairan termasuk ikan sebagai
Departemen Budidaya Perairan, Fakultas
hewan budidaya menjadi sangat perlu
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
dilakukan. Sehingga secara khusus
Pertanian Bogor. Praktikum ini dilakukan
pengolahan dan air sebagai tempat budidaya
selama 7 hari. Pemeliharan ikan dilakukan
perlu dilakukan, sehingga banyak
selama 5 hari. Selama masa pemeliharaan,
menejemen kualitas air yang dilakukan baik
pengukuran kualitas air dilakukan sebanyak
secara fisik, kimia dan biologi.Menejemen
3 kali yaitu Senin 6 Oktober, Rabu 8
kualitas air secara kimia ditentukan oleh
Oktomber, dan Jumat 10 Oktober 2014.
alkalinitas, do, dan salinitas. Salinitas adalah
Sebelum dilakukan pemeliharaan dilakukan
Adalah jumlah total garam terlarut yang
persiapan wadah terlebih dahulu, yang
terukur dalam sampel air dalam satuan ppt
dimulai pada hari jumat 3 Oktober 2014.
(part per thausand). Garam lautan berasal
dari garam di pegunungan yang terbawa
Alat dan Bahan
oleh aliran air hujan dan sungai. Satuan ppt
Alat-alat yang digunakan meliputi:
artinya bagian per seribu. Sedangkan air
akuarium, Glass fiber, pipa L, selang kecil
payau adalah air yang rasanya setengah
bening, ember, dan aerator. Sedangkan
asin setengah tawar, atau mempunyai
bahan-bahan yang digunakan pada
salinitas 15-25 ppt. Setiap jenis ikan
praktikum ini yaitu substrat fisik (pasir silika,
mempunyai salinitas optimal untuk hidupnya.
batu bata, pasir malang, dan krikil), ikan nila
Salinitas yang baik untuk budidaya udang
(Orechromis nilloticus), air dan pakan.
METODE KERJA sampel diambil sebanyak 10 ml. Kemudian
ditambahkan 1 tetes MnSO4. Kemudian
Persiapan Wadah ditambahkan 0,5 Clorox, dan 0,6 Penate. lalu
Akuarium dicuci bersih telebih dahulu diamkan selama 10 menit dan kemudian air
beserta bahan-bahan yang akan digunakan. sampel dimasukan pada alat
Setelah itu dimasukkan glass fibber yang spektofotometer dengan panjang gelombang
sudah dilubangi (untuk fibber) ke dalam 630 nm.
dasar akuarium, lalu bahan substrat
dimasukkan ke akuarium setinggi 5 cm, air Nitrit
yang dimasukkan merupakan air yang Sampel dibawa dari air akurium
berasal dari lab sebanyak 80% total volume dimasukan ke dalam botol sampel tanpa
akuarium, kemudian pipa L yang sudah bubling diambil sebanyak sebanyak 10 ml,
berisi selang aerator dimasukkan ke bawah kemudian sampel ditetesi dengan
fibber melalui lubang yang sudah disiapkan. sulfamilamid sebanyak 4 tetes, lalu ditetesi
kembali dengan NED sebanyak 4 tetes,
Pemberian Pakan kemudian sampel didiamkan selama 10
Ikan dipelihara selama 5 hari. Setiap menit. Terakhir setelah 10 menit dilakukan
hari, ikan diberi pakan dua kali. Waktu untuk spektrofotometer dengan absorbansi 543
pemberian pakan yaitu pada pukul 8.00 dan nm.
pukul 14.00 WIB.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Parameter Kualitas Air
Hasil
Suhu Suhu diukur dengan menggunakan
Suhu diukur dengan menggunakan termometer. Hasil pengukuran suhu
termometer. Termometer dicelupkan pada terhadap waktu disajikan dalam tabel berikut
akuarium yang berisi air. Setelah suhu ini. :
terlihat pada termometer dan tidak berubah 26,5
lagi, suhu kemudian dicatatat. 26
A
25,5 B
pH
suhu (°C)

25
pH diukur dengan menggunakan pH C
meter. Sebelum digunkan pH terlebih dahulu 24,5
dikalibrasi pada cairan yang telah disediakan 24 D
dengan pH tertentu. Setelah itu, bilas dan pH 23,5
meter dimasukan pada cairan sampel yang E
23
akan diukur. Probe akan membaca dan h0 h1 h3
akhirnya pH akan terukur. Probe dibilas waktu (hari ke-)
kembali probe dan celupkan pada cairan Gambar 1 Grafik suhu terhadap waktu
buffer.
