Anda di halaman 1dari 12

KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA IKAN PATIN

MATA KULIAH LITERASI DIGITAL

Dibuat oleh : Miftahul Salsabila


Dosen Pembimbing : Pak Yudhoharjoyono
Tugas literasi digital

BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
danrahmat-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah tentang
“BudidayaIkan Patin”.Kami sangat berharap laporan ini dapat berguna dalam
rangka menambahwawasan tentang “Kualitas Air Pada Budidaya Ikan Patin”.
Kami juga menyadari bahwa di dalammakalah ini terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna, untuk itukritik dan saran yang
membangun sangat kami perlukan demi perbaikan makalahini di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpasaran yang
membangun.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang
telahmembantu kami dalam menyusun hingga menyelesaikan makalah ini. Akhir
kata, semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapunyang
membacanya dan kami mohon maaf apabila terdapat tutur kata di dalamlaporan
ini yang kurang berkenan di hati pembaca

Pekanbaru,14 Juni

Miftahul salsabila
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang

Usaha budidaya ikan yang baik adalah budidaya ikan yang ramah lingkungan dimana dampak dari
adanya usaha budidaya ikan tidak mencemari lingkungan oleh karena itu usaha budidaya ikan patin
harus didukung oleh lingkungan yang baik hal ini dapat diperoleh lewat manajemen pengelolaan
budidaya ikan yang baik tidak hanya menguntungkan pembudidaya tetapi juga pengelolaan kolam yang
ramah lingkungan karena itu perlunya penelitian mengenai daya dukung lingkungan perairan baik faktor
fisika maupun kimia yang akan mempengaruhi pertumbuhan ikan budidaya.(Febrianty, 2020)

Ikan patin siam (Pangasius hypophthalmus) merupakan salah satu komoditas ikan konsumsi air
tawar yang bernilai ekonomis penting karena memiliki pertumbuhan yang cepat, mudah dibudidayakan
dan dapat dipelihara dengan kandungan oksigen yang rendah.(Savitri et al., 2015)

Ikan patin telah dikenal di Indonesia sejak tahun 1970- an dan kemudian berkembang hingga saat
ini. Selain populer sebagai ikan konsumsi, ikan patin juga terkenal sebagai ikan hias utamanya yang
berukuran kecil, karena warna dan caranya berenang yang membuat konsumen menyukainya. Menurut
Khairuman & Sudenda (2002), di Indonesia sedikitnya terdapat dua jenis ikan patin yang populer dan
banyak dibudidayakan, yaitu patin siam dan patin lokal. Spesies patin siam yang dimaksud adalah
Pangasianodon hypophthalmus, sedangkan patin lokal adalah Pangasius djambal Bleeker.(Meilisza,
2009)

Kualitas suatu perairan memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap survival dan
pertumbuhan makhluk hidup di perairan itu sendiri. Lingkungan yang baik (hiegienis bagi hewan
diperlukan untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya. Perubahan kualitas air tanah dapat terjadi
oleh proses alami yang terjadi pada daerah perairan, tetapi perubahan kualitas air tanah sering terjadi
karena kegiatan manusia.(Minggawati & Saptono, 2012)

Air yang digunakan untuk pemeliharaan adalah air yang bebas dari penyakit, dan pastikan kondisi
kualitas air sesuai dengan kisaran parameter kualitas air untuk kehidupan ikan, sebelum air digunakan
air terlebih dahulu diperiksa beberapa parameter kualitas air, setelah itu masukkan air kedalam kolam
sampai ketinggian 50 cm, dan lakukan pergantian air jika air sudah berubah warna menjadi sangat
keruh. Dan lakukan secara rutin pengecekan kualiatas air.(Ayuzar & -, 2018)