Keterangan : A = Kerikil
DO B = Pasir Malang
DO diukur dengan menggunakan DO C = Batu Bata
meter. Prinsip penggunaan sama seperti pH D = Pasir Silika
meter. Mula mula alat dikalibrasi setelah itu E = Kontrol
dicelup dan diputar-putar pada air sampel. Berdasarkan gambar 1 dapat
Setelah angka pada layar menunjukan diketahui bahwa, suhu pada awal percobaan
gerakan yang stabil. Barulah hasil baik A, B, C, D, maupun E adalah 25oC. Hari
pengukurannya dicatat. ke-2 terlihat menjadi 2 bagian yaitu A,B dan
C berada pada titik konstan yaitu 25 oC dan
TAN D, E menurun menjadi 24o C. Pada hari ke-3,
TAN diukur dengan menggunakan suhu meningkat kembali menjadi 25,5- 26
metode Chlorox-Penate. Mula mula cairan oC.
Nilai The power of Hydrogen diukur Berdasarkan gambar 3, secara
dengan menggunakan pH meter. Hasil keseluruhan DO yang diperoleh berada pada
pengukuran pH terhadap waktu disajikan kisaran 4,3 - 5,4 mg/l. DO tertinggi terjadi
dalam tabel berikut ini : pada hari ke-0 perlakuan E dengan nilai 6,1
8,4 mg/l sedangkan yang paling terendah adalah
8,2 perlakuan E pada hari ke 1 dan 3 dengan
8 A nilai 4,3 mg/l.
TAN diukur dengan menggunakan
7,8 B
metode chlorox-penate meter. Hasil
pH

7,6 C pengukuran TAN terhadap waktu disajikan


7,4 D dalam tabel berikut ini :
7,2
E 10
7
9
h0 h1 h3
8 A
waktu (hari ke-) 7

TAN (mg/L)
6 B
Gambar 2 Grafik pH terhadap waktu
5 C
Keterangan : A = Kerikil 4
D
B = Pasir Malang 3
C = Batu Bata 2 E
D = Pasir Silika 1
E = Kontrol 0
Berdasarkan pada gambar 2 dapat h0 h1 h3
diperoleh bahwa pada hari ke-0 pH berada waktu (hari ke-)
pada kisaran 7,78-8,24. Pada hari ke-2 pH
berada pada kisaran 7,48-8,24. Sedangkan Gambar 4 Grafik TAN terhadap waktu
pada hari ke-3 pH berada pada kisaran 7,91,
8,04. Dari semua kisaran yang paling rendah Keterangan : A = Kerikil
yaitu jenis B dengan nilai suhu 7,48 B = Pasir Malang
sedangkan yang lebih tinggi adalah D C = Batu Bata
dengan nilai 8,7. D = Pasir Silika
DO diukur dengan menggunakan DO E = Kontrol
meter. Hasil pengukuran DO terhadap waktu Berdasarkan gambar 4 diketahui
disajikan dalam tabel berikut ini : bahwa nilai TAN berada pada kisaran 0,131
- 2,289 mg/l. Nilai terendah dicapai pada hari
7
ke-1 perlakuan C dengan nilai 0,131 mg/l .
6 A Sedangkan nilai tertinggi dicapai pada hari
5 ke-3 perlakuan D dengan nilai 2,289 mg/l.
DO (mg/L)

B
4 C Hasil pengukuran Nitrit terhadap
3
D waktu disajikan dalam tabel berikut ini :
2 0,7
E
1 A
0,6
0 B
Nitrit (mg/L)

0,5
h0 h1 h3
0,4 C
waktu (hari ke-)
0,3
Gambar 3 Grafik DO persatuan waktu D
0,2
E
Keterangan : A = Kerikil 0,1
B = Pasir Malang 0
C = Batu Bata h0 h1 h3
D = Pasir Silika waktu (hari ke-)
E = Kontrol
Gambar 5 Grafik Nitrit terhadap waktu
Keterangan : A = Kerikil pH rendah (keasaman tinggi) akan
B = Pasir Malang menyebabkan penurunan oksigen terlarut,
C = Batu Bata konsumsi oksigen menurun, peningkatan
D = Pasir Silika aktivitas pernapasan, dan penurunan selera
E = Kontrol makan. Fotosintesis (siang hari)
Berdasarkan gambar 5, nilai nitrit menggunakan CO2 dan respirasi (siang –
berada pada kisaran 0,002 – 0,605 mg/l. malam) menghasilkan CO2 dan apabila CO2
Nilai tertinggi dicapai pada hari ke-1 terlarut tinggi pada malam hari maka pH
perlakuan A dengan nilai 0,605 mg/l. cenderung rendah. Sehingga semakin
Sedangkan nilai terendah dicapai pada hari rendah pH (keasaman tinggi) maka akan
ke-0 perlakuan C dengan nilai 0,002. menyebabkan penurunan oksigen terlarut
dalam air. Apabila CO2 terlarut tinggi pada
Pembahasan maka pH cenderung rendah dan kandungan
Sistem resirkulasi merupakan suatu oksigen juga rendah. Begitupula sebaliknya
wadah pemeliharaan biota akuatik apabila semakin tinggi pH (keasaman
menggunakan sistem perputaran air, yaitu rendah) maka akan menyebabkan kenaikan
air dialirkan dari wadah pemeliharaan ikan oksigen terlarut dalam air. Apabila CO2
ke wadah filter (treatment) lalu dialirkan ke terlarut rendah maka pH cenderung tinggi
wadah pemeliharaan. Salah satu bentuk dan kandungan oksigen juga tinggi.
sistem resirkulasi sederhana ialah double Menurut Hendersen dan Markland (1987)
bottom filter. Filter double bottom termasuk dalam Khasanudin (2013), pH dapat
kedalam filter fisik yang berfungsi sebagai mempengaruhi nitrat karena dapat
penyaring kotoran ataupun partikel yang membantu proses nitrifikasi. Nitrifikasi yaitu
terdapat dalam media budidaya. Pada oksidasi ammonia menjadi nitrit dan nitrat
sistem double bottom filter, filter fisik, biologi yang dilakukan oleh bakteri aerob, nitrifikasi
dan kimia dilakukan oleh substrat dengan akan berjalan secara optimum pada saat
bantuan tekanan udara yang masuk dari kondisi pH 8 dan akan menurun pada pH <
aerasi (Spotte, 1970). 7.
Mekanisme kerja double bottom Suhu adalah besaran yang
adalah resirkulasi dan filtrasi air media di menyatakan derajat panas atau dingin suatu
dalam akuarium. Udara yang berasal dari benda. Dalam kehidupan sehari-hari
aerasi akan menyebabkan air di dasar masyarakat mengukur suhu dengan
akuarium terangkat ke atas sehingga air menggunakan indera peraba. Namun,
tersebut akan keluar dari bagian atas dengan adanya perkembangan teknologi
paralon penyalur air. Air yang keluar dari maka diciptakanlah termometer untuk
paralon penyalur akan masuk kembali ke mengukur suhu dengan valid. Berbagai jenis
dalam akuarium. Dengan terangkatnya air termometer dibuat berdasarkan beberapa
dasar, air yang berada di akuarium bagian sifat termometrik zat seperti pemuaian zat
atas akan turun kebagian dasar ruang padat, pemuaian zat cair, pemuaian gas,
akuarium. Air yang mengalir ke bagian tekanan zat cair, tekanan udara, regangan
bawah akuarium, air akan tersaring oleh zat padat, hambatan zat terhadap arus listrik,
substrat yang berfungsi sebagai penyaring dan intensitas cahaya (radiasi benda)
double bottom. Mekanisme filtrasi dan (Setiabudidaya, 2008).