Pengamatan kualitas air meliputi pengukuran pH, suhu, DO, BOD, COD dan NH3 pada masing-masing
teknologi pengelolaan kolam. Pengamatan makrozoobenthos meliputi pengamatan jumlah dan
keberadaannya di perairan serta menghitung indeks keanekaragaman, indeks dominansi dan indeks
keseragaman pada masing-masing teknologi pengelolaan kolam. Pengamatan bakteri dilakukan dengan
mengambil sampel ikan patin pada masing-masing teknologi pengelolaan kolam dan dilakukan uji fisik
serta uji biokimia.(Kualitas et al., 2014)

Pengukuran Suhu: Pada pengukuran suhu, alat yang perlu dilakukan adalah termometer,
pengukuran suhu dilakukan pada air kolam pemeliharaan. Cara kerja untuk pengukuran suhu adalah
sebagai berikut : masukkan termometer kedalam air kolam yang akan diukur suhunya selama 5 menit.
Lalu lihat skala yang terdapat pada termometer dan catat hasil pengamatan.

Pengukuran pH: Cara menguji pH yaitu dengan cara memasukan kertas lakmus kedalam air sampel
dan selanjutnya membandingkan kertas lakmus yang sudah dicelupkan ke air sampel dengan indikator
pH dan mencatat hasilnya.(L. P. Sari, 2020)

1.1. Rumusan masalah


a.Adakah pengaaruh kualitas air untuk budidaya ikan patin ?
b.Berapakah ph yang baik untuk budidaya ikan patin ?
c. Bapakah jenis kolam menentukan laju pertumbuhan ikan patin ?

1.3. Tujuan

a. mengetahui kualitas air yang baik untuk budidaya ikan patin

b.mengetahui ph stabil untuk budidaya ikan patin

c.mengetahui apakah jenis kolam bisa menentukan laju pertumbuhan ikan patin.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Klasifikasi dan Morfologi

Menurut Kordik (2005), sistematika ikan patin diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Pisces

Ordo : Ostariophysi

Famili : Pangasidae

Genus : Pangasius

Spisies : Pangasius pangasius

2.2. Kualitas air ikan patin

Kualitas air adalah salah satu faktor penting dalam budidaya, karena bukan hanya untuk tempat
hidup ikan saja akan tetapi juga untuk semua kehidupan yang ada di dalam perairan tersebut. Banyak
cara yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas air. Untuk menjaga agar kualitas air pada media
pemeliharaan tetap dalam kondisi baik, dapat dengan melakukan pemberian probiotik pada media
pemeliharaan. Probiotik mampu berperan sebagai imunostimulan, meningkatkan rasio konversi pakan,
mempunyai daya hambat pertumbuhan bakteri patogen, menghasilkan antibiotik, serta peningkatan
kualitas air(Kecamatan & Pulau, 2017)

Parameter kualitas air pada pembudidayaan ikan patin yang perlu dipantau meliputi 1) Suhu air
diukur dengan termometer yang dicelupkan ke dalam air selama 3 menit, 2) pH air diukur dengan water
pH tester yang dicelupkan ke dalam kolam selama 2-3 menit, 3) Kekeruhan air diukur dengan secchi disk
yang dicelupkan dengan perlahan ke dalam air(Subyakto, 2021)

Kualitas lingkungan perairan sangat berkaitan erat dengan fenomena alam dan jenis serta
intensitas kegiatan manusia yang ada, baik di lingkungan daratan sekitar perairan maupun di perairan itu
sendiri, baik dari bidang perikanan maupun dari non bidang perikanan (Wiadnyana et al., 2011).
S(Equipment, 2016)ungai komering banyak dimanfaatkan masyarakat untuk budidaya ikan
sala(Equipment, 2016)h satunya budidaya ikan patin(Kecamatan & Pulau, 2017)
perubahan kecepatan aliran air selain dapat mempengaruhi kualitas air juga dapat berpengaruh
terhadap tingkah laku dan sifat fisiologis jenis ikan tertentu. Perubahan kecepatan air yang diterapkan
dalam budidaya sistem sirkulasi mempunyai kelemahan terutama tidak efisien dalam penggunaan air.
Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut antara lain dengan aplikasi sistem resirkulasi.(Kualitas et
al., 2014)