resirkulasi yang diterapkan pada sistem Suhu merupakan faktor pembatas
double bottom menguntungkan dari segi dalam kegiatan budidaya. Meningkat atau
efisiensi penggunaan air. Penggunaan air menurunnya suhu akan mempengaruhi
pada akuarium yang dilengkapi sistem kelangsungan hidup hewan budidaya yang
double bottom akan lebih efisien karena air secara langsung juga akan mempengaruhi
dapat dipertahankan dalam kondisi yang hasil produksi. Meningkatnya suhu akan
cukup optimal selama komponen penyaring menyebabkan proses metabolisme ikan
yang digunakan masih dapat bekerja secara menjadi naik, sehingga akan menyebabkan
optimal (Lawson, 1995). banyaknya feses ikan yang terdapat dalam
wadah budidaya. Banyaknya feses ikan ini
akan membuat nilai nitrit bertambah karena melepaskan ion hidrogen lebih sedikit, yang
penambahan nilai nitrit berbanding lurus kemudian menurunkan pH air (Effendi 2003.)
dengan banyaknya feses ikan. Tingkat racun dari Nitrit sangat
Konsentrasi nitrit berpengaruh pada bergantung pada kondisi internal dan
proses fisiologis maupun biokimia ikan eksternal ikan seperti, spesies, umur ikan,
budidaya namun tolerasi masing-masing dan kualitas air. Ion nitrit masuk ke dalam
ikan terhadap kandungan nitrit berbeda- ikan dengan bantuan sel Klorida insang. Di
beda. Ikan Green Sunfish Lepomis cyanellus dalam darah nitrit akan bersatu dengan
lebih resisten dari pada Channel Catfish haemoglobin, yang berakibat pada
Ictalurus punctatus. Nitrit di air peningkatan methaemoglobin. Ini akan
mempengaruhi persentasi hemoglobin dalam mengurangi kemampuan transportasi
bentuk methemoglobin dan konsentrasi nitrit oksigen dalam darah. Peningkatan
pada plasma. Hasil studi menunjukkan methaemoglobin akan terlihat pada
konsentrasi nitrit pada plasma merupakan perubahan warna ingsang menjadi coklat
faktor utama tingkat toksisitas nitrit pada begitu juga warna darah. Jika jumlah
ikan. Sedangkan konsentrasi nitrit pada methaemoglobin tidak lebih dari 50% dari
plasma bergantung pada kemampuan sistem total hemoglobin, ikan akan tetap hidup, tapi
transport aktif di insang masing-masing bila melebihi hingga 70-80% gerakannya
spesies yang biasanya transport ion klorin akan melamban. Bila terus meningkat maka
(Tomasso, 1986). ikan akan kehilangan kemampuan untuk
Peningkatan atau penurunan suhu juga bergerak dan tidak akan merespon terhadap
mempengaruhi nilai TAN dalam suatu stimulan. Akan tetapi kondisi tersebut akan
perairan. Sumber ammonia di suatu perairan bisa kembali normal karena eritrosit di dalam
adalah hasil pemecahan nitrogen organik darah terdapat enzim reduktase yang
(protein dan urea) dan nitrogen anorganik mampu mengkonversi methaemoglobin
yang terdapat dalam tanah dan air berasal menjadi haemoglobin. Proses konversi akan
dari dekomposisi bahan organik (tumbuhan berlangsung hingga menghabiskan waktu
dan biota akuatik yang telah mati) yang 24-48 jam. Ini terjadi bila kemudian ikan
dilakukan oleh mikroba dan jamur. Sehingga ditempatkan pada air yang terbebas dari
jika suhu turun protein dari sisa pakan yang nitrit.