Pengukuran kualitas air Langkah pertama adalah menetapkan konfigurasi pengujian kualitas air
kolam. Kegiatan pengujian kualitas air kolam dilakukan setiap bulan selama pembesaran ikan patin yang
akan dilaksanakan selama empat bulan selama tahun 2016. Metoda pengukuran pH yang dilakukan
adalah sebagai berikut: (1) pengukuran pH air menggunakan kertas lakmus. Kertas pH dicelupkan
kedalam air kolam selama beberapa detik dan dibaca hasilnya dengan mencocokkan warna kertas pH
dengan indikator warna; (2) pengukuran pH dengan menggu-nakan pH-meter.(Yamin, 2009)

pH-meter dicelupkan kedalam air kolam dan dibaca angka yang muncul secara stabil pada layar
pH-meter; (3) pengukuran pH dilakukan pada pagi hari yaitu pukul 07.00 WIB. Bila pH turun dilakukan
perawatan berkala berupa pengapuran kolam de-ngan kapur tohor; dan (4) pengukuran kualitas air
selain pH dilakukan satu bulan sekali bertujuan untuk menge-tahui kisaran nilai kualitas air peme-
liharaan ikan patin di kolam lahan gambut. I - (Manunggal et al., 2018)

Perbedaan tingkat pemberian pakan pada setiap perlakuan berpengaruh terhadap pertumbuhan
tetapi tidak terhadap kelangsungan hidup benih ikan patin jambal. 2. Laju pertumbuhan bobot harian
dan konversi pakan benih ikan patin jambal yang tertinggi pada perlakuan dengan tingkat pemberian
pakan 10% dari bobot total ikan yaitu 4,05%, sedangkan yang terendah pada tingkat pemberian pakan
2,5% yaitu 1,22%(Handayani et al., 2017)

Pertumbuhan adalah bentuk perubahan ikan dalam berat, ukuran maupun volume seiring
berubahnya waktu. Laju pertumbuhan berat spesifik dihitung untuk mengetahui pertumbuhan ikan
setiap hari yang dinyatakan dalam persen(Fujiana et al., 2020)

Untuk kadar kualitas air seperti DO, Amoniak, Kecerahan dan Suhu diperairan tersebut kurang
optimum untuk pertumbuhan ikan, hal tersebut dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dimana kondisi air
yang tingginya tidak optimum didalam tambak, kondisi cuaca yang tidak menentu dan pengelolaan yang
kurang efektif dan juga penimbunan lumpur didalam tambak mengakibatkan pertumbuhan ikan
terganggu.(Willem H. Siegers, 2019)

2.3. Derajat keasaman ( Ph )

Derajat keasaman (pH) adalah suatu konsentrasi ion hidrogen dan menunjukan air tersebut
bersifat asam atau basa. Keasaman (pH) yang suboptimal berakibat buruk pada spesies kultur dan
menyebabkan ikan stres, mudah terserang penyakit, produktivitas dan pertumbuhan rendah. Kisaran pH
air media pemeliharaan ikan patin siam selama penelitian berkisar anatar 5 – 7. Dalam hal ini (Putra,
2013) menjelaskan bahwa, untuk ikan jenis catfish mampu mentolerir dan hidup dalam perairan atau
lingkungan yang bersifat asam hingga pH 5 sekalipun dan bisa bertahan pada perairan basa hingga pH 9.
Nilai pH mempunyai pengaruh besar terhadap kehidupan organisme perairan, sehingga pH perairan
dipakai sebagai salah satu komponen untuk menyatakan baik buruknya sesuatu perairan(Ghofur et al.,
2021)
sebagian besar organisme air sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai pH antara 7-8,5.
Selain itu Susanto dan Amri (2002), juga menyatakan bahwa ikan patin akan tumbuh dan berkembang
dengan baik pada kisaran nilai pH 6-9. Dari kedua pernyataan tersebut, berarti nilai pH perairan Sungai
Ogan di kecamatan Pemulutan Barat mendukung perkembangan dan kelangsungan hidup ikan patin
peliharaan serta organisme air lainnya(Pangasius Djambal ), 2008)

Hasil pengukuran pertumbuhan patin yang relatif cepat laju pertumbuhannya tetapi tidak diikuti
dengan pertambahan bobot bisa disebabkan oleh beberapa faktor interaksi antara genetik dan
lingkungan, karena fenotif dari suatu individu dipengaruhi oleh faktor lingkungan, genetik dan interaksi
keduanya (Tave, 1996). Selanjutnya Noor (2000), menyatakan bahwa potensi genetik yang baik tidak
akan bisa mendapatkan hasil yang optimal jika tidak didukung oleh lingkungan yang sesuai. Salah satu
kebutuhan utama patin jambal agar dapat mencapai pertumbuhan optimal adalah kebutuhan
kandungan oksigen terlarut dalam perairan.(Setijaningsih et al., 2006)

Pengukuran di kolam tanah (pendederan) yang berukuran 20x20 m dengan kedalaman 57cm
nilai pH berkisar antara 7,0-8,0. Sehingga data tersebut masih berada dalam kisaran normal karena
sesuai dengan Badan Standarisasi Nasional (2002) yang mana kisaran pH optimal nya untuk kelas
pembesaran ikan patin yaitu 6,5-8,5 pH. Pada pengukuran parameter suhu didapatkan kisaran nilai 26-
31 0C. maka nilai tersebut sudah cukup optimum menurut Badan Standarisasi Nasional (2002). Pada
parameter oksigen terlarut DO berkisar antara 2,9-3,4 mg/l, tingkat oksigen terlarut di kolam
pendederan kurang dari yang di persyaratkan menurut Badan Standarisasi Nasional (2002) dikarenakan
saat pertama peletakan hapa di kolam pendederan sangat jauh dari aerasi dari air masuk maupun air
keluar(N. Sari et al., n.d.)

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas air diantaranya yaitu dengan
pengapuran, pemupukan, dan menggunakan tanaman air, salah satunya menggunakan tanaman air
Azolla microphylla. Menurut Putri et al., (2017) Azolla microphylla pada permukaan air media dapat
berfungsi sebagai fitoremediasi menyerap sisa pakan dan kotoran ikan sehingga dapat memperbaiki
kualitas air dan sekaligus dapat meningkatkan pertumbuhan biomassa ikan Patin Siam. (Utami &
Hasibuan, 2022)

Pembudidaya melakukan penebaran benih berdasarkan modal dan pengalaman yang dimiliki
tanpa memperhitungkan luas lahan yang dimiliki. Selain itu, pada tahapan pemeliharaan pembudidaya
tidak melakukan pergantian air. Pergantian air mereka lakukan pada saat panen saja. Selain itu
pembudidaya tidak melakukan pergantian air selama masa pemeliharaan sehingga kandungan bahan
organik mengendap di dasar perairan, menyebabkan kualitas air menurun dan membahayakan
keberlangsungan hidup ikan patin. Suatu perairan yang ber-pH rendah dapat mengakibatkan aktivitas
pertumbuhan menurun atau ikan menjadi lemah serta lebih mudah terserang penyakit dan biasanya
diikuti dengan tingginya angka tingkat kematian.(Sushanty et al., 2018)
sebagian besar organisme air sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai pH antara 7-8,5.
Selain itu Susanto dan Amri (2002), juga menyatakan bahwa ikan patin akan tumbuh dan berkembang
dengan baik pada kisaran nilai pH 6-9. Dari kedua pernyataan tersebut, berarti nilai pH perairan Sungai
Ogan di kecamatan Pemulutan Barat mendukung perkembangan dan kelangsungan hidup ikan patin
peliharaan serta organisme air lainnya(Pangasius Djambal ), 2008)
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. KESIMPULAN