tidak termakan oleh ikan akan menyebabkan Tingkat pengambilan nitrit di dalam air
nilai TAN meningkat karena adanya oleh sistem metabolisme ikan melalui insang
pemecahan nitrogen organik, begitu juga jika sangat bergantung pada rasio nitrit-klor di
suhu meningkat maka feses dari hewan dalam air. Bila konsentrasi kloridanya lebih
budidaya juga akan membuat nilai TAN rendah 6 kali dari konsentrasi nitrit, maka
menjadi naik. nitrit akan mampu melewati membran
Pada saattinggi kadar DO di periran insang, bila kurang maka terjadi sebaliknya.
rendah sehingga proses pernafasan yang Semakin tingginya tingkat nitrit akan semakin
dilakukan oleh ikan berlangsung sangat sedikit kandungan oksigen diperairan.
cepat yang dibuktikan dengan meningkatnya Ammonia berasal dari kandungan
intensitas gerakan operculum membuka dan nitrogen yang bersumber dari limbah rumah
menutup. Hal ini di akibatkan kadar O2 tangga ataupun industri. Di lain pihak bisa
dalam air menjadi semakin berkurang berasal dari sisa pakan dan sisa feses (sisa
sehingga memacu kerja operculum dan metabolisme protein oleh ikan) yang
mempercepat metabolisme tubuh(Hermawati dihasilkan ikan itu sendiri dan bahan organik
et al 2009). lainnya. Ammonia di dalam air ada dalam
Alasan suhu mempengaruhi air pH bentuk molekul (non disosiasi/unionisasi)
adalah bahwa molekul air memiliki sedikit ada dalam bentuk NH3 dan ada dalam
kecenderungan untuk memecah konstituen, bentuk ion ammonia (disosiasi) dalam
hidrogen dan oksigen, saat suhu meningkat. bentuk NH4+. Kedua bentuk ammonia
Sebagai peningkatan suhu, proporsi yang tersebut sangat bergantung pada kondisi pH
lebih besar molekul air memecah, dan suhu air. Dinding sel tidak dapat
ditembus oleh ion ammonia (NH4+), akan
tetapi ammonia (NH3) akan mudah didifusi semua hasil pengukuran pada berbagai
melewati jaringan jika konsentrasinya tinggi media menunjukan kesesuaian dan kolerasi
dan berpotensi menjadi racun bagi tubuh positif terhadap standar yang telah
ikan. Sehingga kondisi normal ada dalam ditentukan. Derajat keasaman berperan
kondisi asam seimbang pada hubungan air penting dan sangat besar terhadap
dengan jaringan. Jika keseimbangan pertumbuhan, sehingga biasanya dijadikan
dirubah, seperti nilai pH di salah satu bagian indikator baik-buruknya keadaan air sebagai
turun akan mengudang terjadinya lingkungan hidup biota air (Pujiastuti et al
penambahan molekul ammonia. Kandungan 2013).
amonia berbanding terbalik dengan oksigen, Oksigen terlarut adalah salah satu
jika amonia semakin meningkat maka parameter penting yang harus diperhatikan
kandungan oksigen didalam perairan dalam budidaya. Oksigen dipengaruhi oleh
semakin sedikit, dan begitu juga sebaliknya. parameter lain seperti suhu, salinitas,
Menurut Tatangindatu et al (2013), turbulensi air dan tekanan atmosfir
suhu perairan yang baik dan menunjang (Pujiastuti et al 2013) Berdasarkan gambar
untuk budidaya sesuai peraturan pemerintah 3, secara keseluruhan DO yang diperoleh
no.82 tahun 2001 yaitu 28oC -32oC. Bila berada pada kisaran 4,3 - 5,4 mg/l. DO
dibandingkan dengan hasil semua tertinggi terjadi pada hari ke-0 perlakuan E
menunjukan nilai suhu yang rendah, dengan nilai 6,1 mg/l sedangkan yang paling
dibawah standar yang ditetapkan. Hal ini terendah adalah perlakuan E pada hari ke 1
menunjukan bahwa dalam segi nilai suhu dan 3 dengan nilai 4,3 mg/l.