Ikan patin merupakan ikan yang semakin di minati di Indonesia dan menjadi salah satu andalan
dalam peningkatan produktifitas budidaya. Hal ini dapat dibuktikan dengan peningkatan produksi ikan
patin tahun 2015 sebesat 339.069 ton dan meningkat menjadi 437.11 ton pada tahun 2016, produksi
patin masih terus meningkat dimana sasaran produksi patin nasional pada tahun 2019 yaitu menjadi
1.149.400 ton (KKP 2016). Peningkatan produksi ikan dapat dicapai melalui proses akuakultur karena
peningkatan produksi melalui penangkapan dapat mengganggu kelestarian sumberdaya
perikanan(Rumimpunu et al., 2017)

Ikan patin atau yang dalam dunia perdagangan dikenal dengan catfish merupakan komoditas
baru dalam dunia perikanan. Ikan ini baru dipasarkan sebagai komoditas hasil budidaya perikanan
selama satu dasawarsa terakhir ini. Sebelumnya masyarakat penggemar seafood jarang mengenalnya
dibandingkan dengan udang, ikan tuna, dan salmon. Namun sekarang ikan patin menjadi komoditas
yang sangat penting dan popular karena pasarnya berkembang dengan pesat. Tercatat pada tahun 1977
produksinya baru mencapai 22.000 ton dan pada tahun 2006 meningkat menjadi 800.000 ton.
(Suryaningrum, 2008)

Kualitas air budidya ikan yang diberi pakan protein rendah tidak berbeda nyata dengan pakan
protein tinggi, kecuali n konsentrasi TAN tertinggi pada pemberian pakan protein tinggi (28%). Respon
fisiologis ikan tercermin dari profil darah yang diberi pakan protein rendah tidak berbeda dengan ikan
yang diberi pakan protein tinggi. Laju pertumbuhan ikan dan konversi pakan semakin baik pada pakan
dengan kandungan protein tinggi. Berdasarkan data penelitian tersebut, kualitas air media budidaya
tidak lebih buruk yang penggunakan pakan protein rendah sekitar 20% dibanding penggunaa pakan
protein tinggi dan tidak berpengaruh terhadap tingkat stres ikan.(Zaidy et al., 2021)

Secara umum ikan patin dapat tumbuh baik di keramba jaring apung di perairan bekas galian
pasir sehingga dapat dijadikan komoditas budidaya di perairan sejenis. Pada pemeliharaan di KJA di Situ
Rawabebek selama tiga bulan, benih ikan patin keturunan dari induk betina patin siam dan jantan patin
jambal mempunyai kecenderungan tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan benih ikan patin siam,
benih ikan patin jambal maupun benih hasil persilangan induk betina patin jambal dengan induk jantan
patin siam.(Jambal, 2006)

3.2. SARAN

Untuk mendapatkan pertumbuhan berat, pertumbuhan panjang dan kelangsungan hidup yang
terbaik diperlukan penambahan probiotik ke dalam pakan dengan dosis 30 – 50 ml/kg .Kualitas air yang
baik mempengaruhi laju pertumbuhan ikan patin dan juga harus lebih memperhatikan ph dan tingkat
kelajuan air pada kolan ikan patin.(Khotimah & Alfinsyah, 2015)
DAFTAR PUSTAKA
Ayuzar, E., & -, Z. (2018). IbIKK BUDIDAYA IKAN PATIN (Pangasius sp) DI KOLAM TERPAL. Dharma
Raflesia : Jurnal Ilmiah Pengembangan Dan Penerapan IPTEKS, 15(2), 81–88.
https://doi.org/10.33369/dr.v15i2.4045

Equipment, P. (2016). 1 储罐结构及设计参数 1 . 1. 53(1), 152–158.


Febrianty, I. (2020). Daya Dukung Kualitas Air Terhadap Usaha Budidaya Ikan Patin Dalam Kolam Di
Kabupaten Banjar Kalimantan Selatan. EnviroScienteae, 16(1), 72.
https://doi.org/10.20527/es.v16i1.9002
Fujiana, F., Setyowati, D. N., & Setyono, B. D. H. (2020). BUDIDAYA IKAN PATIN (Pangasius
hypopthalmus) BERBASIS BIOFLOK DENGAN PENAMBAHAN MOLASE PADA RATIO C : N BERBEDA.
Jurnal Perikanan Unram, 10(2), 148–157. https://doi.org/10.29303/jp.v10i2.203
Ghofur, M., Rizki, N., & Sugihartono, M. (2021). INTEGRASI BUDIDAYA IKAN PATIN (Pangasius
hypophthalmus) DAN TANAMAN AIR PADA PEMELIHARAAN SISTEM AKUAPONIK. Jurnal Akuakultur
Sungai Dan Danau, 6(1), 1. https://doi.org/10.33087/akuakultur.v6i1.86
Handayani, I., Nofyan, E., & Marini, W. (2017). Optimalisasi Tingkat Pemberian Pakan Buatan Terhadap
Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Patin Jambal (Pangasius djambal). Akuakultur Rawa
Indonesia, 2(2) :175-187 (2014), XLII(May), 22–24.
Jambal, P. (2006). Penelitian untuk mengevaluasi keragaan pertumbuhan benih ikan patin siam. 29–30.
Kecamatan, D. I., & Pulau, S. (2017). Sumantriyadi 1 , Elisa Wildayana 2 , dan Mochamad Syaifudin 3 1).
12, 58–61.
Khotimah, K., & Alfinsyah, M. (2015). Laju Pertumbuhan Benih Ikan Patin Siam (Pangasius
hypophthalmus) Yang Diberi Pakan Plus Probiotik. Journal Fiseries, 4(1), 27–32.
Kualitas, T., Dengan, A. I. R., Berbeda, T., Analisis, D. A. N., Patogen, B., Ikan, P., Di, P., Barat, B., Kampar,
K., & Riau, P. (2014). Issn 1978-5283. 18–26.
Manunggal, A., Hidayat, R., Mahmudah, S., Sudinno, D., & Kasmawijaya, A. (2018). Kualitas Air dan
Pertumbuhan Pembesaran Ikan Patin dengan Teknologi Biopori di Lahan Gambut. Jurnal
Penyuluhan Perikanan Dan Kelautan, 12(1), 11–19. https://doi.org/10.33378/jppik.v12i1.97
Meilisza, N. (2009). BUDIDAYA IKAN PATIN DI VIETNAM: Suatu Kajian Untuk Pengembangan Budidaya
Ikan Patin Indonesia. Media Akuakultur, 4(1), 26. https://doi.org/10.15578/ma.4.1.2009.26-31
Minggawati, I., & Saptono. (2012). Parameter Kualitas Air untuk Budidaya Ikan Patin (Pangasius
pangasius) di Karamba Sungai Kahayan, Kota Palangkaraya. Jurnal Ilmu Hewani Tropika, 1(1), 27–
30.
Pangasius djambal ). (2008). 4.
Rumimpunu, A., Andaki, J. A., & Manoppo, V. E. N. (2017). POTENSI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA
IKAN PATIN (Pangasius SP) DI DESA TATELU KABUPATEN MINAHASA UTARA. AKULTURASI (Jurnal
Ilmiah Agrobisnis Perikanan), 5(9). https://doi.org/10.35800/akulturasi.5.9.2017.17006
Sari, L. P. (2020). ANALISIS BUDIDAYA PEMBESARAN IKAN PATIN (Pangasius sp.) DI KECAMATAN TALANG
KELAPA KABUPATEN BANYUASIN. Jurnal Ilmu-Ilmu Perikanan Dan Budidaya Perairan, 15(1), 10.
https://doi.org/10.31851/jipbp.v15i1.4295
Sari, N., Sofarini, D., & Arifin, F. (n.d.). ( Pangasius hypopthalamus Bleeker ) DI UPTD PBAPL KARANG
INTAN ANALYSIS OF WATER QUALITY IN SIAMESE CATFISH ( Pangasius hypopthalamus Bleeker )
REARING PONDS AT UPTD PBAPL KARANG INTAN. 128–137.
Savitri, A., Hasani, Q., & Tarsim, T. (2015). Pertumbuhan ikan patin siam (Pangasianodon hypopthalmus)
yang dipelihara dengan sistem bioflok pada feeding rate yang berbeda. E-Jurnal Rekayasa Dan
Teknologi Budidaya Perairan, 4(1), 453–460.