masih belum dapat memenuhi kualitas air Berdasarkan standar mutu PP No.81
budidaya yang baik. Suhu ini termasuk tahun 2001, suatu perairan yang baik untuk
dalam kategori dingin. Menurut Hastuti et al budidaya perairan tawar haruslah
(2003), perubahan suhu lingkungan menjadi mengandung DO ≥ 5 (Tatangindatu et al
dingin akan menyebabkan ikan merasa 2013). Bila dibandingkan dengan hasil akhir
stres. Hal ini kemudian berlanjut hingga pada hari ke-0 semua jenis perlakuan
induksi tingginya tingkat glukosa darah. Bila menurunkan pH hingga mendekati 4 baik
hal ini terjadi, maka akan menganggu substrat kerikil, pasir malang, batu bata,
pertumbuhan bahkan mematikan. Glukosa pasir silika dan kontrol. Hal ini tentu saja
darah adalah sumber pasokan bahan bakar dapat membahayakan organisme akuatik
utama dan substrat yang esensial bagi yang hidup di perairan. Dampak yang akan
metabolisme sel ikan terutama sel otak. dirasakan oleh ikan adalah terjadi
Menurut Pujiastuti et al (2013), ketidakseimbangan oksigen. Hal ini
Derajat keasaman atau pH adalah sebuah kemudian akan memberikan pengaruh stress
aktivitas yang dilakukan oleh ion hidrogen pada otak ikan akibat tidak berlangsungnya
dalam sebuah perairan. Suasana asam atau suplai oksigen ke otak. Ikan selanjutnya
basa itu adalah hasil dari pengukuran derajat akan kekurangan oksigen (anoxia), dimana
keasaman. Nilai kurang dari 7 dikatakan jaringan tubuh ikan tidak dapat mengikat
sebagai asam, sedangkan nilai yang lebih oksigen yang terlarut dalam darah
dari 7 dikatakan sebagai basa. Berdasarkan (Tatangindatu et al 2013).
pada gambar 2 dapat diperoleh bahwa pada TAN merupakan amonia yang
hari ke-0 pH berada pada kisaran 7,78-8,24. terukur di perairan. Di perairan terdapat
Pada hari ke-2 pH berada pada kisaran 7,48- amonia yang terionisasi dan amonia yang
8,24. Sedangkan pada hari ke-3 pH berada tidak terionisasi. Menurut Boyd (1982),
pada kisaran 7,91, 8,04. Dari semua kisaran amonia bebas bersifat toksik sedangkan
yang paling rendah yaitu jenis B dengan nilai NH4 terionisasi tidak bersifat toksik. Sumber
suhu 7,48 sedangkan yang lebih tinggi amonia di suatu perairan adalah hasil
adalah D dengan nilai 8,7. pemecahan nitrogen organik (protein dan
Berdasarkan pada PP no. 81 tahun urea) dan nitrogen anorganik yang terdapat
2001, pH yang baik untuk budidaya berkisar dalam tanah dan air berasal dari
antara 6,8 hingga 8,5 (Tatangindatu et al dekomposisi bahan organik (tumbuhan dan
2013). Bila dibandingkan dengan hasil biota akuatik yang telah mati) yang dilakukan
oleh mikroba dan jamur. Hasil pengukuran Darah Ikan Gurami (Osphronemus
TAN perlakuan batu kerikil menunjukan gouramy, LAC) terhadap Stress
kandungan TAN berkisar antara 1,283 – Perubahan Suhu Lingkungan. Jurnal
1,263 mg/L. Menurut Tiews (1981) dalam Akuakultur Indonesia. 2(2):73-77
Pillay (1993) toleransi maksimum ikan Hendrawati, Tri HP, Nuni NR. 2010. Analisa
terhadap konsentrasi amonia adalah 0.1 Kadar Phosfat dan N-Nitrogen
mg/l. Berdasarkan hasil yang didapat, (Amonia, Nitrat, Nitrit) pada Tambak
menunjukkan hanya pada perlakuan batu Air Payau akibat Rembesan Lumpur
bata yang memenuhi syarat jumlah Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur.