Setijaningsih, L., Gunadi, B., & Umar, C. (2006). Budidaya Ikan Patin Hibrida Pada Ekosistem
Pemeliharaan Kolam Air Tenang. Prosiding Seminar Nasional Ikan IV, 124–129.
Subyakto, D. (2021). Rancang Bangun Sistem Monitoring Kualitas Air PDAM Surabaya berbasis Internet
Of Things. 8(3), 2–5.
Suryaningrum, T. D. (2008). Ikan Patin: Peluang Ekspor, Penanganan Pascapanen, dan Diversifikasi
Produk Olahan. Squalen Bulletin of Marine and Fisheries Postharvest and Biotechnology, 3(1), 16.
https://doi.org/10.15578/squalen.v3i1.166
Sushanty, D. E., Fauziah, F., & Priadi, D. P. (2018). Strategi Pengembangan Usaha Budidaya Pembesaran
Ikan Patin (Pangasius sp.) di Kecamatan Gandus Kota Palembang. Jurnal FishtecH, 6(2), 126–133.
https://doi.org/10.36706/fishtech.v6i2.5844
Utami, V. P., & Hasibuan, S. (2022). Efek Biomassa Azolla microphylla yang Berbeda Terhadap Parameter
Kimia Air Gambut Pada Media Pemeliharaan Ikan Patin Siam ( Pangasius hypophthalmus ) The
Effect Of Different Azolla microphylla Biomass On Chemical Of Peat Water Parameters On
Maintenance Media Of Siam Catfish ( Pangasius hypophthalmus ). 2015.
Willem H. Siegers, Y. P. dan A. S. (2019). PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN
NILA NIRWANA ( Oreochromis sp . ) PADA TAMBAK PAYAU. 3(11), 95–104.
Yamin. (2009). No 主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康関連指標に関する共分散
構造分析 Title. Orphanet Journal of Rare Diseases, 21(1), 1–9.
Zaidy, A. B., Nurmalia, N., Kasmawijaya, A., & Teknologi, J. (2021). Pengaruh Pemberian Pakan Protein
Rendah Terhadap Kualitas Air , Profil Darah dan Performa Produksi Ikan Patin ( Pangasianodon
hypophthalmus ) Effects of Using Low Protein Feed on Water Quality , Blood Profile and Production
Performance of Striped Catfish ( Pangasiadon hypophthalmus ) Program Studi Penyuluhan
Perikanan Politeknik Ahli Usaha Perikanan , Bogor , Jawa Barat , mencapai masa yang kecil . Salah
satu upaya untuk harga jual yang lebih murah . Pemberian pakan pakan , akibatnya sisa pakan di
kolam organik dan parameter turunannya seperti kolam , dalam jangka panjang mengancam
Pakan ikan merupakan sumber utama limbah budidaya ikan telah diteliti oleh Mente et ikan harus
didekati dengan formulasi diet atau strategi pemberi pakan , diet yang mudah rendah dibanding
pakan dengan protein tinggi . dapat menyebabkan ikan stres , dan respons hormonal merespos
perubahan lingkungan , sedangkan respons sekunder hidup yang rendah ( Weber 2011 ). Royan et
al . kondisi fisiologi , oleh kadar hematokrit , mengetahui pemberian pakan kadar protein rendah
berpengaruh terhadap kualitas air media pemeliharaan , tingkat stres dan Desain Percobaan
Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap ( RAL ) dengan 3 perlakuan yaitu Pakan Uji
Pakan semi komersial dibuat dan dianalisis di Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan
Penyuluhan Perikanan Bogor . Prosedur Percobaan berbeda , pakan diproses di laboratorium
nutrisi Balai Penelitian Perikanan Air Tawar dan Sumberdaya Manusia Bogor . Pakan diberikan
Analisis Kualitas Air Parameter kualitas air yang diukur meliputi TOM , TDS , TSS , Amonia , Nitrit ,
Nitrat , total. 3(2), 38–43.

Anda mungkin juga menyukai