maksimum toleransi ikan terhadap TAN. Artikel Ilmiah. Program Studi Kimia
Senyawa nitrogen yang sangat FST UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
beracun dan ditemukan dalam jumlah yang Hermawati, A, Rahayu K, Setyawati S, Shofy
sangat sedikit disebut Nitrit (Pujiastuti et al M . 2009.Pengaruh Konsentrasi
2013). Berdasarkan gambar 5, nilai nitrit Kadmium Terhadap Perubahanwarna
berada pada kisaran 0,002 – 0,605 mg/l. Dan Persentase Jenis Kelamin
Nilai tertinggi dicapai pada hari ke-1 Jantan Anakan Daphnia magn. Jurnal
perlakuan A dengan nilai 0,605 mg/l. Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Vol. 1
Sedangkan nilai terendah dicapai pada hari No. 1.
ke-0 perlakuan C dengan nilai 0,002. Kadar Khasanudin MN. 2013. Hubungan Suhu,
nitrit yang memenuhi standar baku mutu OksigenTerlarut dan pH Perairan
adalah 0,06 mg/L. Bila dibandingkan dengan Terhadap Konsentrasi Nitrat dan
hasil semua perlakuan kecuali D yaitu pasir Fosfat di Muara Sungai Wonorejo,
silika, menunjukan nilai yang melebihi Gunung Anyar Surabaya. [Sripsi].
ambangbatas yang telah ditentukan yaitu Universitas Trunojoyo Madura.
lebih dari 0,06 mg/L. Lawson TB. 1995. Fundamentals of
Menurut hendrawati et al (2010), Aquaculture Engineering. New York:
meningkatnya kadar nitrit berkaitan dengan Chapman and Hall.
bahan organik yang terdapat dalam suatu Pujiastuti P, Bagus I, dan Pranoto. 2013.
zona perairan, seperti penguraian bahan Kualitas dan Beban Pencemaran
organik oleh mikroorganisme yang kemudian Perairan Waduk Gajah Mungkur.
mengambil oksigen dalam jumlah yang Jurnal Ekosains. Vol.V No.1:59-75
banyak. Bila oksigen dalam perairan tidak Setiabudidaya D. 2008. Modul Praktikum
mencukupi maka oksigen akan diambil dari Fisika Dasar I. Laboratorium Dasar
senyawa nitrat yang berubah menjadi nitrit. Bersama. Palembang : Unsri
Dalam hal ini hasil yang menunjukan paling Indralaya.
konstan dan baik adalah pasir silika. Spotte SH. 1970. Fish and Invertebrate.
Water Management in Close System.
KESIMPULAN Willey.New York: Willey Interscience.
Tatangindatu F, Ockstan K & Robert R.
Manajemen kualitas fisik air dengan
2013. Studi Parameter Fisika Kimia
sistem double bottom filter menunjukan hasil
Air pada Areal Budidaya Ikan di
yang terbaik adalah perlakuan batu bata
Danau Tondano Desa Paleloan,
karena mampu mempertahankan kualitas air
Kabupaten Minahasa. Budidaya
yang baik sesuai dengan lingkungan
Perairan. Vol.1 No.2 :8-10
budidaya yang optimum.
Tomasso, 1986. Comparative toxicity of
nitrite to freshwater fishes. Elsavier.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Aquatic Toxicology. Vol 8.
Effendi. 2003. Telaah kualitas air bagi
pengelolaan sumberdaya dan
lingkungan perairan. Yogyakarta:
kanasius.
Hastin S, Supriyono E, Mokoginta L, &
Subandiyono. 2003. Respon Glukosa

Anda mungkin juga menyukai